FASILITAS AQUAVENTURE DI TAMAN MARGASATWA MEDAN
54
slab beton, hal ini berfungsi menyediakan suhu ruangan yang tetap terjaga kesejukannya pada musim panas dan tetap hangat pada musim dingin. Slab beton
pada atap juga berfungsi sebagai penahan air hujan agar tidak masuk ke dalam ruangan.
Ciri – ciri umum dari Green Architecture adalah :
a Peka terhadap lingkungan sekitar b Mengusahakan pencahayaan serta penghawaan alami untuk bangunan
c Mengkonsumsi energi seminimal mungkin d Harmonis dengan lingkungan alam di mana bangunan berdiri
e Memakai material daur ulang atau material yang ekologis.
Dalam penerapan Green Architecture ke dalam desain dapat dilakukan dengan berbagai cara lainnya. Misalnya pengolahan limbah yang muncul akibat kegiatan
pembangunan suatu proyek dapat didaur ulang menjadi limbah yang bermanfaat. Suatu nilai yang penting dari bangunan adalah kemampuan untuk menunjukkan jalan
dalam memecahkan masalah bukan kemampuan dalam memecahkan semua masalah. Prinsip dari aliran ini adalah bahwa apa yang kita sebagai manusia ciptakan
tidak hanya mengambil dari alam namun harus dapat untuk mengembalikan lagi ke alam. Tanah menjadi tanah, air menjadi air. Segala sesuatu yang kita terima dari
alam dapat kita berikan dengan bebas lagi kepada alam tanpa menimbulkan dampak negatif kepada alam.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Green Architecture Arsitektur Hijau, merupakan suatu aliran dalam arsitektur yang terbentuk akibat kesadaran
manusia akan dampak buruk pembangunan bagi lingkungan tempat dimana bangunan didirikan, sehingga manusia mencari solusi untuk membangun tanpa
merusak lingkungan, dengan melakukan berbagai pendekatan terhadap kondisi lingkungan tempat „membangun‟.
3.2.1 Prinsip dan Teori Green Architecture 1.
Teori Ken Yeang 1995
Menurut Ken Yeang, desain ekologis adalah sautu proses desain di mana seorang desain secara jelas meminimalisasi efek buruk yang datang dari
Universitas Sumatera Utara
FASILITAS AQUAVENTURE DI TAMAN MARGASATWA MEDAN
55
suatu produk akibat proses desain yang dapat menganggu ekosistem dan sumber daya bumi, dan secara terus menerus memberikan prioritas kepada
keberlanjutan pengurangan dan minimalisasi efek buruk ini. Beberapa teori yang dikemukakan oleh Ken Yeang yaitu :
a Pengurangan biaya sebagai hasil dari penurunan konsumsi energi dalam pengoperasian suatu bangunan.
b Pengurangan keseluruhan konsumsi energi dari bangunan dapat menggunakan fungsi struktur pasif.
c Memberikan kesempatan kepada pengguna bangunan untuk merasakan kenyamanan bangunan namun sekaligus membuat mereka menjadi
tanggap terhadap pengalaman akan iklim luar pada lokasi tersebut. d Menciptakan suatu zona yang berbeda untuk udara dalam fasad suatu
bangunan, dapat berupa ruang transisi, ruang pemisah atau ruang akhir dari udara yang masuk ke dalam bangunan.
e Hasil desain dapat berupa bentuk yang besar ke arah langi dengan ventilasi atrium, membuat balkon atau lapangan atap yang besar.
f Hemat Energi g Humanisme
h Esetetika natural dan kebebasan berekspresi i Integrasi vegetasi horizontal dan vertikal
j Penghawaan alami
2. Teori Heinz Frick 1999
Dalam teorinya Heinz Fick memberikan empat kriteria arah pembangunan secara Green Architecture, yaitu :
a Pembangunan berwawasan lingkungan menuntut adanya proses yang melestarikan lingkungan alam dan peredarannya, sehingga menghemat
energi. b Pembangunan biologis baubiologie yang memperhatikan kesehatan
penghuni dan menganggap rumah sebagai kullit ketiga manusia.
