38
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1. Deskripsi Desa Tanjung Gusta 4.1.1. Kondisi Fisik Kecamatan Medan Sunggal
a. Dasar Hukum
Kecamatan Medan Sunggal pemekaran Dati-II Deli Serdang berdasarkan Peraturan Pemerintah No.22 tanggal 9 Mei 1973 terdiri dari 11 kelurahan
Tanjung Rejo, Babura, Sei Sikambing B, Sunggal, Simpang Tanjung, Lalang, Tanjung Gusta, Cinta Damai, Sei Sikambing C-II, Dwikora, Helvetia.
Berdasarkan surat keputusan Gubernur Dati-I Sumatera Utara Nomor 13828K tahun 1984 tentang pembentukan 10 perwakilan kecamatan yakni Sunggal
Kelurahan Tanjun Rejo, Babura, Sei Sikambing B, Sunggal, Simpang Tanjung, Lalang menjadi kecamatan induk dan perwakilan Kecamatan Medan Sunggal I
Kelurahan Tanjung Gusta, Cinta Damai, Sei Sikambing C-II, Dwikora, Helvetia. Dilanjutkan SK Gubsu Nomor 1404078K1978 tentang pemekaran Kelurahan
Helvetia menjadi Helvetia, Helvetia Tengah, Helvetia Timur, wilayahnya merupakan perwakilan kecamatan Medan Sunggal I 14 kelurahan.
Kemudian SK Gubsu Nomor 138402K Tahun 1992 tentang penataan dan perubahan 10 perwakilan kecamatan Medan Sunggal I menjadi perwakilan
Kecamatan Medan Helvetia. Peraturan Pemerintah Nomor 501991 tanggal 31 Oktober 1991 perwakilan Kecamatan Medan Helvetia menjadi Kecamatan Medan
Helvetia. Sejak itu Kecamatan Medan Sunggal bagian kota Medan hingga sekarang, menjadi kecamatan mandiri. Awalnya Kecamatan Medan Sunggal
bergabung dengan Medan Baru dan Medan Polonia.
Universitas Sumatera Utara
39
4.1.2 Letak Geografi Desa Tanjung Gusta
Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal merupakan salah satu kecamatan yang berada dibawah wilayah kabupaten Deli Serdang. Kecamatan ini memiliki
luas wilayah 89,69 Km2 atau sekitar 8.969 Ha. Ditinjau dari topologi daerah Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal merupakan areal perladangan.Hal ini terlihat
dari banyak tanaman ladang yang menghiasi hampir sebagian besar luas wilayah.Jumlah keseluruhan penduduk di Desa Tanjung Gusta kecamatan Sunggal
33.601 jiwa.Jumlah tersebut terdiri dari komposisi laki-laki berjumlah 9.902 jiwa dan perempuan berjumlah 10.881 jiwa.Dari jumlah tersebut terlihat dominasi
penduduk di desa Tanjung Gusta adalah perempuan.Hal ini disebabkan oleh banyaknya kaum lelaki yang bekerja merantau ke luar daerah.
Komposisi penduduk di Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal berdasarkan kelompok penduduk yang sudah menikah dan yang belum
menikah.Jumlah penduduk yang sudah menikah berjumlah 85, sedangkan jumlah penduduk yang belum menikah berjumlah 15. Penduduk di Desa
Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan sebaian lagi bekerja sebagai buruh, TNI, PNS , pedagang, dan
pengangguran. Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal memiliki 6 dusun. Dusun-dusun
tersebut adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
40
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Desa Tanjung Gusta Berdasarkan Jenis Kelamin
DUSUN K
K Dewasa
Anak-Anak Lk
Pr Lk
Pr
Dusun I Dusun II-A
Dusun II-B Dusun III
Dusun IV-A Dusun IV-B
Dusun IV-C Dusun IV-D
Dusun V Dusun VI
750 832 807 281 330 283 341 526 170 178
910 1683 1638 781 802 325 621 627 221 136
1466 1756 1725 810 913 560 1120 1280 150 250
318 732 656 165 144 784 1432 1464 518 524
759 967 983 711 796 362 579 541 187 175
JUMLAH 6517 10063 10247 3394 4248
Sumber: Sekretaris Desa Tanjung Gusta tahun 2015 Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal terletak di Jl.Inpres No.8A
dengan batas-batas sebagai berikut: -
Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Klambir Lima Kebun
- Sebelah Timur berbatasan dengan
: Kel. Tanjung Gusta Helvetia -
Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Lalang Kel. Tanjung Gusta
Universitas Sumatera Utara
41 -
Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Purwodadi
Jarak Tempuh Desa Tanjung Gusta dari Ibu Kota Sumatera Utara yaitu Medan adalah sejauh 15 Km, diperlukan waktu kurang lebih 45 menit dengan
menggunakan kendaraan roda empat.Wilayah Desa Tanjung Gusta yang memiliki banyak penduduk dengan mata pencaharian sebagai petani terdapat di Dusun III,
hal tersebut dapat dilihat dari data di atas yang saya peroleh dari sekretaris Desa Tanjung Gusta.
Luas Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal adalah 438,70 H. Pemanfaatan tanah adalah sebagai berikut :
a. Perumahan dan pemukiman : 235,5 Ha
b. Sawah
: 71 Ha c.
Lain-lain : 114,70 Ha
Berikut ini adalah jumlah mata pencaharian Desa Tanjung Gusta:
Tabel 4.2 Mata Pencaharian Penduduk Desa Tanjung Gusta
No Nama
Dusun Petani
TNI POLRI Buruh
PNS Peg.Swasta
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Dusun I Dusun II-A
Dusun II-B Dusun III
Dusun IV-A Dusun IV-B
Dusun IV-C Dusun IV-D
Dusun V Dusun VI
20 72
35 1194
1278 100
42 12
4 4
3 2
8 2
4 8
3 6
4 -
2 -
4 3
5 7
5 12
2 1
1612 503
2507 370
1735 1625
904 2819
719 614
10 12
20 11
234 50
71 41
10 10
522 635
746 35
1968 260
672 650
1375 835
Universitas Sumatera Utara
42 Sumber: Kantor Kepala Desa Tanjung Gusta 2015
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Tanjung Gusta sebagai petani dan buruh.Hal ini
disebabkan kondisi alam Desa Tanjung Gusta yang memang cocok untuk bertani dan terdapat banyak pabrik di Desa Tanjung Gusta.Sektor pertanian yang paling
menonjol di daerah tersebut adalah buah-buahan, sayur-sayuran, dan padi.Banyak hasil pertanian ini dikirim ke berbagai daerah, Medan merupakan salah satunya.
4.1.3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana merupakan hal yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendukung semua kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. Dengan
terpenuhinya semua sarana dan prasarana seperti; pendidikan, kesehatan, ibadah dan komunikasi informasi maka masyarakat akan semakin mudah untuk mencapai
tujuan hidup manusia dalam bermasyarakat. Di Desa Tanjung Gusta sendiri menyediakan sarana dan prasarana ataupun fasilitas yang terdapat di Desa
Tanjung Gusta tersebut, adapun sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Tanjung Gusta adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Sarana Tempat Ibadah
No Jenis Sarana
Jumlah Unit
1 2
3 Mesjid
Mushollah Gereja
7 -
7 Sumber: Kantor Kepala Desa Tanjung Gusta 2015
Universitas Sumatera Utara
43 Dilihat dari sarana dan prasarana ibadah Desa Tanjung Gusta hanya
memiliki dua jenis sarana dan prasarana ibadah yaitu Mesjid dan Gereja.Mesjid yang ada di Desa Tanjung Gusta tersebar di beberapa dusun. Sedangkan untuk
Gereja ada sebanyak 7 unit diantaranya; Gereja Batak Karo Protestan GBKP, Gereja Bethany, Gereja Advent, Gereja Pentakosta di Indonesia GPdI, Gereja
Batak Pak-Pak, Huria Kristen Batak Protestan HKBP dan Gereja Katolik.
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Pendidikan
No Sarana dan Prasarana
Jumlah Unit
1 2
3 4
Pendidikan Anak Usia Dini PAUDTK Sekolah DasarSederajat
Sekolah Menengah Pertama Sederajat Sekolah Menengah Atas Sederajat
2 4
3 2
Sumber: Kantor Kepala Desa Tanjung Gusta 2015 Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dan dibutuhkan oleh
masyarakat selama hidupnya.Dengan adanya pendidikan maka masyarakat dapat meningkatkan taraf hidupnya.Pendidikan yang baik haruslah didukung oleh sarana
dan prasarana yang baik pula.Adapun sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Desa Tanjung Gusta belum dapat dikatakan belum lengkap karena tidak adanya
sarana pendidikan Perguruan Tinggi.
Universitas Sumatera Utara
44
Tabel 4.5 Sarana dan Prasaran Kesehatan
No Sarana Kesehatan
Jumlah Unit Jumlah Tenaga Medis
1 2
3 4
Pustu Praktek Dokter
Toko Obat Berizin Posyandu
1 -
1 10
- 2
- 5
Sumber: Kantor Kepala Desa Tanjung Gusta 2015 Selain pendidikan, kesehatan juga merupakan sesuatu yang penting bagi
masyarakat. Adapun sarana dan prasarana kesehatan yang ada di Desa Tanjung Gusta ialah Posyandu sebanyak 10 unit dimana setiap posyandu memiliki kader
sebanyak 5 orang dan Puskesmas Pembantu sebanyak satu unit. -
Sarana dan Prasarana Perkonomian
Prasarana dan sarana yang mendukungmendorong kegiatan perekonomian di Desa Tanjung Gusta, antara lain sarana dan prasarana infrastruktur yang
menghubungkan di pusat-pusat kegiatan perekonomian sudah cukup baik dan lancar, dengan kondisi jalan yang sudah diperkeras. Selain infrastruktur yang
mendukung jalannya perekonomian di Desa Tanjung Gusta, masyrakat setempat juga bisa melakukan simpan panjam di Koperasi Simpan Pinjam Kaum Ibu Al-
Ikhlas, pengurus koperasi didominasi oleh ibu-ibu di Desa Tanjung Gusta.
Universitas Sumatera Utara
45
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.Profil Informan dan Temuan Data 1.1. Informan Kunci
Informan yang merupakan IsteriIbu yang bekerja sebagai buruh tani di Desa Tanjung Gusta dan merupakan ibu rumah tangga.
