Fasilitas Aquaventure di Taman Margasatwa Medan

(1)

(GREEN ARCHITECTURE)

LAPORAN PERANCANGAN TGA 490 – TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2012/2013

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur

Oleh

THERESIA SENDYTIN SILABAN 09 0406 054

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013


(2)

OLEH :

THERESIA SENDYTIN SILABAN 090406054

MEDAN, JULI 2013

Disetujui Oleh :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Beny O.Y.Marpaung, S.T, M.T, Ph.D Wahyu Abdillah, S.T

NIP. 19711022 200212 2 001 NIP. 19730810 200212 1 001

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. N.Vinky Rahman, M.T NIP. 19660622 199702 1 001


(3)

Nama : Theresia Sendytin Silaban

NIM : 090406054

Judul Proyek Tugas Akhir : Fasilitas Aquaventure di Taman Margasatwa Medan

Tema : Green Architecture

Rekapitlasi Nilai

A B+ B C+ C D E

Dengah ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No Status

Waktu Pengumpulan

Laporan

Paraf Pembimbing

I

Paraf Pembimbing

II

Koordinator TKA-490 1 Lulus Langsung

2 Lulus Melengkapi 3 Perbaikan Tanpa Sidang 4 Perbaikan Dengan Sidang 5 Tidak Lulus

Medan, Juli 2013

Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TKA-490

Ir. N. Vinky Rahman, M.T. Ir. Basaria Talarosha, M.T.


(4)

Puji dan syukur, saya panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat, kasih dan penyertaan, yang diberikan Nya selama ini, khususnya saat proses pengerjaan proyek tugas akhir pada tahun 2013 ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur di Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara.

Banyak persoalan yang membuat saya berfikir untuk mundur, namun tangan Tuhan selalu menopang dan menguatkan saya, melalui orang-orang di sekitar saya, sehingga saat ini segalanya menjadi sukacita yang berlimpah dalam hidup saya. Terima kasih saya ucapkan untuk kedua orangtua saya, Bapak H.W.Silaban dan Ibu L.sihotang, atas seluruh limpahan doa, perhatian, dan juga tenaga yang diberikan. Terima kasih saya ucapkan kepada keluarga saya, adik-adik saya, Putri, Mira dan Anes yang ikut menyumbangkan tenaga, doa, juga candanya, kakak saya tersayang, Eva, yang selalu memberi dukungan doa dan semangat, Bang Hero dan Bang Edi, yang memberikan waktunya untuk membantu penyelesaian tahap akhir.

Saya juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Beny O.Y.Marpaung, S.T.,M.T.,P.Hd sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak Wahyu Abdillah, S.T. sebagai Dosen Pembimbing II, untuk semua kritik, saran, dan pembelajaran yang sangat berarti, juga dukungan moral yang diberikan selama proses pengerjaan.

2. Bapak Ir. Rudolf Sitorus, M.L.A. sebagai Dosen Penguji, untuk semua kritik, saran, dan pembelajaran yang sangat berarti, juga dukungan moral yang diberikan selama proses pengerjaan.

3. Bapak Ir.N.Vinky Rachman, M.T. selaku Ketua Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Basaria Talarosha, M.T., Bapak Ir.Dwi Lindarto M.T., dan Bapak Wahyu Abdillah, S.T. selaku koordinator Tugas Akhir.

5. Para pegawai tata usaha di lingkungan Fakultas Teknik Departemen Arsitektur, untuk semua kerja sama yang baik.

6. Pihak pengelola Taman Margasatwa Medan, yang telah menyediakan waktu untuk memberikan informasi dan tenaga untuk survey lapangan.

7. Semua teman-teman seperjuangan saya yang mengambil Studio Tugas Akhir Semester B TA 2012/2013, khususnya teman-teman satu kelompok sidang, Mima,


(5)

cepetan nyusul!), Sesil dan Mima (senangnya masih ada kalian), terimakasih untuk semua masukan, ide, canda, doa, juga dukungan moril dari kalian. Kak Heni, terimakasih buat waktunya memberikan tawa juga info, Martin, terimakasih buat waktu dan tenaganya.

9. Teman-temanku, Steffy, terimakasih selalu menemani melepaskan jenuh, dan Tona, terimakasih untuk dukungan doa dan morilnya.

Saya sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini masih mempunyai banyak kekurangan. Karena itu saya membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan tugas akhir ini. Dan, akhirnya saya berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, Juli 2013

Hormat saya,

Theresia Sendytin Silaban


(6)

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR GAMBAR... vi

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR DIAGRAM... xii

ABSTRAK... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Maksud dan Tujuan... 2

1.3 Perumusan Masalah... 3

1.4 Pendekatan Masalah... 3

1.5 Lingkup Kajian dan Batasan Proyek... 4

1.6 Kerangka Berfikir... 4

BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul... 6

2.2 Tinjauan Umum 2.2.1 Defenisi Rekreasi... 7

2.2.2 Jenis Rekreasi... 8

2.2.3 Tipe-tipe tempat dan Bangunan Rekreasi... 11

2.2.4 Pariwisata Medan... 15

2.3 Lokasi Site 2.3.1 Deskripsi Proyek... 17

2.3.2 Kecamatan Medan Tuntungan... 19

2.3.3 Taman Margasatwa Medan... 19

2.4 Tinjauan Fungsi 2.4.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatannya... 22

2.4.2 Deskripsi Kebutuhan dan Besaran Ruang 2.4.2.1 Kegiatan Utama... 25

2.4.2.2 Dimensi Alat yang Digunakan... 26


(7)

3.1 Latar Belakang Tema... 52

3.2 Pengertian Tema... 53

3.2.1 Prinsip dan Teori Green Architecture... 54

3.3 Interpretasi Tema... 58

3.4 Keterkaitan Tema dengan Judul... 60

3.5 Studi Banding Tema Sejenis... 60

BAB IV ANALISA 4.1 Analisa Fisik 4.1.1 Deskripsi Lokasi... 65

4.1.2. Analisa Tata Guna Lahan... 67

4.1.3. Analisa Intensitas Bangunan... 69

4.1.4. Analisa Pencapaian dan Sirkulasi... 70

4.1.5. Analisa Arsitektur Sekitar... 73

4.1.6. Analisa View ke luar... 74

4.1.7. Analisa View ke dalam... 75

4.1.8. Analisa Orientasi Matahari... 76

4.1.9. Analisa Vegetasi... 77

4.1.10. Analisa Kebisingan... 79

4.2 Analisa Non Fisik 4.2.1 Analisa Kegiatan... 80

4.2.2 Analisa Pengguna... 81

4.2.3 Analisa Jumlah Pengunjung... 82

4.2.4 Program Ruang... 84

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Entrance dan Sirkulasi... 95

5.2 Konsep Tata Ruang Luar... 96

5.3 Konsep Bentukan Massa Bangunan... 98


(8)

(9)

NAMA JUDUL HAL

Gambar 2.1 Letak site proyek di dalam lahan TMM 17

Gambar 2.2 Site berada di kota Medan, kec.Medan Tuntungan 18

Gambar 2.3 Site berada di dalam lahan TMM 18

Gambar 2.4 Sungai Babura 18

Gambar 2.5 Lahan kosong 18

Gambar 2.6 Fasilitas permainan anak TMM 18

Gambar 2.7 Lahan kosong untuk arboretum 18

Gambar 2.8 Fasilitas delman 21

Gambar 2.9 Fasilitas outbond, flying fox 21

Gambar 2.10 Area piknik 21

Gambar 2.11 Fasilitas sepeda air di danau buatan 21

Gambar 2.12 Naik gajah 21

Gambar 2.13 Fasilitas outbond, ATV 21

Gambar 2.14 Anak hariumau Sumatera yang lahir di TMM 22

Gambar 2.15 Tampak aquaplay model AP750 26

Gambar 2.16 Tampak atas aquaplay model AP750 26

Gambar 2.17 Bebagai variasi model aquaplay 27

Gambar 2. 18 Tipikal model Aqua Course Expedition 120 28

Gambar 2.19 Aktivitas pengunjung 28

Gambar 2.20 Tipe Curl Abyss 29

Gambar 2.21 Tipe Open Abyss 29

Gambar 2.22 Contoh permainan Abyss yang telah terpasang 29

Gambar 2.23 Open body slide 30

Gambar 2.24 Tubes body slide 30

Gambar 2.25 Contoh family rafting yang telah terpasang 31

Gambar 2.26 Suasana pengunjung di family rafting 31

Gambar 2.27 Desain seluncuran lurus 32

Gambar 2.28 Desain seluncuran berlekuk 32


(10)

Gambar 2.33 Wavepool dengan desain seperti pantai 34

Gambar 2.34 Masterplan Taman Safari Waterworld 46

Gambar 2.35 Di dalam wonder cave 46

Gambar 2.36 Pemandangan hewan-hewan di wonder cave 46

Gambar 2.37 Suasana di Taman Safari Waterworld 47

Gambar 2.38 Niagara waterfall 47

Gambar 2.39 Aquaplay dan gazebo 47

Gambar 2.40 Fasilitas futsal 47

Gambar 2.41 Masterplan Sea World Aquatica 48

Gambar 2.42 Stingray fall 48

Gambar 2.43 Waterslide dalam kolam lumba-lumba 48

Gambar 2.44 Perspektif kolam-kolam Seaworld Aquatica 48

Gambar 2.45 Akuarium ikan warna warni di lazy river 48

Gambar 2.46 Ramada Resort Aquaworld 49

Gambar 2.47 Struktur atap kubah 50

Gambar 2.48 Kolam ombak terletak di depan bangunan kuno 50

Gambar 2.49 Fasilitas kolam rendam 50

Gambar 2.50 Kolam konvensional 50

Gambar 3.1 Tampak bangunan BIG Splash Adventure 61

Gambar 3.2 Waterslide menjadi bagian tampak 61

Gambar 3.3 Struktur atap BIG Splash Adventure 61

Gambar 3.4 Di siang hari, menghemat penggunaan listrik 61

Gambar 3.5 Eksterior 62

Gambar 3.6 Atap hijau 62

Gambar 3.7 Interior plaza 63

Gambar 3.8 Papalote museum 63

Gambar 3.9 Dari luar seperti tidak ada bangunan 63

Gambar 3.10 Menara pandang dengan vertical garden 64

Gambar 3.11 Skylight 64


(11)

Gambar 4.5 Lahan kosong di TMM 66

Gambar 4.6 Tata guna lahan sekitar 67

Gambar 4.7 Loket TMM 68

Gambar 4.8 Kompleks perumahan 2 lantai 68

Gambar 4.9 Permukiman, letaknya jarang-jarang 68

Gambar 4.10 Lahan kosong di sekitar site 68

Gambar 4.11 Potongan A-A 69

Gambar 4.12 Aksonometri 69

Gambar 4.13 Jalur pencapaian ke TMM 70

Gambar 4.14 Konsep rencana pedestrian 71

Gambar 4.15 Rencana jalur sirkulasi ke site 72

Gambar 4.16 Rumah penduduk sekitar, sangat sederhana 73

Gambar 4.17 Kompleks perumahan, modern 73

Gambar 4.18 View ke luar site 74

Gambar 4.19 View ke dalam site 75

Gambar 4.20 Analisa orientasi matahari 76

Gambar 4.21 Analisa vegetasi 77

Gambar 4.22 Letak pohon eksisting pada site 78

Gambar 4.23 Analisa kebisingan 79

Gambar 5.1 Layout sirkulasi TMM 95

Gambar 5.2 Sirkulasi ke site dari area parkir TMM 96

Gambar 5.3 Konsep perancangan ruang luar 97

Gambar 5.4 Konsep bentukan massa mainbuilding 98

Gambar 5.5 Konsep bentukan massa mainbuilding 99

Gambar 5.6 Konsep bentukan massa hall bersama 99

Gambar 5.7 Bentukan massa hall bersama 100

Gambar 5.8 Deretan pohon eksisting pada site yang dipertahankan 100


(12)

