Berdasarkan urutan SLF, maka kuantitas Y1 merupakan indikator yang dominan dalam variabel produktivitas kerja di PT. X yaitu terdiri dari pencapaian
kerja, semangat kerja yang tinggi, dan pemanen memaksimalkan hasil kerja mereka.
4.4.6 Struktural Model
Model struktural menggambarkan hubungan-hubungan yang ada di antara variabel laten Wijanto 2008. Pada analisis ini menggunakan metode SEM
Structural Equation Model dengan memeriksa hubungan di antara variabel-variabel sebagai sebuah unit. Dengan pendekatan persamaan struktural, penelitian ini ingin
menemukan pola interaksi yang terjadi antara produktivitas kerja dengan melalui faktor-faktor dalam keselamatan yaitu peraturan keselamatan, dukungan dan
komunikasi, alat pelindung diri, dan pelatihan. Selain itu dilihat pula indikator dari kesehatan kerja itu sendiri yakni kondisi fisik, pemeriksaan kesehatan dan sarana
pelayanan kesehatan. Berikut adalah uji kecocokan model dimana telah memenuhi syarat
Tabel 4.13. Uji Kecocokkan Model secara Keseluruhan
Ukuran Uji Kecocokkan Model secara Keseluruhan
Nilai Patokan untuk Kecocokkan Model
Kecocokkan Model terhadap Data
Probabilitas dari = 0,21
Ya RMSEA = 0,056
Ya NFI = 0,96
Ya NNFI = 0,99
Ya CFI = 0,99
Ya IFI = 0,99
Ya RFI = 0,95
Ya RMR = 0,056
Ya SRMR = 0,056
Ya GFI = 1,00
Ya AGFI = 0,99
Ya
Universitas Sumatera Utara
Dalam menilai model dengan SEM dimulai dengan melihat R-Square untuk setiap variabel laten dependen. Perubahan nilai R-Square dapat digunakan untuk
menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen apakah mempunyai pengaruh yang substantif. Variabel laten endogen dalam model
structural yang memiliki hasil R
2
sebesar 0,67 mengindikasikan bahwa model “baik”, R
2
sebesar 0,33 mengindikasikan bahwa model “moderat”, R
2
sebesar 0,19 mengindikasikan bahwa model “lemah” Ghozali, 2009.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi dari variabel keselamatan ke variabel produktivitas sebesar 0,66. Varibel keselamatan mampu menjelaskan
mempengaruhi variabel produktivitas sebesar 0,66
2
= 0,4356 =43,56. Korelasi dari variabel kesehatan ke variabel produktivitas sebesar 0,70. Variabel keselamatan
mampu menjelaskan atau mempengaruhi variabel produktivitas sebesar 0,70
2
= 0,49 = 49. Hasil output dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.7 Output Korelasi Model SEM
Persamaan struktural secara keseluruhan adalah sebagai berikut: Produktivitas = 0,31 Keselamatan + 0,46Kesehatan
Universitas Sumatera Utara
Hasil menunjukkan diketahui koefisien jalur dari variabel keselamatan ke variabel produktivitas sebesar 0,31. Nilai koefisien jalur yang positif menunjukkan
bahwa variabel kesehatan berpengaruh positif terhadap produktivitas. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat kesehatan, maka produktivitas akan cenderung meningkat
dengan nilai t 2,01 t
tabel
= 2, artinya bahwa pengaruh yang terjadi antara variabel keselamatan dan variabel produktivitas signifikan secara statistik pada tingkat
signifikansi 5. Koefisien jalur dari variabel kesehatan ke variabel produktivitas sebesar 0,46.
Nilai koefisien jalur yang positif menunjukkan bahwa variabel kesehatan berpengaruh positif terhadap produktivitas. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat
kesehatan, maka produktivitas akan cenderung meningkat dengan nilai t 3,09 t
tabel
= 2, artinya bahwa pengaruh yang terjadi antara variabel keselamatan dan variabel produktivitas signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5.
Diketahui nilai koefisien determinasi berdasarkan output LISREL
Gambar 4.8 adalah 0,52. Nilai tersebut dapat diinterpretasi 52 dari variabel laten produktivitas dapat dijelaskan oleh persamaan struktural tersebut. Dengan kata lain,
variable keselamatan dan kesehatan mampu menjelaskan naik-turunnya variabel produktivitas sebesar 52, sisanya 48 dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini seperti skill pekerja, lingkungan kerja, dan lain sebagainya. Hasil R
2
dalam model menunjukkan bahwa model yang dihasilkan dalam katagori moderat
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.8 Output Hasil Persamaan SEM
Dengan persamaan garis regresi yang diperoleh, maka model tersebut dapat diintepretasikan, sebagai berikut:
1. Hasil uji regresi variabel keselamatan terhadap produktivitas diperoleh nilai
koefisien 0,31 berarti bahwa apabila nilai keselamatan X
1
mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara hal-hal lainnya bersifat tetap, maka produktivitas
pemanen meningkat sebesar 0,31. 2.
Hasil uji regresi variabel kesehatan terhadap produktivitas diperoleh nilai koefisien 0,46 berarti bahwa apabila nilai kesehatan X
2
mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara hal-hal lainnya bersifat tetap, maka produktivitas
pemanen meningkat sebesar 0,46. Bahwa analisis produktivitas pemanen paling besar pengaruhnya adalah
kesehatan, hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi yaitu = 0,46.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh Keselamatan Kerja terhadap Produktivitas Kerja