Data hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan putaran kipas level high mampu memberikan

cxli

1. Faktor lokasi pemanas yang aktif yang digunakan adalah lokasi ABCD,

Perbedaan lokasi pemanas yang aktif dengan mengkombinasikan jumlah pemanas mempengaruhi besarnya daya yang diperlukan temperature control system untuk meningkatkan temperatur hingga sensor kendali bekerja menghasilkan kestabilan output CMC dalam range 33,5 ± 0,5 o

C. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi pemanas ABCD yang

merupakan kombinasi dari 4 buah pemanas yang aktif mampu memberikan tingkat konsumsi energi yang optimal. Semakin banyak jumlah pemanas yang digunakan pada lokasi pemanas yang aktif, semakin kecil tingkat konsumsi energinya. Hal ini disebabkan karena penambahan daya melalui penambahan jumlah pemanas yang aktif mampu memperkecil waktu pemanasan secara signifikan.

2. Faktor kecepatan putaran kipas yang digunakan adalah kecepatan high,

Sama halnya dengan lokasi pemanas yang aktif, tingkat kecepatan putaran kipas mempengaruhi besarnya daya yang diperlukan temperature control system untuk meningkatkan temperatur hingga sensor kendali bekerja menghasilkan kestabilan output CMC dalam range 33,5 ± 0,5 o

C. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan putaran kipas level high mampu memberikan

tingkat konsumsi energi yang optimal. Peningkatan cxlii kecepatan putaran kipas mampu memperkecil waktu pemanasan secara signifikan. Setting level optimal hasil eksperimen optimasi konsumsi energi terpilih pada level lokasi pemanas dan kecepatan putaran kipas yang membutuhkan daya terbesar. Pada penggunaan empat buah pemanas di lokasi ABCD dan putaran kipas kecepatan high yang membutuhkan daya sebesar 1600 watt, batas atas setting temperatur pada microcontroller dapat dicapai dalam rata-rata waktu sebesar 11,3 detik. Setelah batas atas setting temperatur pada microcontroller tercapai, maka microcontroller akan mematikan pemanas dan kipas, dimana dalam kondisi ini temperature control system tidak mengkonsumsi energi. Pada mekanisme ini, penggunaan daya 1600 watt lebih efisien dibandingkan dengan penggunaan daya yang lebih kecil namun membutuhkan waktu pemanasan yang lebih lama dalam pencapaian batas atas setting temperatur pada microcontroller. Aspek ketahanan alat merupakan salah satu hal yang perlu dicermati sehubungan dengan hasil eksperimen optimasi konsumsi energi. Hasil penelitian menunjukkan setting level optimal konsumsi energi didapatkan dengan melakukan penambahan daya yang memperkecil waktu pemanasan secara signifikan. Waktu pemanasan yang pendek berdampak pada seringnya microcontroller mengaktifkan dan menonaktifkan pemanas dan kipas yang akan mengurangi durabilitas pemanas dan kipas itu sendiri. Hal ini menunjukkan pengoptimasian konsumsi energi memiliki dampak negatif bagi ketahanan temperature control system .

5.2 INTERPRETASI HASIL PENELITIAN

Hasil eksperimen didapatkan optimal settings dari temperature control system yang mampu menghasilkan kestabilan temperatur output pada range 33,5 ± 0,5 o C dengan tingkat keberhasilan 94,44 dan mencapai tingkat konsumsi energi yang optimal. Kestabilan temperatur pada range 33,5 ± 0,5 o C dicapai melalui pemasangan sensor pada jarak 3,7 cm. Konsumsi energi yang optimal dicapai melalui pengaktifan pemanas pada lokasi ABCD dan pengaturan putaran kipas pada kecepatan high . Dengan mempertimbangkan besarnya rata-rata