Gambar 5.11 Seluruh dinding mainbuilding menggunakan pv glass 101

Gambar 5.12 Komponen photocell 101

Gambar 5.13 Kandungan tiap photocell 102

Gambar 5.14 Jalur aliran energi listrik dari pv glass 102

Gambar 5.15 Aquarium dibangun di bawah tanah 102

Gambar 5.16 Proses pengorahan air sungai menjadi air bersih 103 Gambar 5.17 Letak bak-bak pengolahan air pada groundplan 104 Gambar 5.18 Letak kolam penampung air hujan di groundplan 104 Gambar 5.19 Proses pengolahan kotoran menjadi energi biogas 105

Gambar 6.1-6.29 Gambar kerja 106-134


(13)

Tabel 2.1 Karakter bangunan rekreasi 13

Tabel 2.2 Banyak wisatawan mancanegara ke Medan 15

Tabel 2.3 Banyak wisatawan mencanegara ke Medan 16

Tabel 2.4 Jumlah pengunjung dan pendapatan TMM/tahun 22

Tabel 2.5 Dimensi tipikal fasilitas kolam 26

Tabel 2.6 Perkiraan dimensi kolam 27

Tabel 2.7 Kelebihan dan kekurangan bahan akuarium 37

Tabel 2.8 Kelebihan dan kekurangan bahan akuarium 38

Tabel 2.9 Kebutuhan ruang 39

Tabel 2.10 Kesimpulan studi banding 51

Tabel 3.1 Kesimpulan studi banding 64

Tabel 4.1 Analisa kegiatan 80

Tabel 4.2 Jumlah pengunjung di beberapa tempat rekreasi 82


(14)

Diagram 1.1 Kerangka berfikir 5

Diagram 4.1 Sirkulasi pengunjung 81


(15)

Taman Margasatwa Medan merupakan tempat rekreasi yang bernilai konservasi dan edukasi. Karena semakin populer, Taman Margasatwa Medan menambah koleksi binatang dan fasilitasnya. Salah satunya adalah waterpark yang sangat populer. Untuk mendukung fungsi konservasi dan edukasinya, waterpark tersebut memerlukan fungsi tambahan. Akuarium publik merupakan pilihan yang paling

cocok, karena memiliki unsur ‘air’ yang sama, dan memiliki fungsi sebagai tempat konservasi dan

edukasi. Untuk menjaga Taman Margasatwa Medan tetap hijau, maka perancangan menggunakan metode go green, sehingga tempat rekreasi ini menjadi tempat rekreasi air, yang penuh dengan petualangan dan tetap menjaga lingkungan sekitarnya.

Kata kunci : waterpark, akuarium, air, petualangan

Abstract

Medan Wildlife Park is a recreation place which have value as concervation and education function. As now growth more popular, then it’s animal collection and facility will enhanced.One of facility enhacement plan is waterpark, which so popular among family in Medan. To support it’s identity as a recreation, concervation and education place, this waterpark facility is made with the same function. Because it self already has recreation function, then the waterpark need something which function as concervation and education, with some similarity between them. Public aquarium is the most match choice. ‘Water’ or in Latin ‘Aqua’ becomes their similarity. To keep this city green open space stay green, this recreation place is made to keep green area as much as possible, use renewable energy source and recycle the waste. Then it’s becomes a recreation place which full with ‘aqua’ , adventure sense in it and also keep it’s nature green.


(16)

Taman Margasatwa Medan merupakan tempat rekreasi yang bernilai konservasi dan edukasi. Karena semakin populer, Taman Margasatwa Medan menambah koleksi binatang dan fasilitasnya. Salah satunya adalah waterpark yang sangat populer. Untuk mendukung fungsi konservasi dan edukasinya, waterpark tersebut memerlukan fungsi tambahan. Akuarium publik merupakan pilihan yang paling

cocok, karena memiliki unsur ‘air’ yang sama, dan memiliki fungsi sebagai tempat konservasi dan

edukasi. Untuk menjaga Taman Margasatwa Medan tetap hijau, maka perancangan menggunakan metode go green, sehingga tempat rekreasi ini menjadi tempat rekreasi air, yang penuh dengan petualangan dan tetap menjaga lingkungan sekitarnya.

Kata kunci : waterpark, akuarium, air, petualangan

Abstract

Medan Wildlife Park is a recreation place which have value as concervation and education function. As now growth more popular, then it’s animal collection and facility will enhanced.One of facility enhacement plan is waterpark, which so popular among family in Medan. To support it’s identity as a recreation, concervation and education place, this waterpark facility is made with the same function. Because it self already has recreation function, then the waterpark need something which function as concervation and education, with some similarity between them. Public aquarium is the most match choice. ‘Water’ or in Latin ‘Aqua’ becomes their similarity. To keep this city green open space stay green, this recreation place is made to keep green area as much as possible, use renewable energy source and recycle the waste. Then it’s becomes a recreation place which full with ‘aqua’ , adventure sense in it and also keep it’s nature green.


(17)

BAB I


(18)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Taman Margasatwa Medan (atau dulunya disebut dengan Kebun Binatang Medan) merupakan tempat rekreasi di alam terbuka, yang berada dalam kawasan RTH kota Medan dan juga berfungsi sebagai lembaga konservasi (1). TMM merupakan tempat rekreasi yang bernilai edukatif. Selain menawarkan fungsi pelepas kejenuhan, TMM juga mengajak masyarakat untuk mengenal satwa lebih dekat. Karena itu, tempat rekreasi seperti TMM ini perlu dikembangkan, agar lebih dikenal masyarakat sehingga fungsinya sebagai tempat rekreasi edukatif semakin berdampak. Saat ini TMM, mulai diminati masyarakat. Terbukti dari jumlah pengunjungnya yang semakin meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2008 jumlah pengunjung 92.000 orang, tahun 2009 jumlah pengunjung 113.000 orang dan tahun 2010, jumlah pengunjung 180.000 orang (2). TMM menargetkan jumlah yang lebih tinggi untuk tahun 2013 ini. Agar tercapai, pihak pengelola TMM akan melakukan penambahan koleksi binatang, dan juga fasilitas-fasilitas lain seperti waterpark, museum, dan arboretum (3).

Wahana bermain air sangat digemari saat ini. Pihak pengelola Kolam Renang Deli menyebutkan bahwa jumlah pengunjung mereka pada masa liburan tahun 2012 lalu mencapai 5.000 orang, dan jumlah pengunjung Draco Waterpark di Hermes Place Polonia mencapai 3.500 orang per hari (2).

Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proyek waterpark di TMM Medan sangat berpotensi untuk menambah jumlah pengunjungnya. Fasilitas ini harus berfungsi sebagai tempat rekreasi edukasi untuk mendukung fungsi utama TMM. Untuk mencapai tujuan tersebut, waterpark akan digabungkan dengan exhibition hewan-hewan air, yaitu akuarium, agar sambil bermain air, pengunjung juga dapat melihat dan mengetahui berbagai variasi hewan air. Keduanya digabung dalam satu fasilitas yang akan dinamakan sebagai Aquaventure, yang artinya petualangan air.

1

Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI No. 124 tahun 2010

2

www.kompas.com

3


(19)

1.2 Maksud dan Tujuan

Proyek ini ditujukan untuk segala jenis usia, dan diharapkan dapat merangkul seluruh masyarakat dari berbagai lapisan sosial.

a) Bagi anak-anak

1. Sebagai tempat rekreasi di alam terbuka dimana dapat menambah pengetahuan mengenai dunia hewan, terutama hewan air.

2. Sebagai tempat dimana anak-anak dapat melakukan kegiatan bersama-sama (berinteraksi) dengan keluarganya

3. Sebagai tempat dimana anak-anak dapat belajar berdasarkan pengalaman mereka, dengan metode belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan.

b) Bagi remaja dan pemuda

1. Sebagai tempat rekreasi di alam terbuka dimana dapat menambah pengetahuan mengenai dunia hewan, terutama hewan air.

2. Sebagai tempat yang yang nyaman untuk berkumpul, bertemu, berinteraksi sekaligus belajar.

3. Sebagai tempat untuk berkumpul dan berinteraksi bersama keluarga c) Bagi orang dewasa

1. Sebagai tempat rekreasi di alam terbuka dimana dapat menambah pengetahuan mengenai dunia hewan, terutama hewan air.

2. Sebagai tempat untuk berkumpul dan berinteraksi bersama keluarga d) Bagi Taman Margasatwa Medan

1. Sebagai tempat konservasi hewan-hewan air. 2. Sebagai alat penarik pengunjung.

3. Sebagai media untuk pengenalan hewan-hewan air kepada masyarakat. 4. Sebagai alat penambah pendapatan.

e) Bagi pemerintah

1. Merupakan alat penambah pendapatan daerah.

2. Merupakan sarana untuk memperkenalkan Sumatera Utara, khususnya Medan dan Taman Margasatwa Medan, agar lebih dikenal oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.


(20)

1.3 Perumusan Masalah

Masalah-masalah yang ditemui dalam proses perancangan proyek ini adalah sebagai berikut.

1.Bagaimana merancang Fasilitas Aquaventure ini di dalam sebuah Taman Margasatwa sehingga tidak mendominasi, namun mendukung fungsi utama Taman Margasatwa sebagai lembaga konservasi dan sarana pengenalan dunia hewan kepada masyarakat.

2.Bagaimana menata konsep sirkulasi menuju Aquaventure dalam sebuah Taman Margasatwa, agar mudah dicapai namun bukan langsung dari jalur utama (langsung dari entrance masuk).

3.Bagaimana menata konsep sirkulasi internal Aquaventure, agar menghasilkan sebuah perjalanan rekreasi yang menyenangkan, menantang, namun tidak menyulitkan.

4.Bagaimana merancang Aquaventure tersebut agar ketertarikan pengunjung terhadap 2 wahananya, yaitu waterpark dan aquarium, seimbang.

5.Bagaimana merancang tempat rekreasi yang ramah lingkungan (sesuai dengan tema).

6.Bagaimana merancang fasilitas-fasilitas pendukung Aquaventure yang ramah lingkungan (sesuai tema).

1.4 Pendekatan Masalah

Dalam pendekatan masalah, metode yang akan dilakukan untuk mencapai desain akhir proyek ‘Fasilitas Aquaventure di Taman Margasatwa Medan’ ini antara lain adalah :

1.Studi Pustaka yang berkaitan dengan judul dan tema yang diangkat, untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

2.Studi banding proyek sejenis dan tema sejenis, untuk mengambil hal-hal yang dapat dipelajari dan diterapkan dalam perancangan proyek.

3.Studi lapangan, untuk mengetahui karateristik site proyek, masalah, dan potensinya.

4.Tanya jawab dengan orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi yang berhubungan dengan proyek.


(21)

1.5 Lingkup Kajian dan Batasan Proyek

Lingkup kajian mencakup seluruh aspek fisik yang berhubungan dengan pembahasan bangunan waterpark (terutama waterpark yang berada dalam lingkup Kebun Binatang/Taman Margasatwa), dan akuarium, baik yang menyangkut kondisi lingkungan tapak, massa bangunan dan program ruang.

Batasan proyek terfokus hanya pada masalah arsitektur atau fisik aquaventure agar menjadi sebuah fasilitas rekreasi sekaligus pendukung Taman Margasatwa menjadi sarana pengenalan dunia hewan, terutama hewan air kepada masyarakat dan tidak menyangkut darimana sumber dana.

1.6 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan tahap-tahap pemikiran penulis dalam proses menemukan masalah, menganalisanya, kemudian menyelesaikannya dalam bentuk hasil perancangan. Diagram 1.1 di bawah ini menunjukkan tahapan-tahapan tersebut.


