Sarana dan Prasarana Dasar Hukum

42 Sumber: Kantor Kepala Desa Tanjung Gusta 2015 Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Tanjung Gusta sebagai petani dan buruh.Hal ini disebabkan kondisi alam Desa Tanjung Gusta yang memang cocok untuk bertani dan terdapat banyak pabrik di Desa Tanjung Gusta.Sektor pertanian yang paling menonjol di daerah tersebut adalah buah-buahan, sayur-sayuran, dan padi.Banyak hasil pertanian ini dikirim ke berbagai daerah, Medan merupakan salah satunya.

4.1.3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana merupakan hal yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendukung semua kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. Dengan terpenuhinya semua sarana dan prasarana seperti; pendidikan, kesehatan, ibadah dan komunikasi informasi maka masyarakat akan semakin mudah untuk mencapai tujuan hidup manusia dalam bermasyarakat. Di Desa Tanjung Gusta sendiri menyediakan sarana dan prasarana ataupun fasilitas yang terdapat di Desa Tanjung Gusta tersebut, adapun sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Tanjung Gusta adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Sarana Tempat Ibadah No Jenis Sarana Jumlah Unit 1 2 3 Mesjid Mushollah Gereja 7 - 7 Sumber: Kantor Kepala Desa Tanjung Gusta 2015 Universitas Sumatera Utara 43 Dilihat dari sarana dan prasarana ibadah Desa Tanjung Gusta hanya memiliki dua jenis sarana dan prasarana ibadah yaitu Mesjid dan Gereja.Mesjid yang ada di Desa Tanjung Gusta tersebar di beberapa dusun. Sedangkan untuk Gereja ada sebanyak 7 unit diantaranya; Gereja Batak Karo Protestan GBKP, Gereja Bethany, Gereja Advent, Gereja Pentakosta di Indonesia GPdI, Gereja Batak Pak-Pak, Huria Kristen Batak Protestan HKBP dan Gereja Katolik. Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Pendidikan No Sarana dan Prasarana Jumlah Unit 1 2 3 4 Pendidikan Anak Usia Dini PAUDTK Sekolah DasarSederajat Sekolah Menengah Pertama Sederajat Sekolah Menengah Atas Sederajat 2 4 3 2 Sumber: Kantor Kepala Desa Tanjung Gusta 2015 Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dan dibutuhkan oleh masyarakat selama hidupnya.Dengan adanya pendidikan maka masyarakat dapat meningkatkan taraf hidupnya.Pendidikan yang baik haruslah didukung oleh sarana dan prasarana yang baik pula.Adapun sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Desa Tanjung Gusta belum dapat dikatakan belum lengkap karena tidak adanya sarana pendidikan Perguruan Tinggi. Universitas Sumatera Utara 44 Tabel 4.5 Sarana dan Prasaran Kesehatan No Sarana Kesehatan Jumlah Unit Jumlah Tenaga Medis 1 2 3 4 Pustu Praktek Dokter Toko Obat Berizin Posyandu 1 - 1 10 - 2 - 5 Sumber: Kantor Kepala Desa Tanjung Gusta 2015 Selain pendidikan, kesehatan juga merupakan sesuatu yang penting bagi masyarakat. Adapun sarana dan prasarana kesehatan yang ada di Desa Tanjung Gusta ialah Posyandu sebanyak 10 unit dimana setiap posyandu memiliki kader sebanyak 5 orang dan Puskesmas Pembantu sebanyak satu unit. - Sarana dan Prasarana Perkonomian Prasarana dan sarana yang mendukungmendorong kegiatan perekonomian di Desa Tanjung Gusta, antara lain sarana dan prasarana infrastruktur yang menghubungkan di pusat-pusat kegiatan perekonomian sudah cukup baik dan lancar, dengan kondisi jalan yang sudah diperkeras. Selain infrastruktur yang mendukung jalannya perekonomian di Desa Tanjung Gusta, masyrakat setempat juga bisa melakukan simpan panjam di Koperasi Simpan Pinjam Kaum Ibu Al- Ikhlas, pengurus koperasi didominasi oleh ibu-ibu di Desa Tanjung Gusta. Universitas Sumatera Utara 45 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.Profil Informan dan Temuan Data 1.1. Informan Kunci Informan yang merupakan IsteriIbu yang bekerja sebagai buruh tani di Desa Tanjung Gusta dan merupakan ibu rumah tangga. 