43 maka semakin kecil ketahanan wangi gel pengharum ruangan tersebut. Gel
pengharum ruangan yang memiliki persentase bobot sisa terbesar berarti memiliki persentase total penguapan zat cair terkecil. Susut bobot gel pengharum ruangan
dipengaruhi oleh suhu dan seberapa banyak konsentrasi minyak kenanga dan bahan fiksatif minyak nilam, semakin banyak minyak atsiri yang terkandung
dalam produk maka laju penguapan akan semakin rendah. Teknik pengadukan juga dapat mempengaruhi susut bobot, karena semakin homogen suatu larutan
maka kestabilan gel akan lebih baik dan penguapan dapat dihambat. Karagenan sebagai bahan pembentuk gel juga mempengaruhi susut bobot
gel pengharum ruangan karena karagenan berfungsi meningkatkan kestabilan emulsi dengan menjaga droplet minyak dan mencegah pemisahan bahan yang
tidak larut. Karagenan sebagai gelling agent jika dikombinasi dengan xanthan gum
yang merupakan non-gelling agent dapat meningkatkan viskositas, sehingga gel yang dihasilkan lebih elastis dan dapat menurunkan penguapan zat cair Saha
dan Suvendu, 2010.
4.5 Uji Ketahanan Wangi
Ketahanan wangi merupakan karakter penting yang ada pada gel pengharum ruangan. Ketahanan wangi merupakan seberapa lama gel pengharum ruangan
dapat melepas wangi hingga habis, hal ini berkaitan dengan kecepatan penguapan bahan pewangi. Ketahanan wangi ditentukan oleh konsentrasi bahan pewangi,
bahan penghalang penguapan pewangi, dan zat pengikat bahan pewangi. Pada penelitian ini, digunakan bahan pewangi berupa minyak kenanga, penahan
penguapan bahan pewangi berupa matriks gel, dan zat pengikat wangi fiksatif berupa minyak nilam.
Universitas Sumatera Utara
44 Uji ketahanan wangi dilakukan untuk mengetahui ketahanan wangi dari gel
pengharum ruangan selama penyimpanan pada ruangan yang berbeda-beda yaitu pada ruangan biasa suhu kamar, ruangan suhu kamar yang diberi kipas dan
ruangan AC. Uji ketahanan wangi dinilai oleh panelis dengan cara mencium wangi dari gel pengharum ruangan dan data yang diperoleh dihitung dengan
menggunakan analisis statistika. Hasil nilai kesukaan uji ketahanan wangi pada ruangan suhu kamar dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Nilai kesukaan uji ketahanan wangi selama penyimpanan pada ruangan
suhu kamar Formula
Lama Penyimpanan Minggu 1
2 3
4 F1
3,60-4,31 3,65-4,10
3,31-3,80 1,73-2,10
F2 3,50-4,01
3,36-3,75 2,78-3,21
1,41-1,78 F3
3,07-3,56 2,92-3,39
2,31-2,96 1,28-1,67
F4 2,54-3,30
2,56–3,10 1,97-2,66
1,13-1,50 Keterangan:
F1 : Formula dengan konsentrasi minyak nilam 1 F2 : Formula dengan konsentrasi minyak nilam 1,5
F3 : Formula dengan konsentrasi minyak nilam 2 F4 : Formula dengan konsentrasi minyak nilam 2,5
Hasil nilai kesukaan uji ketahanan wangi pada ruangan suhu kamar yang diberi kipas dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Nilai kesukaan uji ketahanan wangi selama penyimpanan pada
ruangan suhu kamar yang diberi kipas Formula
Lama Penyimpanan Minggu 1
2 3
F1 3,78-5,09
2,92-3,39 1,51-1,92
F2 3,32-3,87
2,52-2,91 1,34-1,77
F3 3,22-3,73
1,98-2,49 1,17-1,54
F4 3,02-3,53
1,73-2,34 0,99-1,24
Keterangan: F1 : Formula dengan konsentrasi minyak nilam 1
F2 : Formula dengan konsentrasi minyak nilam 1,5 F3 : Formula dengan konsentrasi minyak nilam 2
F4 : Formula dengan konsentrasi minyak nilam 2,5
Universitas Sumatera Utara
45 Hasil nilai kesukaan uji ketahanan wangi pada ruangan AC dapat dilihat
pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Nilai kesukaan uji ketahanan wangi selama penyimpanan pada
ruangan AC Formula
Lama Penyimpanan Minggu 1
2 3
4 F1
3,92-4,47 3,75-4,16
2,67-3,24 1,55-2,04
F2 3,55-4,04
3,25-3,70 2,19-2,60
1,28-1,67 F3
3,05-3,58 2,72-3,27
1,94-2,37 1,20-1,59
F4 2,92-3,47
2,53-3,14 1,67-2,16
1,04-1,35 Keterangan:
F1 : Formula dengan konsentrasi minyak nilam 1 F2 : Formula dengan konsentrasi minyak nilam 1,5
F3 : Formula dengan konsentrasi minyak nilam 2 F4 : Formula dengan konsentrasi minyak nilam 2,5
Berdasarkan hasil uji ketahanan wangi bahwa gel pengharum ruangan dengan penambahan minyak nilam 1 yang disimpan pada ruangan biasa suhu
kamar dan ruangan AC dapat bertahan selama 4 minggu, sedangkan gel pengharum ruangan yang disimpan pada ruangan suhu kamar yang diberi kipas
hanya dapat bertahan selama 3 minggu. Berdasarkan penilaian dari panelis, formula F1 formula dengan konsentrasi minyak nilam 1 yang disimpan pada
ruangan biasa suhu kamar, ruangan suhu kamar yang diberi kipas dan ruangan AC menghasilkan skala kekuatan wangi yang lebih tinggi pada minggu 1, yaitu
pada ruangan suhu kamar menghasilkan nilai kekuatan wangi 3,60-4,31, pada ruangan suhu kamar yang diberi kipas 3,78-5,09 dan pada ruangan AC 3,92-4,47.
