Pembelajaran Kooperatif Tinjauan Pustaka

30 pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes. Hasil dari tes dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. Untuk menentukan keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran diperlukan alat ukut. Alat ukur yang di sekolah biasanya menggunakan tes tulis, tes lesan, dan tes perbuatan. Tes tulis yang biasanya digunakan berupa tes obyektif atau tes pilihan ganda. Pada penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar matematika adalah nilai yang diperoleh dari hasil tes prestasi belajar setelah mengikuti proses pembelajaran, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol pada pokok bahasan persamaan kuadrat.

3. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin dalam Isjoni, 2007:15 mengemukakan, “ In cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material initially presented by the teacher ”. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4 – 6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Sedangkan menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni, 2008 mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Menurut Effandi 2006:36 mengemukakan, “ Cooperative learning is grounded in the belief that learning is most effective when students are actively involved in sharing ideas and work cooperatively to complete academic tasks ”. 31 Menurut Richards dalam Merrilyn Goos, 2004:259 mengungkapkan, “ the practices and beliefs developed within reform classrooms frame learning as participation in a community of practice characterized by inquiry mathematics ¾ where students learn to speak and act mathematically by participating in mathematical discussion and solving new or unfamiliar problems” . Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang didasari pada kepercayaan bahwa pembelajaran sangat efektif pada saat siswa terlibat aktif dalam mengungkapkan pendapat dan kerjasama dalam kelompok untuk melengkapi tugas akademik serta menyelesaikan permasalahan baru yang dihadapi.. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi belajar dimana siswa belajar pada kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 siswa, dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami bahan pelajaran. Belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai materi pelajaran. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada meningkatnya aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Ini dikarenakan dalam pembelajaran kooperatif, siswa dapat berinteraksi dan mengungkapkan strategi pemecahan masalah yang dihadapi. 32 Cari dalam Aisyah; 1999:15 mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut: 1 Setiap anggota mempunyai peran. 2 Terjadi interaksi langsung diantara siswa. 3 Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan teman-teman dalam kelompoknya. 4 Peranan guru adalah membantu siswa mengembangkan keterampilan- keterampilan interpersonal kelompok. 5 Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. Ibrahim 2000:6 mengungkapkan unsur-unsur dari pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 1 Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”. 2 Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri. 3 Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama. 4 Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompok. 5 Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiahpenghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok. 6 Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. 33 7 Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif keberhasilan seorang siswa dipengaruhi oleh siswa yang lain dan akan diraih jika terdapat kerjasama yang baik dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif dapat membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berdimensi sosial atau hubungan antar manusia. Pembelajaran kooperatif sangat efektif untuk memperbaiki hubungan antar suku dan etnik dalam kelas yang bersifat multikultural, dan hubungan antara siswa biasa dengan penyandang cacat. Hal ini sesuai dengan Ibrahim 2000:8 bahwa: Slavin dan para ahli lainnya percaya bahwa memusatkan perhatian pada kelompok pembelajaran kooperatif dapat mengubah norma budaya anak muda dan membuat budaya lebih dapat menerima prestasi menonjol dalam tugas-tugas pembelajaran akademik. Secara ringkas tujuan pembelajaran kooperatif dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial Ibrahim, 2000:7. Menurut Robert A. Lonning 1993:1089 mengemukakan, “ The five elements of cooperative learning: a Positive interdependence: individual success depends on the success of the group. b Face-to-face interaction: students need to interact physically and verbally to maximize the benefits of cooperative group. c Individual accountability: the goal of instruction is for every student to learn the material. d Interpersonal and small group skills: skills necessary to function effectively in groups must be taught. e Group processing: feedback on group function is 34 necessary to encourage improvement” . Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tidak hanya prestasi akademik yang akan dicapai akan tetapi aspek kesetiakawanan sosial dan bekerjasama untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi akan selalu melekat pada diri siswa. Untuk meraih tujuan pembelajaran kooperatif di atas harus diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Terdapat 6 langkah utama di dalam pembelajaran yaitu: 1 menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar, 2 menyajikan informasi, 3 mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, 5 evaluasi, dan 6 memberikan penghargaan Ibrahim, 2000:10. Sementara itu dalam kegiatan pembelajaran khususnya terkait dengan kegiatan kelompok, diperlukan keterampilan kooperatif dari setiap siswa. Hal ini dimaksudkan agar terjadi komunikasi yang baik, sehingga permasalahan yang dihadapi dapat diselesaikan dengan baik dengan tingkat pemahaman yang baik. Keterampilan kooperatif dibedakan menjadi tiga kelompok tingkatan, yaitu: keterampilan kooperatif tingkat awal, keterampilan tingkat menengah, dan keterampilan tingkat mahir http:suhadinet.wordpress.com.

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL

0 2 112

PENERAPAN KONSTRUKTIVISME DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMA.

0 4 21

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM DI KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN.

0 7 17

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT DITINJAU DARI KECEMASAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI SE-KABUPATEN PONOROGO TAHUN

0 0 18