(22)

LATAR BELAKANG Kebutuha te pat rekreasi ala di kota Meda

Potensi TMM; semakin diminati masyarakat

Rencana pihak pengelola TMM untuk menambah fasilitas TMM

MAKSUD DAN TUJUAN Sebagai tempat rekreasi, berkumpul, berinteraksi

Sebagai sarana pengenalan dunia hewan kepada masyarakat Sebagai tempat konservasi hewan, terutama hewan air

Sebagai sarana untuk memperkenalkan Sumatera Utara, khususnya Medan, kepada wisatawan domestik dan internasional.

ANALISA FISIK & NON FISIK Masalah, Potensi, Usulan

KONSEP JUDUL

FASILITAS AQUAVENTURE DI TAMAN MARGA SATWA MEDAN

PENDEKATAN MASALAH SURVEY

 Data-data site  Kondisi sekitar site  Peraturan pemerintah

PENGUMPULAN DATA  Studi literatur

 Wawancara  Survey

DESAIN SKEMATIK

DESAIN AKHIR MASALAH


(23)

BAB II


(24)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul

Judul proyek yang diambil pada Tugas Akhir ini adalah „Fasilitas Aquaventure di Taman Margasatwa Medan‟.

Fasilitas : sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi; kemudahan

Aquaventure : merupakan penggabungan dari dua kata yaitu Aqua dan Adventure

Aqua : berasal dari bahasa latin, yang berarti air

Adventure : petualangan

Di : kata keterangan tempat

Taman Margasatwa Medan : sebuah tempat rekreasi alam terbuka di kota Medan yang memperkenalkan dunia hewan

kepada para pengunjungnya.

Jadi pengertian judul proyek „Fasilitas Aquaventure di Taman Marga Satwa Medan‟ adalah sarana yang ditambahkan pada Taman Margasatwa Medan, berupa tempat bermain dan bersenang-senang yang juga merupakan tempat konservasi hewan, untuk mendukung pelaksanaan fungsi TMM, baik sebagai tempat rekreasi, edukasi dan konservasi.

Judul menggunakan kata Fasilitas, karena proyek ini merupakan bagian dari rencana pengembangan Taman Margasatwa Medan. Guna meningkatkan kualitasnya, Taman Margasatwa Medan berencana mengembangkan tempat tersebut dengan menambah beberapa fasilitas, dimana salah satunya merupakan Waterpark, yang merupakan bagian dari judul proyek.


(25)

2.2 Tinjauan Umum

Tinjauan umum berupa pencarian teori dan fakta terkait proyek yang dikerjakan, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.

2.2.1 Defenisi Rekreasi

Rekreasi berasal dari bahasa latin yaitu “ creature “ yang berarti mencipta, lalu diberi awalan “ re “ yang sehingga berarti “ pemulihan daya cipta atau penyegaran daya cipta”. Kegiatan rekreasi biasanya dilakukan diwaktu senggang (leasuretime). Leasure berasal dari kata “licere” (latin) yang berarti diperkenankan menikmati saat-saat yang bebas dari kegiatan rutin untuk memulihkan atau menyegarkan kembali.

1. Rekreasi dapat diartikan sebagai kegiatan penyegaran kembali tubuh dan pikiran; sesuatu yang menggembirakan hati dan menyegarkan seperti hiburan; piknik. Sedangkan rekreatif berarti bersifat rekreasi.

2. Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyegarkan kembali fisik dan mental dari kehidupan sehari-hari, sehingga dapat mempertinggi daya kreasi manusia dalam mencapai keseimbangan bekerja dan beristirahat. 3. Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan

kesenangan dan kepuasan.

4. Rekreasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara berkala, sebagai kegiatan yang merupakan perubahan bentuk rutinitas dan kewajiban seperti dalam kegiatan bekerja.

5. Rekreasi merupakan proses memenfaatkan kegiatan selama waktu luang dengan seperangkat perilaku yang memungkinkan peningkatan waktu luang.

6. Rekreasi adalah penyegaran bagi kekuatan dan semangat setelah bekerja keras.

7. Rekreasi adalah kegiatan di waktu luang atau santai.

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian rekreasi adalah “ aktivitas yang dilakukan pada waktu senggang (lapang) yang bertujuan untuk membentuk, meningkatkan kembali kesegaran fisik, mental,


(26)

pikiran dan daya rekreasi (baik secara individual maupun secara kelompok) yang hilang akibat aktivitas rutin sehari-hari dengan jalan mencari kesenangan, hiburan dan kesibukan yang berbeda dan dapat memberikan kepuasan dan kegembiraan yang ditujukan bagi kepuasan lahir dan batin manusia”.

2.2.2 Jenis Rekreasi

Menurut Patricia Farrel dalam The Process of Recreation Progamming dan Ivor Selly dalam Outdoor Recreation and The Urban Environment bahwa jenis-jenis rekreasi yaitu :

1. Berdasarkan jenisnya rekreasi dibedakan menurut : a) Sifatnya

Rekreasi dapat bersifat mendidik, sport, tontonan, atau permainan. b) Objeknya

Aktif, yaitu jika manusia terlibat di dalam objek rekreasi, baik secara langsung ataupun tidak langsung, seperti kolam renang, taman kota dan sebagainya

Pasif, yaitu jika manusia terlibat di dalam objek rekreasi tersebut, seperti film, sandiwara, dan sebagainya.

c) Tingkat umur

Biasanya untuk anak-anak, remaja, dan dewasa. d) Waktu penyelenggaraan

Pagi, siang, dan malam. e) Tempatnya

Kegiatan di luar ruangan (outdoor) atau di dalam ruangan (indoor). 2. Ditinjau dari segi fasilitas, tempat rekreasi mempunyai 2 kategori:

a) Fasilitas khusus hanya ada di tempat itu dan jarang ditemukan di tempat lain.

b) Fasilitas spesifik ini yang mendorong masyarakat datang untuk mengunjunginya.

c) Fasilitas pokok (yang harus ada) 3. Klasifikasi sarana olahraga rekreatif


(27)

Dilakukan di luar bangunan; Dilakukan di dalam bangunan b) Berdasarkan kelompok usia pemakai

Untuk anak-anak : area bermain anak; Untuk dewasa : gedung olahraga, lapangan olahraga

c) Berdasarkan jenis penggunanya

Rekreasi komunal (multi used) terdiri dari bermacam-macam aktifitas yang dapat dilakukan dalam kompleks; Rekreasi tunggal (single used), terdiri dari satu macam kegiatan utama; Sarana pelengkap (servis used), untuk melayani rekreasi di luar bangunan.

d) Berdasarkan fngsinya mengimbangi waktu kerja dan istirahat Rekreasi harian; Rekreasi mingguan; Rekreasi liburan e) Berdasarkan ruang lingkup :

i.Lingkup perumahan; Lingkup wilayah, terdiri dari beberapa fasilitas rekreasi dengan lingkup perumahan

ii.Lingkup perkotaan, untuk pemakai umum dalam kota

iii.Lingkup daerah regional, terletak di dalam atau di luar kota dan melayani beberapa daerah sekitarnya

iv.Lingkup nasional, sifatnya nasional dan mempunyai karakter tersendiri

v.Lingkup internasional, melayani seluruh dunia

f) Berdasarkan keterkaitan pemakai dikaitkan dengan lokasi : i.Rekreasi darat, seperti : berkuda, atletik, hiking, kemping

ii.Rekreasi air atau bahari, seperti : memancing, renang, power boating, bersampan

iii.Rekreasi udara, seperti : terjun payung dan olahraga udara lainnya g) Berdasarkan aktifitas/kegiatan :

i. Big muscle activities : rekreasi yang memerlukan tenaga atau fisik. ii. Social activities : rekreasi yang bertujuan sosial, seperti :

bercakap-cakap, jalan-jalan bersama, melibatkan interaksi sosial sebagi kegiatan utama.

iii. Physical recreation : memerlukan usaha atau kegiatan fisik sebagai kegiatan utama.


(28)

iv. Cognitive recreation : melibatkan kebudayaan, pendidikan, dan kreatifitas.

v. Environment-related recreation : rekreasi yang memanfaatkan potensi alam dalam kegiatannya, seperti olahraga arung jeram.

vi. Rhythms and music : rekreasi yang diakibatkan oleh irama dan musik yang memberikan kesenangan, persahabatan, seperti bernyanyi dan berdansa.

vii. Creative play : rekreasi yang mengembangkan imajinasi, daya khayal akan sesuatu yang bukan sesungguhnya, misalnya : membuat bangunan dari pasir.

viii. Nature learning : rekreasi di alam terbuka (berkemah dan mendaki gunung)

ix. Mental : rekreasi yang merupakan ekspresi dari aktifitas masyarakat yang berisfat mendidik, misalnya : berdebat, berdiskusi, dan lain-lain. x. Collecting : mengumpulkan benda-benda sebagai hobi, masuk ke dalam kelompok sosial tertentu atau memilih salah satu cara kehidupan yang khusus.

xi. Service activities : sebagian orang tertentu merupakan kesenangan tersendiri jika melakukan pelayanan kegiatan umum, misalnya : sebagai juri, grur, dan lain-lain.

xii. Shopping activities : sebagian orang berbelanja menjadi aktifitas rekreasi yang merupakan suatu kesenangan. Antara lain : kesempatan untuk memperoleh pelayanan, kesenangan dalam tawar-menawar, cuci mata dengan melihat-lihat.

xiii. Relaxation : rekreasi yang bertujuan melepaskan diri dari ketegangan dan kelelahan mental dan fisik untuk mencapai kesenangan dan kesegaran, misalnya ; menikmati pemandangan alam, duduk di taman, dan lain-lain.

xiv. Solitude : menyendiri untuk melepaskan kesibukan sehari-hari dengan beristirahat di tempat tertentu yang sepi, seperti keluar kota, ke gunung.


(29)

2.2.3 Tipe-tipe tempat dan Bangunan Rekreasi

Menurut Recreation Development Hand Book adalah : Resort/residential community

1. Resort : tempat tujuan dengan waktu singkat yang menyediakan bermacam-macam aktifitas rekreasi, seperti : penginapan, makan/minum, dan pertunjukan dengan latar belakang susunan dari mewah sampai primitif. 2. Tujuannya adalah memberikan variasi yang tidak ada batasnya dari

pengalaman rekreasi dan ditujukan juga bagi sekelompok besar wisatawan. 3. Bentuknya berupa hotel atau motel di pinggir air, di pegunungan, dan tempat

pemandian.

4. Dibangun daerah rekreasi yang bernuansa alami, cenderung tradisional,misalnya dalam bentuk air, kontur, tanah, dan iklim.

5. Mempunyai jangka waktu operasional yang panjang.

Theme Park

Merupakan atraksi yang ditujukan untuk rekreasi ditekankan pada fantasi dan imajinasi yang dibuat dengan pertimbangan khusus, seperti Disney World (skala besar), Water Activity Park (skala kecil).

Istilah Theme Park memiliki arti yang lebih luas daripada sekedar „taman bertema‟. Michael Sorkin dalam pengantarnya di buku “A Variation on Theme Park: The New American City and the End of Public Space”, memberikan definisi tentang Theme Park sebagai „dunia‟ atau tempat yang memiliki ciri antara lain tidak terikat pada geografi tertentu, lingkungan yang terkontrol dan teramati, memberikan stimulasi tanpa henti (Sorkin, Michael; 1992;ix).

Dunia hiburan tidak dipungkiri merupakan salah satu faktor pendorong munculnya konsep Theme Park, namun adalah begitu besarnya impian masyarakat akan suatu kondisi dimana „dunia‟ mereka nampak atau jadi „lebih baik‟ inilah yang menyebabkan naiknya popularitas konsep ini.