1. Nama : Kaliem
Umur : 50 tahun Alamat : Dusun III Tanjung Gusta, Jalan Blok Gading No. 34
Informan adalah seorang perempuang yang telah berkeluarga, pendidikan terakhirnya hanya sampai kepada tamatan Sekolah Menengah Pertama SMP.Ia
memiliki seorang suami dan lima orang anak. Beliau merupakan penduduk asli masyarakat Desa Tanjung Gusta.Suami Ibu Kaliem bernama Pak Salidjo.Ibu
Kaliem dan suaminya tinggal dirumah kontrakan yang sederhana. Ibu Kaliem bekerja sebagai buruh tani selama 30 tahun semenjak dirinya menikah dengan
sang suami dan sampai sekarang Ibu Kaliem masih bekerja di lahan pertanian masyarakat Tanjung Gusta untuk membantu suami dalam menopang
perekonomian keluarga. Suami Ibu Kaliem mempunyai ladang yang ukurannya 1 satu rantai 20m x 20m, ladang tersebut ditanami sayur-sayuran. Akan tetapi
penghasilan Pak Salidjo dari hasil ladang tersebut belum bisa mencukupi seluruh kebutuhan keluarga, sehinggan Ibu Kaliem pertama kali memutuskan untuk
bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat setempat agar membantu suaminya sebagai kepala keluarga untuk mecari nafkah.
Universitas Sumatera Utara
46 “ Saya bekerja sebagai buruh tani setiap harinya untuk membantu suami saya
dalam memenuhi berbagai kebutuhan keluarga yang semakin hari- semakin bertambah saja. Kalau hanya mengharapakan penghasilan suami saya, semua
kebutuhan keluarga saya tidak akan terpenuhi.”wawancara dengan Ibu Kaliem di rumah Ibu Kaliem ,pada 20 September 2016.
Waktu bekerja Ibu Kaliem sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta selama tujuh hari berturut-turut yaitu dari hari senin sampai
dengan hari minggu dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB. Setiap harinya Ibu Kaliem memanfaatkan waktunya untuk bekerja selama
tujuh hari, jika tidak ada panggilan bekerja maupun ada halangan seperti dirinya sakit, mengurus suami sakit, mengurus anak sakit, menghadiri pesta dan lain
sebagainya, Ibu Kaliem tidak akan bekerja. Pekerjaan yng dilakukan oleh Ibu Kaliem di lahan pertanian masyarakat memerlukan fisik, tenaga yang sangat kuat
agar Ibu Kaliem mampu melakukan tugan dan pekerjaannya sebagai buruh tani setiap harinya.Biasanya Ibu Kaliem melakukan pekerjaan sesuai dengan
permintaan dari pemilik lahan seperti memanen kol, memanen kentang, memanen sayur-sayuran, membersihkan lahan pertanian yang baru selesai panen, memberi
pupuk tanaman dsb. Pekerjaan yang dilakukan oleh Ibu Kaliem sama dengan pekejaan yang dilakukan oleh buruh tani pria, baik itu pekerjaan yang biasa
seperti mencabut rumput maupun pekerjaan berat sepeti mengangkat hasil panen. Rutinitas Ibu Kaliem sehari-hari selain menjadi buruh tani di lahan pertanian
masyarkat setempat, Ibu Kaliem juga harus melaksanakan peran utamanya sebagai isteri dan ibu rumah tangga yang melaksanakan seluruh pekerjaan rumah
tangganya, baik mengurus kebutuhan suami, merawat kebersihan rumah,
Universitas Sumatera Utara
47 memasak, mencuci pakaian, belanja kebutuhan dapur dan sebagainya. Setiap
harinya ibu Kaliem bangun pagi pukul 05.00 WIB, sebelum Ibu Kaliem memulai aktifitasnya, tidak lupa ibu Kaliem melaksanakan sholat subuh. Kemudian ibu
Kaliem melakukan pekerjaan rumah tangganya yaitu, membersihkan rumah dan menyiapkan makanan untuk keluarga.Setelah menyelesaika pekerjaan
domestiknya, ibu Kaliem bergegas untuk pergi ke ladang untuk bekerja. “Setiap harinya saya bangun tidur jam 5 pagi, sebelum saya melakukan
seluruh aktifitas, saya melaksanakan sholat subuh terlebih dahulu. Setelah itu saya baru mengerjakan pekerjaan rumahtangga, seperti membersihkan rumah
dan menyiapkan makanan untuk keluarga. Setelah semua pekerjaan rumah saya selesai, saya bergegas pergi ke ladang untuk bekerja,biasanya jam 9 pagi saya
sudah pergi ke ladang. Kemudian jam 11 pagi saya kembali ke rumah untuk istirahat dan makan siang, Kemudian jam 2 siang saya kembali lagi ke ladang
untuk menyelesaikan pekerjaan saya. Jam 5 sore biasanya saya sudah menyelesaikan semua pekerjaan saya, kemudian saya pulang ke rumah. Setelah
itu, saya tidak ada melakukan aktifitas lagi, hanya berisitirahat”. Wawancara dengan Ibu Kaliem di rumah Ibu Kaliem, pada 20 September 2016
Penghasilan yang diperoleh Ibu Kaliem setiap harinya sebesar RP. 60.000. Uang tersebut dipergunakan Ibu Kaliem untuk biaya sehari-hari seperti kebutuhan
untuk makan dan biaya sekolah anaknya. Mengenai anak-anak Ibu Kaliem, anak pertamanya seorang laki-laki yang berumur 27 tahun dan sudah berkeluarga yang
saat ini tinggal tidak jauh dari rumah Ibu Kaliem, dan bekerja sebagai buruh pabrik di desa Tanjung Gusta. Anak kedua dan ketiga adalah seorang perempuan
yang sudah menikah dan mempunyai anak, mereka juga tinggal tidak jauh dari
Universitas Sumatera Utara
48 rumah Ibu Kaliem.Anak keempat adalah seorang laki-laki yang saat ini masih
tinggal bersama dirumah Ibu Kaliem, ia juga ikut membantu ayahnya bekerja di ladang mereka.Anak kelima Ibu Kaliem adalah seorang perempuan yang sekarang
masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas SMA, kelas 2 SMA.Penghasilan yang diperoleh ibu Kaliem di tabung untuk membayar uang
sekolah anaknya setiap bulan.Selain itu penghasilan yang diperolehnya disimpan untuk biaya suaminya yang sekarang sudah sakit-sakitan.Jadi, setiap hari Sabtu
ibu Kaliem menemani suaminya untuk melakukan terapi kesehatan di daerah Kampung Lalang.
Sebagai manusia yang beragama, Ibu Kaliem pun tidak lupa selalu menyempatkan diri untuk beribadah, yakni menjalankan sholat lima waktu dan
mengikuti kegiatan pengajian ibu-ibu di lingkungan tempat tinggal Ibu Kaliem, pengajian tersebut dilaksanakan setiap Jumat siang. Ibu Kaliem dikenal sebagai
pribadi yang ramah dan santuk oleh masyarakat sekitar.Hubungannya dengan tetangga juga tejalin harmonis. Dengan beban ganda yang dipikul Ibu Kaliem saat
ini, beliau tidak merasa keberatan karena baginya itu merupakan sebuah tanggung jawabnya sebagai seorang istri untuk melakukan pekerjaan rumah tangga dan Ibu
Kaliem ikhlas membantu mencari nafkah dengan bekerja sebagai buruh tani, itu dilakukan Ibu Kalien untuk meningkatkan perekonomian keluarga.
2. Nama : Minah
Umur : 47 Tahun Alamat : Dusun III Tanjung Gusta, Jalan Blok Gading No. 27
Universitas Sumatera Utara
49 Informan adalah seorang perempuan yang telah berkeluarga, pendidikan
terakhir yang dirasakan Ibu Minah adalah Sekolah Menengah Pertama, dia tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi dikarenakan orang
tuanya tidak mempunyai biaya yang cukup untuk menyekolahkan anak-anaknya. Ibu Misnah memiliki seorang suami dan 3 orang anak, dimana anak pertamanya
laki-laki berumur 23 tahun dan bekerja menjadi buruh pabrik.Anak keduanya laki- laki berumur 20 tahun, dan anak ketiganya perempuan berumur 17 tahun dan
masih bersekolah di SMA Negeri yang ada di Tanjung Gusta.Suami Ibu Minah bernama Pak Tarmiji, Pak Tarmiji saat ini bekerja sebagai buruh bangunan.Saat
ini, Ibu Minah dan keluarganya tinggal dirumah kontrakan yang sederhana di dekat lahan pertanian tempat Ibu Minah bekerja sebagai buruh tani.
Ibu Misah bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta selama 10 tahun semenjak suaminya pindah ke desa Tanjung
Gusta untuk mencari pekerjaan.Suaminya yang hanya bekerja sebagai buruh bangunan tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara baik setiap
harinya.Ibu Minah bekerja setiap harinya tergantung ada tidaknya panggilan dari pemilik lahan untuk menyewa jasanya dalam mengelola lahan pertanian
mereka.Jika banyak panggialn bekerja, maka dari hari senin sampai minggu Ibu Misnah bekerja di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta.
“Saya ikut pindah dengan suami ke Tanjung Gusta dikarenakan suami saya ingin mencari pekerjaan disini.Sebelum disini, kami tinggal di daerah Tembung.Ya,
karena suami saya hanya bekerja sebagai buruh bangunan, penghasilan yang diperoleh suami saya tidak mampu untuk memenuhi berbagai kebutuhan
keluarga.Untuk biaya makan saja saya dan keluarga kesusahan.Buruh bangunan
Universitas Sumatera Utara
50 merupakan pekerjaan utama suami saya namun tidak setiap hari suami saya
bekerja.Hal ini dikarenakan buruh bangunan merupakan pekerjaan musiman tergantug ada tidaknya proyek bangunan.Kalau saya tidak turut membantu suami
saya bekerja, maka anak-anak saya tidak bisa bersekolah untuk meraih cita-cita mereka”.Wawancara dengan Ibu Minah, pada 20 September 2016.
Setiap kali Ibu Minah dipanggil untuk bekerja di lahan pertanian milik masyarakat desa Tanjung Gusta, Ibu Minah diupah sebesar Rp. 60.000.Uang yang
diperoleh Ibu Minah dari hasilnya bekerja dipakai untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti belanja untuk makanan sehari-hari dan disisihkan untuk
membayar uang sekolah anaknya setiap bulan. Sebagian dari penghasilan yang diperolah Ibu Misnah dipergunakan juga untuk modal membuat makanan seperti
kue dan kerupuk yang nantinya akan dijual oleh anaknya perempuan disekolah.Uang hasil jualan kue di sekolah anaknya tersebut disimpan oleh Ibu
Minah untuk membayar uang sekolah anaknya dan untuk tabungan keluarganya. Selama 10 tahun Ibu Minah bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian
masyarakat desa Tanjung Gusta, membuat kebutuhan rumah tangga yang dulunya serba kekurangan sekarang ini dapat terpenuhi dengan baik.Ditambah lagi ketiga
anaknya dapat bersekolah di sekolah yang baik, meskipun dua anaknya hanya sampai lulusan SMA, bagi Ibu Minah itu merupakan motivasi dalam Ibu Minah
bekerja.Ibu Minah juga berharap dapat menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih baik.
Sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta membuat Ibu Minah harus tetap memiliki fisik yang kuat untuk melakukan
pekerjaanya di ladang.Pekerjaan yang setiap harinya dikerjakan Ibu Minah di
Universitas Sumatera Utara
51 ladang adalah membersihkan lahan pertanian, menanam tanaman yang telah
disediakan dan memanen hasil pertanian. Semua pekerjaan yang dilakukan Ibu Minah tergantung kepada pekerjaan apa yang di perintahkan oleh pemilik lahan
pertanian dan dibutuhkan di lahan pertanian tersebut. Biasanya sebelum Ibu Minah berangkat bekerja sebagai buruh tani, Ibu Minah harus menyelesaikan
semua pekerjaan rumah tangganya di dalam keluarga, baik dalam hal melayani suami, membersihkan rumah, membesarkan dan merawat anak-anak, menyiapkan
makanan untuk keluarga, mencuci pakaian, berbelanja ke pasar dan lain sebagainya. Setiap harinya, Ibu Minah harus bangun pukul 05.00 WIB.Tidak lupa
sebelum melakukan rutinitasnya sehari-hari Ibu Minah melaksanakan sholat terlebih dahulu. Setelah itu , Ibu Minah memulai aktifitas kerumahtanggannya,
seperti memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumah dan menyiapkan keperluan suaminya untuk pergi bekerja sebagai buruh bangunan. Hal ini
dilakukan agar pekerjaan rumah tangganya dapat terselesaikan dengan baik sebelum berangkat bekerja.
Sepulang bekerja dan menyelesaikan pekerjaanya sebagai buruh tani, Ibu yani tetap menjalankan peran dan tugasnya sebagai ibu dan isteri yang
baik.Kewajibannya sebagai ibu rumah tangga tetap dilaksanakan walaupun sebagian pekerjaan rumah tangganya sudah dibantu oleh ketiga anaknya.Pekerjaan
yan dibantu oleh anak-anaknya seperti mencuci piring, membersihkan rumah, menyapu halaman, menyetrika ataupun membersihkan kamar mandi.Biasanya
memasak merupakan pekerjaan yang tetap dilakukan oleh Ibu Minah sebelum dan sepulang dari bekerja.Ibu Minah selesai bekerja dari ladang biasanya pukul 16.00
WIB. Setelah menyelesaika pekerjaan rumah tangganya, malam hari sebelum Ibu
Universitas Sumatera Utara
52 Minah beristirahat, Ibu Minah memasak kue yang akan dijual oleh anaknya
disekolah, Ibu Minah dibantu oleh anaknya memasak kue, setelah itu Ibu Misnah beristirahat.
Walaupun beban kerja yang diterima Ibu Minah lebih berat dibanding dengan beban kerja yang diterima oleh suami Ibu Yani, dia merasa ini merupakan
pekerjaan yang harus dijalankan demi keluarganya. “ Sangat berat bagi saya untuk menjalankan dua pekerjaan sekaligus, yakni saya
harus menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah tangga saya baik menyiapkan segala kebutuhan suami dan anak-anak sampai kepada kebutuhan pribadi saya
sendiri. Selain mengurusi kebutuhan rumah tangga saya, saya juga harus membantu suami saya mencari nafkah dengan saya bekerja sebagai buruh
tani.Namun semua pekerjaan tersebut saya lakukan dengan tulus hanya untuk keluarga saya, asalkan anak-anak dapat bersekolah dan mencapai cita-cita yang
lebih baik dibanding dengan orang tua mereka, saya sudah sangat senang untuk tetap berjuang dalam memperbaiki taraf hidup keluarga saya”.Wawancara
dengan Ibu Minah diumah Ibu Minah, pada 20 September 2016 . 3.
Nama : Yusnah Umur : 32 Tahun
Alamat : Dusun III Tanjung Gusta, Jalan Blok Gading No. 30 Ibu Yusnah adalah perempuan yang sudah berumah tangga.Pendidikan
terakir yang dienyam oleh Ibu Yusnah adalah Sekolah Menengah Pertama.Ibu Yusnah memiliki seorang suami yang bernama Pak Joko dan dua orang anak,
kedua anaknya merupakan perempuan yang sudah mulai beranjak dewasa. Anak
Universitas Sumatera Utara
53 Ibu Yusnah yang pertama berumur 16 tahun dan duduk dikelas 1 SMA Swasta
yang terdapat di desa Tanjung Gusta, dan anak bungsunya sekarang berusia 9 tahun dan duduk di kelas III SD Negeri yang ada di Tanjung Gusta. Pekerjaan
Suami Ibu Yusnah adalah sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta.Ibu Yusnah sendiri bekerja sebagai buruh tani selama 15 tahun
mengikuti pekerjaan suaminya untuk membantu suami dalam memenuhi kebutuhan keluarganya.
Setiap harinya mulai dari hari senin sampai hari miggu Ibu Yusnah selalu bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta. Ibu
Yusnah dan suami selalu memanfaatkan waktu untuk bekerja dan mengumpulkan pundi-pundi uang untuk masa depan anak-anak mereka kelak agar tidak
merasakan hidup susah seperti orang tua mereka. Pukul 05.00 WIB Ibu Yusnah sudah bangun, dia mulai membersihkan rumah, mencuci piring, mencuci pakaian
dan mempersiapkan sarapan untuk keluarga.Tidak hanya sendiri saja, Ibu Yusnah dibantu oleh kedua anaknya untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangganya.Sejak
kecil anak anak Ibu Yusnah sudah di didik untuk hidup mandiri. Selesai mengerjakan pekerjaan rumah tangganya, Ibu Yusnah mempersiapkan dirinya dan
suaminya untuk berangkat bekerja, Ibu Yusnah yang mempersiapkan barang- barang apa saja yang harus dibawa oleh dia dan suaminya ke ladang seperti: pisau,
cangkul, ember, guni karung bekas dan lain sebagainya. Tidak lupa Ibu Yusnah juga membawa perlengkapan untuk melindungi dirinya dalam bekerja seperti topi
agar terik matahari tidak mengengat kepalanya, sarung tangan agar mempermudah pekerjaan dan tidak memuat tangan rusak, bedak dingin yang dioleskan ke bagian
muka agar kulit muka yang terkena sinar matahari tidak rusak, baju basahan
Universitas Sumatera Utara
54 panjang tangan baju bekerja, sepatu boot dan tidak lupa bekal makan siang
mereka. Ibu Yusnah dan Pak Joko tidaik selalu bersama-sama bekerja, adakalanya mereka bekerja secara terpisah karena semua tergantung permintaan pemilik lahan
pertanian.Atau mereka bekerja di ladang yang bebeda. Saat ini Ibu Yusnah dan keluarganya tinggal di rumah kontrakan yang
sederhana di desa Tanjung Gusta.Ibu Yusnah merupakan penduduk asli desa Tanjung Gusta, Ibu Yusnah lahir dan besar di desa ini.Ibu Yusnah memulai
pekerjaannya sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta sejak dia masih gadisbelum menikah.Hal itu dilakukannya karena kedua
orang tuanya tidak mampu membiayai seluruh kebutuhan keluarga mereka, sehingga Ibu Yusnah harus turut membantu orang tuanya dengan bekerja di lahan
pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta.Setelah menikah, Ibu Yusnah tetap menjalankan pekerjaannya sebagai buruh tani. Jika ia berhenti dari pekerjaannya
ini maka suaminya tidak akan mampu memenuhi segala kebutuhan keluarga. Pekerjaan yang biasa dilakukan Ibu Yusnah di ladang adalah memanen
hasil tanaman seperti tanaman kentang, lobak kol, sayur putih, tomat, jeruk, dan lain sebagainya. Yang paling sering dilakukan Ibu Yusnah adalah memanen
sayur-sayuran. Alasan terbesar Ibu Yusnah ikut terju bekerja sebagai buruh tani dikarenakan kebutuhan keluarga yang harus terpenuhi dan yang terutama untuk
pendidikan anak-anak mereka, jika hanya mengharapakan penghasilan suami Ibu Yusnah maka banyak kebutuhan kelurga yang tidak terpenuhi.
“Kalau sampai saat ini saya hanya mengharapkan pendapatanpenghasilan suami saya setiap harinya, manalah cukup untuk
Universitas Sumatera Utara
55 memenuhi segala kebutuhan keluarga saya sehari-hari.Biaya untuk makan
saja mungkin kami tidak sanggup, biaya anak-anak sekolah juga tidak mungkin ada.Bisa- bisa anak-anak saya tidak dapat merasakan
pendidikan yang lebih tinggi lagi dibanding kami orang tuanya.Ditambah lagi saya dan suami setiap bulannya wajib mengirim uang kepada orang
tua dikampung.Maklumlah, orang tua sudah tua dan tidak sanggup lagi bekerja.Bersyukur dengan ikutnya saya membantu suami dalam menopang
perekonomian keluarga membuat kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi dengan baik, anak-anak bersekolah, dan saya dengan suami juga bisa
menabung sebagian dari hasil keringat kami.”Wawancara dengan Ibu Yusnah di rumah Ibu Yusnah, pada 20 September 2016.
Tidak hanya bekerja sebagi buruh tani di lahan pertanian masyarakat Desa Tanjung Gusta saja Ibu Yusnah bekerja, sayur-sayuran seperti daun singkong dan
jipang dimanfaatkan oleh Ibu Ayu untuk dijual kepasar. Biasanya pemilik lahan pertanian tersebut mengijinkan Ibu Yusnah untuk mengambil tanaman tersebut di
ladang mereka.Kesempatan tersebut tidak disia-siakan oleh Ibu Yusnah, setiap sorenya dia memetik sayuran tersebut, mengikat sesuai dengan harga jual dan
mengantarnya ke pasar untuk dijual.Walaupun hasilnya tidak banyak, tetapi hasilnya ditabung sedikit demi sedikit. Pendapatan yang diperoleh Ibu Yusnah
setiap minggunya adalah kurang lebih Rp. 360.000 per minggunya sama seperti buruh lainnya. Karena upah yang diterima buruh tani setiap bekerja sehari adalah
Rp. 60.000 hari. Dari penghasilan yang diterima Ibu Yusnah setiap harinya, iapergunakan untuk membeli kebutuhan dapur, uang jajan sekolah anak-anak dan
untuk ditabung. Kalau masalah makan sehari-hari, Ibu Yusnah dapat menghemat
Universitas Sumatera Utara
56 karena sayuran yang dimasak dapat diperoleh dari ladang tempat ia bekerja.
Pemilik lahan sendiri mengijinkan agar Ibu Yusnah mengambil sedikit sayuran yang ada di lahan pertanian.
