Dana Bagi Hasil Dana Alokasi Umum

14 daerah sendiri akan menglokasikan dananya dalam jumlah besar atau kecil.

2.1.4 Dana Perimbangan

Menurut Halim, 2002 dijelaskan bahwa Dana Perimbangan merupakan dana yang bersumber dari penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah. Dana Perimbangan dipisahkan menjadi lima jenis, yaitu: 1. Bagi Hasil Pajak, terdiri dari Pajak Bumi dan Bangunan PBB, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, dan Pajak Penghasilan pasal 21. 2. Bagi Hasil Bukan Pajak, terdiri atas Provisi Sumber Daya Hutan PSDH, pemberian hak atas tanah negara, landrent, dan penerimaan dari iuran eksplorasi. 3. Dana Alokasi Umum DAU adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Estimasi untuk perhitungan anggaran DAU dihitung berdasarkan UU No. 25 Tahun 1999 dan PP No. 104 Tahun 2000. 4. Dana Alokasi Khusus DAK adalah dana yang bersal dari APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk membantu membiayai kebutuhan tertentu. Berdasarkan pasal 19 ayat 1 PP No. 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan, disebutkan bahwa Dana Alokasi Khusus dapat dialokasikan dari APBN kepada daerah tertentu untuk membantu membiayai kebutuhan khusus, dengan memperhatikan tersedianya dana dalam APBN. 5. Dana Darurat, terdiri atas Dana Kontingensi. Dana Kontingensi yaitu dana yang disisihkan dari pendapatan bersih untuk menutup biaya tidak terduga atau tidak diharapkan.

2.1.4.1 Dana Bagi Hasil

Berdasarkan ketentuan umum Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 pasal 1 ayat 20 : “ Dana Bagi Hasil DBH adalah Universitas Sumatera Utara 15 dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi”. Menurut Widarnarto 2015 dana bagi hasil yang selanjutnya disebut DBH merupakan penerimaan yang diperoleh oleh pemerintah daerah bagi hasil pajak dan non pajak yang berasal dari hasil pembagian penerimaan pusat dan provinsi yang diperuntukkan bagi pemerintah kabupatenkota. Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah dengan angka presentase tertentu didasarkan atas daerah penghasil untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DBH dilakukan berdasarkan prinsip by origin atau daerah penghasil yang disalurkan berdasarkan bagian daerah pada realisasi penerimaan tahun anggaran berjalan. Menurut UU Nomor 33 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang dana perimbangan terdiri atas Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam. Dana Bagi Hasil Pajak terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan, Dana Bagi Hasil Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, Dana Bagi Hasil Pajak Penghasilan. Sedangkan Dana Bagi Hasil dari Sumber Daya Alam terdiri dari Dana Bagi Hasil Kehutanan, Dana Bagi Hasil Pertambangan Umum, Dana Bagi Hasil Perikanan, Dana Bagi Universitas Sumatera Utara 16 Hasil Pertambangan Minyak Bumi, Dana Bagi Hasil Pertambangan Gas Bumi, Dana Bagi Hasil Pertambangan Panas Bumi

2.1.4.2 Dana Alokasi Umum

Dana alokasi umum merupakan komponen dari dana perimbangan yang ditransfer pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 menjelaskan bahwa “Dana Alokasi Umum DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi”. Definisi dari DAU dapat diartikan sebagai berikut Sidik, 2003 : 1. Salah satu komponen dana perimbangan pada APDN yang pengalokasikannya didasarkan atas konsep kesenjangan fiskal atau celah fiskal yaitu selisih antar kebutuhan fiskal dengan kapasitas fiskal 2. instrument untuk mengatasi horizontal imbalance yang dialokasikan dengan tujuan peningkatan kemampuan keuangan antara daerah dan penggunaannya ditetapkan sepenuhnya oleh daerah. 3. Equalization grant, berfungsi untuk menetralisasi ketimpangan kemampuan keuangan dengan adanya PAD, bagi hasil pajak, dan bagi hasil SDA yang diperoleh daerah otonomi dan pembangunan daerah. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dana alokasi umum yang selanjutnya disebut DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dasar hukum Dana Alokasi Umum : Universitas Sumatera Utara 17 a. UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. b. PP Nomor 55 Tahun 2005 tentang dana perimbangan Pembagian dana untuk daerah melalui bagi hasil berdasarkan daerah penghasil cenderung menimbulkan ketimpangan antar daerah dengan mempertimbangkan kebutuhan dan potensi daerah. Dana alokasi umum bagi daerah yang potensi fiskalnya besar namun kebutuhannya fiskalnya kecil akan memperoleh Dana alokasi umum yang relatisf kecil. Sebaliknya daerah yang memiliki potensi fiskalnya kecil namun kebutuhan fiskalnya besar akan memperoleh dana alokasi umum relative besar. Dengan maksud melihat kemampuan APBD dalam membiayai kebutuhan daerah dalam rangka pembangunan daerah yang dicerminkan dari penerimaan umum APBD dikurangi dengan belanja pegawai Halim,2009. Halim 2009 mengatakan bahwa ketimpangan ekonomi antara satu Provinsi dengan Provinsi lain tidak dapat dihindari dengan adanya desentralisasi fiskal. Disebabkan oleh minimnya sumber pajak dan sumber daya alam yang kurang dapat digali oleh pemerintah daerah. Untuk menanggulani ketimpangan tersebut, pemerintah pusat berinisiatif untuk memberikan subsidi berupa DAU kepada daerah. Bagi daerah yang tingkat kemiskinanya lebih Universitas Sumatera Utara 18 tinggi, akan diberikan DAU lebih besar dibanding daerah yang kaya begitu juga sebaliknya. Adapun cara menghitung DAU menurut ketentuan adalah sebagai berikut Prakosa, 2004: a. DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26 dari penerimaan dalam negeri yang ditetapkan dalam APBN. b. DAU untuk daerah Provinsi dan KabupatenKota ditetapkan masing-masing 10 dan 90 dari Dana Alokasi Umum sebagaimana ditetapkan diatas. c. DAU untuk suatu kabupatenKota tertentu ditetapkan berdasarkan perkalian jumlah Dana Alokasi Umum untuk KabupatenKota yang ditetapkan APBN dengan porsi KabupatenKota yang bersangkutan. d. Porsi KabupatenKota sebagaimana dimaksud di atas merupakan proporsi bobot KabupatenKota di seluruh Indonesia.

2.1.4.3 Dana Alokasi Khusus

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Barat

7 91 72

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

3 91 94

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah di Provinsi Aceh

1 50 99

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Dan Luas Wilayah Terhadap Belanja Modal Dengan Dana Alokasi Khusus Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

2 91 90

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah pada Pemda di Provinsi Sumatera Utara

1 43 73

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Tingkat Kemandirian Pemerintahan Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara

4 37 108

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 35 106

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Barat

0 1 12

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

0 0 11