Universitas Sumatera Utara
FASILITAS AQUAVENTURE DI TAMAN MARGASATWA MEDAN
56
c Pembangunan psikospiritual, berkaitan dengan jiwa manusia, rasa dan karsa, serta susunan organisme manusia yang mengerti arsitektur sebagai
pengalaman kesadaran. d Pembangunan organik yang bobot arsitekturalnya terletak pada fungsi
pembentukan dan kesenian.
3. Teori Brenda dan Robert Vale
Menurut Brenda dan Robert Vale, prinsip green architecture adalah : 1. Konservasi energi
a Bangunan seharusnya meminimalkan penggunaan kebutuhan akan energi. b Perlindungan sumber daya alam.
c Pendayagunaan alam sebagai sumber energi bagi keperluan studi dan rekreasi.
d Memanfaatkan limbah sebaik-baiknya seperti dengan manjadikan limbah sebagai sumber energi biogas atau pupuk.
e Penentuan lokasi yang paling tepat guna dengan cara pemilihan sumber daya alam yang sesuai dengan kebutuhan dari fungsi bangunan atau
proyek. 2. Bekerja sama dengan iklim
a Bangunan bekerja sama dengan iklim dan sumber energi alam. b Memanfaatkan energi yang tersedia di alam seperti matahari, angin,
hujan, dan air. c Pencahayaan alami pada siang hari.
d Penghawaan alami. 3. Meminimalisasi sumber-sumber daya baru
a Penggunaan material daur ulang. b Penggunaan material yang dapat diperbaharui.
c Merancang bangunan dari sisa bangunan yang sebelumnya. d Penggunaan material yang ramah lingkungan.
4. Menghargai pemakai Green Architecture menyadari bahwa pengguna atau pemakai dari
bangunan harus diperhatikan kebutuhannya. Untuk itu dilakukan
Universitas Sumatera Utara
FASILITAS AQUAVENTURE DI TAMAN MARGASATWA MEDAN
57
pendekatan yang memperhatikan kenyamanan penggunanya namun selaras dengan prinsip Green Architecture yang lainnya. Misalnya :
daripada menggunakan AC untuk kenyamanan pengguna, sebaiknya menggunakan penghawaan alami untuk menyejukkan ruangnan dengan
ventilasi silang. Daripada menggunakan terlalu banyak energi untuk penerangan lampu pada siang hari agar pengguna tetap nyaman
beraktifitas dalam bangunan prinsip Green Architecture menerapkan pencahayaan alami.
5. Menghargai site a Seminimal
mungkin merubah
tapak. Misalnya
dengan mempertahankan kontur tanah. Tidak mengambil jalan pintas dengan
cara cut dan fill site dalam pembangunan di tapak. Memberi pori-pori bagi tanah agar tetap memiliki aliran udara.
b Menurut seorang arsitek Australia, Glenn Murcutt “Seorang harus
menyentuh bumi secara ringan” yang ia kutip dari kata-kata orang
Aborigin. Kata-kata ini meliputi interaksi bangunan dan sitenya merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penerapan Green
Architecture. Suatu bangunan yang menghabiskan banyak energi, menghasilkan sumber polusi dan menjadi asing bagi penggunanya
tidak menyentuh bumi secara ringan. 6. Holistik
Seluruh prinsip-prinsip Green Architecture digabungkan dalam suatu pendekatan holistik pada lingkungan yang dibangun.
4. Menurut Sym Van der Ryn et.al. 1996:51
Prinsip Green Architecture menurut Sym Van der Ryn adalah : a Solusi berawal dari tempat perancangan
Sebuah desain ekologis berawal dari pengetahuan tentang tempat dimana bangunan akan dirancang. Respon tersebut berupa respon kepada kondisi
lokal lahan dan penduduk lokal. Jika kita sensitif dengan nuansa tempat tersebut, kita dapat mendiami lingkungan tersebut tanpa harus merusak
lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
FASILITAS AQUAVENTURE DI TAMAN MARGASATWA MEDAN
58
b Perhitungan Ekologis menginformasikan desain Jejak lingkungan mempengaruhi eksisting pada desain. Gunakan
informasi-informasi lingkungan untuk menentukan kemungkinan desain yang paling ekologis di daerah tersebut.
c Mendesain dengan alam Dengan bekerja pada proses kehidupan, kita menghargai semua spesies
makhluk hidup. Melibatkan dalam proses yang meregenerasi daripada menganti secara keseluruhan, kita menjadi lebih hidup.
d Semua orang adalah perancang Dengarkan setiap suara pada proses desain ini. Tidak ada yang
merupakan partisipan saja atau perancang saja: semua orang adalah perancang dan partisipan. Hargai pengetahuan spesial yang setiap orang
bawakan. Jika manusia bekerja bersama untuk merawat lingkungan mereka, mereka juga merawat diri mereka sendiri.
e Membuat yang alami terlihat Lingkungan yang mengubah sifat lingkungan tersebut mengabaikan
kebutuhan kita dan potensi kita untuk belajar. Membuat siklus dan proses alami membawa lingkungan yang didesain kembali hidup. Desain yang
efektif membantu menginformasikan ke kita tentang kealamian lingkungan tersebut.
3.3 Interpretasi Tema
Dari beberapa prinsip-prinsip Green Architecture dari beberapa tokoh yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pokok-pokok pikiran atau
prinsip Green Architecture itu sendiri adalah: 1. Sumber energi alternatif. Bangunan dan lingkungannya dapat mensuplai
energi sendiri. Energi solar dan angin merupakan alternatif yang biasa digunakan untuk dimanfaatkan sebagai pengganti energi listrik.
2. Konservasi energi. Bangunan mempunyai pengkondisian udara yang baik, sehingga tidak membuang-buang energi untuk pengkondisian udara buatan
dalam bangunan.
Universitas Sumatera Utara
FASILITAS AQUAVENTURE DI TAMAN MARGASATWA MEDAN
59
3. Penggunaan material. Bangunan menggunakan material daur ulang dari bangunan yang telah dibangun. Selain itu, bangunan juga dapat menggunakan
bahan material dari daerah setempat. 4. Peletakan bangunan pada site. Perletakan bangunan harus diperhatikan agar
meminimalisasi perusakan ekosistem lingkungan sekitar site.
Aplikasi bangunan menggunakan pendekatan green architecture dengan menggunakan fitur-fitur sebagai berikut:
1. Meminimalisir perusakan terhadap site. 2. Penggunaan material yang berasal dari daerah setempat yang ramah
lingkungan, dan memiliki dampak paling minimal terhadap lingkungan. Termasuk material yang dapat didaur-ulang.
3. Melakukan proses recycle dan reuse untuk air dan limbah 4. Untuk mewujudkan konsep green architecture perlu dilakukan proses
pendaurulangan dan pemanfaatan kembali air dan limbah. Air yang dipakai pada bangunan akan di daur ulang kembali melalui proses water treatment
dan dipakai kembali sehingga tidak perlu menggunakan air bersih dalm jumlah yang banyak. Begitu juga dengan air limbah. Air limbah hasil
buangan bangunan dapat ditreatment kembali dan dapat dipakai untuk keprluan taman. Selain itu juga bisa dilakukan sistem penampungan air hujan
yang kemudian akan digunakan untuk keperluan lansekap. 5. Pencahayaan alami dengan menyediakan bukaan besar pada dinding.
6. Pengudaraan alami. 7. Pengaplikasian roof garden
8. Menerapkan teknologi photovoltaic 9. Menggunakan perabot ataupun peralatan utilitas yang hemat energi dan
pemakaian air.
Mengembangkan tema green architecture dalam konsep Green Building terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Terintegrasi dengan alam 2. Memperhatikan ekosistem lokal dengan perencanaan jangka panjang
Universitas Sumatera Utara
FASILITAS AQUAVENTURE DI TAMAN MARGASATWA MEDAN
60
3. Produk dari tindakan manusia dengan mempertimbangkan kualitas lingkungan baik fisik maupun sosial
4. Memenuhi kriteria LEEDLeadership in Energy and Environtmental Design 5. Menyelamatkan energi sekaligus memenuhi kebutuhan
3.4 Keterkaitan Tema dengan Judul
Jenis proyek merupakan tempat rekreasi, dimana tujuan tempat tersebut adalah „menghibur‟ pengunjungnya, sehingga kepenatan dan kelelahan dapat berkurang atau
bahkan hilang. Tempat rekreasi tersebut berada di dalam TMM, yang merupakan tempat konservasi. Karena itu, diperlukan sebuah tempat yang dapat membuat
penggunanya nyaman, sekaligus tanggap akan lingkungan sekitarnya yang merupakan area konservasi.
Kebutuhan akan air yang dimiliki proyek merupakan hal yang utama, karena proyek merupakan tempat rekreasi air. Sedangkan air air bersih merupakan salah
satu elemen yang „dilindungi‟, karena merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia. Karena itu diperlukan penanganan terhadap efisiensi penggunaan air di
tempat rekreasi ini. Daerah tempat proyek dibangun merupakan wilayah RTH yaitu hutan kota.
Karena itu, sebagai „ganti‟ dari pembangunan proyek yang akan memakai lahan hijau, maka perancangan proyek sebaiknya dapat meminimalkan penggunaan energi
dan sebisa mungkin dapat mempertahankan area hijau yang dianggap memungkinkan tanggap terhadap kondisi lingkungan sekitar.
3.5 Studi Banding Tema Sejenis
Studi banding tema sejenis merupakan studi banding terhadap bangunan- bangunan yang memiliki konsep green. Berikut merupakan studi banding terhadap 3
bangunan yang telah tergolong kategori green.
1. BIG Splash Adventure Merupakan bagian dari fasilitas yang disediakan dalam suatu resort di
Indiana, Frenchlick. Terdiri dari berbagai fasilitas, seperti hotel, confrence area, restaurant dan tentunya indoor waterpark. Kawasan resort ini
Universitas Sumatera Utara
FASILITAS AQUAVENTURE DI TAMAN MARGASATWA MEDAN
61
mengusung tema green. Bangunan indoor waterparknya sendiri menggunakan desain struktur panel alumunium dan struktur kaca Gambar 3.1 dan 3.2
sehingga sinar matahari dapat leluasa masuk ke dalam bangunan Gambar 3.3 dan 3.4. Atapnya yang unik dan dapat ditarik masuk dan juga dengan adanya
jendela di sekeliling bangunan, mengijinkan udara mengalir di dalam waterpark. Penggunaan teknologi terbaru untuk f
iltrasi air „The Defender‟ oleh Neptune Benson, mengurangi banyak penggunaan air dengan menyaring
backwash air yang kembali, dengan sistem yang sama dengan filtrasi pasir konvensional. „The Defender‟ juga menyediakan filtrasi air seni dan filtrasi
kualitas air pada kolam superior dengan mengurangi penggunaan bahan kimia. Desain mesinnya yang efisien juga turut menjadi „penyumbang‟ dalam
keseluruhan sistem energy saving ini.
2. NTU Nanyang Technological University Art,Design and Media School Jika dilihat dari atas, bangunan ini seperti taman yang dibuat meliuk saling
berhadapan, sama hijaunya dengan wilayah di sekitarnya. Dan memang
Gambar 3.1 Tampak bangunan BIG Splash Adventure dari luar, seperti
bangunan greenhouse Gambar 3.2 Hal yang menandakan
fungsinya adalah terlihatnya waterslide yang mencuat ke luar dan masuk kembali
ke dalam bangunan
Gambar 3.3 Struktur atap BIG Splash Adventure, transparan sehingga tembus
cahaya. Gambar 3.4 Di siang hari, menghemat
penggunaan listrik untuk penerangan.
Universitas Sumatera Utara
FASILITAS AQUAVENTURE DI TAMAN MARGASATWA MEDAN
62
begitulah konsep bangunan ini, yang diungkapkan oleh Dr.Timothy Seow, Managing Director CPG Studio , yang merupakan konsultan bangunan ini.
“The idea was to make the architecture part of the landscape. We wanted a building that flirts with the landscape, not opposing it.”
2
Facade kaca pada bangunan ini menyediakan kinerja tinggi yang mengurangi beban panas dan memungkinkan pengguna nya mendapatkan pandangan alam
dan daylight ke dalam ruangan. Dinding kaca memberikan pertukaran visual antara ruang dalam dan luar, sehingga guru dan siswa dapat merasakan
pengalaman yang berbeda dalam mengajar-belajar, dengan landscape hijau disekelilingnya dan juga interior plaza dengan kolam-kolam. Cahaya matahari
yang melimpah masuk ruangan kelas, di filter oleh pepohonan yang mengelilingi
bangunan ini.
Atap hijau melengkung membedakan bangunan dari antara struktur lain di kampus, tetapi batas antara lanskap dan bangunan
„kabur‟Gambar 3.5. Atap berfungsi sebagai ruang pertemuan informal menantang ide linier yang sering
terdapat pada bangunan konvensional Gambar 3.6 . Atap menciptakan ruang terbuka, melindungi bangunan, mendinginkan udara sekitarnya dan memanen
air hujan untuk irigasi lansekap Gambar 3.7.
Finishes yang sengaja baku untuk bertindak sebagai latar belakang untuk media seni, dan proyek-proyek desain. Dinding beton dan kolom, semen-pasir
lantai screeded, pagar kayu dan palet netral menegaskan ruang interior yang bervariasi dalam bentuk dan ukuran.
2
Timothy Seow, Managing Director CPG Studio. Gambar 3.6 Atap hijaunya sebagai
tempat pertemuan informal Gambar 3.5 Eksterior
Universitas Sumatera Utara
FASILITAS AQUAVENTURE DI TAMAN MARGASATWA MEDAN
63
Desain sekolah ini menawarkan pengalaman baru di setiap elevasi atau perspektif memenuhi pengertian bahwa sekolah untuk seni harus
menginspirasi akan kreativitas.
3. Papalote Kids Museum Terletak di sebuah taman Fundidora di Monterrey, Mexico, merupakan
sebuah museum interaktif dan inovatif dengan teknologi kosep green yang diperuntukkan bagi anak-anak . Museum ini dibangun dengan tujuan untuk
memulihkan kembali keberadaan museum lama yang sudah berada di taman ini Gambar 3.8. Luas museum baru ini sekitar 6.000 m
2
. Dibangun di bawah tanah, sehingga atapnya tetap berfungsi sebagai taman Gambar 3.9.
Beberapa bagian atapnya dibuat skylight, agar sinar matahari dapat masuk dan menjadi pencahayaan alami di waktu siang Gambar 3.10 dan 3.11. Ada
pula bagian yang tidak diberi atap, untuk memungkinkan udara mengalir ke dalam bangunan. Bentukan bangunan ini abstrak mengikuti bentukan
lanscapenya.
Gambar 3.9 Papalote Museum dilihat dari luar. Seperti tidak ada bangunan.
Gambar 3.8 Papalote Museum dibangun di bawah tanah, sehingga atapnya dapat tetap
berfungsi sebagai taman.
Gambar 3.7 Interior plaza dengan unsur airnya
Universitas Sumatera Utara
FASILITAS AQUAVENTURE DI TAMAN MARGASATWA MEDAN
64
Kesimpulan Studi Banding
Setelah melakukan studi banding terhadap ketiga bangunan di atas, maka konsep ide yang dapat diambil dari ketiganya dirangkum dalam tabel 3.1 berikut.
No Nama
Lokasi Ide yang didapat
1. BIG Splash
Adventure Indiana, Frenchlick
- Menggunakan alat „green‟
untuk filtrasi air -Penghawaan alami dari
ventilasi silang -Unsur kaca untuk
pencahayaan alami 2.
NTU Art,Design and
Media School Singapore
-Atap hijau yang menyeluruh, membuat batas antara
bangunan dan landscape „kabur‟
-Atap hijau dapat digunakan sebagai tempat pertemuan
informal 3.
Papalote Kids Museum
Monterrey, Mexico -Vertical garden pada menara
pandang, diterapkan
pada tower luncur
Gambar 3.11 Skylight pada beberapa bagian atapnya mengizinkan cahaya matahari masuk.
Gambar 3.10 Menara pandang dibuat bersama dengan vertikal garden
Tabel 3.1 Kesimpulan Studi Banding
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA
Universitas Sumatera Utara
FASILITAS AQUAVENTURE DI TAMAN MARGASATWA MEDAN
1
BAB IV ANALISA
4.1 Analisa Fisik
Adapun analisa fisik proyek yang dilakukan terdiri dari hal-hal berikut.
4.1.1 Deskripsi Lokasi Lokasi proyek terletak di kota Medan, yang merupakan ibu kota Sumatera
Utara,Kecamatan Medan Tuntungan Gambar 4.1 . Kota Medan
berada pada : 2
o
27’-2
o
47’ lintang utara dan 98
o
35’-98
o
44’ bujur timur
Iklim : tropis
Suhu minimum : 23,0
o
C – 24,1
O
C Suhu maksimum
: 30,6
o
C – 33,1
O
C Kelembapan udara
: 78-82 Curah hujan
: 201 – 300 mm januari 2013
Site terletak di dalam lahan Taman Marga Satwa Medan, yang terletak di jl.
Bunga Rampe IV No. 100, Kelurahan Simalingkar B. Luas site
: ± 5,5 ha Topografi
: relatif datar KDB
: maksimum 10 KLB
: maksimum 0,2 KDH
: minimum 80
INDONESIA SUMATERA
MEDAN TUNTUNGAN
TMM LETAK SITE DALAM TMM
Gambar 4.1 Peta lokasi
Universitas Sumatera Utara
FASILITAS AQUAVENTURE DI TAMAN MARGASATWA MEDAN
2
Batas – batas site proyek adalah sebagai berikut.
- Utara : Lahan kosong Gambar 4.3
- Selatan : Fasilitas permainan anak TMM Gambar 4.4
- Timur : Sungai Babura Gambar 4.2
- Barat : Lahan kosong untuk Arboretum Gambar 4.5
Potensi yang dimiliki oleh site antara lain : 1. Terletak di dalam lahan TMM, yang merupakan tempat rekreasi yang saat
ini telah menjadi salah satu tempat yang semakin diminati masyarakat.
Gambar 4.2 Sungai Babura
Gambar 4.4 Fasilitas permainan anak TMM
Gambar 4.3 Lahan kosong
Gambar 4.5 Lahan kosong untuk arboretum
Universitas Sumatera Utara
FASILITAS AQUAVENTURE DI TAMAN MARGASATWA MEDAN
3
2. Berada di kawasan yang masih asri, belum banyak bangunan, sehingga udaranya masih sejuk dan segar.
3. Karena belum banyak bangunan, jangkauan pandang masih luas. 4. Daerah sekitar lahan sedang berkembang banyak proyek pembangunan,
khususnya perumahan. 5. Transportasi lancar dan baik, dapat dilalui oleh kendaraan umum dan
pribadi. 6. Memiliki jalur utilitas yang baik.
4.1.2 Analisa Tata Guna Lahan