lxiii
2.6.7 Signal-to-Noise Ratios SNR
Variansi produk merupakan permasalahan yang nyata dalam suatu proses manufaktur, karena variansi merupakan suatu kondisi yang tidak sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Penyebab timbulnya variansi produk adalah adanya gangguan faktor-faktor yang tidak terkendali
noise
terhadap faktor-faktor terkendali ketika produk sedang dibuat hingga digunakan. Jenis faktor tidak terkendali
noise
dapat dibedakan menjadi 3 Belavendram, 1995, yaitu:
1.
External noise ambient noise
, merupakan faktor-faktor pengganggu yang
ada pada lingkungan atau kondisi ketika produk dibuat dan mempengaruhi fungsi ideal dari suatu produk. Contohnya: temperatur udara, kelembaban
udara, sumber
tegangan listrik,
dan kesalahan
manusia dalam
mengoperasikan suatu produk. 2.
Internal noise deterioration noise
, merupakan faktor-faktor pengganggu
yang menyebabkan suatu produk rusak atau berubah spesifikasinya dari target ketika disimpan sampai dipakai oleh konsumen. Contohnya: kerusakan
komponen akibat usia. 3.
Variational noise unit to unit noise
, merupakan faktor-faktor yang
menyebabkan perbedaan produk yang dihasilkan antara satu dengan lainnya
meskipun produk dibuat dengan spesifikasi yang sama. Contohnya: nilai
hambatan suatu resistor dengan spesifikasi 100 ohm, tetapi pada keadaan nyata hambatannya dapat berkisar antara 98 sampai 101 ohm.
Taguchi memperluas konsep audio dari
signal-to-noise ratio SN ratio
menjadi eksperimen yang melibatkan banyak faktor. Eksperimen seperti ini sering disebut multifaktor eksperimen. Rumus untuk
signal-to-noise ratio
dirancang sehingga peneliti dapat selalu memilih pengaturan level faktor terbesar untuk
mengoptimalkan karakteristik kualitas dari eksperimen. Oleh karena itu metode untuk menghitung
signal-to-noise ratio
bergantung apakah karakteristik kualitasnya memiliki respon
smaller-the-better STB
,
larger-the-better LTB
atau
nominal-the best NTB
Belavendram, 1995, yaitu: a.
Smaller-the-Better,
lxiv Nilai karakteristik kualitas pada
smaller the better
adalah kontinu dan non negatif yaitu dari 0 sampai ~ . Pada situasi ini, nilai ideal target yang
diharapkan adalah 0. Adapun
signal to noise ratio smaller the better
dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
[ ]
2 2
10
log 10
y +
- =
s h
......................persamaan 2.26 b.
Nominal-the-Best, Nilai karakteristik kualitas pada
nominal the best
adalah kontinu dan non negatif yaitu dari 0 sampai ~. Pada situasi ini, nilai ideal target yang
diharapkan adalah selain 0 dan merupakan bilangan yang terbatas. Adapun
signal to noise ratio nominal the best
dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
ú û
ù ê
ë é
=
2 2
10
log 10
s m
h .............................persamaan 2.27
Pengoptimalan dari masalah
nominal-the-best
dapat diselesaikan dalam dua langkah proses, yaitu:
1. Memaksimalkan h atau meminimalkan sensitivitas
noise
. 2.
Menyesuaikan rata-rata pada target. c.
Larger-the-Better, Nilai karakteristik kualitas pada
larger the better
adalah kontinu dan non negatif yaitu dari 0 sampai ~. Pada situasi ini, nilai ideal target yang diharapkan
adalah selain 0 atau mempunyai nilai sebesar mungkin. Adapun
signal to noise ratio
larger the better
dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini. ú
û ù
ê ë
é å
- =
= 2
1 10
1 1
log 10
i n
i
y n
h ....................... persamaan 2.28
2.6.8 Interval Kepercayaan Confidence