75 perekonomian keluarga semakin meningkat.Walaupun sebagai pencari nafkah
tambahan dalam membantu suami untuk menopang perekonomian keluarga, namun mereka melihat isteri mereka mengutamakan tanggung jawab mereka
sebagai seorang ibu rumah tangga yang mengatur dan mengurusi berbagai kebutuhan keluarga. Dalam hal ini, para perempuan buruh tani harus mampu
melaksanakan segala tugas dan tanggung jawabnya sebagai isteri dan ibu bagi anak-anaknya dalam rumah tangga domestik seperti melayani suami,
menyiapkan makanan untuk keluarga, membersihkan rumah dan lain sebagainya selain sebagai ibu rumah tangga perempuan buruh tani berperan mencari nafkah
untuk keluarga. Hal ini dilakukan karena pendapatan suami mereka tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5.2.3. Pengalokasian Penghasilan Buruh Tani Perempuan
Didalam penelitian ini, banyak cara yang dilakukan oleh perempuan buruh tani dalam mengalokasikan pendapatan mereka setiap minggunya dari hasil
bekerja sebagai buruh tani di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta. Pengalokasian pendapatana informan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.4 Cara Pengalokasian Pendapatan Buruh Tani Perempuan
No Nama
Cara Pengalokasian Pendapatan
1
Ibu Kaliem Pendapatan Ibu Kaliem setiap minggunya dialokasikan untuk
membeli perlengkapan rumah tangga seperti kebutuhan dapur,biaya mengontrak rumah dan biaya pengobatan
suaminya.
Universitas Sumatera Utara
76
2
3
Ibu Minah
Ibu Yusnah Pendapatan yang diterimanya setiap hari maupun setiap
minggunya digunakan untuk belanja kebutuhan dapur, untuk tabungan, membeli kebutuhan pribadi seperti bedak,
handbody dll
Pendapatan yang diterimanya sebagai buruh tani dialokasikan untuk memenuhi berbagai kebutuhan keluarga seperti belanja
dapur, uang sekolah anak, jajan anak-anak dan lain sebagainya
Sumber: Data Lapangan
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa informan yang bekerja sebagai buruh tani perempuan di lahan pertanian masyarakat desa Tanjung Gusta
dapat mengalokasikan pendapatan mereka dengan baik untuk berbagai kebutuhan keluarga.Dengan ikut sertanya perempuan untuk bekerja sebagai buruh tani
membuat perekonomian keluarga semakin meningkat dan berbagai kebutuhan keluarga dapat terpenuhi dengan baik.
5.2.4. Kontribusi Peran Ganda Perempuan Buruh Tani Terhadap Kesejahteraan Keluarga
Kegiatan istri di Desa Tanjung Gusta dalam peningkatan ekonomi banyak terkonsentrasi pada sektor informal. Mereka memiliki cara-cara dan terobosan
yang sangat berarti dalam membantu suami untuk menunkang kelangsungan ekonomi keluarga mereka. Bias gender dalam kehidupan ekonomi sudah tampak
kabur karena para isteri juga dituntut untuk ikut berperan dalam mencari
Universitas Sumatera Utara
77 tambahan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga mereka
tidak hanya tinggal diam di rumah untuk menanti dan membelanjakan penghasilan suami mereka dari bertani, namun mereka juga ikut terlibat dalam kegiatan
mencari nafkah. Penelitian ini juga menyoroti bagaimana terjadinya persoalan gender, yang
mengarah kepada pemikiran bagaimana gender dipermasalahkan.Dalam kaitannya dengan masalah kesetaraan gender yang sedang disuarakan dapat diartikan bahwa
dalam struktur masyarakat telah terjadi suatu kesalahan fungsi atau penyimpangan struktur kehidupan masyarakat, sebab selain perempuan atau isteri berperan di
sektor domestik mereka juga mulai mengepakkan sayapnya ke sektor publik, mulai dari alasannya karena untuk membantu perekonomian keluarga, menambah
pendapatan keluarga dan menjadikan pekerjaannya sebagai suatu hiburan. Teori ini memandang bahwa laki-laki dan perempuan merupakan bagian dari struktur
nilai dalam kehidupan masyarakat. Kesetaraan gender yang terjadi pada masyarakat Desa Tanjung Gusta
dimana adanya kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan
dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pendidikan serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut. Adapun
yang menjadi motivasi para buruh tani perempuan di Desa Tanjung Gusta untuk ikut terjun melakukan kegiatan ekonomi yaitu:
1.Dorongan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi rumah tangga 2.Memanfaatkan keterampilan yang ia miliki
Universitas Sumatera Utara
78 3.Merasa bertanggung jawab terhadap keluarga
Partisipasi istri dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga di Desa Tanjung Gusta diwujudkan dalam ketiga perannya baik dalam lingkungan rumah
tangga, dalam bidang ekonomi, maupun dalan masyarakat.Peran istri dalam lingkungan rumah tangga meliputi kegiatan mulai dari memasak, mencuci,
membersihkan rumah sampai mengurus anak-anaknya.Pekerjaan ini tidak dihargai dengan nilai uang, tetapi besar pengaruhnya terhadapa pencapaian keseahteraan
keluarga.Kegiatan ini mereka lakukan sebelum melakukan aktifitas diluar rumahnya, walaupun kegiatan ini dilakukan bersama-sama dengan anggota
keluarga, namun kegiatan istri masih memilik porsi yang cukup tinggi.Sebelum melakukan aktifitas dalam bidang ekonomi, istri telah menyelesaikan pekerjaan
rumah tangganya, maka tidak aneh jika seorang ibu bangun tidur lebih awal dari suaminya.
Idealnya seorang suami yang bertanggung jawab penuh dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, termasuk juga dalam memasok pendapatan keluarga
karena ia berstatus kepala keluarga. Namun, pada kenyataannya para isteri dan anggota keluarga lainnya juga ikut membantu tentunya sesuai dengan kemampuan
masing-masing.Seorang isteri ikut membantu meningkatkan pendapatan keluarga mendapat dukungan dari para suami sebab disamping pekerjaan ini tidak
menggangu tugas sebagai ibu rumah tangga, juga sebagai upaya istri untuk mendapatkan nafkah tambahan karena dari para suami menyadari
ketidakmampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dikarenakan penghasilan mereka yang kecil.
Universitas Sumatera Utara
79 Penelitian ini menunjukkan bahwa ini merupakan wujud dari peran ganda
perempuan dalam meningkatkan ekonomi keluarga khususnya isteri buruh tani, dimana baik laki-laki maupun perempuan tidak ada pembatasan peran bahwa laki-
laki ditempatkan di sektor publik sedangkan perempuan di sektor domestik.Bentuk partisipasi para isteri di Desa Tanjung Gusta untuk memperoleh
nafkah tambahan adalah dengan menjadi buruh tani dan berdagang.Bagi para istri buruh tanitersebut dalam mengelola keuangannya terdapat tiga hal yang
harusdiperhatikan oleh mereka. Ketiga hal tersebut adalah: 1.
Pengadaan uang bagi kebutuhan hidup sehari-hari, termasuk didalamnya kebutuhan makan, pakaian, biaya sekolah anak dankebutuhan tidak
terduga seperti sakit dan lainnya. Kebutuhan inimutlak harus dipikirkan pengadaannya oleh para istri buruh tani.
2. Pengadaan uang untuk pengadaan dan perbaikan alat , serta
biayapengadaan dan perbaikan bagi buruh tani yang memilikinya untukmenunjang kegiatan di sawah.
3. Pengadaan uang bagi kepentingan kehidupan bermasyarakat,termasuk di
dalamnya adalah pengadaan uang bagi kepentinganmenyumbang bila ada hajatan, baik yang dilakukan sendiri ataupunhajatan yang diadakan oleh
kerabat maupun tetangga. b.
Konsep yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara mengdeferensiasi antara laki-laki dan perempuan masih sangat kental terlihatpada
masyarakat Desa Tanjung Gusta . Kentalnya konsep deferensiasi ini diakibatkanoleh pola berfikir yang cenderung tradisional. Sebagai seorang
Universitas Sumatera Utara
80 pemangkuturunan perempuan harus mengikuti dan menghormati para
suami yangmerupakan pangkal turunan. Konsep yang dikemukakan oleh Ki HajarDewantara tersebut di dalam
kehidupan nyata menghasilkan posisiasimetris, dimana satu pihak mendominasi pihak lainnya walaupun tidaksecara absolut.Dominasi ini terlihat pada pembagian
kerja yang tidakseimbang di dalam keluarga.Kaum pria seolah-olah terbebas dari seluruhkewajibannya dalam urusan yang berhubungan dengan pekerjaan
domestik.Semua hal yang berbau pekerjaan domestik adalah tanggung jawab dan kewajiban kaum perempuan.Kaum pria hanya bersifat membantu jika ia
mengerjakan pekerjaandomestik sehingga tidak ada paksaan bagi kaum pria untuk mengerjakannyatetapi didasarkan pada kesadaran dari individu yang
bersangkutan.Mengasuh, mendidik, menjaga dan mengarahkan anak-anak adalahtanggung jawab dari ibu karena posisinya sebagai pemangku turunan
dalamhal membina kesejahteraan keluarga.Kewajiban dan tanggung jawab yang begitu berat dibebankan kepadapara kaum ibu ini di karenakan oleh suami jarang
berada di rumah.Profesisuami sebagai seorang buruh tani pada akhirnya menuntut suami untukselalu berada di luar rumah.
Keadaan inilah yang pada awalnya terjadi, tetapi dalam perkembangannya terjadi pergeseran dimana seolah-olahsemua kewajiban tersebut adalah kewajiban
dari istri dan suamiterlepas dari semua hal tersebut.Pada akhirnya keadaan ini menyiratkan kepada kita seolah-olah istriadalah abdi yang harus mengabdi kepada
suami dan harus menanggungsemua beban kewajiban itu sendiri dipundaknya, disinilah letak dominasisuami terhadap istri.Kondisi yang berkembang tersebut
kemudian mendapatkanlegitimasi dari masyarakat yang berupa nilai-nilai dan
Universitas Sumatera Utara
81 pandangan-pandanganmengenai rekonstruksi dari sosok ibu yang ideal bagi
masyarakat.Pandangan ini melihat bahwa tugas pokok seorang perempuan sebagai ibu adalah pemelihara dan pengatur rumah tangga. Perempuansebagai pemelihara
dan pengatur rumah tangga harus berusaha sepenuhhati agar keluarga sebagai sendi masyarakat akan berdiri tegak, megah,aman, tentram dan sejahtera, agar
dapat hidup berdampingan dengan dandi dalam masyarakat ramai. Sebagai ibu, ia juga menciptakan suasana persahabatan,kekeluargaan dengan keluarga-keluarga
lainnya dalam lingkungandimana ia hidup. Rekonstruksi dari tugas pokok perempuan sebagai seorang ibu diataspada
akhirnnya membebankan kepada seorang ibu tanggung jawab dankewajiban yang besar dalam mengelola sebuah rumah tangga.Seorang ibuharus mengerjakan
semua pekerjaan yang berkaitan dengan rumah tanggasendirian tanpa dibantu oleh suami karena itu adalah tanggung jawabnyasebagai pemelihara dan pengatur
rumah tangga. Inilah yang sebenarnyaterjadi di Desa Tanjung Gusta berdasarkan
pendeskripsian mengenai peran gandaperempuan dalam keluarga. Ibu akan merasa sangatterbantu ketika ia memiliki anak perempuan karena, ia akan
memilikiteman sekerja dalam membagi beban pekerjaan rumah tangganya. Anakperempuan sebagai seorang calon ibu di masa yang akan datang
padaakhirnya terkena dampak dari pandangan ini. Ini disebabkan ia harusdipersiapkan menjadi seorang ibu kelak dan karena ia seorang
“perempuan”.Tanggung jawab besar yang dipikul oleh seorang perempuan di dalamkeluarga, menuntut kesiapan dan kesanggupan dari si perempuan
untukmenjalankannya.Namun, munculnya konsep diri perempuan
Universitas Sumatera Utara
82 Indonesiamembuat para kaum perempuan harus siap dan sanggup
menerimatanggung jawab besar tersebut.Keharusan yang terjadi lebih terlihat sebagaisuatu pemaksaan terhadap diri perempuan karena itu adalah suatu
yangmutlak menjadi tanggung jawab perempuan. Para ibu memulai aktivitasnya sekitar jam 05.00 WIB hingga
menjelangmagrib atau sekitar 18.30 WIB. Pada malam hari mereka gunakanuntuk berkumpul dengan keluarga dengan menonton TV bersama.Namun,ini bukan
berarti mereka terbebas dari segala pekerjaan rumah secara mutlakkarena mereka masih dibebankan pekerjaan-pekerjaan seperti membuatkanminuman untuk tamu,
menidurkan anak dan pekerjaan-pekerjaan lain yangberkaitan dengan perannya sebagai pendamping suami.Kaum ibu di Desa Tanjung Gusta juga diserahkan
tanggung jawab untuk mengelola pendapatankeluarga sesuai dengan perannya sebagai pengelola dan pengatur rumahtangga.Para suami hanya bertanggung
jawab untuk mencari uang danistrilah yang mengatur penggunaannya. Namun, dalam pengelolaannya istritidak bisa sekehendak hatinya sendiri, ada pedoman-
pedoman yang harus iapenuhi dalam mengatur pendapatan keluarga. Pedoman- pedoman ini harusdipegang oleh para istri sehingga pendapatan suami dapat
mencukupiseluruh kebutuhan keluarga atau dengan kata lain istri harus pandaiberhemat, hidup sederhana.
Mereka menyerahkan semua penghasilan yang mampu merekaperoleh kepada istri tanpa memperdulikan bahwa cukup atau tidak untukmemenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari.Keadaan ini terjadi karena parasuami beranggapan bahwa hanya itu yang dapat mereka peroleh daripekerjaan mereka sebagai buruh
tani yang harus mereka syukur. Tetapi,bagaimana reaksi para istri? Inilah peran
Universitas Sumatera Utara
83 tambahan yang harus dijalankansesuai dengan konsep diri perempuan Indonesia
yaitu peran perempuansebagai pencari nafkah tambahan.Hal tersebut di desak pula oleh tidak cukupnya penghasilan suamidalam memenuhi kebutuhan sehari-
hari.Latar belakang inilah yang menjadipendorong bagi para istri buruh tani di Desa Tanjung Gusta untuk melaksanakanperannya sebagai pencari nafkah
tambahan bagi keluarga. Para istri di Desa Tanjung Gusta menjalankan peran ini dengan cara menjadi seorang buruh tani bersama dengan suaminya.
Pada akhirnya pekerjaan sampingan mereka terlihat sebagai sebuahpembagian tugas antara suami dan istri.Perempuan sebagai seorang
manusia juga membutuhkan suatu wadahyang dapat mengakoomodir kebutuhanya untuk bergaul, berkarya danmenjaga keeksistensiannya di masyarakat.Dorongan-
dorongan tersebut pada akhirnya menginspirasikan perempuan untuk membuat semacamperkumpulan ataupun organisasi-organisasi yang dapat dijadikan wadah
untuk berkreasi dalam hal memperoleh penghasilan tambahan.
Universitas Sumatera Utara
84
BAB VI PENUTUP
6.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diteliti, maka dapat disimpulkanbahwa Peran Ganda Perempuan Buruh Tani Studi Kasus Pada Petani
Perempuan Di Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, maka dapat disimpulkan sebagaiberikut:
1. Partisipasi istri dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga di Desa
Tanjung Gustadiwujudkan dalam ketiga perannya baik dalam lingkunganrumah tangga, dalam bidang ekonomi, maupun dalam
masyarakat. Peran ibu rumah tangga sangatlah dominan di Desa Tanjung Gusta karenamereka harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri
danperbekalan bagi suami untuk ke sawah. Mereka harus menyelesaiakansegala tugas di dalam rumah tangga yang memang secara
kodrati telahmenjadi tanggung jawab mereka dan membantu baik secara langsungmaupun tidak langsung proses produksi.
2. Ibu-ibu di Desa Tanjung Gusta jugamasih aktif dalam kegiatan-kegiatan
sosial kemasyarakatan sepertipengajian sebagai wujud partisipasinya didalam kehidupan bermasyrakat. Namun, dalam ekonomi bentuk
partisipasi seorang buruh tani di Desa Tanjung Gusta ada dua hal yaitu menjadi buruh tani, selain itu juga biasanya istri-istri buruhtani memilih
profesi sebagai pedagang penjual sayur ataumembuka warung di rumah. Dari semua itulah dapat disimpulkanbahwa teori yang berkaitan dengan
penelitian ini menyangkutpersoalan stratifikasi sosial, yaitu ukuran
Universitas Sumatera Utara
85 ekonomi, kehormatan dankekuasaan. Juga terkait dengan fungsionalisme,
yang memandang bahwa masyarakat merupakan suatu sistem yang terdiridari bagian-bagian yang saling berkaitan.
3. Peran ganda perempuan buruh tani sangat strategis dalam peningkatan
produktivitas usahatani dan berpotensi untukmeningkatkan pendapatan dan ketahananpanganmenuju kesejahteraan rumah tangga petani di
pedesaan.Perempuan buruh tani berpeluang danmampu berperan sebagaimitra kerja penyuluhdalam proses alih teknologi pertanian di
pedesaan. Meningkatnya peran dan produktivas perempuan tani sebagai pengurus rumahtangga dan tenaga kerja pencari nafkah tambahanmaupun
utama, jugaberhubungan erat dengan perannya sebagai pelaku usaha dalam upayapeningkatan pendapatan dan pemenuhan kebutuhan pangan
keluarga,menuju pencapaian ketahanan pangan dan kesejahteraan rumah tangga.
6.2.Saran
1. Pemerintah sebaiknya memberikan perhatiannya kepada keluarga buruh
tani yang kurang mampu dalam bidang pendidikan sepertipemberian beasiswa kepada anak-anak buruh tani yang kurang mampu sehingga
standar pendidikan masyarakat di Desa Tanjung Gustadapat meningkat. 2.
Diharapkan buruh tani perempuan mengerti tentang hak-hak mereka didalam rumah tangga maupun dunia kerja. Misalnya pada dunia kerja
buruh tani perempuan mempunyai ha untuk menerima beban kerja yang lebih ringan dibanding dengan buruh tani laki-laki karena dari segi fisik
Universitas Sumatera Utara
86 laki-laki lebih kuat disbanding dengan perempuan , pada rumah tangga
perempuan memiliki hak untuk dinafkahi oleh suami. 3.
Diharapkan isteri dalam rumah tangga bisa belajar untuk mengerjakan suatu usaha atau keterampilan yang dapat membantu perekonomian
keluarga selain sebagai buruh tani. Dari keterampilan inilah nanti mereka dapat membentuk kelompok-kelompok usaha yang nantinya membantu
keuangan keluarga. 4.
Diharapkan adanya pemberian keterampilan atau pemberdayaan kepada buruh tani perempuan agar mereka dapat hidup mandiri dari keterampilan
mereka di masa yang akan datang. Hal ini diperlukan karena kondisi fisik seseorang semakin tua semakin melemah, sedangkan pekerjaan seorang
tani membutuhkan fisik yang kuat, sehingga keterampilan yang dimiliki buruh tani perempuan menjadi alternatif dalam upaya mencari pemasukan
dimasa tua.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Konsep dan Pendekatan Teori Keluarga