1. Nama : Kaliem Umur : 50 tahun Alamat : Dusun III Tanjung Gusta, Jalan Blok Gading No. 34 Informan adalah seorang perempuang yang telah berkeluarga, pendidikan terakhirnya hanya sampai kepada tamatan Sekolah Menengah Pertama SMP.Ia memiliki seorang suami dan lima orang anak. Beliau merupakan penduduk asli masyarakat Desa Tanjung Gusta.Suami Ibu Kaliem bernama Pak Salidjo.Ibu Kaliem dan suaminya tinggal dirumah kontrakan yang sederhana. Ibu Kaliem bekerja sebagai buruh tani selama 30 tahun semenjak dirinya menikah dengan sang suami dan sampai sekarang Ibu Kaliem masih bekerja di lahan pertanian masyarakat Tanjung Gusta untuk membantu suami dalam menopang perekonomian keluarga. Suami Ibu Kaliem mempunyai ladang yang ukurannya 1 satu rantai 20m x 20m, ladang tersebut ditanami sayur-sayuran. Akan tetapi penghasilan Pak Salidjo dari hasil ladang tersebut belum bisa mencukupi seluruh kebutuhan keluarga, sehinggan Ibu Kaliem pertama kali memutuskan untuk bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat setempat agar membantu suaminya sebagai kepala keluarga untuk mecari nafkah. Universitas Sumatera Utara 46 “ Saya bekerja sebagai buruh tani setiap harinya untuk membantu suami saya dalam memenuhi berbagai kebutuhan keluarga yang semakin hari- semakin bertambah saja. Kalau hanya mengharapakan penghasilan suami saya, semua kebutuhan keluarga saya tidak akan terpenuhi.”wawancara dengan Ibu Kaliem di rumah Ibu Kaliem ,pada 20 September 2016. Waktu bekerja Ibu Kaliem sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta selama tujuh hari berturut-turut yaitu dari hari senin sampai dengan hari minggu dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB. Setiap harinya Ibu Kaliem memanfaatkan waktunya untuk bekerja selama tujuh hari, jika tidak ada panggilan bekerja maupun ada halangan seperti dirinya sakit, mengurus suami sakit, mengurus anak sakit, menghadiri pesta dan lain sebagainya, Ibu Kaliem tidak akan bekerja. Pekerjaan yng dilakukan oleh Ibu Kaliem di lahan pertanian masyarakat memerlukan fisik, tenaga yang sangat kuat agar Ibu Kaliem mampu melakukan tugan dan pekerjaannya sebagai buruh tani setiap harinya.Biasanya Ibu Kaliem melakukan pekerjaan sesuai dengan permintaan dari pemilik lahan seperti memanen kol, memanen kentang, memanen sayur-sayuran, membersihkan lahan pertanian yang baru selesai panen, memberi pupuk tanaman dsb. Pekerjaan yang dilakukan oleh Ibu Kaliem sama dengan pekejaan yang dilakukan oleh buruh tani pria, baik itu pekerjaan yang biasa seperti mencabut rumput maupun pekerjaan berat sepeti mengangkat hasil panen. Rutinitas Ibu Kaliem sehari-hari selain menjadi buruh tani di lahan pertanian masyarkat setempat, Ibu Kaliem juga harus melaksanakan peran utamanya sebagai isteri dan ibu rumah tangga yang melaksanakan seluruh pekerjaan rumah tangganya, baik mengurus kebutuhan suami, merawat kebersihan rumah, Universitas Sumatera Utara 47 memasak, mencuci pakaian, belanja kebutuhan dapur dan sebagainya. Setiap harinya ibu Kaliem bangun pagi pukul 05.00 WIB, sebelum Ibu Kaliem memulai aktifitasnya, tidak lupa ibu Kaliem melaksanakan sholat subuh. Kemudian ibu Kaliem melakukan pekerjaan rumah tangganya yaitu, membersihkan rumah dan menyiapkan makanan untuk keluarga.Setelah menyelesaika pekerjaan domestiknya, ibu Kaliem bergegas untuk pergi ke ladang untuk bekerja. “Setiap harinya saya bangun tidur jam 5 pagi, sebelum saya melakukan seluruh aktifitas, saya melaksanakan sholat subuh terlebih dahulu. Setelah itu saya baru mengerjakan pekerjaan rumahtangga, seperti membersihkan rumah dan menyiapkan makanan untuk keluarga. Setelah semua pekerjaan rumah saya selesai, saya bergegas pergi ke ladang untuk bekerja,biasanya jam 9 pagi saya sudah pergi ke ladang. Kemudian jam 11 pagi saya kembali ke rumah untuk istirahat dan makan siang, Kemudian jam 2 siang saya kembali lagi ke ladang untuk menyelesaikan pekerjaan saya. Jam 5 sore biasanya saya sudah menyelesaikan semua pekerjaan saya, kemudian saya pulang ke rumah. Setelah itu, saya tidak ada melakukan aktifitas lagi, hanya berisitirahat”. Wawancara dengan Ibu Kaliem di rumah Ibu Kaliem, pada 20 September 2016 