Prosedur Pembuatan Gel Pengharum Ruangan Menggunakan Variasi Konsentrasi Minyak Nilam Analisis Statistika

26 konsentrasi minyak nilam sebagai fiksatif dalam sediaan gel pengharum ruangan dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Formula gel pengharum ruangan dengan variasi konsentrasi minyak nilam 100 gram Bahan F1 F2 F3 F4 Karagenan : Xanthan gum g 2,1 : 0,9 2,1 : 0,9 2,1 : 0,9 2,1 : 0,9 Sodium benzoat g 0,1 0,1 0,1 0,1 Propilen glikol g 10,0 10,0 10,0 10,0 Minyak kenanga g 8,0 8,0 8,0 8,0 Minyak nilam g 1,0 1,5 2,0 2,5 Aquadest ml 77,9 77,4 76,9 76,4 Keterangan: F1 :Formulasi dengan konsentrasi minyak nilam 1 F2 :Formulasi dengan konsentrasi minyak nilam 1,5 F3 :Formulasi dengan konsentrasi minyak nilam 2 F4 :Formulasi dengan konsentrasi minyak nilam 2,5

3.8 Prosedur Pembuatan Gel Pengharum Ruangan Menggunakan Variasi Konsentrasi Minyak Nilam

Menurut Nasarah 2015 yaitu: 1. Alat dan bahan yang digunakan disiapkan 2. Semua bahan ditimbang 3. Gelas beker dikalibrasi 100 mL kemudian dipanaskan aquadest hingga suhu 75 o C 4. Karagenan, xanthan gum dan natrium benzoat dimasukkan ke dalam gelas beker kemudian ditambahkan akuades yang telah dipanaskan sebanyak 50 mL, dipindahkan gelas beker ke penangas air agar suhu tetap stabil dan diaduk cepat hingga larut dan homogen Universitas Sumatera Utara 27 5. Gelas beker yang berisi campuran karagenan, xanthan gum dan sodium benzoat dipindahkan dari penangas air, agar suhunya menurun hingga 65 o C sambil terus diaduk dengan cepat. Setelah suhu mencapai 65 o C, ditambahkan propilen glikol, aduk hingga homogen 6. Minyak nilam dan minyak kenanga ditambahkan ke dalam campuran tersebut, diaduk cepat hingga homogen dan ditambahkan sisa akuades sampai batas kalibrasi, aduk hingga homogen. 7. Campuran tersebut dituang ke dalam cetakan, dibiarkan pada suhu ruangan hingga mengeras. 3.9 Prosedur Pengujian 3.9.1 Uji kestabilan gel

3.9.1.1 Pemeriksaan organoleptis

Pengujian organoleptik dilakukan untuk menguji tekstur gel terbaik dari konsentrasi kombinasi karagenan dan xanthan gum sebagai basis gel dan aroma terbaik dari beberapa konsentrasi minyak kenanga. Tekstur gel yang diharapkan yaitu gel yang kenyal, elastis, tidak mudah patah serta tidak berair dan aroma terbaik dari kombinasi minyak nilam dan minyak kenanga adalah didominasi aroma minyak kenanga yang lembut Mas, 2013.

3.9.1.2 Nilai sineresis

Kestabilan gel diuji dengan menghitung dan membandingkan tingkat sineresis antar sampel. Gel yang telah terbentuk pada wadah plastik ditimbang bobotnya Mo lalu dipindahkan ke dalam plastik resealable yang telah diberi kode sampel. Gel disimpan pada oven bersuhu 30 o C dalam keadaan plastik Universitas Sumatera Utara 28 terbuka. Setelah 24 jam, gel dikeluarkan dari oven dan ditimbang bobot akhirnya Mi Kaya, 2015. Sebelum disimpan pada wadah plastik, permukaan gel dikeringkan terlebih dahulu oleh tisu kering agar tidak ada zat cair yang ikut tertimbang. Data yang dihitung adalah persen sineresis dengan perhitungan sebagai berikut : Sineresis = 100 Mo Mi Mo x −

3.9.2 Uji hedonik atau kesukaan

Uji hedonik atau kesukaan merupakan salah satu jenis uji penerimaan konsumen produk gel pengharum ruangan terhadap empat sediaan dengan konsentrasi minyak nilam yang berbeda-beda. Dari hasil uji penerimaan konsumen gel pengharum ruangan terhadap empat sediaan ini didapatkan konsentrasi minyak nilam yang diterima oleh konsumen atau panelis sehingga dapat dilakukan uji penguapan zat cair dan ketahanan wangi gel pengharum ruangan dengan perlakuan ditempat yang berbeda beda Badan Standarisasi Nasional, 2006. Pada uji ini digunakan panelis sebanyak 25, panelis diminta untuk mengungkapkan kesan pribadinya tentang kesukaaan atau ketidaksukaan suatu produk pengharum ruangan dengan skala kesukaan. Parameter yang dinilai yaitu bentuk gel, aroma dan warna gel pengharum ruangan. Skala yang digunakan yaitu 1 tidak suka, 2 kurang suka, 3 cukup suka, 4 suka, 5 sangat suka.

