diakibatkan oleh alat ukur. Data rata-rata temperatur kulit dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Data Rata-rata Temperatur Kulit Pekerja T
sk
Pekerj a
Pengukuran T
sk
I II
III IV
1 34.68 35.55 35.48 36.10
2 33.68 34.00 33.63 34.10
3 34.22 35.10 34.48 34.62
4 34.3
34.45 34.8 34.98
5 32.93 33.77 32.48 33.24
6 34.35 34.43 34.58 34.74
7 33.93 34.55 34.63 35.10
8 34.37 34.55 35.27 35.49
9 34.33 35.32 34.14 34.87
10 34.12 34.88 34.87 35.40
11 34.08 34.63 35.17 35.45
12 34.15 34.92 35.35 35.92
13 34.13 34.77 34.78
35.6 14
34.33 34.4 34.38 34.75
15 34.08 34.62 34.25 34.70
16 34.20 34.43 34.4
34.57 17
34.33 34.51 34.78 35.00 18
34.35 34.72 34.78 34.88 19
33.55 34.38 34.15 34.40 20
33.77 33.82 33.67 33.95
5.2.3. Menghitung Nilai Perpindahan Panas ke Permukaan Kulit
Setelah memperoleh data temperatur permukaan kulit setiap pekerja, data- data tersebut selanjutya diolah dengan menghitung nilai perpindahan panas ke
permukaan kulit. Rumus untuk mengetahui kalor yang merambat ke kulit adalah: Q=
�.�.∆�.� �
Dimana: k =koefisien konduksi besi 79 Js.m.C
A=luas penampang 0,38 m
2
Universitas Sumatera Utara
∆�
= interval suhu C L = Panjang Besi 165 cm =1,65 m
Berikut adalah contoh perhitungan perpindahan panas ke kulit. Q =
79 � 0,38 � 35,55−34,68� 4
1,65
=
63,31 Joule Rekapitulasi hasil perhitungan perpindahan panas dapat dilihat pada Tabel 5.6
Tabel 5.6 Nilai Perpindahan Panas ke Permukaan Kulit Operator
Perpindahan Panas Nilai Kalor
Q1 Joule Nilai Kalor
Q2 Joule
1 63.31
45.12 2
23.29 34.20
3 64.04
10.19 4
10.92 13.10
5 61.13
55.31 6
5.82 11.64
7 45.12
34.20 8
13.10 16.01
9 72.05
53.13 10
55.31 38.57
11 40.03
20.38 12
56.04 41.48
13 46.58
59.68 14
5.09 26.93
15 39.30
32.75 16
16.74 12.37
17 13.10
16.01 18
26.93 7.28
19 60.40
18.19 20
3.64 20.38
Hasil perhitungan nilai kalor menunjukkan bahwa perpindahan kalor secara konduksi memiliki nilai yang besar. Hal ini diketahui karena besi
merupakan penghantar panas yang baik dengan koefisien konduksi 79 Js.m.C. Dari hasil perhitungan nilai kalor menandakan bahwa adanya panas yang mengalir
Universitas Sumatera Utara
dari alat yang digunakan terhadap tubuh pekerja, sehingga menyebabkan suhu tubuh menjadi meningkat.
5.2.3. Data Temperatur Basah
o
C
Data Temperatur Basah pada 5 titik yang telah ditentukan sebelumnya dan pada setiap titiknya, dilakukan pengukuran pada 3 titik gradien ketinggian
yang berbeda-beda. Data rata-rata temperatur basah selama 3 hari di Smelter Reduction Operation dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7 Data Rata-rata Temperatur Basah
o
C Waktu
Titik Temperatur Basah
o
C Ketinggian m
Rata-rata per titik pengukuran
0.1 1.1
1.7
08.01-09.00
1
28,7 28,9
29,0
30,1 09.01-10.00
29,5 29,9
30,3 10.01-11.00
30,7 31,0
31,1 11.01-12.00
30,4 30,6
30,3 13.01-14.00
31,9 30,7
31,6 14.01-15.00
29,9 29,1
29,4 15.01-16.00
30,5 29,6
29,3
Rata-rata 30,2
30,0 30,1
08.01-09.00
2
30,5 29,9
29,9
30,6 09.01-10.00
30,5 29,9
29,4 10.01-11.00
31,8 31,6
30,8 11.01-12.00
31,3 31,5
31,3 13.01-14.00
32,1 31,7
31,3 14.01-15.00
30,8 30,0
29,2 15.01-16.00
30,0 30,1
29,6
Rata-rata 30,4
30,3 30,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.7 Data Rata-rata Temperatur Basah