Penghasilan yang diperoleh Ibu Kaliem setiap harinya sebesar RP. 60.000. Uang tersebut dipergunakan Ibu Kaliem untuk biaya sehari-hari seperti kebutuhan untuk makan dan biaya sekolah anaknya. Mengenai anak-anak Ibu Kaliem, anak pertamanya seorang laki-laki yang berumur 27 tahun dan sudah berkeluarga yang saat ini tinggal tidak jauh dari rumah Ibu Kaliem, dan bekerja sebagai buruh pabrik di desa Tanjung Gusta. Anak kedua dan ketiga adalah seorang perempuan yang sudah menikah dan mempunyai anak, mereka juga tinggal tidak jauh dari Universitas Sumatera Utara 48 rumah Ibu Kaliem.Anak keempat adalah seorang laki-laki yang saat ini masih tinggal bersama dirumah Ibu Kaliem, ia juga ikut membantu ayahnya bekerja di ladang mereka.Anak kelima Ibu Kaliem adalah seorang perempuan yang sekarang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas SMA, kelas 2 SMA.Penghasilan yang diperoleh ibu Kaliem di tabung untuk membayar uang sekolah anaknya setiap bulan.Selain itu penghasilan yang diperolehnya disimpan untuk biaya suaminya yang sekarang sudah sakit-sakitan.Jadi, setiap hari Sabtu ibu Kaliem menemani suaminya untuk melakukan terapi kesehatan di daerah Kampung Lalang. Sebagai manusia yang beragama, Ibu Kaliem pun tidak lupa selalu menyempatkan diri untuk beribadah, yakni menjalankan sholat lima waktu dan mengikuti kegiatan pengajian ibu-ibu di lingkungan tempat tinggal Ibu Kaliem, pengajian tersebut dilaksanakan setiap Jumat siang. Ibu Kaliem dikenal sebagai pribadi yang ramah dan santuk oleh masyarakat sekitar.Hubungannya dengan tetangga juga tejalin harmonis. Dengan beban ganda yang dipikul Ibu Kaliem saat ini, beliau tidak merasa keberatan karena baginya itu merupakan sebuah tanggung jawabnya sebagai seorang istri untuk melakukan pekerjaan rumah tangga dan Ibu Kaliem ikhlas membantu mencari nafkah dengan bekerja sebagai buruh tani, itu dilakukan Ibu Kalien untuk meningkatkan perekonomian keluarga. 2. Nama : Minah Umur : 47 Tahun Alamat : Dusun III Tanjung Gusta, Jalan Blok Gading No. 27 Universitas Sumatera Utara 49 Informan adalah seorang perempuan yang telah berkeluarga, pendidikan terakhir yang dirasakan Ibu Minah adalah Sekolah Menengah Pertama, dia tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi dikarenakan orang tuanya tidak mempunyai biaya yang cukup untuk menyekolahkan anak-anaknya. Ibu Misnah memiliki seorang suami dan 3 orang anak, dimana anak pertamanya laki-laki berumur 23 tahun dan bekerja menjadi buruh pabrik.Anak keduanya laki- laki berumur 20 tahun, dan anak ketiganya perempuan berumur 17 tahun dan masih bersekolah di SMA Negeri yang ada di Tanjung Gusta.Suami Ibu Minah bernama Pak Tarmiji, Pak Tarmiji saat ini bekerja sebagai buruh bangunan.Saat ini, Ibu Minah dan keluarganya tinggal dirumah kontrakan yang sederhana di dekat lahan pertanian tempat Ibu Minah bekerja sebagai buruh tani. Ibu Misah bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta selama 10 tahun semenjak suaminya pindah ke desa Tanjung Gusta untuk mencari pekerjaan.Suaminya yang hanya bekerja sebagai buruh bangunan tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara baik setiap harinya.Ibu Minah bekerja setiap harinya tergantung ada tidaknya panggilan dari pemilik lahan untuk menyewa jasanya dalam mengelola lahan pertanian mereka.Jika banyak panggialn bekerja, maka dari hari senin sampai minggu Ibu Misnah bekerja di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta. “Saya ikut pindah dengan suami ke Tanjung Gusta dikarenakan suami saya ingin mencari pekerjaan disini.Sebelum disini, kami tinggal di daerah Tembung.Ya, karena suami saya hanya bekerja sebagai buruh bangunan, penghasilan yang diperoleh suami saya tidak mampu untuk memenuhi berbagai kebutuhan keluarga.Untuk biaya makan saja saya dan keluarga kesusahan.Buruh bangunan Universitas Sumatera Utara 50 merupakan pekerjaan utama suami saya namun tidak setiap hari suami saya bekerja.Hal ini dikarenakan buruh bangunan merupakan pekerjaan musiman