3.9.3 Uji penguapan zat cair

Uji penguapan zat cair dilakukan dengan menimbang bobot gel setiap minggu selama 4 minggu. Dari uji ini, diperoleh besar penurunan bobot gel setiap minggunya dan penurunan bobot setelah 4 minggu penyimpanan. Penurunan Universitas Sumatera Utara 29 bobot gel pengharum ruangan diperoleh dengan menghitung selisih bobot gel pada minggu sebelumnya M n-1 dengan bobot gel pada saat penimbangan M n . Besar selisih bobot merupakan jumlah zat cair yang menguap. Persen total penguapan zat cair dihitung dengan rumus Fitrah, 2013 : Persen total penguapan zat cair = 100 Mo M4 Mo x − Persen bobot gel sisa dihitung dengan rumus berikut : Persen bobot gl sisa = 100 Mo - ke minggu gel bobot Mn n - ke minggu gel bobot x

3.9.4 Uji ketahanan wangi produk pengharum ruangan

Uji ketahanan wangi produk pengharum ruangan dilakukan untuk mengetahui kekuatan wangi gel pengharum ruangan selama penyimpanan yang dinilai oleh panelis dengan cara mencium wangi dari sediaan gel yang telah disimpan atau digunakan pada setiap tempat diantaranya yaitu di ruangan suhu kamar, ruangan AC dan ruangan suhu kamar yang diberi kipas. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan kekuatan wangi gel uji dengan gel standar gel pengharum ruangan yang baru dibuat dengan skala kekuatan wangi 5 – 1, dimana 5 sama wangi, 4 agak wangi, 3 cukup wangi, 2 kurang wangi, dan 1 tidak wangi. Saat pengujian, gel diposisikan 45 o di bawah hidung dengan jarak 20 cm dan wangi dicium dengan mengibas-ngibaskan tangan ke arah hidung. Sampel standar dibuat kembali pada hari yang sama sebelum dilakukan pengujian. Pengujian dilakukan pada H7, H14, H21 dan H28 dengan panelis yang sama. Data yang diperoleh dari lembar penilaian kuisioner, ditabulasi dan ditentukan nilai kesukaannya untuk setiap sediaan dengan mencari hasil rerata pada setiap panelis Mas, 2013. Universitas Sumatera Utara 30

3.10 Analisis Statistika

Analisis statistika digunakan untuk menghitung nilai kesukaan rata-rata dari setiap panelis dari data yang telah dihasilkan pada uji kesukaan hedonic test dan nilai kesukaan uji ketahanan wangi Nasarah, 2015. Nilai kesukaan rata-rata dapat dihitung dengan rumus : n Xi X n i ∑ = = n X Xi S n i ∑ − = 2 2 2 S S = 95 . 96 , 1 . 96 , 1 ≅ + ≤ ≤ − n S X n S X P µ Keterangan : n : Banyak panelis S 2 : Keseragaman nilai kesukaan 1,96 : Koefisien standar deviasi pada taraf 95 X : Nilai kesukaan rata-rata Xi : Nilai dari panelis ke i, dimana i = 1,2,3,…,n S : Simpangan baku nilai kesukaan P : Tingkat kepercayaan µ : Rentang nilai Universitas Sumatera Utara 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Uji Kestabilan Gel 4.1.1 Pemeriksaan organoleptik tekstur Pada penelitian tahap pertama dilakukan pembuatan gel dengan memvariasikan berbagai perbandingan karagenan : xanthan gum dengan konsentrasi 3 untuk mendapatkan tekstur gel terbaik yaitu kenyal, elastis, dan tidak mudah patah. Perbandingan karagenan : xanthan gum yaitu sebesar 30:70, 40:60, 50:50, 60:40 dan 70:30. Menurut Hargreaves 2003, penggunaan karagenan pada formulasi pembuatan gel pengharum ruangan adalah 3, dalam penelitian ini karagenan dikombinasi dengan xanthan gum. Hasil pemilihan gel terbaik dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Tekstur gel dari sediaan gel pengharum ruangan menggunakan variasi konsentrasi karagenan dan xanthan gum Formula Karagenan : Xanthan Gum Tekstur gel G1 30 : 70 Gel yang terbentuk sangat rapuh, sangat mudah patah dan mengalami sineresis G2 40 : 60 Gel yang terbentuk rapuh, mudah patah dan mengalami sineresis G3 50 : 50 Gel yang terbentuk rapuh, mudah patah dan mengalami sineresis G4 60 : 40 Gel yang terbentuk kenyal, elastis dan masih mengalami sineresis G5 70 : 30 Gel yang terbentuk kenyal, elastis dan tidak mudah patah Keterangan: G1 : Formula karagenan dan xanthan gum dengan perbandingan 30:70 G2 : Formula karagenan dan xanthan gum dengan perbandingan 40:60 G3 : Formula karagenan dan xanthan gum dengan perbandingan 50:50 G4 : Formula karagenan dan xanthan gum dengan perbandingan 60:70 G5 : Formula karagenan dan xanthan gum dengan perbandingan 70:30 Universitas Sumatera Utara