Pelaksanaan Eksperimen II Fase desain,

lxxxiv Uji homogenitas dilakukan secara berpasangan antara variabel respon dalam masing-masing faktor. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memastikan bahwa variansi nilai dependent variable tidak terkonsentrasi atau terkumpul pada level tertentu dari independent variable . c. Uji independansi, Uji independensi dilakukan untuk mengetahui bahwa error yang terjadi tidak berkorelasi tidak terlihat adanya pola tertentu jika error diplotkan. Setelah dilakukan uji asumsi-asumsi dan data hasil observasi dinyatakan normal, homogen dan independen, maka uji signifikansi dapat dilakukan. 4. Uji signifikansi. Data yang telah memenuhi syarat uji asumsi, kemudian dilanjutkan dengan uji signifikansi. Uji signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah faktor jarak pemasangan sensor berpengaruh signifikan terhadap nilai selisih temperatur output dengan target. Pengujian ini menggunakan metode one-way anova karena hanya terdapat satu faktor dalam eksperimen. 5. Penentuan setting level optimal. Setting level optimal ditentukan dengan memilih level terbaik dari faktor jarak pemasangan sensor. Setting level optimal ini digunakan sebagai rekomendasi instalasi sensor pada pipa.

3.2.4 Pelaksanaan Eksperimen II

Tahap ini dimulai dengan pra eksperimen, pengukuran konsumsi energi, melakukan pengujian asumsi dan signifikansi, kemudian dilanjutkan dengan pencarian setting level optimal. Dalam tahap ini akan diperoleh interaksi level-level parameter dengan konsumsi energi yang optimal dari temperatur control system . Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini, yaitu: 1. Pra eksperimen. Tahab pra eksperimen bertujuan untuk membuktikan beberapa dugaan yang menjadi dasar penetapan level dari faktor lokasi pemanas yang aktif dan kecepatan putaran kipas. Beberapa dugaan tersebut, yaitu: lxxxv · Perbedaan letak pemanas yang berdekatan yaitu antara A dengan B dan antara C dan D tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap besarnya energi konsumsi. · Perbedaan konsumsi energi pada kecepatan putaran kipas level high dan medium tidak signifikan. 2. Pengukuran konsumsi energi. Pengukuran konsumsi energi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar energi yang dibutuhkan temperatur control system dalam meningkatkan temperatur hingga sensor kendali bekerja menghasilkan kestabilan output CMC dalam range 33,5 ± 0,5 o C. Besarnya konsumsi energi dapat diperoleh melalui perkalian antara daya dengan waktu pemanasan. Pengukuran waktu menggunakan stopwatch , sedangkan nilai daya diperoleh berdasarkan jumlah pemanas yang aktif dan level kecepatan putaran kipas yang dipilih. Besarnya konsumsi energi dari temperatur control system diharapkan seminimal mungkin atau mendekati nol. 3. Uji asumsi. Pengujian asumsi perlu dilakukan agar metode dalam penelitian dapat diyakini memberikan hasil atau analisis yang valid, yaitu: a. Uji normalitas dengan metode lilliefors , Uji normalitas dilakukan terhadap keseluruhan data hasil observasi, dengan tujuan untuk mengetahui apakah data hasil observasi tersebut berdistribusi secara normal atau tidak. b. Uji homogenitas dengan bartlett test , Uji homogenitas dilakukan secara berpasangan antara variabel respon dalam masing-masing faktor. Tujuan dari pengujian ini adalah memastikan bahwa variansi nilai dependent variable tidak terkonsentrasi atau terkumpul pada level tertentu dari independent variable . c. Uji independansi, Uji independensi dilakukan untuk mengetahui bahwa error yang terjadi tidak berkorelasi tidak terlihat adanya pola tertentu jika error diplotkan. Setelah dilakukan uji asumsi-asumsi dan data hasil observasi dinyatakan normal, homogen dan independen, maka uji signifikansi dapat dilakukan. lxxxvi 4. Uji signifikansi. Data yang telah memenuhi syarat uji asumsi, kemudian dilanjutkan dengan uji signifikansi. Uji signifikansi perbedaan variasi yang terbentuk dalam penelitian ini merupakan tahap analisis dalam desain eksperimen. Pengujian ini menggunakan metode two-way anova karena hanya terdapat dua faktor dalam eksperimen. 5. Mencari optimal setting. Optimal setting dicari dengan menghitung nilai rata-rata dan formulasi signal- to-noise ratio. Dalam eksperimen karakteristik kualitasnya memiliki respon smaller-the-better karena besarnya konsumsi energi dari temperatur control system diharapkan seminimal mungkin atau mendekati nol. Selanjutnya membuat tabel respon dengan menghitung perbedaan nilai rata-rata respon antar level suatu faktor kemudian mengurutkan perbedaan level faktor-faktor dari yang terbesar sampai yang terkecil, kemudian diplotkan ke dalam grafik respon . Perhitungan nilai rata-rata dan SNR, sebagai berikut: a. Perhitungan nilai rata-rata dan signal to noise ratio SNR, Perhitungan nilai rata-rata untuk mencari setting level optimal yang dapat meminimalkan penyimpangan nilai rata-rata, sedangkan SNR untuk mencari faktor-faktor yang memiliki kontribusi pada pengurangan variansi suatu karakteristik kualitas variabel respon. b. Membuat tabel respon dan grafik respon, Membuat tabel respon dilakukan dengan menghitung perbedaan nilai rata- rata dan SNR respon antar level faktor kemudian mengurutkan perbedaan level faktor-faktor dari yang terbesar sampai yang terkecil. Selanjutnya hasil dari tabel respon diplotkan ke dalam grafik respon. 6. Menentukan nilai prediksi respon dan selang kepercayaan. Setelah setting level faktor optimal ditentukan maka perlu diketahui nilai prediksi rata-rata yang diharapkan pada kondisi optimum dan membandingkannya dengan eksperimen konfirmasi. Jika prediksi respon dan eksperimen konfirmasi cukup dekat satu sama lain maka dapat disimpulkan bahwa rancangan telah memenuhi persyaratan. Sedangkan tujuan penggunaan lxxxvii selang kepercayaan adalah untuk membuat range dari prediksi rata-rata proses pada kondisi optimal. 7. Eksperimen konfirmasi. Eksperimen konfirmasi dilakukan untuk membuktikan performansi yang diramalkan yaitu kondisi optimal untuk level faktor-faktor dalam eksperimen. Jika hasil eksperimen konfirmasi membuktikan performansi yang diramalkan, maka optimal setting dari temperature control system dapat diterima. Jika sebaliknya, maka dilakukan analisis dan evaluasi, juga eksperimen tambahan jika diperlukan.

3.3 ANALISIS DAN INTERPRETASI