tergantug ada tidaknya proyek bangunan.Kalau saya tidak turut membantu suami saya bekerja, maka anak-anak saya tidak bisa bersekolah untuk meraih cita-cita mereka”.Wawancara dengan Ibu Minah, pada 20 September 2016. Setiap kali Ibu Minah dipanggil untuk bekerja di lahan pertanian milik masyarakat desa Tanjung Gusta, Ibu Minah diupah sebesar Rp. 60.000.Uang yang diperoleh Ibu Minah dari hasilnya bekerja dipakai untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti belanja untuk makanan sehari-hari dan disisihkan untuk membayar uang sekolah anaknya setiap bulan. Sebagian dari penghasilan yang diperolah Ibu Misnah dipergunakan juga untuk modal membuat makanan seperti kue dan kerupuk yang nantinya akan dijual oleh anaknya perempuan disekolah.Uang hasil jualan kue di sekolah anaknya tersebut disimpan oleh Ibu Minah untuk membayar uang sekolah anaknya dan untuk tabungan keluarganya. Selama 10 tahun Ibu Minah bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta, membuat kebutuhan rumah tangga yang dulunya serba kekurangan sekarang ini dapat terpenuhi dengan baik.Ditambah lagi ketiga anaknya dapat bersekolah di sekolah yang baik, meskipun dua anaknya hanya sampai lulusan SMA, bagi Ibu Minah itu merupakan motivasi dalam Ibu Minah bekerja.Ibu Minah juga berharap dapat menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih baik. Sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta membuat Ibu Minah harus tetap memiliki fisik yang kuat untuk melakukan pekerjaanya di ladang.Pekerjaan yang setiap harinya dikerjakan Ibu Minah di Universitas Sumatera Utara 51 ladang adalah membersihkan lahan pertanian, menanam tanaman yang telah disediakan dan memanen hasil pertanian. Semua pekerjaan yang dilakukan Ibu Minah tergantung kepada pekerjaan apa yang di perintahkan oleh pemilik lahan pertanian dan dibutuhkan di lahan pertanian tersebut. Biasanya sebelum Ibu Minah berangkat bekerja sebagai buruh tani, Ibu Minah harus menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangganya di dalam keluarga, baik dalam hal melayani suami, membersihkan rumah, membesarkan dan merawat anak-anak, menyiapkan makanan untuk keluarga, mencuci pakaian, berbelanja ke pasar dan lain sebagainya. Setiap harinya, Ibu Minah harus bangun pukul 05.00 WIB.Tidak lupa sebelum melakukan rutinitasnya sehari-hari Ibu Minah melaksanakan sholat terlebih dahulu. Setelah itu , Ibu Minah memulai aktifitas kerumahtanggannya, seperti memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumah dan menyiapkan keperluan suaminya untuk pergi bekerja sebagai buruh bangunan. Hal ini dilakukan agar pekerjaan rumah tangganya dapat terselesaikan dengan baik sebelum berangkat bekerja. Sepulang bekerja dan menyelesaikan pekerjaanya sebagai buruh tani, Ibu yani tetap menjalankan peran dan tugasnya sebagai ibu dan isteri yang baik.Kewajibannya sebagai ibu rumah tangga tetap dilaksanakan walaupun sebagian pekerjaan rumah tangganya sudah dibantu oleh ketiga anaknya.Pekerjaan yan dibantu oleh anak-anaknya seperti mencuci piring, membersihkan rumah, menyapu halaman, menyetrika ataupun membersihkan kamar mandi.Biasanya memasak merupakan pekerjaan yang tetap dilakukan oleh Ibu Minah sebelum dan sepulang dari bekerja.Ibu Minah selesai bekerja dari ladang biasanya pukul 16.00 WIB. Setelah menyelesaika pekerjaan rumah tangganya, malam hari sebelum Ibu Universitas Sumatera Utara 52 Minah beristirahat, Ibu Minah memasak kue yang akan dijual oleh anaknya disekolah, Ibu Minah dibantu oleh anaknya memasak kue, setelah itu Ibu Misnah beristirahat. Walaupun beban kerja yang diterima Ibu Minah lebih berat dibanding dengan beban kerja yang diterima oleh suami Ibu Yani, dia merasa ini merupakan pekerjaan yang harus dijalankan demi keluarganya. “ Sangat berat bagi saya untuk menjalankan dua pekerjaan sekaligus, yakni saya harus menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah tangga saya baik menyiapkan segala kebutuhan suami dan anak-anak sampai kepada kebutuhan pribadi saya sendiri. Selain mengurusi kebutuhan rumah tangga saya, saya juga harus membantu suami saya mencari nafkah dengan saya bekerja sebagai buruh tani.Namun semua pekerjaan tersebut saya lakukan dengan tulus hanya untuk keluarga saya, asalkan anak-anak dapat bersekolah dan mencapai cita-cita yang lebih baik dibanding dengan orang tua mereka, saya sudah sangat senang untuk tetap berjuang dalam memperbaiki taraf hidup keluarga saya”.Wawancara dengan Ibu Minah diumah Ibu Minah, pada 20 September 2016 . 