Tujuan kesehatan kerja menurut Lalu 2005 adalah: 1.
Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi- tingginya baik fisik, mental, maupun sosial.
2. Mencegah dan melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja. 3.
Menyesuaikan tenaga kerja dengan pekerjaan atau pekerjaan dengan tenaga kerja.
4. Meningkatkan produktivitas kerja.
2.1.3 Tujuan K3
Tujuan Pemerintah membuat aturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 dapat dilihat pada Pasal 3 Ayat 1 UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja,
yaitu: 1.
Suhu dan lembab mencegah dan mengurangi kecelakaan; 2.
Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran; 3.
Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan; 4.
Memberi kesempatan atau jalan menyelematkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya
5. Memberikan pertolongan pada kecelakaan
6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluaskan suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran
Universitas Sumatera Utara
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik
maupun psikhis, peracunan, infeksi dan penularan; 9.
Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai; 10.
Menyelenggarakan udara yang baik 11.
Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup; 12.
Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban; 13.
Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau
batang 15.
Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan; 16.
Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan barang
17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
berbahaya 19. Angka kecelakaan turun
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
pada dasarnya
mencari dan
mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu mengungkapkan sebab-akibat suatu
kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat dilakukan atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan dari penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah Direktorat Pengawasan Norma K3, 2006:
1. Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
manusia 2.
Meningkatkan komitmen pimpinan perusahaan dalam melindungi tenaga kerja 3.
Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk menghadapi kompetisi perdagangan global
4. Proteksi terhadap industri dalam negeri
5. Perlunya upaya pencegahan terhadap masalah sosial dan ekonomi yang terkait
dengan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Rivai 2006 menyatakan tujuan keselamatan kerja antara lain:
1. Manfaat lingkungan kerja yang aman dan sehat
Jika perusahaan dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan-kecelakaan kerja, penyakit, dan hal yang berkaitan dengan stres, serta mampu meningkatkan
kualitas kehidupan kerja para pekerjanya, perusahaan akan semakin efektif. Peningkatan
–peningkatan terhadap hal ini akan menghasilkan : a.
Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang b.
Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen c.
Menurunnya biaya – biaya kesehatan dan asuransi d.
Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim
Universitas Sumatera Utara
e. Fleksibilitas dan adaptibilitas yang lebih besar sebagai akibat dari
meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikian f.
Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan. Perusahaan kemudian bisa meningkatkan keuntungannya secara
substansial. 2.
Kerugian lingkungan kerja yang tidak aman dan tidak sehat Jumlah biaya yang besar sering muncul karena ada kerugian
– kerugian akibat kematian dan kecelakaan di tempat kerja dan kerugian menderita penyakit-
penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan. Selain itu ada juga yang berkaitan dengan kondisi
–kondisi psikologis. Perasaan pekerja yang menganggap dirinya tidak berarti dan rendahnya keterlibatannya dalam pekerjaan, barangkali lebih
sulit dihitung secara kuantitatif, seperti gejala –gejala stress dan kehidupan kerja
yang bermutu rendah.
2.1.4 Manfaat K3