Meskipun Ibu Yusnah ikut terjun mencari nafkah untuk keluarga dan tetap melaksankan pekerjaannya menjadi ibu rumah tangga, Ibu Yusnah tidak pernah
merasa keberatan untuk menjalan dua peran tersebut.Ibu Yusnah tidak pernah melalaikan pekerjaan rumah tangganya walaupun Ibu Yusnah ikut bekerja sebagai
buruh tani, karena menurut Ibu Yusnah itu merupakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang isteri dan ibu rumah tangga. Ibu Yusnah harus tetap menjalankan
tugasnya sebaik-baiknya karena tugas utama perempuan adalah menjadi ibu rumah tangga yang baik dan tau apa yang harus dibutuhkan oleh suami dan anak-
anaknya. “Tidak pernah ada rasa keberatan di hati saya untuk menjalankan dua
beban sekaligus. Walaupun terasa capek harus menjalankan keduanya, saya tetap bahagia karena dengan bekerja saya mampu memenuhi
kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anak-anak saya. Kalau saya capek, saya selalu ingat keluarga saya. Kalau saya tidak ikut bekerja
membantu suami, apa yang akan saya berikan untuk keluarga saya? Makan apa anak-anak saya? Itulah sebabnya saya tidak pernah merasa
terbebani , dibawa santai saja. Kalau mengeluh tidak akan menghasilkan apa-apa buat saya dan keluarga. Apalagi anak-anak saya mau membantu
saya dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, itu juga dapat mengurangi sedikit beban saya.Apa yang dapat mereka kerjakan saya
suruh untuk dikerjakan tanpa ada paksaan apa pun. Karena sejak kecil
Universitas Sumatera Utara
57 anak-anak saya sudah saya ajarkan hidup mandiri.”Wawancara dengan
Ibu Yusnah di rumah Ibu Yusnah, pada 20 September 2016.
1.2. Informan Biasa
Informan yang merupakan suami dari buruh tani perempuan di Desa
Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang
1. Nama
: Salidjo Umur
: 59 Tahun Alamat
: Dusun III Tanjung Gusta, Jalan Blok Gading No. 34 Pak Salidjo nama suami dari Ibu Kaliem, Pendidikan terakir Pak Salidjo
adalah Sekolah Dasar SD. Pak Joko memiliki ladang berukuran 1 satu rantai yang ia tanami dengan sayur-sayuran. Lahan pertanian yang ia miliki tersebut
merupakan pemberian dari orang tuanya dahulu. Dari hari senin sampai dengan hari minggu Pak Salidjo bekerja untuk mengelola lahan pertanian miliknya
tersebut. Pekerjaan yang biasa Pak Salidjo lakukan adalah menggarap lahan pertanian yang nantinya akan ditanami dengan tanaman baru, pemupukan,
penyemprotanpemberian pestisida agar terhindar dari hama, memanen hasil pertanian dan lain sebagainya.
Setiap hari, Pak Salidjo bekerja dari pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB.Sebelum berangkat bekerja Pak Salidjo selalu menikmati
hidangan yang disediakan oleh isterinya setiap hari. Selesai sarapan, Pak Salidjo akan mempersiapkan semua perlengkapan yang akan dibawanya untuk bekerja.
Perlengkapan yang selalu dibawa Pak Salidjo dalam bekerja adalah cangkul untuk
Universitas Sumatera Utara
58 menggarap lahan, pisau panjang untuk memotong pohon, dan perlengkapan untuk
melindungi tubuh Pak Salidjo saat bekerja seperti topi, baju panjang tangan agar terlindung dari sinar matahari, celana panjang, sarung tangan dan lain sebagainya.
Hasil yang Pak Salidjo peroleh dari hasil pertanian miliknya sebesar Rp450.000 setiap minggunya.Penghasilan yang Pak Salidjo peroleh tidak terlalu besar
dikarenakan ukuran lahan pertanian milik Pak Salidjo hanya 1 satu ranting.Namun saat ini, pendapatan Pak Salidjo sudah berkurang yaitu hanya Rp.
300.000 setiap minggunya. Semakin berkurangnya pendapatan Pak Salidjo disebabkan keadaan fisik Pak Salidjo sudah tidak seperti dulu lagi kuatnya,
ditambah Pak Salidjo juga menderita penyakit tulang, dimana Pak Salidjo harus melakukan terapi setiap minggunya.
Kalau hanya mengandalkan pendapatan Pak Salidjo yang semakin sedikit, Pak Salidjo dan Ibu Kaliem tidak mungkin bertahan hidup.Oleh sebab itu Ibu
Kaliem turut membantu Pak Salidjo mencari nafkah tambahan untuk keluarganya. Sebenarnya Pak Salidjo tidak pernah melarang isterinya untuk bekerja sebagai
buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta, kalau Pak Salidjo melarang isterinya bekerja maka kebutuhan keluarga mereka tidak dapat
terpenuhi dengan baik. “Saya tida pernah melarang isteri saya untuk bekerja sebagai buruh tani
di lahan pertanian masyarakat tempata kami tinggal saat ini, dengan ikut campurnya isteri saya menopang perekonomian keluarga kami maka
penghasilan keluarga kami semakin bertambah.Apalagi belakangan ini saya sudah jarang bekerja, paling kuat saya bekerja hanya 5 kali
Universitas Sumatera Utara
59 seminggu. Mau bagaimana lagi,fisik saya semakin lemah karena faktor
usia juga. Saat ini saya juga lebih sering sakit-sakitan, isteri saya tidak tega membiarkan saya memaksakan diri saya untuk bekerja.”Wawancara
dengan Pak Salidjo di rumah Pak Salidjo pada 20 September 2016. Sebagai kepala keluarga didalam rumah tangga, Pak Salidjo melihat
bagaiman isterinya menjalakan peran isterinya sebagai ibu rumah tangga sektor domestik yang mengurus berbagai kebutuhan rumah tangga mulai dari memasak,
membersihkan rumah, menyiapkan segala keperluan Pak Salidjo.Selain menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga, Ibu Kaliem juga bekerja diluar
rumah tangga sektor publik untuk membantu suaminya mencari nafkah.Sejauh ini Pak Salidjo melihat isterinya menjalankan kedua perannya dengan baik.Ibu
Kaliem sebagai isteri tidak pernah melalaikan kewajibannya dan juga mampu menghasilkan pendapatan bagi keluarga. Jika isteri bekerja, Pak Salidjo
membantu Ibu Kaliem membersihkan rumah secara apa adanya. Hal ini dikarenakan Ibu Kaliem memiliki beban lebih berat dibanding dengan beban Pak
Salidjo sehingga Pak Salidjo ingin membantu mengurangi beban isterinya dalm bekerja.Namun tidak banyak pekerjaan yang dilakukan oleh Pak Salidjo karena
stamina Pak Salidjo yang tidak sepeti dulu lagi. Melihat kerja keras sang isteri dalam menopang perekonomian kelurga, Pak Salidjo sanggat bangga dengan kerja
keras isterinya tersebut. Pak Salidjo mengatakan bahwa dengan ikut campurnya isterinya dalam membantu dirinya dalam bekerja membuat perekonomian lebih
membaik.
Universitas Sumatera Utara
60 “Kondisi perekonomian bapak semakin membaik karena isteri bapak mau
membantu bapak bekerja.Lihatlah kondisi bapak saat ini, tidak sekuat dulu lagi.Kalau bapak paksakan untuk bekerja membuat kondisi fisik
bapak semakin lemah.Bapak tidak sanggup lagi bekerja rutin setiap harinya seperti dulu lagi.Dulunya juga isteri saya sudah bekerja sebagai
buruh tani tetapi tidak sesering sekarang ini, semenjak bapak sakit isteri bapak harus tiap hari bekerja.Selain memperoleh pendapatan dari isteri,
bapak juga dibantu oleh anak-anak.Setiap bulan anak-anak mau member sedikit dari pendapatan mereka untuk membantu kami.”Wawancara
dengan Pak Salidjo di rumah Pak Salidjo, pada 20 September 2016. 2.
Nama : Tarmiji
Umur : 50 Tahun
Alamat : Dusun III Tanjung Gusta, Jalan Blok Gading No. 27
Pak Tarmiji merupakan suami dari Ibu Minah .Pendidikan terakir yang dienyam Pak Tarmiji adalah Sekolah Menengah Pertama SMP.Pekerjaan
Pak Tarmiji adalah buruh bangunan dan sejak todal melanjut ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi, Pak Tarmiji sudah melakoni
pekerjaanya sebagai buruh bangunan.Dengan bekerja sebagai buruh bangunan Pak Tarmiji menafkahi keluarganya. Jika ada panggilan kerja
dari mandor, Pak Tarmiji akan bekerja dan mendapatkan gaji dari hasil kerjanya. Jika tidak ada panggilan pekerjaan maka Pak Tarmiji tidak akan
memiliki penghasilan. Pendapatan Pak Tarmiji setiap ada proyek bangunan tergantung pada besarnya proyek yang
dijalankannya.Pendapatan Pak Tarmiji tidaklah mencukupi untuk
Universitas Sumatera Utara
61 memenuhi berbagai kebutuhan keluarganya.Pak Tarmiji sendiri tidak
pernah merasa keberatan kalau isterinya bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat Desa Tanjung Gusta. Isteri Pak Tarmiji sendiri
tetap menjalankan perannya dengan baik , karena isterinya selalu berprinsip bahwa kewajiban sseorang isteri adalah sebagai ibu rumah
tangga yang mengatur urusan rumah tangga. Pak Tarmiji sendiri melihat bagaimana perjuangan isterinya yang menjalankan kedua perannya dengan
sungguh-sungguh.Sebelum berangkar bekerja, isterinya selalu menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangganya seperti menyediakan
sarapan untuk keluarga maupun membersihkan rumah.Setelah pulang dari bekerja, isteri Pak Tarmiji tetap harus menyelesaikan pekerjaannya sebagai
ibu rumah tangga. “ Saya tidak pernah keberatan kalau isteri saya harus bekerja sebagai
buruh tani di ladang-ladang untuk menyambung kehidupan keluarga kami. Semua itu dilakukan isteri saya karena pendapatan saya yang tidak
mencukupi untuk keluarga kami ini.Setiap harinya, uang keluar semakin meningkat saja, harga-harga sembako semakin mahal, kalau hanya saya
sendiri yang bekerja mana mungkin kami bisa bertahan hidup.Walaupun isteri saya ikut membantu saya mencari nafkah, isteri saya tetap dapat
menjalankan peran dan kewajibannya sebagai isteri dengan baik.Isteri saya selalu mengutamakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga dan
mengurus saya dan anak-anak dengan baik.Saya juga selalu menekankan isteri saya untuk tetap menjaga kesehatannya karena beban pekerjaannya
sangat berat, ditamabah lagi bekerja sebagai buruh tani membutuhkan
Universitas Sumatera Utara
62 tenaga yang kuat untuk melakukan semua pekerjaannya.”Wawancara
dengan Pak Tarmiji dirumah Pak Tarmiji pada 20 September 2016. Sebagai suami, Pak Tarmiji mendukung apa yang menjadi pilihan isterinya
yaitu memilih untuk bekerja sebagai buruh tani demi menopang perekonomian keluarga. Walaupun isterinya bekerja sebagai buruh tani, isterinya tetap
menjalankan semua pekerjaan rumah tangganya.Namun Pak Tarmiji menekankan kalau isterinya harus selalu menjalankan peran isterinya sebagai ibu rumah tangga
dengan baik.Dalam hal pembagian pekerjaan dalam rumah tangga, Pak Tarmiji tidak membantu isterinya untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah tangga
mereka.Pak Tarmiji biasanya membantu isterinya dalam mengurus anak-anak.Pak Tarmiji mengatakan bahwa tugas isteri itu adalah sebagai isteri dan ibu rumah
tangga yang baik terhadap keluarga.Jadi, semua pekerjaan tersebut harus dijalankan isterinya dengan baik.Pak Tarmiji tidak mau kalau isterinya bekerja
untuk membantunya dalam menopang perekonomian keluarga namun tidak menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga dengan baik.Tapi kenyataannya,
isteri Pak Tarmiji selalu menjalankan peran ibu rumah tangganya dengan baik, Ibu Minah tidak pernah melalaikan pekerjaan rumah tangganya.