Theme Park yang menampilkan visi kesenangan yang teratur dan terkendali –meski seringkali menggunakan bentuk/wujud artistik yang cenderung menipu atau memperdaya– merupakan suatu „pengganti‟ kenyataan


(30)

demokrasi publik dan bahkan menjadi lebih menarik karena orang diberi „stimulasi‟ dan „simulasi‟ tentang keadaan yang lebih baik, dimana tidak ada kemiskinan, kecelakaan, kesenjangan sosial, kejahatan, sampah/limbah dan kondisi negatif urban lainnya karena seluruh komponen dalam lingkungan ini dapat dikontrol sesuai kondisi paling ideal yang diharapkan.

Disney dan industri film Hollywood bisa disebut sebagai pemrakarsa munculnya konsep ini. Kerajaan Disney yang terpuruk semenjak kematian Walt Disney, membuat Michael Eisner – pimpinan Disney yang baru - mengeluarkan ide untuk membangun sebuah kawasan terpadu yang terdiri dari taman hiburan, hotel, resort, pusat perbelanjaan dan lainnya. Keberhasilan ide tersebut membuat banyak pihak mencoba mengikutinya dengan resep yang kurang lebih sama. Beberapa bahkan bereksperimen lebih jauh dengan mengintegrasikan juga area kerja mereka seperti studio, setting lokasi pengambilan gambar, kondisi pengambilan gambar yang sebenarnya, ke dalam kawasan terpadu tersebut sehingga menghasilkan variasi dan mixed-use yang begitu menarik dan „hidup‟.

Penerapan konsep Theme Park tidaklah terbatas pada desain taman hiburan atau rekreasi (Amusement Park) saja, namun juga dipakai dalam perkembangan kota. Dengan diterapkannya konsep ini pada pusat-pusat kota (downtown) lama, diharapkan mampu mengatasi hilangnya koneksi antar unsur-unsur kota (bangunan dan ruang kota) akibat pengaturan kota yang hanya berdasarkan fungsi saja dan menghidupkan kembali aktivitas dan peranannya.

Commercial Recreational

1. Daerah perkotaan yang dibuat alami (bangunan untuk rekreasi) dengan pemasaran atau tujuan konsumen yang sudah ada.

2. Dapat berupa orientasi pasif dan aktif, contoh health club, arcades, theatres, dan sebagainya.


(31)

Supplemental Recreational

Fasilitas rekreasi yang ditujukan sebagai tambahan dari fungsi utama sebuah kawasan perumahan, komersil, seperti kolam renang, golf course, dan sebagainya.

Berdasarkan Tipologi Bangunan Rekreasi Aktif Komersil di Jakarta menurut Linda Y, bahwa karakter Bangunan Rekreasi adalah seperti pada tabel 2.1 berikut ini.

KRITERIA BAGIAN UTAMA KETERANGAN

1. Pengolahan Tapak

A.Pemilihan Tema Umumnya dengan pemanfaatan potensi tapak dan di sesuaikan pada perkembangan wadah rekreasi tiap kurun waktu.

B. Pola sirkulasi Menuntut „dinamis‟ dengan mengkombinasikan pola-pola yang ada dan menuntut adanya suatu aliran, sehingga memberikan pengarahan yang jelas bagi pengunjung.

2. Pengolahan Bangunan

A. Pemilihan Tema Wadah rekreasi menjadi wadah imajinasi bentuk arsitektur yang sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar tapak

B. Pengolahan Ruang

Menciptakan ruang-ruang intim, santai dan sesuai dengan sifat rekreasi.

C. Kegiatan Penerapan pada pengolahan ruang yang sesuai hirarkinya (utama, pendukung) Tabel 2.1 Karakter Bangunan Rekreasi


(32)

D. Bentuk Ruang „Dinamis‟ , pengunjung merasa nyaman, menghilangkan rasa tegang dan formil dalam kegiatan rutin.

E. Penyediaan Fasilitas dan Kegiatan

Selalu mengalami pembaharuan dengan memperhatikan keunikan dan imajinasi yang berkaitan dengan tema wadah rekreasinya

3. Penggunaan Teknologi

a. Peralatan

b. Bahan bangunan c. Struktur dan

konstruksi

Sumber : Tipologi Bangunan Rekreasi Aktif Komersil di Jakarta, menurut Linda Y

Tanggapan :

Dari beberapa landasan teori yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Fasilitas Aquaventure di TMM :

1. Menurut Tipe dan Tempat Bangunan termasuk ke dalam Commercial Recreation 2. Berdasarkan jenis rekreasinya termasuk ke dalam rekreasi yang bersifat mendidik,

sport dan permainan dengan objeknya bersifat aktif, tingkatan umur untuk anak- anak sampai dewasa serta waktu penyelenggaraan dari pagi hingga sore hari. 3. Berdasarkan akitifitasnya termasuk ke dalam gabungan antara Enviromentrelated

Recreation, Natural Learning serta Relaxation.

4. Berdasarkan kategorinya termasuk ke dalam gabungan antara kategori kegiatan dengan interaksi sosial, kegiatan olahraga serta kegiatan outdoor tidak resmi.


(33)

2.2.4 Pariwisata Medan

Sumatera Utara memiliki potensi parawisata yang sangat baik. Banyak tempat pariwisata di Sumatera Utara yang menjadi tujuan wisata para wisatawan, baik domestik maupun internasional. Kota Medan, yang merupakan ibu kota dari Sumatera Utara, juga memiliki tempat-tempat menarik yang dapat dijadikan tujuan wisata.

Ada banyak bangunan tua di Medan yang memiliki arsitektur khas Belanda, yang dapat menjadi objek menarik untuk kegiatan wisata. Diantaranya adalah Kantor Balai Kota, Kantor Pos Medan, Istana Maimun, Tjong A Fie Mansion, Menara Air Tirtanadi, Menara Bakaran Batu, PT PP London Sumatera, dan lain sebagainya. Medan juga memiliki beberapa tempat wisata alam, seperti Danau Siombak, Taman Buaya, Taman Sri Deli, Taman Rekreasi Mora Indah, dan Taman Margasatwa Medan.

Selain itu, Medan juga menawarkan berbagai tempat hiburan, mulai dari tempat karaoke, diskotik, restoran, cafe, tempat billiard, sampai Mall dan Plaza. Medan memiliki beberapa mall serta plaza, yaitui Berastagi Mall, Grand Paladium, Plaza Medan Fair, Sun Plaza , Thamrin Plaza, Medan Mall, dan Medan Plaza.

Berikut tabel 2.2, merupakan data banyaknya wisatawan mancanegara yang datang ke Medan melalui Bandara Polonia Medan tahun 2007 – 2011.

Kebangsaan 2007 2008 2009 2010 2011

Asean 82.546 88.743 109.823 118.905 141.891

Asia 12.237 13.151 12.582 13.716 16.772

Timur Tengah 989 557 703 957 1.027

Eropa 14.785 16.025 16.205 17.317 19.141

Amerika 3.952 3.820 3.230 3.897 4.109

Oceania 2.581 3.137 2.999 3.234 3.947

Afrika 461 280 404 301 682

Lainnya 47 4.499 1.994 3.993 5.081

TOTAL 116.614 130.212 148.193 162.410 192.650

Tabel 2.2 Banyak Wisatawan Yang Datang ke Medan


(34)

Berikut tabel 2.3, merupakan data banyaknya wisatawan mancanegara yang datang ke Medan melalui Pelabuhan Laut Belawan tahun 2007 – 2011.

Kebangsaan 2007 2008 2009 2010 2011

Asean 3.967 2.928 1.865 905 24

Asia 108 144 142 181 229

Timur Tengah 6 - 15 7 -

Eropa 571 1.195 1.755 1.376 367

Amerika 102 240 229 169 97

Oceania 63 120 99 73 8

Afrika 13 22 15 13 1

Lainnya 2.487 1.545 955 14.478 18.249

TOTAL 7.312 6.229 5.075 17.202 6.229

Sumber : Data Badan Pusat Statistik Medan

Tanggapan :

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan mancanegara setiap tahunnya meningkat. Dari tahun 2007- 2011, rata- rata wisatawan mancanegara yang datang melalui pintu masuk kota Medan yaitu ± 148.311. Dengan adanya kenaikan wisata setiap tahunnya, akan membuat proyek Fasilitas Aquaventure di TMM ini akan berpotensi menjadi salah satu tempat wisata yang akan dikunjungi oleh wisatawan.


(35)

2.3 Lokasi Site

Adapun lokasi dan informasi tentang proyek dipaparkan dalam penjelasan berikut ini.

2.3.1 Deskripsi Proyek

Proyek merupakan rencana pengembangan yang akan dilakukan oleh TMM, sehingga pihak pengelola telah menyediakan tempat di dalam lahan TMM untuk proyek (Gambar 2.1).

Lokasi lahan : di dalam Taman Margasatwa Medan, yang terletak di Jalan Bunga Rampai IV No.100, Kecamatan Medan Tuntungan

(Gambar2.2, dan 2.3)

Luas : ± 5,5 hektar

Batas-batas site proyek adalah sebagai berikut.

Utara : Lahan kosong (Gambar 2.5)

Timur : Sungai Babura (Gambar 2.4)

Selatan : Fasilitas permainan anak TMM (Gambar 2.6) Barat : Lahan kosong untuk Arboretum (Gambar 2.7)

Kontur : Relatif datar

Pemilik : Pemerintah Kota Medan

Gambar 2.1 Letak Site Proyek di dalam lahan TMM


(36)

Gambar 2.2 SITE berada di kota Medan, kecamatan Medan

Tuntungan

Gambar 2.3 SITE berada di dalam lahan Taman Marga

Satwa Medan

U

Gambar 2.4 Sungai Babura

Gambar 2.6 Fasilitas permainan anak TMM Gambar 2.5 Lahan kosong


(37)

2.3.2 Kecamatan Medan Tuntungan

Profil Singkat Kecamatan Medan Tuntungan :

1.Kecamatan Medan Tuntungan berada di WPP E Kota Medan dengan peruntukan lahan sebagai permukiman, perkantoran, perdagangan, konservasi, rekreasi, lapangan golf, dan hutan kota.

2.Luas Kecamatan Medan Tuntungan adalah 2.068 ha.

3.Pada kawasan RTH, termasuk di dalamnya taman dan lapangan olahraga, hutan kota, TPU dan wisata :

a)KDB maksimum 10 % untuk bangunan wisata, fasilitas strategis dan fungsi pendukung RTH.

b)KLB maksimum 0.2 c)KDH minimum 80 %

2.3.3 Taman Margasatwa Medan

Awalnya disebut dengan Kebun Binatang Medan. Terletak di Jl. Brigjen Katamso KM. 4,5 Kampung Baru, Medan. Mempunyai areal 3,5 hektar dan diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1968 oleh Gubernur Kepala Daerah Sumatera (Bapak Marah Halim Harahap). Berstatus Yayasan dibawah Pemerintah Daerah yang dibentuk pada tahun 1961 dengan SK. Walikotamadya Medan nomor: 812 tanggal 2 September 1961 dengan Akte Notaris Rusli nomor: 86 tanggal 9 September 1961 yang kemudian diperbaharui lagi dengan Akte Notaris Rusli nomor: 117 tanggal 28 Juni 1967.

Kebun Binatang Medan yang kini pengelolaannya dibawah unit Perusahaan Daerah Pembangunan Kota Medan mengalami perubahan yang signifikan. Sejak 23 Maret 2005 pindah ke lokasi di Jl. Bunga Rampai IV, Simalingkar B, Medan Tuntungan, dan diresmikan pada tanggal 14 April 2005. Luas areal baru mencapai 30 hektar (sampai saat ini area yang sudah diolah adalah seluas 20ha), yang dihuni oleh 198 ekor hewan, yang terdiri dari 79 ekor mamalia, 102 ekor aves, dan 17 ekor reptil.

