Estimasi Model VAR 1 Hasil Uji Stasioneritas

Berdasarkan analisis ekonometrik di atas dapat dilihat bahwa di antara variabel penelitiantidak terdapat hubungan kointegrasi. Dengan demikian, dari hasil uji kointegrasi mengindikasikan bahwa di antara pergerakan BI rate, SUN dan SBItidak memiliki hubungan stabilitaskeseimbangan dan kesamaan pergerakan dalam jangka panjang. Dengan kalimat lain, dalam setiap periode jangka pendek, variabel tidak saling menyesuaikan, untuk mencapai ekuilibrium jangka panjangnya.Berdasarkan hasil uji kointegrasi tersebut, model var yang digunakan adalah model VAR bentuk differensi karena data yang telah stasioner dan tidak terkointegrasi.

4.3.4 Estimasi Model VAR

Setelah uji stasioneritas atas variabel BI rate, SUN dan SBI dilakukan, dapat diketahui bahwa variabel SBI dan BI rate mengandung akar unit pada derajat level sehingga perlu dilakukan transformasi differensiasi data agar data tidak mengandung akar unit pada derajat differensiasi satu ataupun dua. Setelah uji kointegrasi diantara variabel penelitian dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah membentuk model VAR. Hasil uji kointegrasi data menunjukkan hasil bahwa pada lag optimalnya variabel BI rate, SUN dan SBI pada periode penelitian tidak memiliki hubungan dalam jangka panjang sehingga model yang tepat untuk mengestimasi hubungan antara BI rate dan Capital Inflow di Indonesia adalah model VAR bentuk differensi. Hal ini sesuai dengan metode penelitian pada bab sebelumnya, jika tidak terdapat hubungan kointegrasi diantara variabel penelitian maka estimasi yang dilakukan dengan VAR. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Hasil Estimasi VAR DBI_RATE DSBI DSUN DBI_RATE-1 1.355534 -132901.7 -611831.9 0.20420 103867. 156501. [ 6.63837] [-1.27954] [-3.90945] DBI_RATE-2 -0.482550 127773.4 538707.7 0.20790 105749. 159336. [-2.32111] [ 1.20827] [ 3.38095] DSBI-1 4.60E-07 -0.024447 0.852366 5.1E-07 0.25949 0.39098 [ 0.90115] [-0.09421] [ 2.18009] DSBI-2 2.62E-07 0.288637 1.063850 5.6E-07 0.28258 0.42577 [ 0.47236] [ 1.02145] [ 2.49865] DSUN-1 2.07E-07 -0.045637 -0.491459 2.3E-07 0.11739 0.17688 [ 0.89670] [-0.38875] [-2.77846] DSUN-2 2.25E-07 -0.030671 -0.178164 2.2E-07 0.11300 0.17026 [ 1.01471] [-0.27142] [-1.04641] C 0.007389 260.6698 6858.840 0.00598 3039.50 4579.74 [ 1.23661] [ 0.08576] [ 1.49765] Sumber: Pengolahan data Eviews Dari hasil estimasi VAR diperoleh persamaan sebagai berikut: BIrate = 0.007389+ 1.355534BIrate t-1 –0.482550BIrate t-2 + 4.60E-07SBI t-1 +2.62E07SBI t-2 + 2.07E-07 SUN t-1 + 2.25E-07 SUN t-2 SBI = 260.6698-132901.7BIrate t-1 + 127773.4BIrate t-2 - 0.024447SBI t-1 + 0.288637SBI t-2 - 0.045637SUN t-1 -0.030671SUN t-2 SUN = 6858.840-611831.9BIrate t-1+ 538707.7BIrate t-2 + 0.852366SBI t-1 + 1.063850SBI t-2 - 0.491459SUN t-1 -0.178164SUN t-2 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.7 di atas, tidak semua lag signifikan dalam setiap persamaan. Pada persamaan pertama dimana BI rate sebagai variabel dependen, pola hubungan BI rate dengan dirinya sendiri adalah negatif pada lag dua dan berpola positif lag satu. Hasil estimasi diatas menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, variabel BI ratepada lag pertama memiliki pengaruh yang positif terhadap variabel itu sendiri sebesar 1.355534 yang artinya apabila pada lag pertama BI ratemengalami peningkatan sebesar 1, maka akan meningkatkan variabel itu sendiri sebesar1.355534. Namun variabel tersebut memiliki pengaruh negatif sebesar 0.482550 pada lag kedua sehingga apabila BI ratepada lag kedua meningkat sebesar 1, maka akan menurunkan BI rate itu sendiri sebesar 0.482550. Variabel SBI juga memiliki pengaruh yang positif terhadap BI rate pada lag pertama sebesar 4.60E-07 dan pada lag kedua sebesar 2.62E07. Sedangkan hubungannya dengan SUN adalah positif sebesar2.07E-07 pada lag satu dan2.25E-07pada lag dua. Persamaan tersebut mengindikasikan bahwa pada saat kenaikan BI rate maka akan langsung diikuti oleh kenaikan pembelian SUN dan pembelian SBI. Pada persamaan kedua dengan variabel SBI sebagai variabel dependen, variabel BI rate berpengaruh negatif terhadap SBI sebesar 132901.7 pada lag pertama dan berpengaruh positif sebesar 127773.4 pada lag kedua.Sedangkan hubungan SBI dengan dirinya sendiri berhubungan negatif sebesar 0.024447 pada lag pertamadan berhubungan positif sebesar 0.288637 pada lag kedua. Hubungan SBI dengan SUN adalah berhubungan negative sebesar 0.045637 pada lag pertama dan juga negatif pada lag kedua sebesar 0.030671. Hasil persamaan Universitas Sumatera Utara kedua mengindikasikan bahwa setiap ada penurunan BI rate maka akan langsung diikuti oleh kenaikan arus modal masuk asing di sektor SUN pada trwulan berjalan dan juga akan diikuti oleh penurunan arus modal masuk di sector SBI pada triwulan berikutnya. Pada persamaan ketiga dengan variabel SUN sebagai variabel dependen, variabel BI ratememberikan pengaruh yang negative sebesar 611831,9 pada lag pertama dan berpengaruh positif sebesar 538707,7 pada lag kedua. Adapun hubungan SUN dengan dirinya sendiri adalah negative sebesar 0.491459 pada lag satu dan juga negative pada lag dua sebesa 0,178164. Hubungan SUN dengan SBI adalah positif sebesar 0.852366 pada lag pertama dan juga positif pada lag kedua sebesar 1,063850. Persamaan ini mengindikasikan bahwa setiap kenaikan BI rate akan dikuti oleh pembelian investor asing akan SUN dan juga SBI tetapi tidak sebesar pembelian investor di sektor SUN.

4.3.5 Hasil Analisis Dekomposisi Varian