3. Nama : Yusnah Umur : 32 Tahun Alamat : Dusun III Tanjung Gusta, Jalan Blok Gading No. 30 Ibu Yusnah adalah perempuan yang sudah berumah tangga.Pendidikan terakir yang dienyam oleh Ibu Yusnah adalah Sekolah Menengah Pertama.Ibu Yusnah memiliki seorang suami yang bernama Pak Joko dan dua orang anak, kedua anaknya merupakan perempuan yang sudah mulai beranjak dewasa. Anak Universitas Sumatera Utara 53 Ibu Yusnah yang pertama berumur 16 tahun dan duduk dikelas 1 SMA Swasta yang terdapat di desa Tanjung Gusta, dan anak bungsunya sekarang berusia 9 tahun dan duduk di kelas III SD Negeri yang ada di Tanjung Gusta. Pekerjaan Suami Ibu Yusnah adalah sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta.Ibu Yusnah sendiri bekerja sebagai buruh tani selama 15 tahun mengikuti pekerjaan suaminya untuk membantu suami dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Setiap harinya mulai dari hari senin sampai hari miggu Ibu Yusnah selalu bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta. Ibu Yusnah dan suami selalu memanfaatkan waktu untuk bekerja dan mengumpulkan pundi-pundi uang untuk masa depan anak-anak mereka kelak agar tidak merasakan hidup susah seperti orang tua mereka. Pukul 05.00 WIB Ibu Yusnah sudah bangun, dia mulai membersihkan rumah, mencuci piring, mencuci pakaian dan mempersiapkan sarapan untuk keluarga.Tidak hanya sendiri saja, Ibu Yusnah dibantu oleh kedua anaknya untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangganya.Sejak kecil anak anak Ibu Yusnah sudah di didik untuk hidup mandiri. Selesai mengerjakan pekerjaan rumah tangganya, Ibu Yusnah mempersiapkan dirinya dan suaminya untuk berangkat bekerja, Ibu Yusnah yang mempersiapkan barang- barang apa saja yang harus dibawa oleh dia dan suaminya ke ladang seperti: pisau, cangkul, ember, guni karung bekas dan lain sebagainya. Tidak lupa Ibu Yusnah juga membawa perlengkapan untuk melindungi dirinya dalam bekerja seperti topi agar terik matahari tidak mengengat kepalanya, sarung tangan agar mempermudah pekerjaan dan tidak memuat tangan rusak, bedak dingin yang dioleskan ke bagian muka agar kulit muka yang terkena sinar matahari tidak rusak, baju basahan Universitas Sumatera Utara 54 panjang tangan baju bekerja, sepatu boot dan tidak lupa bekal makan siang mereka. Ibu Yusnah dan Pak Joko tidaik selalu bersama-sama bekerja, adakalanya mereka bekerja secara terpisah karena semua tergantung permintaan pemilik lahan pertanian.Atau mereka bekerja di ladang yang bebeda. Saat ini Ibu Yusnah dan keluarganya tinggal di rumah kontrakan yang sederhana di desa Tanjung Gusta.Ibu Yusnah merupakan penduduk asli desa Tanjung Gusta, Ibu Yusnah lahir dan besar di desa ini.Ibu Yusnah memulai pekerjaannya sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta sejak dia masih gadisbelum menikah.Hal itu dilakukannya karena kedua orang tuanya tidak mampu membiayai seluruh kebutuhan keluarga mereka, sehingga Ibu Yusnah harus turut membantu orang tuanya dengan bekerja di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta.Setelah menikah, Ibu Yusnah tetap menjalankan pekerjaannya sebagai buruh tani. Jika ia berhenti dari pekerjaannya ini maka suaminya tidak akan mampu memenuhi segala kebutuhan keluarga. Pekerjaan yang biasa dilakukan Ibu Yusnah di ladang adalah memanen hasil tanaman seperti tanaman kentang, lobak kol, sayur putih, tomat, jeruk, dan lain sebagainya. Yang paling sering dilakukan Ibu Yusnah adalah memanen sayur-sayuran. Alasan