Saat ini, perekonomian keluarga Pak Tarmiji semakin memabaik dikarenakan isteri Pak Tarmiji yang membantu untuk mencari nafkah untuk
keluarga. Selaain untuk kebutuhan sehar-hari keluarga, Pak Tarmiji dan isterinya sudah dapat menyekolahkan anak-anak mereka, menabung untuk masa depan dan
lain sebagainya. Sebagai kepala keluarga, Pak Tarmiji bangga melihat kerja keras isteriya dalam membantunya untuk memperbaik perekonomian keluarga
Universitas Sumatera Utara
63 mereka.Hasil kerja keras sang isteri inilah membuat segala kebutuhan keluarga
dapat terpenuhi. “Perekonomian keluarga saya sangat terbantu karena isteri saya ikut
membantu sya bekerja untuk mencari uang.Isteri saya berjuang keras bekerja sebagai buruh tani di ladang-ladang masyarakat disini.Semua
pekerjaan dilakukan oleh isteri saya hanya untuk membantu saya dalam memenuhi kebutuhan keluarga kami. Selain itu, dengan ikut bekerja
menopang perekonomian keluarga , anak-anak kami juga dapat bersekolah. Sebeleum bekerja di ladang , isteri saya harus menyelesaikan
pekerjaa rumah tangga seprti muncuci pakaian, memasak dan membereskan rumah. Sepulang dari bekerja isteri saya harus
menyelesaikan pekerjaan rumah tangganya.Hal ini harus dilakukan oleh isteri saya karena saya selalu menekankan pada isteri saya kalau pun
sudah membantu saya dalam bekerja, namun kewajibang dia sebagai isteri harus tetap jadi yang utama.”Wawancara dengan Pak Tarmiji di
rumah Pak Tarmiji, pada 20 September 2016. 3.
Nama : Joko
Umur : 36 Tahun
Alamat : Dusun III Tanjung Gusta, Jalan Blok Gading No. 32
Pak Joko merupakan suami dari Ibu Yusnah yang sudah memiliki dua orang anak. Saat ini Pak Joko bekerja sebagai buruh tani sama seperti isterinya
Ibu Yusnah. Pak Joko bekerja di lahan pertanian masyarakat Desa Tanjung Gusta selama 15 tahun.Sudah sangat sering Pak Joko pindah-pindah tempat bekerja, dari
pemilik lahan yang satu ke pemilik lahan lainnya. Pak Joko juga pernah bekerja
Universitas Sumatera Utara
64 sebagai buruh bangunan dan buruh pabrik sebelum menjadi buruh tani, akan tetapi
Pak Joko memutuskan menjadi buruh tani karena keluarga Pak Joko yang juga berasal dari keluarga petani sehingga Pak Joko lebih mahir atau terbiasa dalam
urusan bertani. Pak Joko biasaya bekerja dari hari senin sampai dengan hari minggu.Jika tidak ada panggilan kerja, maka Pak Joko memanfaatkan waktunya
untuk berjualan mie keliling dengan menggunakan sepeda motor. Mie itu sendiri diolah oleh sang isteri dari hasil penjualan tersebut dapat menambah pemasukan
bagi keluarga mereka. Penghasilan yang diperoleh Pak Joko setiap minggunya dari bekerja
sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta adalah kurang lebih sebesar Rp. 320.000 . Dari penghasilan yang diperoleh Pak Joko
sebagian besar penghasilan tersebut diberikan kepada sang isteri untuk dikelola sang isteri untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga. Biasanya, Rp. 100.000
uang dari penghasilan dipergunakan untuk dirinya sendiri.Dengan memperoleh pendapatan sebesar itu, Pak Joko belum mampu memenuhi segala kebutuhan
keluarganya.Kebutuhan keluarganya yang banyak ditambah kedua anaknya yang masih bersekolah.Karena kurangnya penghasilan suami, isteri Pak Joko yaitu Ibu
Yusnah harus bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta. Hal ini dilakukan karena sang isteri ingin membantu dirinya untuk
menopang segala kebutuhan keluarga. Pak Joko sendiri tidak keberatan jika sang isteri harus bekerja sebagai
buruh tani untuk membantunya mencari nafkah. Pak Joko sendiri takut kalau isterinya ikut membantunya bekerja memnuhi segala kebutuhan keluarga,
nantinya Ibu Yusnah tidak dapat menjalankan kedua perannya dengan baik yaitu
Universitas Sumatera Utara
65 peran sebagai ibu rumah tangga dan peran sebagai buruh tani. Ternyata setelah
bekerja sebagai buruh tani, sang isteri tetap dapat menjalankan kedua perannya dengan baik. Sebelum dan sesudah bekerja, isterinya selalu mengerjakan tugas
sebagai ibu rumah tangga.Segala pekerjaan tersebut dilakuka dengan dibantu oleh kedua anak mereka.
“Saat isteri saya memutuskan untuk membantu saya bekerja untuk mencari nafkah, saya langsung mendukung keputusan isteri saya tersebut
dengan syarat dia harus bekerja sebagai buruh tani sama seperti saya dan isteri saya juga harus mampu menjalankan kedua perannya dengan baik,
peran sebagai ibu rumah tangga yang menyediakan semua kebutuhan saya dan anak-anak dan juga perannya sebagai isteri yang membantu
saya untuk mencari nafkah dalam memenuhi kebutuha keluarga.”Wawancara dengan Pak Joko di rumah Pak Joko pada 20
September 2016. Pak Joko dan isteri yang bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian
masyarakat mengaku bahwa pendapatan mereka bekerja sebagai buruh tani sudah mampu memenuhi kebutuhan keluarga hal tersebut dikarenakan isteri ikut
membantunya menopang perekonomian keluarga mereka. Kalau hanya mengandalkan pendapata Pak Joko seorang maka segala kebutuhan keluarga tidak
akan terpenuhi dengan baik. Oleh sebab itu Pak Joko memberikan kesempatan kepada sang isteri untuk membantunya bekerja dalam memenuhi segala
kebutuhan perekonomian keluarga mereka.
Universitas Sumatera Utara
66 “Melihat isteri saya membantu saya bekerja saya sangat senang, karena
isteri saya bekerja untuk membantu saya dalam mencari uang untuk kebutuhan keluarga terutama untuk masa depan anak-anak kami. Setelah
15 tahun bekerja sebagai buruh tani di ladang masyarakat desa Tanjung Gusta , isteri saya sudah mampu memperbaiki perekonomian keluarga
kami sehingga segala kebutuhan keluarga saya dapat terpenuhi. Dan kami juga dapat menyekolahkan anak-anak kami, kami juga memiliki tabungan
untuk masa depan anak-anak kami, terutama untuk pendidikan mereka.” Wawancara dengan Pak Joko di rumah Pak Joko pada 20 September
2016.
5.2.Interpretasi Data Penelitian 5.2.1. Keputusan Perempuan untuk Bekerja di Sektor Publik
Di dalam penelitian ini, dapat dilihat bahwa selain menjadi seorang isteri dan ibu bagi anak-anaknya, seorang isteri juga harus bekerja diluar rumah tangga
mereka publik sebagai buruh tani di Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal.Setiap hari senin sampai dengan minggu berturut-turut perempuan buruh
tani bekerja dalam ranka memenuhi kebutuhan keluarga mereka.Jika pemilik lahan tidak meminta mereka untuk bekerja, disaat itulah para buruh tani
perempuan tidak bekerja.Biasanya mereka memanfaatkan waktu tersebut untuk berkumpul dengan keluarga.Waktu berlibur dengan keluarga sangat jarnag mereka
lakukan, yang dipikirkan mereka hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang
semakin hari semakin meningkat.
Universitas Sumatera Utara
67 Pekerjaan yang dilakukan informan perempuan tersebut membutuhkan
fisik dan tenaga yang kuat untuk dapat melaksanakan pekerjaan mereka sebagai buruh tani perempuan di lahan pertanian masyarakat.Dari hasil mereka bekerja
dari hari senin sampai hari minggu, masing-masing informan memperoleh penghasilan yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan buruh tani perempuan
tersebut. Adapun yang menjadi alasan yang membuat informan ikut terjun sebagai
pekerja di sektor publik adalah sebagai berikut:
Tabel 5.1 Alasan Informan Bekerja sebagai Buruh Tani di Lahan
Pertanian Masyarakat Desa Tanjung Gusta No
Nama Alasan
1
2 Ibu
Kaliem
Ibu Minah Penghasilan suami yang setiap minggunya tidak mencukupi
untulk membiayai berbagai kebutuhan keluarga, baik kebutuhan sandang, pangan maupun kebutuhan papan dan juga ingin
menjadi perempuan yang mandiri dalam hal pemenuhan kebutuhan keluarga dan ditambah lagi usia suami yang semakin
renta dan sakit-sakitan yang membuat Ibu Kaliem harus semakin giat mencari uang hal ini dikarenakan sang suami
sudah jarang bekerja.
Penghasilan suami yang tidak memadai untuk mencukupi berbagai keperluan rumah tangga yang semakin mendesak.
Universitas Sumatera Utara
68 3
Ibu Yusnah
Setelah menikah dengan suami dan mempunyai anak, pengeluaran semakin bertambah, sehingga Ibu Yusnah harus
turut membantu suami menopang perekonomian keluarga. Sumber: Data Lapangan
Berdasarkan tebel di atas, dapat dilihat bahwa informan tersebut merupakan golongan keluarga dari golongan berpendapatan menengah ke
bawah.Alasan utama yang membuat perempuan harus terjun langsung ke dalam sektor publik adalah pendapatan suami setiap minggu maupun setiap bulannya
tidak mencukupi untuk membiayai berbagai keperluan keluarga, pengeluaran keluarga yang semakin meningkat.Sebagai pencari nafkah tambahan di dalam
keluarga, buruh tani perempuan juga tidak melupakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai isteri dan ibu bagi anak-anaknya. Sebelum maupun sesudah
perempuan buruh tani melaksanakan pekerjaannya , perempuan di dalam rumah tangga melaksanakan berbagai aktifitas rumah tangga yang biasa dilakukan di
ranah domestik. Adapu aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh informa dalam melaksanakan peran sebagai ibu rumah tangga adalah sebagai berikut:
Tabel 5.2 Rutinitas Informan
No Nama
Keterangan
1 Ibu Kaliem
Setiap pagi pukul 05.00 wib, Ibu Kaliem sudah bangun, kemudian menjalankan sholat subuh, setelah itu langsung ke
dapur untuk mempersiapkan sarapan dan makan siang. Setelah selesai memasak untuk keluarga, Ibu Kaliem
membersihkan rumah, mencuci piring, bila waktu masih
Universitas Sumatera Utara
69 2
Ibu Minah sempat Ibu Kaliem akan mencuci pakaian.
Sekitar pukul 09.00 wib Ibu Kaliem berangkat menuju ladang dimana ia bekerja. Sampai di ladang Ibu Kaliem langsung
mengerjakan apa yang sudah diperintahakan oleh pemilik lahan. Setelah pukul 12.00 Ibu Kaliem pulang kerumah untuk
beristirahat dan makan siang, ini dikarenakan jarak ladang dan rumah Ibu Kaliem yang tidak jauh maka Ibu Kaliem
dapat beristirahat di rumahnya. Kemudian pukul 14.00 Ibu Kaliem kembali ke ladang dan menyelesaikan pekerjaannya,
pukul 17.00 wib Ibu Kaliem pulang kerumah. Setelah pulang bekerja dari ladang, Ibu Kaliem bergegas
untuk menyiapkan makan malam keluarga, setelah selesai memasak Ibu Kaliem mandi dan menghidangkan makan
malamuntuk keluarganya yang telah dipersiapakan tadi, mereka pun makan malam bersama.
Setelah selesai makan malam biasanya Ibu Kaliem dan keluarga berkumpul bersama, nonton bersama dan juga
bercerita-cerita tentang kegiatan yang mereka lakukakan seharian.
Sekitar pukul 05.00 wib Ibu Minah sudah beranjak dari tempat tidur, melaksanakan sholat subuh, setelah itu
membersihkan rumah, membersihkan kamar dengan dibantu oleh anakanya.
Universitas Sumatera Utara
70 3
Ibu Yusnah Setelah selesai membersihkan rumah, maka Ibu Minah
langsung memasak sarapan untuk keluarga. Biasanya makanan yang dimasak tidak hanya untuk sarapan saja tetapi
sekaligus untuk makan siang dan makan malam agar nantinya Ibu Minah tidak repot lagi memasak sepulang bekerja.
Pukul 09.00wib Ibu Minah berangkat menuju lahan pertanian tempat ia bekerja yang sudah ditentukan oleh pemilik lahan
yang menyewa jasanya. Sebelum berangkat ia mepersiapkan peralatan yang akan dibawa untuk bekerja. Sesampainya di
lahan pertanian, Ibu Minah langsung mengerjakan apa yang sudah diperintahkan oleh pemilik lahan.
Setelah semua pekerjaan di lahan pertanian selesai dilaksanakan maka Ibu Minah siap-siap untuk pulang
kerumah. Sesampainya dirumah Ibu Minah tidak langsung mandi, melainkan pergi berbelanja ke pasar atau warung
sekitar rumah untuk membeli keperluan dapur untuk besoknya diolah menjadi makanan keluarga.
Setelah itu, Ibu Minah mandi dan langsung makan malam. Di dalam keluarga Ibu Minag jarang dilakukan makan malam
bersama. Biasanya makan malam dilakukan sendiri-sendiri. Setelah semua kegiatan selesai Ibu Minah beristirahat
bersama dengan keluarganya
Sekitar pukul 05.00 wib Ibu Yusnah sudah bangun, sebelum
Universitas Sumatera Utara
71 melaksanakan pekerjaan rumah tangganya IbuYusnah
terlebih dahulu membangunkan suami dan anak-anaknya, kemudian mereka sholat bersama. Setelah itu Ibu Yusnah
langsung bergegas menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Setelah selesai membuat sarapan, Ibu Yusnah mempersiapkan
segala kebutuhan anak-anaknya untuk bersekolah. Sementara itu suaminya bersiap-siap untuk bekerja. Selesai
mempersiapkan segala kebutuhan anak dan suaminya Ibu Yusnah melanjutkan membersihkan rumah dan mencuci
piring.
Sekitar pukul 09.00 Ibu Yusnah menyiapkan segala kebutuhannya untuk dibawa ke ladang seperti cangkul, sarung
tangan, keranjang tempat makan, pisau, topi, dan baju ganti untuk bekerja.
Sesampainya di ladang tempat ia bekerja, Ibu Yusnah langsung mengerjakan apa yang telah diperintahkan oleh
pemilik lahan. Ibu Yusnah bekerja sampai jam 17.00 wib. Sepulang dari bekerja, Ibu Yusnah bergegas mempersiapkan
makan malam untuk keluarganya. Selain itu suami dan anak- anaknya membantunya dalam menyelesaikan pekerjaan
rumah tangga. Jika semua urusan pekerjaan rumah tangga telah selesai, maka Ibu Yusnah mandi dan beristirahat dengan
keluarganya.
Universitas Sumatera Utara
72
Sumber: Data Lapangan
Biasanya ketiga buruh tani tersebut bekerja dari hari senin sampai hari minggu, hanya sesekali saja mereka tidak bekerja jika tidak ada panggilan dari
pemilik lahan.Ketiga informan ini bekerja sebagai buruh tani untuk membantu suami mereka menopang perekonomian keluarga, hal ini dilakukan ketiga
informan karena penghasilan suami mereka yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti kebutuhan makan setiap harinya, biaya sekolah anak-
anak dan kebutuhan lainnya.Selain sebagai pencari nafkah di dalam keluarga, ketiga informan ini tidak mengabaikan perannya sebagai ibu rumah tangga. Dari
penjelasan diatas dapat dilihat bahwa, sebagia besar perempuan yang sudah berumah tangga dengan pendapat dibawah rata-rata, dan sudah mempunyai anak
akan memberikan sumbangan ekonomi bagi keluaraga dengan bekerja mencari nafkah tambahan tanpa melupakan bahwa suami lah yang bekerja sebagai pencari
nafkah utama.
5.2.2. Tanggapan Suami Mengenai Beban Ganda yang di Pikul Isteri
Saat melakukan wawancara dengan ketiga suami informan mengenai beban ganda yang dijalankan oleh isteri mereka,banyak pendapat maupun
tanggapan yang di dapat daari suami informan di desa Tanjung Gusta.
Tabel 5.3 Tanggapan Suami Mengenai Beban Ganda yang di Pikul Isteri
No Nama
Tanggapan
1 Pak Salidjo
suami Ibu Pada awalnya Pak Salidjo keberatan jika isterinya harus
bekerja sebagai buruh tani. Namun karena pendapatannya
Universitas Sumatera Utara
73 2
Kaliem
Pak Tarmiji suami Ibu
Minah sebagai pencari nafkah utama tidak mencukupi segala
kebutuhan keluarga yang membuat isterinya harus ikut bekerja sebagai buruh tani.
Sebelumnya, Pak Salidjo meragukan kemampuan isterinya yang harus bekerja sebagai buruh tani sekaligus melakukan
pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga. Apalagi bekerja sebagai seorang buruh tani harus memiliki fisik dan stamina
yang kuat. Tetapi melihat kerja keras dan kemampuan Ibu Kaliem dalam membantunya mencari nafkah tambahan, Pak
Salidjo sangat bangga dan senang melihat usaha Ibu Kaliem . Selain itu, Ibu Kaliem juga tidak melupakan tanggung
jawabnya sebagai isteri dan ibu rumah tangga di dalam keluarganya.
Pak Salidjo merasa bahwa kondisi perekonomian keluarga mmingkat dan menjadi lebih baik ketika sang isteri ikut
terjun bekerja di sektor publik.
Pak Tarmiji tidak pernah merasa keberatan jika isterina harus memikul beban sebagai ibu rumah tangga yang
mengurusi segala kebutuhannya dan juga sebagai buruh tani yang bekerja untuk keluarga.
Setiap harinya Pak Tarmiji melihat sang isteri selalu bangun cepat untuk mempersiapka segala kebutuhan keluaraga
seperti memasak sarapan, membersihkan rumah, mencuci
Universitas Sumatera Utara
74 3
Pak Joko suami Ibu
Yusnah pakaian dan tidak pernah mengeluh atas dua peran yang
dikerjakannya. Semua pekerjaan yang dilakukan oleh isteri Pak Tarmiji
selalu dilaksanakan dengan baik, sehingga dengan keaktifan isterinya menjalankan dua peran sekaligus membuat
peningkatan perekonomian di dalam keluarga mereka.
Pak Joko tidak pernah merasa keberatan jika isterinya harus bekerja sebagai buruh tani selama Ibu Yusnah tidak
melalaikan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Pak Joko merasa yakin dengan isterinya yang menjalankan dua peran
didalam kehidupannya, yakni sebagai ibu rumah tangga dan sebagai buruh tani. Hal ini terlihat dari kerja keras Ibu
Yusnah yang tidak pernah putus asa dalam menjalankan kedua perannya, isterinya selalu berusaha menjalankan
semua pekerjaannya, walaupun perasaan capek menghampiri sang isteri namun Ibu Yusnah tidak pernah
mengeluh. Penghasilan keluarga mereka pun meningkat sejak ibu
Yusnah bekerja sebagai buruh tani.
Sumber: Data Lapangan
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa informan yang merupakam suami dari perempuan buruh tani tersebut menyatakan bahawa dengan turut
bekerjanya para isteri dalam menopang perekonomian keluarga membuat
Universitas Sumatera Utara
75 perekonomian keluarga semakin meningkat.Walaupun sebagai pencari nafkah
tambahan dalam membantu suami untuk menopang perekonomian keluarga, namun mereka melihat isteri mereka mengutamakan tanggung jawab mereka
sebagai seorang ibu rumah tangga yang mengatur dan mengurusi berbagai kebutuhan keluarga. Dalam hal ini, para perempuan buruh tani harus mampu
melaksanakan segala tugas dan tanggung jawabnya sebagai isteri dan ibu bagi anak-anaknya dalam rumah tangga domestik seperti melayani suami,
menyiapkan makanan untuk keluarga, membersihkan rumah dan lain sebagainya selain sebagai ibu rumah tangga perempuan buruh tani berperan mencari nafkah
untuk keluarga. Hal ini dilakukan karena pendapatan suami mereka tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5.2.3. Pengalokasian Penghasilan Buruh Tani Perempuan
Didalam penelitian ini, banyak cara yang dilakukan oleh perempuan buruh tani dalam mengalokasikan pendapatan mereka setiap minggunya dari hasil
bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta. Pengalokasian pendapatana informan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.4 Cara Pengalokasian Pendapatan Buruh Tani Perempuan
No Nama
Cara Pengalokasian Pendapatan
1
Ibu Kaliem Pendapatan Ibu Kaliem setiap minggunya dialokasikan untuk
membeli perlengkapan rumah tangga seperti kebutuhan dapur,biaya mengontrak rumah dan biaya pengobatan
suaminya.
Universitas Sumatera Utara
76
2
3
Ibu Minah
Ibu Yusnah Pendapatan yang diterimanya setiap hari maupun setiap
minggunya digunakan untuk belanja kebutuhan dapur, untuk tabungan, membeli kebutuhan pribadi seperti bedak,
handbody dll
Pendapatan yang diterimanya sebagai buruh tani dialokasikan untuk memenuhi berbagai kebutuhan keluarga seperti belanja
dapur, uang sekolah anak, jajan anak-anak dan lain sebagainya
Sumber: Data Lapangan
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa informan yang bekerja sebagai buruh tani perempuan di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta
dapat mengalokasikan pendapatan mereka dengan baik untuk berbagai kebutuhan keluarga.Dengan ikut sertanya perempuan untuk bekerja sebagai buruh tani
membuat perekonomian keluarga semakin meningkat dan berbagai kebutuhan keluarga dapat terpenuhi dengan baik.
5.2.4. Kontribusi Peran Ganda Perempuan Buruh Tani Terhadap Kesejahteraan Keluarga
Kegiatan istri di Desa Tanjung Gusta dalam peningkatan ekonomi banyak terkonsentrasi pada sektor informal. Mereka memiliki cara-cara dan terobosan
yang sangat berarti dalam membantu suami untuk menunkang kelangsungan ekonomi keluarga mereka. Bias gender dalam kehidupan ekonomi sudah tampak
kabur karena para isteri juga dituntut untuk ikut berperan dalam mencari
Universitas Sumatera Utara
77 tambahan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga mereka
tidak hanya tinggal diam di rumah untuk menanti dan membelanjakan penghasilan suami mereka dari bertani, namun mereka juga ikut terlibat dalam kegiatan
mencari nafkah. Penelitian ini juga menyoroti bagaimana terjadinya persoalan gender, yang
mengarah kepada pemikiran bagaimana gender dipermasalahkan.Dalam kaitannya dengan masalah kesetaraan gender yang sedang disuarakan dapat diartikan bahwa
dalam struktur masyarakat telah terjadi suatu kesalahan fungsi atau penyimpangan struktur kehidupan masyarakat, sebab selain perempuan atau isteri berperan di
sektor domestik mereka juga mulai mengepakkan sayapnya ke sektor publik, mulai dari alasannya karena untuk membantu perekonomian keluarga, menambah
pendapatan keluarga dan menjadikan pekerjaannya sebagai suatu hiburan. Teori ini memandang bahwa laki-laki dan perempuan merupakan bagian dari struktur
nilai dalam kehidupan masyarakat. Kesetaraan gender yang terjadi pada masyarakat Desa Tanjung Gusta
dimana adanya kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan
dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pendidikan serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut. Adapun
yang menjadi motivasi para buruh tani perempuan di Desa Tanjung Gusta untuk ikut terjun melakukan kegiatan ekonomi yaitu:
1.Dorongan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi rumah tangga 2.Memanfaatkan keterampilan yang ia miliki
Universitas Sumatera Utara
78 3.Merasa bertanggung jawab terhadap keluarga
Partisipasi istri dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga di Desa Tanjung Gusta diwujudkan dalam ketiga perannya baik dalam lingkungan rumah
tangga, dalam bidang ekonomi, maupun dalan masyarakat.Peran istri dalam lingkungan rumah tangga meliputi kegiatan mulai dari memasak, mencuci,
membersihkan rumah sampai mengurus anak-anaknya.Pekerjaan ini tidak dihargai dengan nilai uang, tetapi besar pengaruhnya terhadapa pencapaian keseahteraan
keluarga.Kegiatan ini mereka lakukan sebelum melakukan aktifitas diluar rumahnya, walaupun kegiatan ini dilakukan bersama-sama dengan anggota
keluarga, namun kegiatan istri masih memilik porsi yang cukup tinggi.Sebelum melakukan aktifitas dalam bidang ekonomi, istri telah menyelesaikan pekerjaan
rumah tangganya, maka tidak aneh jika seorang ibu bangun tidur lebih awal dari suaminya.
Idealnya seorang suami yang bertanggung jawab penuh dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, termasuk juga dalam memasok pendapatan keluarga
karena ia berstatus kepala keluarga. Namun, pada kenyataannya para isteri dan anggota keluarga lainnya juga ikut membantu tentunya sesuai dengan kemampuan
masing-masing.Seorang isteri ikut membantu meningkatkan pendapatan keluarga mendapat dukungan dari para suami sebab disamping pekerjaan ini tidak
menggangu tugas sebagai ibu rumah tangga, juga sebagai upaya istri untuk mendapatkan nafkah tambahan karena dari para suami menyadari
ketidakmampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dikarenakan penghasilan mereka yang kecil.
Universitas Sumatera Utara
79 Penelitian ini menunjukkan bahwa ini merupakan wujud dari peran ganda
perempuan dalam meningkatkan ekonomi keluarga khususnya isteri buruh tani, dimana baik laki-laki maupun perempuan tidak ada pembatasan peran bahwa laki-
laki ditempatkan di sektor publik sedangkan perempuan di sektor domestik.Bentuk partisipasi para isteri di Desa Tanjung Gusta untuk memperoleh
nafkah tambahan adalah dengan menjadi buruh tani dan berdagang.Bagi para istri buruh tanitersebut dalam mengelola keuangannya terdapat tiga hal yang
harusdiperhatikan oleh mereka. Ketiga hal tersebut adalah: 1.
Pengadaan uang bagi kebutuhan hidup sehari-hari, termasuk didalamnya kebutuhan makan, pakaian, biaya sekolah anak dankebutuhan tidak
terduga seperti sakit dan lainnya. Kebutuhan inimutlak harus dipikirkan pengadaannya oleh para istri buruh tani.
2. Pengadaan uang untuk pengadaan dan perbaikan alat , serta
biayapengadaan dan perbaikan bagi buruh tani yang memilikinya untukmenunjang kegiatan di sawah.
3. Pengadaan uang bagi kepentingan kehidupan bermasyarakat,termasuk di
dalamnya adalah pengadaan uang bagi kepentinganmenyumbang bila ada hajatan, baik yang dilakukan sendiri ataupunhajatan yang diadakan oleh
kerabat maupun tetangga. b.
Konsep yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara mengdeferensiasi antara laki-laki dan perempuan masih sangat kental terlihatpada
masyarakat Desa Tanjung Gusta . Kentalnya konsep deferensiasi ini diakibatkanoleh pola berfikir yang cenderung tradisional. Sebagai seorang
Universitas Sumatera Utara
80 pemangkuturunan perempuan harus mengikuti dan menghormati para
suami yangmerupakan pangkal turunan. Konsep yang dikemukakan oleh Ki HajarDewantara tersebut di dalam
kehidupan nyata menghasilkan posisiasimetris, dimana satu pihak mendominasi pihak lainnya walaupun tidaksecara absolut.Dominasi ini terlihat pada pembagian
kerja yang tidakseimbang di dalam keluarga.Kaum pria seolah-olah terbebas dari seluruhkewajibannya dalam urusan yang berhubungan dengan pekerjaan
domestik.Semua hal yang berbau pekerjaan domestik adalah tanggung jawab dan kewajiban kaum perempuan.Kaum pria hanya bersifat membantu jika ia
mengerjakan pekerjaandomestik sehingga tidak ada paksaan bagi kaum pria untuk mengerjakannyatetapi didasarkan pada kesadaran dari individu yang
bersangkutan.Mengasuh, mendidik, menjaga dan mengarahkan anak-anak adalahtanggung jawab dari ibu karena posisinya sebagai pemangku turunan
dalamhal membina kesejahteraan keluarga.Kewajiban dan tanggung jawab yang begitu berat dibebankan kepadapara kaum ibu ini di karenakan oleh suami jarang
berada di rumah.Profesisuami sebagai seorang buruh tani pada akhirnya menuntut suami untukselalu berada di luar rumah.
Keadaan inilah yang pada awalnya terjadi, tetapi dalam perkembangannya terjadi pergeseran dimana seolah-olahsemua kewajiban tersebut adalah kewajiban
dari istri dan suamiterlepas dari semua hal tersebut.Pada akhirnya keadaan ini menyiratkan kepada kita seolah-olah istriadalah abdi yang harus mengabdi kepada
suami dan harus menanggungsemua beban kewajiban itu sendiri dipundaknya, disinilah letak dominasisuami terhadap istri.Kondisi yang berkembang tersebut
kemudian mendapatkanlegitimasi dari masyarakat yang berupa nilai-nilai dan
Universitas Sumatera Utara
81 pandangan-pandanganmengenai rekonstruksi dari sosok ibu yang ideal bagi
masyarakat.Pandangan ini melihat bahwa tugas pokok seorang perempuan sebagai ibu adalah pemelihara dan pengatur rumah tangga. Perempuansebagai pemelihara
dan pengatur rumah tangga harus berusaha sepenuhhati agar keluarga sebagai sendi masyarakat akan berdiri tegak, megah,aman, tentram dan sejahtera, agar
dapat hidup berdampingan dengan dandi dalam masyarakat ramai. Sebagai ibu, ia juga menciptakan suasana persahabatan,kekeluargaan dengan keluarga-keluarga
lainnya dalam lingkungandimana ia hidup. Rekonstruksi dari tugas pokok perempuan sebagai seorang ibu diataspada
akhirnnya membebankan kepada seorang ibu tanggung jawab dankewajiban yang besar dalam mengelola sebuah rumah tangga.Seorang ibuharus mengerjakan
semua pekerjaan yang berkaitan dengan rumah tanggasendirian tanpa dibantu oleh suami karena itu adalah tanggung jawabnyasebagai pemelihara dan pengatur
rumah tangga. Inilah yang sebenarnyaterjadi di Desa Tanjung Gusta berdasarkan
pendeskripsian mengenai peran gandaperempuan dalam keluarga. Ibu akan merasa sangatterbantu ketika ia memiliki anak perempuan karena, ia akan
memilikiteman sekerja dalam membagi beban pekerjaan rumah tangganya. Anakperempuan sebagai seorang calon ibu di masa yang akan datang
padaakhirnya terkena dampak dari pandangan ini. Ini disebabkan ia harusdipersiapkan menjadi seorang ibu kelak dan karena ia seorang
“perempuan”.Tanggung jawab besar yang dipikul oleh seorang perempuan di dalamkeluarga, menuntut kesiapan dan kesanggupan dari si perempuan
untukmenjalankannya.Namun, munculnya konsep diri perempuan
Universitas Sumatera Utara
82 Indonesiamembuat para kaum perempuan harus siap dan sanggup
menerimatanggung jawab besar tersebut.Keharusan yang terjadi lebih terlihat sebagaisuatu pemaksaan terhadap diri perempuan karena itu adalah suatu
yangmutlak menjadi tanggung jawab perempuan. Para ibu memulai aktivitasnya sekitar jam 05.00 WIB hingga
menjelangmagrib atau sekitar 18.30 WIB. Pada malam hari mereka gunakanuntuk berkumpul dengan keluarga dengan menonton TV bersama.Namun,ini bukan
berarti mereka terbebas dari segala pekerjaan rumah secara mutlakkarena mereka masih dibebankan pekerjaan-pekerjaan seperti membuatkanminuman untuk tamu,
menidurkan anak dan pekerjaan-pekerjaan lain yangberkaitan dengan perannya sebagai pendamping suami.Kaum ibu di Desa Tanjung Gusta juga diserahkan
tanggung jawab untuk mengelola pendapatankeluarga sesuai dengan perannya sebagai pengelola dan pengatur rumahtangga.Para suami hanya bertanggung
jawab untuk mencari uang danistrilah yang mengatur penggunaannya. Namun, dalam pengelolaannya istritidak bisa sekehendak hatinya sendiri, ada pedoman-
pedoman yang harus iapenuhi dalam mengatur pendapatan keluarga. Pedoman- pedoman ini harusdipegang oleh para istri sehingga pendapatan suami dapat
mencukupiseluruh kebutuhan keluarga atau dengan kata lain istri harus pandaiberhemat, hidup sederhana.
Mereka menyerahkan semua penghasilan yang mampu merekaperoleh kepada istri tanpa memperdulikan bahwa cukup atau tidak untukmemenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari.Keadaan ini terjadi karena parasuami beranggapan bahwa hanya itu yang dapat mereka peroleh daripekerjaan mereka sebagai buruh
tani yang harus mereka syukur. Tetapi,bagaimana reaksi para istri? Inilah peran
Universitas Sumatera Utara
83 tambahan yang harus dijalankansesuai dengan konsep diri perempuan Indonesia
yaitu peran perempuansebagai pencari nafkah tambahan.Hal tersebut di desak pula oleh tidak cukupnya penghasilan suamidalam memenuhi kebutuhan sehari-
hari.Latar belakang inilah yang menjadipendorong bagi para istri buruh tani di Desa Tanjung Gusta untuk melaksanakanperannya sebagai pencari nafkah
tambahan bagi keluarga. Para istri di Desa Tanjung Gusta menjalankan peran ini dengan cara menjadi seorang buruh tani bersama dengan suaminya.
Pada akhirnya pekerjaan sampingan mereka terlihat sebagai sebuahpembagian tugas antara suami dan istri.Perempuan sebagai seorang
manusia juga membutuhkan suatu wadahyang dapat mengakoomodir kebutuhanya untuk bergaul, berkarya danmenjaga keeksistensiannya di masyarakat.Dorongan-
dorongan tersebut pada akhirnya menginspirasikan perempuan untuk membuat semacamperkumpulan ataupun organisasi-organisasi yang dapat dijadikan wadah
untuk berkreasi dalam hal memperoleh penghasilan tambahan.
Universitas Sumatera Utara
84
BAB VI PENUTUP
6.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diteliti, maka dapat disimpulkanbahwa Peran Ganda Perempuan Buruh Tani Studi Kasus Pada Petani
Perempuan Di Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, maka dapat disimpulkan sebagaiberikut:
1. Partisipasi istri dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga di Desa
Tanjung Gustadiwujudkan dalam ketiga perannya baik dalam lingkunganrumah tangga, dalam bidang ekonomi, maupun dalam
masyarakat. Peran ibu rumah tangga sangatlah dominan di Desa Tanjung Gusta karenamereka harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri
danperbekalan bagi suami untuk ke sawah. Mereka harus menyelesaiakansegala tugas di dalam rumah tangga yang memang secara
kodrati telahmenjadi tanggung jawab mereka dan membantu baik secara langsungmaupun tidak langsung proses produksi.
2. Ibu-ibu di Desa Tanjung Gusta jugamasih aktif dalam kegiatan-kegiatan
sosial kemasyarakatan sepertipengajian sebagai wujud partisipasinya didalam kehidupan bermasyrakat. Namun, dalam ekonomi bentuk
partisipasi seorang buruh tani di Desa Tanjung Gusta ada dua hal yaitu menjadi buruh tani, selain itu juga biasanya istri-istri buruhtani memilih
profesi sebagai pedagang penjual sayur ataumembuka warung di rumah. Dari semua itulah dapat disimpulkanbahwa teori yang berkaitan dengan
penelitian ini menyangkutpersoalan stratifikasi sosial, yaitu ukuran
Universitas Sumatera Utara
85 ekonomi, kehormatan dankekuasaan. Juga terkait dengan fungsionalisme,
yang memandang bahwa masyarakat merupakan suatu sistem yang terdiridari bagian-bagian yang saling berkaitan.
3. Peran ganda perempuan buruh tani sangat strategis dalam peningkatan
produktivitas usahatani dan berpotensi untukmeningkatkan pendapatan dan ketahananpanganmenuju kesejahteraan rumah tangga petani di
pedesaan.Perempuan buruh tani berpeluang danmampu berperan sebagaimitra kerja penyuluhdalam proses alih teknologi pertanian di
pedesaan. Meningkatnya peran dan produktivas perempuan tani sebagai pengurus rumahtangga dan tenaga kerja pencari nafkah tambahanmaupun
utama, jugaberhubungan erat dengan perannya sebagai pelaku usaha dalam upayapeningkatan pendapatan dan pemenuhan kebutuhan pangan
keluarga,menuju pencapaian ketahanan pangan dan kesejahteraan rumah tangga.
6.2.Saran
1. Pemerintah sebaiknya memberikan perhatiannya kepada keluarga buruh
tani yang kurang mampu dalam bidang pendidikan sepertipemberian beasiswa kepada anak-anak buruh tani yang kurang mampu sehingga
standar pendidikan masyarakat di Desa Tanjung Gustadapat meningkat. 2.
Diharapkan buruh tani perempuan mengerti tentang hak-hak mereka didalam rumah tangga maupun dunia kerja. Misalnya pada dunia kerja
buruh tani perempuan mempunyai ha untuk menerima beban kerja yang lebih ringan dibanding dengan buruh tani laki-laki karena dari segi fisik
Universitas Sumatera Utara
86 laki-laki lebih kuat disbanding dengan perempuan , pada rumah tangga
perempuan memiliki hak untuk dinafkahi oleh suami. 3.
Diharapkan isteri dalam rumah tangga bisa belajar untuk mengerjakan suatu usaha atau keterampilan yang dapat membantu perekonomian
keluarga selain sebagai buruh tani. Dari keterampilan inilah nanti mereka dapat membentuk kelompok-kelompok usaha yang nantinya membantu
keuangan keluarga. 4.
Diharapkan adanya pemberian keterampilan atau pemberdayaan kepada buruh tani perempuan agar mereka dapat hidup mandiri dari keterampilan
mereka di masa yang akan datang. Hal ini diperlukan karena kondisi fisik seseorang semakin tua semakin melemah, sedangkan pekerjaan seorang
tani membutuhkan fisik yang kuat, sehingga keterampilan yang dimiliki buruh tani perempuan menjadi alternatif dalam upaya mencari pemasukan
dimasa tua.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Konsep dan Pendekatan Teori Keluarga
Pengertian Keluarga
Narwoko dan Suyanto, 2004:23 : Keluarga adalah lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga atau pranata sosial lainnya berkembang. Di masyarakat
mana pun di dunia, keluarga merupakan kebutuhan manusia yang universal dan menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam kehidupan individu”.Sedangkan
pengertian keluarga menurut Undang Undang Nomor 10 Tahun 1992 adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami, istri, dan
anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. Keluarga adalah suatu kelompok atau orang-orang yang disatukan oleh perkawinan, darah, dan adopsi
yang berkomunikasi satu sama lain dan menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami dan istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan perempuan, saudara lakilaki dan
perempuan serta merupakan pemeliharaan kebudayaan bersama. Keluarga khususnya orangtua bertanggung jawab dalam menjaga,
menumbuhkan, dan mengembangkan anggota-anggotanya.Ibu pada masa kini di samping mengurus rumahtangga juga bekerja untuk menambah pendapatan
keluarga.Menurut Megawangi 1999:23, keluarga adalah sebagai sebuah sistem sosial mempunyai tugas atau fungsi agar sistem tersebut berjalan. Tugas tersebut
berkaitan dengan pencapaian tujuan, integritas dan solidaritas, serta pola kesinambungan atau pemeliharaan keluarga. Ada delapan fungsi keluarga utama
menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994 dalam BKKBN tentang penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera yaitu fungsi keagamaan, fungsi
Universitas Sumatera Utara
9 sosial, fungsi budaya, fungsi cinta kasih, fungsi melindungi, fungsi reproduksi,
fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi, dan fungsi pembinaan lingkungan.
Mengenai fungsi keluarga, khususnya tanggung jawab orang tua terhadap anaknya Singgih P Gunarsa 1991:54 mengemukakan sebagai berikut:
“Tanggung jawab orang tua ialah memenuhi kebutuhan-kebutuhan si anak baik dari sudut Organis-Psikologis, antara lain makanan, maupun kebutuhan-
kebutuhan psikis seperti kebutuhan-kebutuhan akan perkembangan, kebutuhan intelektual melalui pendidikan, kebutuhan rasa dikasihi, dimengerti dan rasa aman
melalui perawatan asuhan ucapan-ucapan dan perlakuan”. Keseimbangan dalam menjalankan peranfungsi instrumental dan ekspresif sangat diperlukan agar dapat
mengintegrasikan suasana keluarga yang harmonis.
2.2. Teori Sosial-Konflik