Sumber-sumberCapital Inflow Operasi Moneter Bank Indonesia

earning ratio yang tinggi membuat ongkos pembiayaan menjadi lebih rendah dan akan meningkatkan nilai investasi perusahaan.

2.4 Sumber-sumberCapital Inflow

Berdasarkan pengertian capital inflow diatas,terdapat beberapa sumber yang dapat dikategorikan sebagai capital inflow yaitu: a Penanaman Modal Asing Foreign Direct Investment b Investasi Portofolio i Surat Utang Negara Surat Perbendaharaan Negara dan Obligasi Negara ii Sertifikat Bank Indonesia iii Obligasi global global bond iv Saham c. Investasi lainnya 2.5Pengertian BI rate BI rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap rapat dewan gubernur bulanandan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas liquidity management di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Pada operasionalnya, kebijakan moneter Bank Indonesia tersebut dicerminkan oleh perkembangan suku bunga pada Pasar Uang Antar Bank Overnight PUAB ON. Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan Universitas Sumatera Utara diikuti oleh perkembangan suku bunga deposito dan suku bunga kredit perbankan. Bank Indonesia akan melakukan perubahan BI ratesecara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25 bps dengan berkoordinasi dengan kebijakan makroekonomi lain apabila target inflasi diperkirakan tidak melampaui sasaran yang telah ditetapkan. Penetapan BI ratedilakukan setiap bulan melalui RDG Bulanan dengan masa berlaku sampai dengan RDG bulan berikutnya dengan memperhatikan efek tunda kebijakan moneter lag of monetary policy dalam memengaruhi inflasi dan ketika terjadi perkembangan di luar prakiraan semula, penetapan BI ratedapat dilakukan sebelum RDG Bulanan melalui RDG Mingguan.