Sejak 27 januari 2012, Kebun Binatang Medan berubah nama menjadi Taman Margasatwa Medan. Dengan begitu, diharapkan taman hewan itu akan lebih memperhatikan unsur-unsur konservasi alam dan kelestarian lingkungan


(38)

hidup dalam pengelolaannya yang dituangkan dalam MoU (Memorandum of Understanding) antara Pemerintah Kota Medan dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA).

Taman Margasatwa Medan diharapkan bisa menjadi objek wisata yang memiliki semangat edukasi dan sekaligus menjadi tempat hiburan menarik bagi masyarakat Medan. Karena itu pihak pengelola TMM menambah beberapa fasilitas pendukung, selain dari fasilitas utama yaitu sebagai sarana pengenalan hewan.

Fasilitas-fasilitas TMM saat ini : - Kandang-kandang hewan :

a) Reptil b) Kuda c) Kaswari d) Pelikan e) Tapir

f) Rusa Sambar g) Rusa Jawa h) Rusa Tutul i) Gajah j) Mawas k) Harimau l) Singa m) Beruang

n) Kera & Siamang - Outbond :

a) Flying Fox (Gambar 2.9) b) Paint Ball

c) ATV (Gambar 2.13)

- Arena bermain anak : a) Mandi bola

b) Kapal Terbang Pusing c) Kuda Pusing

d) Sampan Pusing e) Reg Mollen

- Sepeda air (Gambar 2.11) - Naik kuda (Gambar 2.8) - Naik gajah (Gambar (2.9) - Area piknik (Gambar 2.10) - Klinik dan Karantina - Area Parkir

- Kantin - Musholla


(39)

o

Sejak pengelola TMM menambah fasilitasnya, pengunjung dan pendapatan TMM semakin bertambah. Berikut tabel 2.4, merupakan data pengunjung dan pendapatan TMM tiap tahunnya mulai dari tahun 2008 hingga tahun 2011.

Gambar 2.8 Fasilitas delman, pengunjung dapat berkeliling TMM

dengan menaiki delman.

Gambar 2.9 Fasilitas outbond, flying fox, fasilitas yang paling favorit di TMM

Gambar 2.10 Area piknik. Pengunjung menggelar tikar, dan makan bersama

keluarga.

Gambar 2.11 Fasilitas sepeda air di danau buatan

Gambar 2.12 Naik gajah. Pengunjung dapat mengelilingi suatu area yang telah

ditetapkan dengan menaiki gajah.


(40)

Tahun Pengunjung (org) Pendapatan

2008 ± 92.000 84 juta

2009 ±113.000 670 juta

2010 ±180.000 970 juta

2011 ±200.000 1,2 milliar

Pada tanggal 24 Juli 2011 lalu, tiga anak Harimau Sumatra (Gambar 2.14) lahir dengan sehat di Kebun Binatang Medan, Sumatra. Hal itu dianggap sebuah keberhasilan dalam mengembangbiakkan populasi harimau yang kini hampir punah, dan merupakan keberhasilan menjalankan fungsinya sebagai tempat konservasi. Keberhasilan tersebut diangkat menjadi desain logo baru TMM. Logo baru itu berupa foto tiga ekor anak Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatera) yang lahir di kebun binatang tersebut, yang di resmikan oleh Menteri Kehutanan Republik Indonesia (Menhut RI), Zulkifli Hassan, pada tanggal 27 Januari 2012.

2.4 Tinjauan Fungsi

2.4.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatannya

Pengguna proyek ini dibagi atas dua, yaitu pengunjung dan pengelola. Pengunjung dapat dibedakan atas :

1.Ditinjau dari segi motivasi tertentu , pengunjung yang datang dengan motivasi tertentu dan dengan rencana kunjungan sebelumnya, antara lain

Gambar 2.14 Anak harimau Sumatera yang lahir di TMM


(41)

terdiri dari : pelajar, kelompok pengunjung dari luar daerah kota Medan, wisatawan domestik maupun asing.

2.Ditinjau dari segi usia

a)Kelompok Anak-anak ( biasanya datang dalam bentuk rombongan), usia 5 – 13 tahun

b)Kelompok Remaja, usia 14 – 24 tahun c)Kelompok Dewasa, usia 25 – 45 tahun d)Kelompok Lanjut usia, 55 tahun ke atas

Dalam suatu tempat rekreasi, biasanya anak- anak serta remaja cenderung lebih aktif untuk menggunakan berbagai fasilitas rekreasi yang disediakan. Sedangkan untuk dewasa cenderung untuk mendampingi atau hanya untuk sekedar duduk-duduk melihat keadaan atau bersantai. Untuk itu diperlukan berbagai fasilitas yang berbeda sehingga berbagai kelompok usia dapat menikmati tempat ini.

3.Ditinjau dari segi kuantitas pengunjung yang datang terdiri dari :

a)Pengunjung yang datang secara individu (dengan menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi).

b)Pengunjung yang datang dengan kapasitas sedang, berkisar antara 2-50 orang (dengan menggunakan bus wisata, kendaraan umum atau kendaraan pribadi).

c)Pengunjung yang datang dengan kapasitas besar antara 50-300 orang (dengan menggunakan bus wisata).

4.Berdasarkan cakupan pelayanan

Cakupan pelayanan khususnya bagi kota Medan dan sekitarnya tetapi tidak tertutup kemungkinan pengunjung terutama yang bersifat rombongan berasal dari luar Sumatera Utara bahkan mendapat kunjungan wisatawa mancanegara.

Yang dimaksud dengan pengelola adalah orang yang memiliki kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan, pemeliharaan dan pengawasan terhadap taman rekreasi ini. Pengelola terbagi atas :


(42)

1.General Manager

Sebagai pimpinan tertinggi yang membawahi beberapa bagian pengelolaan pada taman rekreasi ini.

2.Kepala bagian

Membawahi staff dalam bidang yang telah ditentukan 3.Karyawan

Karyawan yang dimaksud adalah staff dalam berbagai bidang pengelolaan, yaitu, struktur, mekanikal elektrikal, perawatan air, kebersihan, administrasi, pengawas lapangan kesehatan atau pertolongan pertama.

Kegiatan-kegiatan yang ada dalam Fasilitas Aquaventure ini dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok fungsi atau kegiatan yang berkenaan langsung dengan jenis ruang-ruang yang dibutuhkan, yaitu :

1.Kegiatan utama

Kegiatan ini menjalankan fungsi utama dari sebuah waterpark dan aquarium yaitu berenang, bermain, belajar dan bersantai.

2.Kegiatan penunjang

Kegiatan ini mendukung fungsi utama, seperti kegiatan administratif, makan, minum, berbelanja, menonton pertunjukan, berolahraga, dan sebagainya.

3.Kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan

Kegiatan ini berhubungan langsung dengan penyelenggaraan waterpark dan aquarium. Untuk menjalankan fungsi kegiatan tersebut diperlukan ruang-ruang sebagai berikut:

a) Ruang-ruang pengelola (administrasi) b) Ruang-ruang pemeliharaan


(43)

2.4.2 Deskripsi Kebutuhan dan Besaran Ruang

Ruang-ruang yang dibutuhkan dibuat berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Kegiatan-kegiatan dalam proyek ini terdiri atas :

2.4.2.1 Kegiatan Utama

Kegiatan utama waterpark adalah berenang dan bermain. 1. Lama kegiatan pengunjung

Pengunjung berendam atau mandi memiliki lama rata- rata mandi tergantung fasilitasnya, antara lain :

a) Pada kolam renang dengan sedikit permainan air, biasanya pengunjung betah selama 0,75 jam – 1 jam

b)Dengan fasilitas permanan air bergerak terbatas pengunjung betah di dalam kolam selama 1 – 1,25 jam

c) Kolam besar dengan fasilitas permainan air yang banyak, pengunjung tahan selama 1,5 – 2 jam.

2.Hall kolam

Adapun persyaratan untuk area air adalah sebagai berikut :

a) Kemiringan kolam dari tempat dangkal ke tempat dalam 0 m sampai 1,5 m

b) Tangga untuk naik dari kolam harus berjarak 10 -15 m c) Diameter seluncuran bervariasi 0,8 – 1,5 m

d) Bagian pendaratan :

e) Pada kolam jatuh bebas panjang bebas 6 m dari ujung seluncuran f) Minimal kedalaman air 1 meter

g) Jatuhnya orang dari ujung seluncuran ke air adalah 0,3 m dan tidak boleh lebih dari 1,2 m

Tabel 2.5 di bawah ini menunjukkan dimensi kolam tipikal yang banyak dijumpai di waterpark.


(44)

Fasilitas Dalam kolam Panjang Lebar Kolam berombak Min 1,5 m Min. 25 – 30 m 6-30 m Kolam untuk

seluncuran (lebih dari 1

seluncuran)

1 m Bebas, 6 m 4 m;

2-3 m ditambah, tiap luncuran

Kolam berarus 0,75 m – 1,25 m 50 m 2,5 – 4 m Sumber : Hasil Olah Data Primer

2.4.2.2 Dimensi Alat permainan yang digunakan Aqua Play

Banyak pilihan ukuran, disesuaikan kapasitas penggunanya. Semakin besar ukuran, kompleksitas semakin tinggi. Aqua play yang dipakai dalam proyek ini adalah tipe AP750(Gambar 2.15 dan 2.16 ).

Tipe ini menggunakan kolam tipikal dengan ukuran seperti pada tabel 2.6 berikut.

Tabel 2.5 Dimensi Tipikal Kolam

Gambar 2.15 Tampak Aqua Play model AP750


(45)

Perkiraan luas kolam Perkiraan dimensi unit

dalam kaki2 dalam meter2 dalam kaki2 dalam meter2

3350 311 56 x 36 x 17 17,1 x 11 x 5,2

3700 344 56 x 36 x 23 17,1 x 11 x 7,1

Dapat memuat hampir 65 fitur permainan. Konstruksi stainless steel ,dilapisi cat tahan karat.

AquaPlay AP750 adalah tempat bermain air penuh fitur dan bersemangat. Menawarkan seluncuran multi-level dan berbagai elemen permainan air yang menghibur anak-anak dari segala usia, seperti nozel semprot, jet, katup, roda air berputar, dan masih banyak lagi. Konstruksi sudut yang unik membuat model ini menarik, aman, tahan lama dan mudah untuk pemeliharaannya.

Model ini dapat dilengkapi dengan ember tipping kepala sebagai fitur opsional (Gambar 2.17).

Gambar 2.17 Berbagai variasi model Aqua Play 750

Sumber : whitewaterwest.com Tabel 2.6 Perkiraan Dimensi Kolam


(46)

Fitur produk Aqua Course Expedition 120 a) 1 tingkat

b) Tinggi tipikal : 5 m

c) Dimensi : 21x 21 m

d) Area pijakan : 346 m2

e) Kapasitas per jam : 310-350 org / jam

f) Elemen latihan : 12

g) Fitur permainan : 44

Gambar 2.19 Aktivitas pengunjung menggunakan fitur Aqua Course


(47)

Seluncuran, Abyss Curl

Merupakan permainan seluncuran yang divariasikan. Seluncuran dibentuk seperti corong. Dapat menjulang hingga ketinggian 98 meter, Abyss dapat memuat sampai 6 pengguna melalui serangkaian liku-liku mendebarkan (Gambar 2.22), dan kemudian merosot ke dalam inti dari Abyss. Tersedia dalam 6 model yaitu : Abyss 71, curl (Gambar 2.20), open(Gambar 2.21), dan Abyss 55, curl, open. Model yang digunakan di proyek ini adalah Abyss 55, curl.

Fitur produk Abyss 55, curl

a) Tinggi tower tipikal : 16 m b) Tinggi tipikal corong : 14 m c) Panjang tipikal : 97 m

d) Lebar tipikal : bervariasi, 2-17 m e) Kapasitas per jam : 360 – 720 org/ jam

f) Kecepatan : 10m/s

g) Kecepatan aliran air : 284 l /s

h) Kendaraan : ban rakit

Gambar 2.20 Tipe Curl Abyss

Gambar 2.21 Tipe Open Abyss


(48)

Body Slide

Yaitu seluncuran yang dirancang meliuk-liuk dengan jarak yang cukup jauh dari

seluncuran biasa. Besar atau kecil, indoor atau outdoor, pemula atau ahli: Body Slides Series memiliki sesuatu untuk semua orang.. Pas tubuh, struktur besar, cepat atau lambat, terbuka(Gambar 2.23) atau tertutup (Gambar 2.24), body slide dapat dirancang sesuai dengan kebutuhan pengunjung. Tersedia model terbuka dan model tertutup. Model yang digunakan dalam proyek ini adalah keduanya, terbuka dan tertutup.

Fitur produk, seluncuran terbuka

a) Tinggi tipikal : 6 m

b) Panjang tipikal : 15 – 65 m

c) Lebar tipikal : 1 m

d) Kemiringan : 14 %

e) Kapasitas per jam : 240 org/ jam

f) Kecepatan : 4-5 m/s

Fitur produk, seluncuran tertutup

a) Tinggi tipikal : 11 m b) Panjang tipikal : 35 – 90 m

c) Lebar tipikal : 0,79 m

d) Kemiringan : 15 – 19 %

e) Kapasitas per jam : 240 org/ jam

f) Kecepatan : 4 – 5 m/s

Gambar 2.23 Open Body Slide Gambar 2.24 Tubes Body Slide


(49)

Seluncuran, Family Rafting

Merupakan variasi lain dari fitur seluncuran. Di permainan ini meluncur dapat menggunakan ban karet besar dengan beberapa orang di dalamnya karena medan luncur lebih lebar (Gambar 2.25) . Family rafting ini merupakan favorit untuk pengunjung dari segala usia (Gambar 2.26). Family Rafting tersedia dalam tipe terbuka dan tertutup atau kombinasi keduanya. Dapat mengakomodasi 2-6 pengendara per rakit. Tersedia dalam 3 model, yaitu 2100, 3000, dan 4000. Yang digunakan dalam proyek ini adalah model 2100.

Fitur Produk Family Rafting model 2100 a) Tinggi tipikal : 14 m

b) Panjang tipikal : 135 – 152 m

c) Lebar tipikal : 2m

d) Kemiringan : 10 %

e) Kapasitas per jam : 540 org/ jam

f) Kecepatan : 6-9 m /s

g) Kendaraan : ban rakit

Gambar 2.25 Contoh Family Rafting yang telah terpasang


(50)

Multi Lane Mat Racer

Permainan seluncuran variasi lainnya, seluncuran dibuat berdampingan 4-8 jalur dengan warna-warna berbeda tiap jalur atau tiap 2 jalur. Di desain sedemikian rupa, hingga kecepatan meluncur lebih cepat dari seluncuran lainnya. Desain bervariasi, hanya lurus (Gambar 2.27) , atau berlekuk (Gambar 2.28).

Keterangan produk :

a) Tinggi tipikal : 14 m b) Lebar tipikal : 1m

c) Kapasitas per jam : 150 org/ jam d) Kecepatan : 12 – 14 m/s

Thrills

Hampir sama dengan body slide, namun dengan variasi pengalaman yang berbeda. Di permainan ini pengunjung dapat meluncur dengan kemiringan yang ekstrim, dan dapat pula meluncur di bawah air, sambil melihat-lihat hewan air yang ada di dalam kolam. Tersedia dalam 4 pilihan, yaitu Freefall, Freefall Plus, Speed Slide, dan Aqua Tube. Model yang dipakai dalam proyek ini adalah Freefall Plus, yaitu penggabungan model Freefall dengan Aqua Tube (Gambar 2.29 dan 2.30).

Keterangan produk Freefall Plus

Gambar 2.27 Desain seluncuran lurus Gambar 2.28 Desain seluncuran berlekuk


(51)

a) Tinggi tipikal : 18 m b) Lebar tipikal : 1 m c) Kemiringan : 8 – 150 % d) Kapasitas per jam : 180 org/jam e) Kecepatan : 5 – 17 m/s

Lazy river

Kolam santai yang dibuat panjang seperti sungai. Pengunjung bisa duduk-duduk santai di atas ban dan membiarkan dirinya di bawa oleh arus kolam. Ukuran bervariasi, sesuai kebutuhan (Gambar 2.31).

Gambar 2.29 seluncuran dibuat terbuka dengan kemiringan ekstrim, dan kemudian

masuk ke bawah air.

Gambar 2.30 Aqua Tubes dapat pula dikombinasikan dengan

body slide tertutup.

Gambar 2.31 Contoh lazy river yang ada di Aquatica Seaworld Waterpark, Orlando. Sumber : whitewaterwest.com


(52)

Wave Pool

Di kolam ombak ini, pengunjung diajak merasakan sensasi ombak seperti yang ada di pantai (Gambar 2.32). Ombak akan dibuat setiap waktu yang telah ditentukan. Dapat dikombinasikan dengan suasana pinggiran pantai, dengan pasirnya, dan tempat untuk berjemur (Gambar 2.33). Tersedia berbagai model, Surf Waves, Family Waves, Dual Waves, dan Children Waves. Yang dipakai dalam proyek ini dalah Family Waves.

Keterangan produk

a) Ketinggian ombak : bervariasi hingga 1,5 m b) Ukuran tipikal kolam : 185 – 4.650 m2

c) Frekuensi : tipikal 2,75 detik

2.4.2.3 Akuarium

Kegiatan utama yang dilakukan di aquarium adalah melihat dan mengamati hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan air.

Terdapat bermacam-macam aquarium, tetapi secara umum aquarium dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

Gambar 2.32 Wave pool dengan desain yang tipikal, tanpa tema tertentu.

Gambar 2.33 Wave pool dengan desain seperti dipinggir pantai.


(53)

1. Aquarium Geografik, aquarium dengan nuansa hijau dengan suasana pegunungan alami.

2. Aquarium Display, aquarium dengan wadah-wadah yang membatasi ruang gerak biotanya

Berdasarkan keadaan air yang ada, aquarium dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Aquarium air laut, dimana di dalamnya dipelihara jenis-jenis binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di air laut.

2. Aquarium air tawar, dimana didalamnya dipelihara jenis-jenis binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di air tawar.

Berdasarkan penggunaannya, aquarium dapat dibagi menjadi : 1. Aquarium untuk penelitian (riset), hanya digunakan untuk tempat

binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan untuk diteliti.

2. Aquarium untuk umum, hanya digunakan untuk umum sehingga dalam hal ini pengunjung merupakan faktor utama.

3. Aquarium untuk penelitian dan umum, digunakan dengan tujuan utama untuk penelitian, tetapi untuk umum juga diberi kesempatan untuk melihatnya sehingga aquarium ini memiliki fungsi ganda.

Bentuk Aquarium

Pada awalnya menurut sejarah, aquarium berbentuk lonjong. Kemudian dengan inovasi dan rekayasa dari manusia, maka muncul bentuk-bentuk baru berupa bentuk persegi dengan rangkaian beberapa kaca yang dapat memuat ikan dalam jumlah besar dan dapat dinikmati dari laur. Adapun bentuk-bentuk aquarium yaitu bulat, silinder, rumah-rumahan, bentuk toples, persegi empat, segitiga, dan segi enam. Model ini biasanya diletakkan menempel di dinding. Bentuk ini dibuat untuk memenuhi tuntutan aquarium yang lebih besar serta keinginan menghadirkan aquarium yang menyatu dengan rumahnya.

Walaupun terdapat berbagai macam bentuk aquarium, tetapi umumnya bentuk yang sering dipakai yaitu bentuk persegi panjang. Bentuk persegi panjang ini terdiri dari dua model yang berbeda, yaitu


(54)

bentuk tinggi dan bentuk pendek. Aquarium bentuk tinggi, ukuran tinggi lebih besar dari pada lebarnya. Aquarium bentuk pendek, ukuran lebar lebih besar dari pada tingginya.

Aquarium yang pendek, permukaan airnya lebih luas dibandingkan dengan aquarium yang tinggi. Permukaan air yang luas membuat ikan lebih leluasa untuk bergerak. Walaupun aquarium tinggi lebih dalam, tetapi tidak banyak pengaruhnya terhadap ikan. Ikan-ikan laut lebih banyak bergerak secara mendatar dari pada naik-turun.

Adapun bentuk-bentuk akuarium yang ada, antara lain :

a) Bentuk bulat : kekurangannya kaca berfungsi sebagai lensa yang dapat mengecilkan atau membesarkan penglihatan terhadap ikan-ikan yang ada didalamnya.

b) Memanjang ke atas : kekurangannya tekanan air terhadap kaca akan lebih besar sehingga memerlukan kaca yang lebih tebal. c) Lonjong/ silinder : kelebihannya mudah dibersihkan,

kekurangannya sama seperti bentuk bulat yaitu penipu penglihatan mata.

d) Diorama : akuarium ini dibuat di dalam tembok dan hanya dinikmati dari satu sisi saja. Pembuatannya lebih mahal dan membutuhkan perawatan yang rumit. Kelebihannya yaitu menimbulkan kesan seolah sedang mengintip kehidupan bawah laut.

e) Kubus : pembuatannya lebih mudah. Kerangkanya bisa dibuat dari: f) Besi, mudah pembuatannya dan murah. Tahan lama asalkan

dirawat dengan baik.

g) Alumunium, ada bermacam-macam ukuran maupun tebal atau panjangnya. Tidak semua tukang las bisa mengerjakannya sehingga biaya pemasangan relatif mahal.

h) Serba kaca, merupakan yang paling praktis, murah dan mudah dirakit sendiri.


(55)

j) Bentuk rumah-rumahan

k) Segienam : model ini biasanya diletakkan dengan menempel di dinding. Bentuk ini dibuat untuk memenuhi tuntutan akuarium yang lebih besar, keinginan menghadirkan akuarium yang menyatu dengan rumahnya.

Konstruksi Aquarium

Saat ini di pasaran telah banyak dijual aquarium dengan berbagai bahan, seperti kaca, fiberglass, maupun acrylic. Masing-masing bahan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing (Tabel 2.7).

BAHAN KEKURANGAN KELEBIHAN

PLASTIK Cepat buram atau kusam Bahan lebih ringan

KACA

Tidak kuat terhadap tekanan air laut, menggunakan sambungan

lem sehingga tidak menutup kemungkinan

terjadi kebocoran.

Murah dan bersifat konduktor

ACRYLIC

Sulit menjadi konduktor, sehingga aquarium menjadi

panas.

Lebih ringan, kuat, lebih cerah bila terkena sinar,

permukaan lebih licin sehingga sulit ditumbuhi oleh lumut, dapat dipoles

apabila terjadi goresan, lebih lentur sehingga mudah dibentuk sesuai Tabel 2.7 Kelebihan dan Kekurangan Bahan Akuarium


(56)

keinginan, tidak membutuhkan sambungan.

Sumber : Eko Budi Kuncoro “Akuarium Laut” Penerbit Kanisius ; 2004

Pada umumnya bahan utama untuk aquarium yaitu kaca dan acrylic. Beberapa pertimbangan dalam menentukan bahan aquarium antara kaca dan acrylic, yaitu seperbi pada tabel 2.8 berikut ini.

PERTIMBANGAN KACA ACRYLIC

HARGA Murah Lebih mahal dari kaca

GORESAN Tahan goresan

Goresan pada acrylic mudah dihilangkan

BERAT Lebih berat Ringan

KEMAMPUAN MENGHANTAR PANAS

Mudah menghantar panas, sehingga mudah dipengaruhi oleh suhu

ruang.

Menghantar panas tetapi tidak sebaik kaca.

SAMBUNGAN

Menggunakan sambungan sehingga memungkinkan

terjadi kebocoran

Tidak menggunakan sambungan

KEJERNIHAN BAHAN

jernih Lebih tembus pandang dari pada kaca

Sumber : Eko Budi Kuncoro “Akuarium Laut” Penerbit Kanisius ; 2004 Tabel 2.8 Pertimbangan Penggunaan Bahan Akuarium


(57)

2.4.2.3 Kegiatan Pendukung

Fasilitas untuk kegiatan pendukung yang terdapat pada waterpark ini antara lain :

1. Retail

2. Restaurant dan Cafe 3. Amphitheathre 4. Area permainan darat 5. Area penerimaan

6. Area pengelola dan pemeliharaan

Berikut ini merupakan rincian kebutuhan ruang pada proyek (tabel 2.9).

Kelompok Kegiatan

Fasilitas Kebutuhan Ruang

Pengguna Kegiatan Jenis Kegiatan Kegiatan

Utama

Kolam anak Kolam renang dilengkapi dengan permainan air khas anak dan Aqua Play

Anak-anak Berenang, bermain air, bermain alat permainan, bersantai

Outdoor

Aqua Course Kolam dangkal dan area basah dilengkapi dengan elemen latihan, dan alat permainan Segala usia Bermain air, Bermain dengan elemen latihan Outdoor Kolam luncur 1 Kolam tampung dengan Usia remaja hingga Berenang dan bermain menggunakan Outdoor Tabel 2.9 Kebutuhan Ruang


(58)

seluncuran berbentuk corong raksasa bernama Abyss

dewasa fasilitas seluncur Kolam luncur 2 Kolam tampung dengan 2 seluncuran, yang tertutup dan terbuka Usia remaja hingga dewasa Berenang dan bermain menggunakan fasilitas seluncur Outdoor Kolam luncur 3 Kolam tampung, ataupun area mendarat dengan 6 seluncuran Usia remaja hingga dewasa Berenang dan bermain menggunakan fasilitas seluncur Outdoor Kolam luncur 4 Kolam tampung dan akuarium dengan 2 seluncuran Usia remaja hingga dewasa Berenang dan bermain menggunakan fasilitas seluncur Outdoor Kolam luncur 5

Wave pool Kolam renang dengan permainan ombak, ruang tempat pembuat Segala usia Berenang, bersantai, bermain ombak Outdoor


(59)

ombak

Lazy river Kolam renang yang dibuat berliku dan panjang seperti sungai, alat permainan air Segala usia Berenang, ataupun bersantai sambil mengikuti arus aliran kolam Outdoor

Whiir pool Kolam untuk berendam, duduk-duduk, alat pembuat pusaran air Segala usia Bersantai, duduk-duduk Outdoor

Toilet Toilet, shower dan changing Pria Segala usia Mandi, berganti pakaian, menyimpan barang, BAB, BAK Indoor Toilet, shower dan changing Wanita Janitor Loker Area duduk/ santai Gazebo, tempat duduk, meja Segala usia Istirahat, makan dan minum Outdoor Kegiatan Pendukung (KP) Zona

Lap.futsal Lap.futsal, tempat penonton Usia remaja hingga dewasa Olahraga, bermain, duduk menonton Outdoor


(60)

rekreasi darat dan kesehatan

Lap.Voli Lap.voli, tempat penonton Usia remaja hingga dewasa Olahraga, bermain, duduk menonton Outdoor

Amphitheatre Panggung, tempat penonton, ruang persiapan dan audiovisual Segala usia Menonton pertunjukkan Outdoor

Akuarium Tempat akuarium (hewan air tawar), area audiovisual (hewan air laut), laboratorium dan ruang kelas Segala usia Melihat-lihat, meneliti/ belajar Indoor

Area piknik Area hijau yang luas dan rindang Segala usia Bersantai, makan dan minum ` Outdoor

Rg. P3K Rg. periksa, rg.tunggu, rg.doketr Segala usia Memeriksakan kesehatan, menolong orang yang sakit atau cedera pada saat berenang Indoor


(61)

KP Zona makanan dan retail

Restaurant Dapur, area makan, tempat penyimpanan, kasir, toilet Segala usia Makan dan minum, istirahat, kumpul-kumpul Indoor

Cafe Dapur, area

makan, tempat penyimpanan, kasir, toilet Segala usia Makan dan minum, istirahat, kumpul-kumpul Indoor

Pondok buah Dapur, area makan, tempat penyimpanan, kasir, toilet Segala usia Makan dan minum, istirahat, kumpul-kumpul Indoor

Retail Area display, kasir, gudang

Segala usia

Berbelanja Indoor

KP Zona Penerimaan

Lobby Hall, loket, ruang tunggu, rg.ATM, toilet, rg.keamanan Segala usia Membeli tiket, menunggu, mengambil uang Indoor KP Zona pengelola dan pemelihara an Kantor Eksekutif

Rg.GM Pengelola Bekerja, rapat, menerima tamu, menyimpan/ membuat berkas Indoor Rg.Asisten manager Rg.Staf Rg.rapat Rg.tamu Toilet Bag. Kepegawaian

Rg.Manajer Pengelola Bekerja, rapat, menerima

Indoor Rg.staf


(62)

tamu, menyimpan/ membuat berkas Bag.pengelo laan dan pemeliharaan

Rg.Manajer Pengelola Bekerja, rapat, menerima tamu, menyimpan/ membuat berkas Indoor Rg.staf Bag.pema saran

Rg.Manajer Pengelola Bekerja, rapat, menerima tamu, menyimpan/ membuat berkas Indoor Rg.staf Bag.admini strasi

Rg.Manajer Pengelola Bekerja, rapat, menerima tamu, menyimpan/ membuat berkas Indoor Rg.staf Bag.keamana n Rg.kepala sekuriti

Pengelola Menjaga kemanan kawasan rekreasi, rapat internal, menerima tamu, menyimpan/m embuat berkas Indoor Rg.staff


(63)

Bag. kebersihan

Rg.staff Pengelola Menjaga kebersihan kawasan rekreasi, memberikan pelayanan terhadap pengelola

Indoor Toilet

Dapur Pantry

Rg.mekanikal 1

Loading dock Pengelola Menjaga kelangsungan operasional kawasan rekreasi dalam hal mekanikal dan elektrikal

Indoor

Rg mekanikal

Rg.elektrikal

Gudang Rg.

Mekanikal 2

Rg. filter air Pengelola Menjaga kelangsungan operasional kawasan rekreasi dalam hal mekanikal dan elektrikal

Indoor

Rg.

Pemeriksaan Rg.pompa


(64)

2.5 Studi Banding Fungsi Sejenis

Studi banding sangat diperlukan untuk mengambil konsep-konsep ide ataupun teknis yang dibutuhkan proyek. Berikut ini merupakan waterpark dengan konsep-konsep unik yang ada di dunia.

1.Taman Safari Water World

Merupakan salah satu fasilitas di Taman Safari yang terletak di Prigen, Pasuruan, Jatim. Waterworld ini di desain dengan konsep adventure (Gambar 2.34).

Hal yang unik dari Taman Safari Water World ini adalah lazy river nya(Gambar 2.37). Dibuat berlekuk lekuk seperti sungai alami dan dibatasi oleh pembatas yang mirip bebatuan. Lazy River ini nantinya akan melewati sebuah gua yang disebut dengan wonder cave (Gambar 2.35) yang berisi berbagai kejutan dengan pemandangan spektakuler 7 keajaiban dunia (Gambar 2.38). Ada pula buaya raksasa dan ikan arwana raksasa Arapaima Gigas (Gambar 2.36) yang dapat dilihat langsung di balik kaca. Jadi selain bersenang-senang, para pengunjung juga diajak untuk mengenal hewan-hewan air dengan jarak yang lebih dekat.

Gambar 2.35 Di dalam wonder cave yang penuh stalaktit

Gambar 2.36 Pemandangan hewan-hewan air dari balik kaca di wonder cave Gambar 2.34 Masterplan Taman Safari Waterworld


(65)

Konsep adventurenya terlihat jelas juga dari fitur permainan aquaplay yang berbentuk kapal, dan bentukan gazebo yang seperti rumah-rumah primitif Gambar 2.39). Selain kolam-kolam waterpark ini juga menyediakan mini futsal (Gambar 2.40).

2. Sea World Aquatica Waterpark and Resort.

Terletak di San Antonio, Texas, Amerika Serikat. Fasilitas waterpark pada kawasan resort ini sangat unik, karena menggabungkan atmosfer waterpark dimana orang-orang biasa berenang dan meluncur di waterboomnya dengan atmosfer sea world yang dipenuhi dengan aneka makhluk air yang menakjubkan (Gambar 2.41). Waterboom yang diberi nama „Stingray Falls‟, membawa pengunjung meluncur dan berputar hingga ke dalam air (Gambar 2.42 dan 2.43). Waterboom ini cukup besar sehingga memungkinkan sebuah ban karet yang berisi empat orang masuk di dalamnya. Pengunjung dapat menikmati keindahan hewan-hewan air sangat dekat dan nyata, seperti berenang bersama mereka.

Gambar 2.38 Pengunjung dihempas air yang berasal dari Replika Air Terjun Niagara pada

Wonder Cave Gambar 2.37 Suasana di Taman Safari

Waterworld

Gambar 2.39 Aqua play dikelilingi gazebo yang dibentuk seperti rumah-rumah

primitif

Gambar 2.40 Fasilitas tambahan berupa lapangan olahraga di dekat kolam


(66)

Kolam-kolam dan waterslidenya dirancang unik dan harnomis, sehingga tetap membuat pengunjung nyaman saat meluncur sambil menikmati keindahan hewan air (gambar 2.44). Terdapat gua yang penuh dengan ikan warna-warni di lazy rivernya (Gambar 2.45).

Gambar 2.41 Masterplan Sea World Aquatica

Gambar 2.42 pengunjung meluncur melalui kolam lumba-lumba, serasa

berenang bersama mereka

Gambar 2.43 Waterslide dalam kolam lumba-lumba

Gambar 2.44 Perspektif kolam-kolam Sea World Aquatica

Gambar 2.45 Akuarium ikan-ikan warna warni di gua pada lazy river


(67)

3. Ramada Resort Aquaworld

Merupakan fasilitas waterpark yang disediakan Ramada Resort. Terletak di Budapest, Hungaria. Terdapat 2 area waterpark, yaitu area outdoor (Gambar 2.46) dan area indoor. Area outdoornya diolah bersama-sama dengan area taman hijau dan area aktivitas darat, seperti lapangan-lapangan olahraga dan tempat bermain anak. Terdiri dari beberapa kolam dengan kebutuhan yang berbeda. Terdapat kolam anak, kolam konvensional, juga kolam santai atau kolam rendam. Desain menarik dari waterpark ini terletak pada indoor waterparknya. Atapnya berupa kubah transparan (Gambar 2.7), dan sebagian besar dindingnya juga dari kaca, sehingga, meskipun indoor, pengunjung dapat merasakan sinar matahari dan suasana outdoor. Konsep waterpark yang diusung juga menjadi daya tarik, yaitu konsep suku kuno (Gambar 2.48). Terdapat bangunan suku kuno di tengah-tengah kolam, yang menjadi sarana permainan waterpark. Terdiri dari beberapa kolam yaitu, kolam-kolam luncur, kolam konvensional (Gambar 2.50), dan kolam santai atau kolam rendam (Gambar 2.49).


(68)

Kesimpulan Studi Banding

Setelah melakukan studi banding pada tempat-tempat rekreasi di atas, maka hal-hal yang dapat disimpulkan ataupun ide yang dapat diambil dirangkum dalam tabel 2.10.

Gambar 2.47 Struktur atap kubah dan rusuk-rusuknya, megah dan menarik perhatian

Gambar 2.48 Kolam ombak terletak tepat di depan bangunan kuno


(69)

No Nama Lokasi Fasilitas Ide yang didapat 1. Taman Safari

Water World Prigen, Pasuruan, Jatim - Tiketing - Loker - Changing - Toilet - Area kolam - Lapangan futsal - Stage - Gazebo -Konsep wild adventure -Perjalanan menarik di lazy river

-Fasilitas lapangan olahraga di dekat kolam

2. Sea World Aquatica Waterpark and Resort. San Antonio, Texas, AS -Loket -Toilet -Area kolam -Restoran -Dolphin exhibition -Pantai buatan -Waterslide yang melewati kolam ikan

-Akuarium di gua pada lazy river -Restoran tersebar di wilayah

permainan air 3. Ramada Resort

Aquaworld Budapest, Hungaria -Area kolam outdoor -Area kolam indoor -Toilet -Restoran -Area permainan anak -Area lapangan olahraga

-Fasilitas kolam rendam


(70)

BAB III


(71)

BAB III

ELABORASI TEMA 3.1 Latar Belakang Tema

Pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin membaik. Terbukti pada tahun 2012 lalu, perkonomian Indonesia tetap stabil meskipun gejolak ekonomi melanda negara-negara eropa1. Pertumbuhan ekonomi yang membaik, akan meningkatkan minat investasi. Investasi merupakan awal dari pembangunan. Maka semakin banyak investasi, pembangunan pun akan semakin meningkat.

Peningkatan pembangunan ini juga terjadi di Medan. Banyak bangunan yang dibangun dengan fungsi yang beragam. Namun peningkatan pembangunan ini memiliki dampak buruk, yaitu meningkatnya kerusakan lingkungan dan konsumsi energi. Penggunaan penghawaan buatan, yang banyak digunakan dalam bangunan, meningkatkan senyawa CFC (chlorofluorocarbon) dalam udara. Senyawa ini dapat merusak lapisan atmosfer sehingga mengakibatkan sinar ultraviolet memasuki atmosfir akibatnya mengurangi produksi pangan dan dapat menimbulkan resiko penyakit kanker kulit dan mata. Selain itu, energi yang diperlukan untuk menyalakan penghawaan buatan tersebut tidak sedikit.

Kebutuhan energi untuk satu bangunan beragam, mulai dari penerangan, peralatan elektronik, sanitasi, penghawaan buatan, dan sebagainya. Semakin banyak bangunan, maka kebutuhan energi yang akan disalurkan ke bangunan-bangunan tersebut semakin meningkat. Arsitek, sebagai perancang bangunan, memiliki andil besar untuk berkontribusi dalam gerakan melestarikan lingkungan. Merancang bangunan dengan tema arsitektur hijau (green architecture) merupakan salah satu bentuk kontribusi arsitek.

Lokasi proyek merupakan daerah RTH, yaitu hutan kota Medan. Karena itu, sebagai „ganti‟ dari pembangunan proyek yang akan memakai lahan hijau, maka perancangan proyek sebaiknya dapat meminimalkan penggunaan energi dan sebisa mungkin dapat mempertahankan area hijau yang dianggap memungkinkan (tanggap terhadap kondisi lingkungan sekitar).


(1)

FASILITAS AQUAVENTURE DI TAMAN MARGASATWA MEDAN

134

Gambar 6.20 4D Cinema studio


(2)

Statistik, Medan

De Chiara, Yoseph, (1973), Time Saver Standards for Building Types, Penerbit MC. Graw Hill Book Company, New York

Neufert, Ernst, (1996), Data Arsitek Jilid I Edisi 33, Penerbit PT. Erlangga, Jakarta

Neufert, Ernst, (1996), Data Arsitek Jilid II Edisi 33, Penerbit PT. Erlangga, Jakarta Juwana, Jimmy S, (2004), Panduan Sistem Bangunan Tinggi untuk Arsitek dan Praktisi

Bangunan, Penerbit Gelora Aksara Pratama, Jakarta

Poerwadaminta, WJS, (1999), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta

http://pkbsi.izaa.org/index.php?option=com_content&task=view&id=43&Itemid=55 http://www.dephut.go.id/index.php?q=id/node/1011

http://siklus.lmb.its.ac.id/?p=379 www.whitewaterwest.com www.pemkomedan.go.id www.medanbisnisdaily.com www.hariansumutpos.com www.kompas.com


(3)

FASILITAS AQUAVENTURE DI TAMAN MARGASATWA MEDAN

LAMPIRAN

Sejarah Singkat Waterpark

Awalnya merupakan perkembangan dari industri Amusement Park (taman hiburan). Taman hiburan yang pertama didirikan di Bristol City pada tahun 1886. Tahun 1888, merupakan pertama kalinya muncul Ferris Wheel (wahana permainan kincir raksasa). Kemudian water chute (bodyslide, fitur waterpark saat ini) diciptakan oleh Paul Boynton di bagian selatan Chicago. Setelah itu, Boynton membuka Water Chute kedua di Coney Island, New York, dan kemudian Coney Island menjadi pusat industri taman hiburan sampai tahun 1920.

Setelah era taman hiburan, muncul Theme Park (taman hiburan dengan

‘tema’). Disneyland, merupakan Theme Park yang pertama kali dibuka, oleh

Walt Disney pada tahun 1955. Taman ini berbeda dibandingkan taman hiburan biasa karena menghadirkan beberapa wahana baru dengan tema dunia Disney. Fokus utama dari Disneyland adalah wahana roller coaster yang bisa ditemukan pada semua taman hiburan, namun Disney menggabungkan wahana-wahan dasar seperti roller coaster tersebut dengan konsep-konsep baru yaitu tema disney, membentuk lingkungan taman secara menarik dan alami, panggung film, air dan karakter televisi.

Pada tahun 1961, Six Flags Over Texas dibuka, dan sukses menjadi Theme Park regional pertama yang menjaring 1,3 juta pengunjung. Dalam waktu dua tahun, wahana bernama Log Flume ( konsep permainan yang sama dengan roaler coaster namun melibatkan air di dalamnya) menjadi wahana terpopuler dan dipasang di berbagai tempat di sekitar Amerika.

Setelah itu, Theme Park bergeser menjadi waterpark. Pada tahun 1964, George Millay menciptakan Sea World dengan idenya membawa kehidupan laut ke darat. Dengan konsep ini George Millay dianggap sebagai ‘Bapak Waterpark’. Pada tahun 1967, ia membuka Wet ‘N Wild, waterpark pertama di dunia. Pada tahun 1971, Disney World membuka 27.500 acre lahan di Orlando, Florida dengan biaya 250 juta dollar. Selama tahun tujuh puluhan, banyak Amusement Park dalam kota yang gulung tikar karena banyak sekali investor yang menanamkan


(4)

waterpark outdoor.

Pada tahun 1994, Stan Anderson mempopulerkan konsep waterpark indoor. Setahun kemudian, rekan Anderso yaitu Tom Lucke dan Peter Helland membangun waterpark indoor sebagai bagian dari resor Wilderness. Pada tahun 1997 Jack and Turk Waterman membangun Blac Wolf Lodge dengan sebuah waterpark indoor yang kemudian dijual pada Great Lakes Companies dan berubah nama menjadi Great Wolf Lodge. Tim Mattei membuka waterpark indoor Treasure Island pada tahun 1999, dan pada tahun 2000, Todd Nelson membuka Kalahari Resort, yang saat ini telah meningkat menjadi waterpark indoor seluar 125.000 m2.

Sejak itu, waterpark indoor, semakin bertambah jumlahnya, dan sebagian besar merupakan fasilitas dari sebuah resort.

Di Indonesia sendiri perkembangan waterpark dipelopori dengan dibangunnya sea world di Indonesia dan taman air di Ancol, Jakarta. Bangunan ini menandai berkembangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga renang yang sekaligus dapat menjadi tempat wisata bagi keluarga. Seperti halnya waterpark yang terdapat di Amerika, di Indonesia juga dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penunjang seperti food court, wahana seluncuran air, miniatur waterfall, dan arena

pistol air.

Sumber : www.wikipedia.com

Sejarah Singkat Aquarium

Selama lebih dari 4.000 tahun, manusia telah memelihara ikan, awalnya di kolam dan kemudian di tangki. Peternak maupun pemelihara ikan yang kali pertama merupakan orang-orang Sumeria, yang sejak tahun 2500 SM telah menempatkan ikan di kolam dan menggunakannya sebagai bahan makanan.

Banyak budaya kuno lainnya, terpesona oleh keindahan, kecepatan dan kelincahan hewan seperti ikan dan burung, menganggap mereka sebagai makhluk suci. Misalnya, orang Mesir kuno membiakkan jenis ikan tertentu khusus untuk keindahan dan karakteristik dekoratif. Gambar ikan ditemukan di lukisan dinding di makam-makam Mesir, menunjukkan mereka sebagai obyek yang sakral. Pedagang


(5)

FASILITAS AQUAVENTURE DI TAMAN MARGASATWA MEDAN

Romawi dikenal sebagai peternak atau pemelihara ikan air tawar untuk dijual sebagai bahan makanan di akuarium publik.

Studi tentang ikan yang resmi pertama kali dipelopori oleh filsuf Yunani, Aristoteles (384-322 SM). Mempelajari struktur dan karakteristik lain dari ikan, dengan akurat, Aristoteles mencatat informasi tentang 115 spesies ikan yang tinggal di Laut Aegea. Saat ini, para ilmuwan telah mengklasifikasikan lebih dari 20.000 spesies ikan di seluruh dunia.

Ikan mas ataupun ikan gurame yang sering dikaitkan dengan negara Jepang, sebetulnya mereka dibiakkan pertama kali ,karena keindahan warnanya, di Cina, lebih dari 1.000 tahun yang lalu. Ikan mas pertama kali diekspor ke Jepang sekitar tahun 1500. Pada akhir tahun 1600-an, ikan mas dibawa ke Inggris, dan selama abad berikutnya menjadi sangat populer di danau dan kolam hias di seluruh negeri. Ikan mas lumrah di Amerika pada pertengahan 1800-an.

Pada sekitar waktu itu, tepatnya pada tahun 1853, merupakan saat akuarium publik pertama di dunia dibuka, di Regents Park, London. Selama 15 tahun ke depan, Akuarium publik serupa dibuka di seluruh Inggris, serta Perancis dan Jerman. Sayangnya, banyak dari akuarium ini tidak bertahan karena ikan mereka tidak dapat bertahan hidup. Tetapi pada awal 1870-an, aquarists telah belajar lebih banyak tentang aerasi, penyaringan dan suhu air, kemudia akuarium baru pun dibuka dan berkembang.

Minat akan pemeliharaan ikan muncul di AS pada masa yang sama. Pada tahun 1856, pemerintah mendirikan apa yang sekarang merupakan Divisi Perikanan pada Museum Nasional Institusi Smithsonian. Entri pertama dalam katalog pemerintah adalah "pengisap" (Catostomus hudsonius), tercatat pada tanggal 15 Desember 1856.

Lima puluh tahun berikutnya terlihat ledakan sesungguhnya tentang minat akan ikan dan lingkungan mereka. Lembaga terkenal seperti Woods Hole Oceanographic Institute (1885) dan Scripps Institution of Oceanography (1903) dibentuk selama periode ini, banyak dari mereka menawarkan akuarium besar untuk publik.

Saat ini, ikan merupakan hewan peliharaan kedua paling populer di Amerika, setelah anjing dan kucing. Lebih dari 7,4 juta rumah tangga AS, memiliki ikan akuarium, dan angka itu bahkan belum termasuk dalam ikan mas dalam mangkuk


(6)

akuarium lebih mudah dan lebih nyaman dari sebelumnya. Tank yang lebih baik, filter ditingkatkan dan pompa oksigen, dan diet seimbang makanan bergizi memungkinkan ikan untuk berkembang di akuarium - seperti yang mereka lakukan di kolam Sumeria lebih dari 4.000 tahun yang lalu.