terbesar Ibu Yusnah ikut terju bekerja sebagai buruh tani dikarenakan kebutuhan keluarga yang harus terpenuhi dan yang terutama untuk pendidikan anak-anak mereka, jika hanya mengharapakan penghasilan suami Ibu Yusnah maka banyak kebutuhan kelurga yang tidak terpenuhi. “Kalau sampai saat ini saya hanya mengharapkan pendapatanpenghasilan suami saya setiap harinya, manalah cukup untuk Universitas Sumatera Utara 55 memenuhi segala kebutuhan keluarga saya sehari-hari.Biaya untuk makan saja mungkin kami tidak sanggup, biaya anak-anak sekolah juga tidak mungkin ada.Bisa- bisa anak-anak saya tidak dapat merasakan pendidikan yang lebih tinggi lagi dibanding kami orang tuanya.Ditambah lagi saya dan suami setiap bulannya wajib mengirim uang kepada orang tua dikampung.Maklumlah, orang tua sudah tua dan tidak sanggup lagi bekerja.Bersyukur dengan ikutnya saya membantu suami dalam menopang perekonomian keluarga membuat kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi dengan baik, anak-anak bersekolah, dan saya dengan suami juga bisa menabung sebagian dari hasil keringat kami.”Wawancara dengan Ibu Yusnah di rumah Ibu Yusnah, pada 20 September 2016. Tidak hanya bekerja sebagi buruh tani di lahan pertanian masyarakat Desa Tanjung Gusta saja Ibu Yusnah bekerja, sayur-sayuran seperti daun singkong dan jipang dimanfaatkan oleh Ibu Ayu untuk dijual kepasar. Biasanya pemilik lahan pertanian tersebut mengijinkan Ibu Yusnah untuk mengambil tanaman tersebut di ladang mereka.Kesempatan tersebut tidak disia-siakan oleh Ibu Yusnah, setiap sorenya dia memetik sayuran tersebut, mengikat sesuai dengan harga jual dan mengantarnya ke pasar untuk dijual.Walaupun hasilnya tidak banyak, tetapi hasilnya ditabung sedikit demi sedikit. Pendapatan yang diperoleh Ibu Yusnah setiap minggunya adalah kurang lebih Rp. 360.000 per minggunya sama seperti buruh lainnya. Karena upah yang diterima buruh tani setiap bekerja sehari adalah Rp. 60.000 hari. Dari penghasilan yang diterima Ibu Yusnah setiap harinya, iapergunakan untuk membeli kebutuhan dapur, uang jajan sekolah anak-anak dan untuk ditabung. Kalau masalah makan sehari-hari, Ibu Yusnah dapat menghemat Universitas Sumatera Utara 56 karena sayuran yang dimasak dapat diperoleh dari ladang tempat ia bekerja. Pemilik lahan sendiri mengijinkan agar Ibu Yusnah mengambil sedikit sayuran yang ada di lahan pertanian. Meskipun Ibu Yusnah ikut terjun mencari nafkah untuk keluarga dan tetap melaksankan pekerjaannya menjadi ibu rumah tangga, Ibu Yusnah tidak pernah merasa keberatan untuk menjalan dua peran tersebut.Ibu Yusnah tidak pernah melalaikan pekerjaan rumah tangganya walaupun Ibu Yusnah ikut bekerja sebagai buruh tani, karena menurut Ibu Yusnah itu merupakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang isteri dan ibu rumah tangga. Ibu Yusnah harus tetap menjalankan tugasnya sebaik-baiknya karena tugas utama perempuan adalah menjadi ibu rumah tangga yang baik dan tau apa yang harus dibutuhkan oleh suami dan anak- anaknya. “Tidak pernah ada rasa keberatan di hati saya untuk menjalankan dua beban sekaligus. Walaupun terasa capek harus menjalankan keduanya, saya tetap bahagia karena dengan bekerja saya mampu memenuhi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anak-anak saya. Kalau saya capek, saya selalu ingat keluarga saya. Kalau saya tidak ikut bekerja membantu suami, apa yang akan saya berikan untuk keluarga saya? Makan apa anak-anak saya? Itulah sebabnya saya tidak pernah merasa terbebani , dibawa santai saja. Kalau mengeluh tidak akan menghasilkan apa-apa buat saya dan keluarga. Apalagi anak-anak saya mau membantu saya dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, itu juga dapat mengurangi sedikit beban saya.Apa yang dapat mereka kerjakan saya suruh untuk dikerjakan tanpa ada paksaan apa pun. Karena sejak kecil Universitas Sumatera Utara 57 anak-anak saya sudah saya ajarkan hidup mandiri.”Wawancara dengan Ibu Yusnah di rumah Ibu Yusnah, pada 20 September 2016.

1.2. Informan Biasa

Dokumen yang terkait

PARTISIPASI BURUH TANI PEREMPUAN DALAM PROSES PRODUKSI PERTANIAN PADI SAWAH (Studi pada Buruh Tani Perempuan Desa Batang Harjo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur)

5 24 67

PARTISIPASI BURUH TANI PEREMPUAN DALAM PROSES PRODUKSI PERTANIAN PADI SAWAH (Studi pada Buruh Tani Perempuan Desa Batang Harjo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur)

0 16 60

Kontribusi Ekonomi, Peran Ganda Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga Buruh Pabrik (Kasus di Kecamatan Dramaga- Kabupaten Bogor)

0 7 207

Kontribusi Buruh Tani (Aron) Perempuan Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Beganding Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo

2 57 204

Kontribusi Peran Ganda Perempuan Buruh Tani Terhadap Kesejahteraan Keluarga (Studi Kasus Pada Buruh Tani Perempuan di Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 11

Kontribusi Peran Ganda Perempuan Buruh Tani Terhadap Kesejahteraan Keluarga (Studi Kasus Pada Buruh Tani Perempuan di Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 2

Kontribusi Peran Ganda Perempuan Buruh Tani Terhadap Kesejahteraan Keluarga (Studi Kasus Pada Buruh Tani Perempuan di Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

1 1 7

Kontribusi Peran Ganda Perempuan Buruh Tani Terhadap Kesejahteraan Keluarga (Studi Kasus Pada Buruh Tani Perempuan di Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

2 6 26

Kontribusi Peran Ganda Perempuan Buruh Tani Terhadap Kesejahteraan Keluarga (Studi Kasus Pada Buruh Tani Perempuan di Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

0 1 2

Kontribusi Peran Ganda Perempuan Buruh Tani Terhadap Kesejahteraan Keluarga (Studi Kasus Pada Buruh Tani Perempuan di Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 5