2.6 Operasi Moneter Bank Indonesia

Dalam rangka mencapai tujuan kebijakan moneter, maka Bank Indonesia menggunakan instrumen pengendalian suku bungakebijakan policy rate yaitu BI rate.Pasca diumumkanke publik, secara operasionalnya BI rate akan mempengaruhi suku bunga Pasar Uang Antar Bank PUAB overnight on.Dalam upaya menjaga kestabilan pergerakan suku bunga PUAB on agar tidak melebar dari BI rate yang telah ditetapkan, Bank Indonesia akan selalu menjaga tingkat likuiditas perbankan melalui operasi moneter.Pasar Uang Antar Bank adalah kegiatan pinjam meminjam dana antar bank dengan tingkat bunga yang terbentuk dari kesepakatan antara peminjam dan pihak yang meminjamkan. Operasi Moneter adalah pelaksanaan kebijakan moneter oleh Bank Indonesia dalam rangka pengendalian moneter melalui Operasi Pasar Terbuka dan Universitas Sumatera Utara Standing Facilities.Salah satu instrument Operasi Moneter adalah Operasi Pasar TerbukaOPTyang merupakan kegiatan transaksi di pasar uang yang dilakukan atas inisiatif Bank Indonesia dalam rangka mengurangi smoothing volatilitas suku bunga PUAB on. Dalam Operasi Pasar Terbuka, terdapat dua kegiatan utama yang bertujuan untuk mengatur likuiditas perbankan, yaitu : 1. Absorpsi Likuiditas: bertujuan untuk menyerap kelebihan likuiditas pada perbankan dimana terdapat beberapa instumen berikut, yaitu: • Penerbitan SBI • Term Deposit;Penempatan dana rupiah oleh peserta OPT secara berjangka di Bank Indonesia • ReverseRepo Transaksi pembelian surat berharga oleh peserta OPT dari Bank Indonesia dengan kewajiban penjualan kembali oleh peserta OPT sesuai dengan harga dan jangka waktu yang telah disepakati. • Penerbitan SBIS 2. Injeksi Likuiditas: bertujuan untuk menambah kekurangan likuiditas pada perbankan dimana terdapat instrument berikut: • Transaksi Repo;Repurchase AgreementREPO adalah transaksi penjualan surat berharga oleh peserta OPT kepada Bank Indonesia dengan kewajiban pembelian kembali oleh peserta OPT sesuai dengan harga dan jangka waktu tertentu. Universitas Sumatera Utara Berikut ini adalah tabel jenis instrumen OPT dan dampaknya terhadap likuiditas serta karakteristiknya : Tabel 2.1 Instrumen OPT Instrumen dan Keterangan Absorpsi Likuiditas Injeksi Likuiditas Penerbitan SBI Term Deposit Reverse Repo SBN Penerbitan SBIS Repo SBN Dampak Likuiditas Mengurangi likuiditas Mengurangi Likuiditas Mengurangi Likuiditas Mengurangi Likuiditas Menambah likuiditas Frekuensi Transaksi Berkala Sewaktu- waktu Sewaktu- waktu Berkala Sewaktu- waktu Jangka waktu 1 bulan sd 12 bulan dinyatakan dalam hari 1 bulan sd 12 bulan dinyatakan dalam hari 1 bulan sd 12 bulan dinyatakan dalam hari 1 bulan sd 12 bulan dinyatakan dalam hari 1 bulan sd 12 bulan dinyatakan dalam hari Nominal Pengajuan Minimal Rp 1.000 juta Rp 1.000 juta Rp 1.000 juta Rp 1.000 juta Rp 1.000 juta Nominal Kelipatan Rp 100 juta Rp 100 juta Rp 100 juta Rp 100 juta Rp 100 juta Mekanisme Transaksi Lelang VRT Lelang VRT dan atau FRT Lelang VRT Lelang non kompetitif Lelang VRT dan atau FRT Setelmen s.d T+1 s.d T+1 s.d T+1 T+0 s.d T+1 Surat Berharga yang digunakan SBI SBN SBIS SBI, SBIS dan SBN Peserta Bank Konvensional, kecuali Bank SyariahUUS untuk SBIS, lembaga perantara melakukan transaksi OPT untuk kepentingan Bank Sumber: Bank Indonesia Instrumen Operasi Moneter yang kedua adalah Standing Facility, yang merupakan penyediaan dana rupiah lending facility dari Bank Indonesia kepada Bank dan penempatan dana rupiah deposit facility oleh Bank di Bank Indonesia Universitas Sumatera Utara dalam rangka membentuk koridor suku bunga di PUAB on dalam rangka operasi moneter dengan jangka waktu I satu hari kerja.. Sumber: Bank Indonesia Gambar 2.1. Operasi moneter yang terdiri dari OPT dan Standing Facility Kegiatan dalam operasi moneter Standing Facility meliputi kegiatan penyediaan dana oleh Bank Indonesia kepada bank umum dengan mekanisme repo surat berharga serta penempatan dana oleh bank umum di Bank Indonesia dengan jangka waktu tertentu yang telah disepakati. 2.7Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Tujuan akhir kebijakan moneter adalah menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang salah satunya tercermin dari tingkat inflasi yang rendah dan stabil. Untuk mencapai tujuan itu Bank Indonesia menetapkan suku bunga kebijakan BI rate sebagai instrumen kebijakan utama untuk mempengaruhi aktivitas kegiatan perekonomian dengan tujuan akhir pencapaian inflasi. Namun Universitas Sumatera Utara jalur atau transmisi dari keputusan BI rate sampai dengan pencapaian sasaran inflasi tersebut sangat kompleks dan memerlukan waktu time lag. Mekanisme transmisi kebijakan moneter adalah suatu proses dimana suatu kebijakan moneter dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Mekanisme ini menggambarkan tindakan Bank Indonesia melalui perubahan- perubahan instrumen moneter BI ratedan target operasionalnya mempengaruhi berbagai variabel ekonomi dan keuangan sebelum akhirnya berpengaruh ke tujuan akhir inflasi dan GDP riil. Mekanisme tersebut terjadi melalui interaksi antara Bank Sentral, perbankan dan sektor keuangan, serta sektor riil. Perubahan BI Rate mempengaruhi inflasi dan GDP riil melalui lima jalur yaitu jalur suku bunga, jalur kredit, jalur nilai tukar, jalur harga aset, dan jalur ekspektasi. Pada jalur suku bunga, perubahan BI rate mempengaruhi suku bunga deposito dan suku bunga kredit perbankan. Ketika perekonomian lesu, Bank Indonesia dapat menggunakan kebijakan moneter yang ekspansif melalui penurunan suku bunga untuk mendorong aktifitas ekonomi. Penurunan BI rate mengakibatkan suku bunga kredit turun sehingga permintaan akan kredit produktif ataupun konsumtif akan meningkat. Penurunan suku bunga kredit juga akan menurunkan biaya modal perusahaan untuk melakukan investasi. Ini semua akan meningkatkan aktifitas konsumsi dan investasi sehingga aktifitas perekonomian semakin bergairah. Sebaliknya, apabila tekanan inflasi mengalami kenaikan, Bank Indonesia merespon dengan menaikkan BI rate untuk menahan laju aktifitas perekonomian yang terlalu cepat sehingga dapat mengurangi tekanan inflasi. Universitas Sumatera Utara BI rate juga mempengaruhi nilai tukar exchange rate channel. Operasi moneter oleh bank sentral akan mempengaruhi, baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap perkembangan nilai tukar. Pengaruh langsung terjadi sehubungan dengan operasi moneter melalui intervensi, jual atau beli valuta asing dalam rangka stabilisasi nilai tukar. Sementara itu, pengaruh tidak langsung terjadi karena operasi moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia mempengaruhi perkembangan suku bunga dipasar uang dalam negeri sehingga mempengaruhi perbedaan suku bunga domestik dan suku bunga di luar negeri. Naiknya BI rate diharapkan akan mendorong kenaikan selisih antara suku bunga di Indonesia dengan suku bunga luar negeri. Dengan melebarnya selisih suku bunga tersebut mendorong investor asing untuk menanamkan modal ke dalam surat-surat berharga di Indonesia SBI dan SUN karena rentang suku bunga obligasi domestik lebih tinggi daripada suku bunga obligasi asing. Aliran modal masuk asing ini pada gilirannya akan mendorong penguatan nilai tukar Rupiah Apresiasi karena naiknya permintaan asing terhadap Rupiah. Akibatnya harga barang impor menjadi lebih murah dan barang ekspor Indonesia di luar negeri meningkat kurang kompetitif sehingga akan mendorong impor dan mengurangi ekspor. Turunnya net ekspor ini akan berdampak pada menurunnya pertumbuhan ekonomi dan kegiatan perekonomian. Perubahan BI rate mempengaruhi perekonomian makro juga bisa melalui harga aset. Naiknya suku bunga akan menurunkan harga aset seperti saham dan obligasi sehingga mengurangi kekayaan individu dan perusahaan yang pada Universitas Sumatera Utara gilirannya mengurangi kemampuan mereka untuk melakukan kegiatan ekonomi seperti konsumsi dan investasi. Dampak perubahan suku bunga kepada kegiatan ekonomi juga mempengaruhi ekspektasi publik akan inflasi jalur ekspektasi. Penurunan suku bunga yang diperkirakan akan mendorong aktifitas ekonomi.

2.8 Penelitian Terdahulu