Untuk penulisan nilai akhir kekuatan wangi diambil nilai terkecil dan dibulatkan, sehingga didapat nilai 4 agak wangi. Sedangkan pada penyimpanan mingga ke-4
skala kekuatan wangi mengalami penurunan tetapi formula F1 memiliki nilai yang
Universitas Sumatera Utara
46 lebih tinggi daripada formula F2, F3 dan F4 pada setiap ruangan uji. Nilai
kekuatan wangi formula F1 minggu ke-4 pada ruangan suhu kamar yaitu 1,73- 2,10, pada ruangan suhu kamar yang diberi kipas yaitu 1,51-1,92 dan pada
ruangan AC yaitu 1,55 - 2,04. Untuk penulisan nilai akhir kekuatan wangi diambil nilai terkecil dan dibulatkan sehingga didapat nilai 2 yang berarti kurang wangi
contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 19. Hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya bahan yang menguap, semakin lama waktu penyimpanan maka
semakin banyak bahan yang menguap sehingga ketahanan wangi mengalami penurunan selain itu dapat disebabkan oleh perbedaan lingkungan ruangan uji,
suhu ruangan dan sirkulasi ruangan tersebut. Ketahanan wangi produk gel pengharum ruangan juga dipengaruhi oleh
bobot gel sisa dan penguapan zat cair. Semakin kecil bobot yang hilang atau semakin besar bobot yang tersisa berarti semakin sedikit minyak atsiri dan air
yang telah menguap, artinya semakin besar ketahanan wangi gel tersebut Fitrah, 2013. Ketahanan wangi juga dipengaruhi oleh penambahan zat fiksatif. Zat
pengikat fixative adalah suatu persenyawaan yang memiliki daya menguap yang lebih rendah dari zat pewangi atau minyak atsiri dan dapat menghambat atau
mengurangi kecepatan penguapan dari zat pewangi. Penambahan zat pengikat bertujuan untuk memfiksasi bau dan mencegah agar komponen yang dapat
menguap terutama zat pewangi jangan terlalu cepat menguap sehingga ketahanan wangi akan meningkat. Menurut Ketaren 1975 zat pengikat yang baik digunakan
adalah memiliki titik didih tinggi dan tidak berbau atau berbau wangi. Pada umumnya zat pengikat yang digunakan dapat berasal dari bahan nabati, bahan
hewani, dan zat pengikat yang dibuat secara sintetis. Zat pengikat nabati pada
Universitas Sumatera Utara
47 umumnya berasal dari golongan gum, resin, lilin atau beberapa jenis minyak atsiri
yang bertitik didih tinggi, misalnya minyak akar wangi, minyak kayu cendana, dan minyak nilam. Pada penelitian ini digunakan zat pengikat nabati yang berasal
dari golongan minyak atsiri yaitu, minyak nilam. Hal ini dikarenakan, minyak nilam memiliki sifat yang baik untuk dijadikan bahan fiksatif.
Menurut De-Roos 2003, terdapat dua faktor utama yang mengontrolmengatur nilai pelepasan bahan pewangi dari suatu produk
pengharum ruangan yaitu, kemampuan melepaskan pewangi dari produk dasar faktor termodinamik dan kemampuandaya tahan transfer massa dari produk ke
udara.
Universitas Sumatera Utara
48
BABV KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan