10 yang berada di bawahnya.Keluarga, menurut teori ini, bukan sebuah kesatuan
yang normatif harmonis dan seimbang, melainkan lebih dilihat sebagai sebuah sistem penuh konflik yang menganggap bahwa keragaman biologis dapat dipakai
untuk melegitimasi relasi sosial yang operatif. Keragaman biologis yang menciptakan peran gender dianggap konstruksi
budaya, sosialisasi kapitalisme, atau patriarki. Menurut para feminis Marxis dan sosialis institusi yang paling eksis dalam melanggengkan peran gender adalah
keluargadanagama,sehinggausahauntukmenciptakan perfect equality kesetaraan gender 5050 adalah dengan menghilangkan peran biologis gender, yaitu dengan
usaha radikal untuk mengubah pola pikir dan struktur keluarga yang menciptakannya Megawangi, 1999;34. Menurut perspektif sosial konflik,
perempuan sebagai istri harus dapat dibebaskan dari belenggu keluarga agar dapat menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab dengan dirinya sendiri dan
dapat mengaktualisasikan diri.Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan penghapusan atau perubahan dari suami sebagai pencari nafkah sedangkan istri
hanya sebagai ibu rumahtangga.Hasil perubahan tersebut adalah terjadi perubahan peran yang lebih fleksibel dan istri dapat lebih mengaktualisasikan diri, misalnya
dengan bekerja.
2.3. Pengertian Feminisme
Seiring dengan pergerakannya untuk memperjuangkan emansipasi wanita, dan menghapuskan gender, feminisme bisa dikatakan sebagai sebuah ideologi
yang berusaha melakukan pembongkaran sistem patriarki, mencari akar atau penyebab ketertindasan perempuan serta mencari pembebasannya. Dengan kata
Universitas Sumatera Utara
11 lain feminisme adalah teori untuk pembebasan perempuan. Seperti pernyataan
berikut ini; ”Secara etimologis feminis berasal dari kata femme woman, berarti
perempuan tunggal yang berjuang untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan jamak, sebagai kelas sosial.Dalam hubungan ini perlu dibedakan
antara male dan female sebagai aspek perbedaan biologis, sebagai hakikat alamiah, masculine dan feminine sebagai aspek perbedaan psikologis cultural.
Dengan kalimat lain, male-female mengacu pada seks, sedangkan masculine-feminine mengacu pada jenis kelamin atau gender, sebagai he dan she
shelden, 1986, jadi tujuan feminis adalah keseimbangan, interelasi gender.Dalam pengertian yang luas, feminis adalah gerakan kaum perempuan
untuk menolak segala sesuatu yang dimarginalisasikan, disubordinasikan, dan direndahkan oleh kebudayaan dominan, baik dalam politik dan ekonomi maupun
kehidupan sosial pada umumnya Ratna, 184.” Ungkapkan teori diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa gerakan
feminisme dilakukan untuk mencari keseimbangan gender. Gerakan feminisme adalah gerakan pembebasan perempuan dari rasisme, stereotyping, seksisme,
penindasan perempuan, dan phalogosentrisme.Keseimbangan gender adalah untuk mensejajarkan posisi maskulin dan feminin dalam konteks satu budaya tertentu.
Hal ini dikarenakan, dalam satu budaya tertentu feminine sering dianggap inferior, tidak mandiri dan hanya menjadi subjek.Feminisme bisa juga dikatakan sebagai
gerakan untuk memperjuangkan kaum perempuan menjadi mandiri. Karena gerakan feminisme ini merupakan sebuah ideologi yang bertujuan
untuk menciptakan dunia bagi kaum perempuan untuk mencapai kesetaraan
Universitas Sumatera Utara
12 sosial, feminisme berkembang menjadi beberapa bagian seperti feminisme liberal,
feminisme radikal, feminisme anarkis, feminisme sosialis, feminisme postkolonial, feminisme postmodern, feminisme sosialis. Pembahasan mengenai
Feminisme Liberal akan dibahas pada penelitian ini, dengan tujuan adanya pembahasan Feminisme Liberal yang lebih terfokus mengingat aliran Feminisme
ini adalah konsep yang akan dianalisis yang tersirat pada karakter Isabelle dan Ella Turner.
2.4. Teori Gender