16
2.6. Teori Peran
Peranmenurut Soekanto 2009:212-213 adalah proses dinamis kedudukan status. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan.Perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan.Keduanya tidak
dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Peran-peran itu tidak hanya selalu dikaitkan dengan individu.Suatu
institusi atau organisasi sekalipun juga mempunyai peran masing-masing dalam perkembangannya.Sesuai dengan teori ini, harapan-harapan peran merupakan
pemahaman bersama yang menuntun kita untuk berprilaku dalam kehidupan sehari-hari.Menurut teori ini, seseorang mempunyai peran tertentu diharapkan
agar seseorang tadi berprilaku sesuai dengan perannya tersebut. Scott et al. 1981 dalam Kanfer 1987: 197 menyebutkan lima aspek penting
dari peran, yaitu: 1
Peran itu bersifat impersonal: posisi peran itu sendiri akan menentukan harapannya, bukan individunya.
2 Peran itu berkaitan dengan perilaku kerja task behavior – yaitu, perilaku
yang diharapkan dalam suatu pekerjaan tertentu. 3
Peran itu sulit dikendalikan role clarity dan role ambiguity 4
Peran itu dapat dipelajari dengan cepat dan dapat menghasilkan beberapa perubahan perilaku utama.
5 Peran dan pekerjaan jobs itu tidaklah samaseseorang yang melakukan
satu pekerjaan bisa saja memainkan beberapa peran.
Universitas Sumatera Utara
17
2.7. Peran Perempuan
Pada umumnya perempuan berada pada posisi subordinat dan marginal, dimana hal ini tidak berbeda jauh dengan kontruksi budaya yang terdapat
dimasyarakat, peran perempuan dalam masyarakat jawa perempuan sebagai konco wingking, yaitu kegiatan istri adalah seputar dapur memasak, sumur mencuci,
dan kasur melayani kebutuhan biologis suami. Perempuan hanya dianggap sebagai subyek yang pekerjaanya sebagai konsumen penghabis gaji atau
pendapatan yang diperoleh suami.Anggapan seperti itu tidak dapat dibenarkan, karena disadari perempuan juga berkemampuan untuk mencari nafkah atau gaji,
untuk mendapatkan alternatif pendapatan dan berprestasi. Menurut Hubies dalam Harijani 2001:20, bahwa analisis alternatif
pemecahan atau pembagian peran perempuan dapat dilihat dari perspektif dalam kaitannya dengan posisinya sebagai manager rumah tangga, partisipan
pembangunan dan pekerja pencari nafkah. Jika dilihat dari peran perempuan dalam rumah tangga, maka dapat digolongkan:
1. Peran Tradisional
Peran ini merupakan perempuan harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, dari membersihkan rumah, memasak, mencuci, mengasuh anak serta
segala hal yang berkaitan dengan rumah tangga.Pekerjaan-pekerjaan rumah tangga dalam mengatur rumah serta membimbing dan mengasuh anak tidak dapat
diukur dengan nilai uang.Ibu merupakan figur yang paling menentukan dalam membentuk pribadi anak.Hal ini disebabkan karena anak sangat terikat terhadap
ibunya sejak anak masih dalm kandungan.
Universitas Sumatera Utara
18
2. Peran Transisi
Peran perempuan yang juga berperan atau terbiasa bekerja untuk mencari nafkah. Partisipasi tenaga kerja perempuan atau ibu disebabkan karena beberapa
faktor, misalnya bidang pertanian, perempuan dibutuhkan hanya untuk menambah tenaga yang ada, sedangkan di bidang industri peluang bagi perempuan untuk
bekerja sebagai buruh industri, khususnya industri kecil yang cocok bagi perempuan yang berpendidikan rendah. Faktor lain adalah masalah ekonomi yang
mendorong lebih banyak perempuan untuk mencari nafkah. 3.
Peran Kontemporer
Peran dimana seorang perempuan hanya memiliki peran di luar rumah tangga atau sebagai wanita karier.
2.8. Beban Ganda