Wet Bulb Globe Temperatur WBGT Standard Nordic Questionnaire SNQ Antropometri

3.12. Wet Bulb Globe Temperatur WBGT

Metode WBGT merupakan metode yang awalnya dikembangkan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat US Navy untuk mengidentifikasi korban panas selama pelatihan Yaglou Minard, 1957. Metode ini diadopesi oleh dua standar internasional yaitu NIOSH 1972 dan ISO 7243 1982, dan masih direkomendasikan sampai sekarang. Perhitungan nilai WBGT dilakukan dengan persamaan dibawah ini: WBGT untuk di luar ruangan dengan panas radiasi matahari outdor : WBGT : 0,7Temperatur basah+0,2Temperatur globe+0,1Temperatur kering WBGT untuk didalam tanpa radiasi matahari indoor: WBGT : 0,7 Temperatur basah + 0,3 Temperatur globe

3.13. Standard Nordic Questionnaire SNQ

Standard Nordic Questionnaire SNQ merupakan salah satu alat ukur yang biasa digunakan untuk mengenali sumber penyebab keluhan kelelahan otot. Melalui Standard Nordic Questionnaire dapat diketahui bagian-bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari rasa tidak sakit sampai sangat sakit. Dengan melihat dan menganalisis peta tubuh, maka diestimasi jenis dan tingkat keluhan otot skeletal yang dirasakan oleh pekerja. Dimensi-dimensi tubuh tersebut dapat dibuat dalam format Standard Universitas Sumatera Utara Nordic Questionnaire. Standard Nordic Questionanire dibuat atau disebarkan untuk mengetahui keluhan-keluhan yang dirasakan pekerja akibat pekerjaanya. Standard Nordic Questionnaire bersifat subjektif, karena rasa sakit yang dirasakan tergantung pada kondisi fisik masing-masing individu. Keluhan rasa sakit pada bagian tubuh akibat aktivitas kerja tidaklah sama antara satu orang dengan orang lain. Peta tubuh dan keluhan dimensi tubuh dapat di lihat pada Gambar 3.3. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.3. Peta Tubuh Standard Nordic Questionnaire SNQ Universitas Sumatera Utara

3.14. Antropometri

7 Data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang Istilah antropometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran tinggi, lebar, dan sebagainya berat dan yang lain-lain yang berbeda satu dengan yang lainnya. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan- pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia. Pengukuran antropometri bertujuan untuk mengetahui bentuk dimensi tubuh manusia, agar peralatan yang dirancang lebih sesuai dan dapat memberikan rasa nyaman serta menyenangkan saat digunakan. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal: 1. Perancangan areal kerja work station, interior mobil, dan lain-lain 2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas tools dan sebagainya. 3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursimeja komputer, dan lain-lain. 4. Perancangan lingkungan kerja fisik. 7 Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. h. 60-69 Universitas Sumatera Utara akan mengoperasikan atau menggunakan produk tersebut. Perancang produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang menggunakan produk hasil rancangan tersebut. Kemampuan penyesuaian adjustability suatu produk merupakan satu prasyarat yang amat penting dalam proses perancangannya. Prinsip-prinsip penggunaan data antropometri bisa disesuaikan dengan ukuran tubuh manusia yang mengoperasikannya, maka terdapat tiga prinsip dalam penggunaan data antropometri, yaitu: 1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim Rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi dua sasaran produk yaitu: a. Bisa sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klarifikasi ekstrim dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan rata- ratanya. b. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain mayoritas dari populasi yang ada. Agar bisa memenuhi sasaran pokok tersebut maka ukuran yang diaplikasikan ditetapkan dengan cara: a. Ukuran dimensi minimum yang harus ditetapakan dari suatu rancangan produk umumnya didasarkan pada nilai persentil yang terbesar seperti 90th, 95th, atau 99th persentil. Contoh konkrit pada kasus ini bisa dilihat pada penetapan ukuran minimal dari lebar dan tinggi dari pintu darurat. b. Ukuran dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan nilai persentil yang paling rendah 1th, 5th, 10th persentil dari distribusi data Universitas Sumatera Utara antropometri yang ada. Secara umum aplikasi data antropometri untuk perancangan produk ataupun fasilitas kerja akan menetapkan nilai 5 th persentil untuk dimensi maksimum dan 95 th untuk dimensi minimumnya. 2. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang ukuran tertentu. Di sini rancangan bisa dirubah- rubah ukurannya sehingga cukup fleksibel dioperasikan oleh stiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Contoh yang paling umum dijumpai adalah perancangan kursi mobil yang mana dalam hal ini letaknya bisa digeser maju mundur dan sudut sandarannya pun bisa berubah- rubah sesuai dengan yang diinginkan. Dalam kaitannya untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel, semacam ini maka data antropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang nilai 5 th sampai denga 95 th persentil. 3. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata- rata Rancangan produk didasarkan terhadap rata- rata ukuran manusia. Problem pokok yang dihadapi dalam hal ini juga sedikit sekali mereka yang berbeda dalam ukuran rata-rata. Di dalam produk yang dirancang dan dibuat untuk mereka yang berukuran sekitar rata-rata, sedangkan bagi mereka yang memiliki ukuran ekstrim akan dibuatkan rancangan tersendiri. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN