kebutuhan rakyatnya. Tetapi, berhasil tidaknya proses perencanaan pembangunan sangat ditentukan oleh sejauh mana partisipasi masyarakat dalam pembangunan
tersebut. Masyarakat juga harus ikut ambil bagian untuk mensukseskan tujuan yang akan dilakukan di desa.
Ada dua hal yang harus dilaksanakan oleh pemerintah. Pertama : perlu aspiratif terhadap aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat, dan perlu sensitif
terhadap kebutuhan rakyatnya. Pemerintah perlu mengetahui apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya serta mau mendengarkan apa kemauannya. Kedua : pemerintah
perlu melibatkan segenap kemampuan yang dimiliki oleh masyarakatnya dalam melaksanakan pembangunan. Dengan kata lain pemerintah perlu menempatkan
rakyat sebagai subjek pembangunan, bukan hanya sebagai objek pembangunan. Hal ini seperti yang di kemukakan oleh masyarakat desa Bapak Bambang, beliau
mengatakan : “Masyarakat memang harus dilibatkan dalam proses perencanaan
pembangunan, mulai dari perencanaan sampai pelaksanaannya. Pemerintah desa juga harus mendengarkan apa saja yang kami butuhkan
saat ini, serta lebih banyak melakukan pendekatan kepada masyarakat desa agar informasi tentang perencanaan sampai kepada seluruh
masyarakat.
” wawancara diolah 2016
5.2 Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan di Desa
Sambirejo 1. Wujud atau dimensi partisipasi yang diberikan oleh masyarakat
Pada dasarnya pembangunan desa adalah pembangunan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Semakin tinggi peran serta masyarakat desa tersebut,
Universitas Sumatera Utara
maka semakin cepat pula pembangunan desa yang bersangkutan dapat terealisasi, terutama dalam otonomi daerah sekarang ini. Dengan keberadaan delegasi
masyarakat desa dalam pembangunan sangatlah penting, dimana terbukanya peran partisipasi masyarakat untuk ikut menentukan dan mengawasi penentuan
kebijakan pembangunan daerahnya. Dari hasil data yang telah ditemukan dapat disimpulkan bahwa wujud atau
dimensi partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan di Desa Sambirejo dikategorikan sudah cukup baik. Hal ini sesuai dengan yang
disampaikan oleh Kepala Desa Sambirejo yaitu Bapak Sukadi, yang mengemukakan sebagai berikut :
“Tingkat partisipasi masyarakat cukup tinggi terutama masalah kehadirannya untuk menyampaikan apa yang mau dilaksanakan dari
usulan lingkungan masing-masing. Tidak hanya masyarakat, aparat desa juga ikut berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan desa ini.
” wawancara diolah 2016
Dari jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat
dalam perencanaan pembangunan tersebut adalah peran serta yang diberikan masyarakat demi melancarkan program pembangunan yang akan dilaksanakan di
desa sebagai perwujudan tujuan desa agar masyarakat di daerah tersebut sejahtera dan dapat menikmati pembangunan. Karena masyarakat sebagai subjek dan objek
dari pembangunan dirasa perlu memberikan peran aktif baik itu dari segi perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasan jalannya proses pembangunan
tersebut. Gagasan atau ide yang cemerlang dapat menunjang keberhasilan suatu
rencana yang telah ditetapkan dan yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu,
Universitas Sumatera Utara
sumbangan pikiran berupa saran ataupun ide-ide sangat diharapkan dapat membantu
dalam upaya
pencapaian dan
perbaikan program-program
pembangunan yang akan dan telah dilakukan supaya mencapai hasil yang maksimal.
Partisipasi masyarakat di Desa Sambirejo dalam bentuk pikiran atau ide sudah ada atau cukup baik. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh tokoh
masyarakat yang terlibat dalam musyawarah perencanaan pembangunan di desa Sambirejo yaitu Bapak Jaswadi yang mengemukakan :
“Partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan sudah ada, yaitu dalam pemberian ide atau gagasan dalam musyawarah perencanaan
pembangunan desa. Dan juga dalam pemberian tenaga, misalnya dalam pembangunan jalan atau jembatan, masyarakat juga mau memberikan
s
umbangan dana pembangunan.” wawancara diolah 2016
2. Keterlibatan masyarakat dalam penetapan kebijakan pembangunan. Keterlibatan dalam hal ini adalah apakah masyarakat dilibatkan dalam
proses penyusunan program-program pembangunan
Untuk melaksanakan suatu pembangunan, partisipasi masyarakat sangatlah diperlukan. Partisipasi masyarakat tersebut dapat berupa partisipasi dalam
kegiatan perencanaan, partisipasi ikut serta dalam kegiatan pembangunan yang dilakukan di desa. Namun, tidaklah hal yang mudah dalam membangun partisipasi
masyarakat dalam suatu pembangunan. Untuk itu perlu dilakukan usaha-usaha yang dapat membangun dan meningkatkan partisipasi masyarakat.
Dalam proses pelaksanaan pembangunan di desa perlu melibatkan masyarakat dalam penetapan kebijakan pembangunan, karena dengan melibatkan
masyarakat dapat membantu pemerintah daerah dalam memajukan program desa.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Kepala Desa Sambirejo Bapak Sukadi, beliau memaparkan :
“Iya mereka memang harus dilibatkan. Untuk menentukan prioritas juga harus
berdasarkan musyawa
rah yang melibatkan masyarakat.” wawancara diolah 2016
Namun pada kenyataannya masih ada saja masyarakat yang enggan atau
tidak peduli terhadap perencanaan pembangunan yang akan dilaksanakan di desa tersebut. Padahal kita ketahui bahwa kunci dari keberhasilan pembangunan di
desa adalah keaktifan masyarakatnya dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh salah satu tokoh
masyarakat yaitu Bapak Bambang, beliau mengemukakan : “Dalam penetapan program pembangunan masyarakat selalu dilibatkan,
namun kendalanya ada pada masyarakat itu sendiri, seringkali hanya sedikit
masyarakat yang
terlibat dalam
penetapan kebijakan
pembangunan. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang disibukkan dengan pekerjaan sehari-
hari untuk mencari nafkah.” wawancara diolah 2016
Rendahnya partisipasi
masyarakat dalam
proses perencanaan
pembangunan dipengaruhi oleh beberapa faktor : 1.
Keterbatasan masyarakat
terhadap pemahaman
perencanaan pembangunan.
2. Adanya sikap pesimis masyarakat terhadap proses perencanaan
pembangunan karena usulan-usulan mereka tidak terakomodasi dalam proses yang lebih tinggi.
3. Terbatasnya jumlah kader dan aparat pembangunan yang bertugas
mengkomunikasikan informasi mengenai perencanaan pembangunan kepada masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
4. Waktu penyelenggaraan perencanaan pembangunan yang relatif pendek
sehingga tidak seimbang dengan materi yang harus dibahas dan diputuskan.
Dalam hal ini belum terdapat kesadaran mengenai pentingnya perencanaan partisipatif. Menurut Wrihatnolo 2006:160, pemikiran rencana partisipatif
diawali dari kesadaran bahwa kinerja sebuah prakarsa pembangunan yang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan yaitu pemangku kepentingan berasal dari semua aparat penyelenggara Negara eksekutif, legislatif dan yudikatif,
masyarakat kaum rohaniawan, pemilik usaha, kelompok profesional, organisasi non-pemerintah dan lain-lain. Di desa ini masyarakat belum menyadari konsep
awal mengenai perencanaan partisipatif yakni bahwa semua pihak yang berkepentingan harus ikut terlibat dalam perencanaan pembangunan.
3. Kesesuaian pembangunan daerah yang akan dilakukan dengan
kebutuhan masyarakat. Apakah program yang telah ditetapkan sesuai dengan hasil musrenbang yang telah dilakukan
Suatu pembangunan dapat dikatakan berhasil apabila pembangunan yang dilakukan tersebut dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, tanpa ada yang
merasa dirugikan. Dilihat dari kenyataan yang ada di lapangan bahwa pembangunan di desa ini ada yang belum sesuai dengan harapan masyarakat desa.
Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh salah satu tokoh masyarakat yaitu Bapak Jaswadi, beliau menjelaskan :
“Pelaksanaan pembangunan di desa Sambirejo sudah ada yang sesuai dan masih ada yang belum sesuai, bahkan kadang pembangunan yang
dilakukan ada yang tidak maksimal. Misalnya pembangunan jalan aspal,
Universitas Sumatera Utara
baru beberapa bulan saja sudah rusak. Itu sangat mengganggu masyarakat disini, karena debu menjadi lebih banyak. Padahal sudah
lama jalan aspal di daerah sini banyak yang rusak, bahkan jalan aspal yang rusak cukup parah ada di dekat kantor Balai Desa Sambirejo.
” wawancara diolah 2016
Jalanan yang terbuat dari aspal merupakan fasilitas publik yang setiap hari
selalu digunakan oleh masyarakat. Jika jalan aspal rusak atau berlubang sudah pasti mengganggu pengguna jalan. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan
jalan aspal cepat rusak, diantaranya mutukualitas jalan aspal yang kurang baik, muatan kendaraan yang berlebihan, serta air yang mengalir di badan jalan atau
tidak ada saluran. Sudah seharusnya Kepala Desa atau perangkat desa cepat mengambil tindakan untuk mengatasi masalah jalan aspal yang rusak tersebut agar
masyarakat bisa menggunakan fasilitas tersebut dengan aman dan nyaman. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, masyarakat belum puas
terhadap hasil pembangunan desa yang telah dilaksanakan. Sudah seharusnya perangkat desa mengevaluasi kembali hasil pembangunan apakah sudah sesuai
dengan standar pengerjaan dan perencanaan atau belum. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh tokoh masyarakat Bapak Bambang, yaitu :
“Kami belum puas, dilihat dari kualitas pengerjaannya kadang asal siap saja dan terkesan kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat terhadap
pembangunan. Standar pengerjaannya pun tidak sesuai dengan perencanaan dan kapasitas, kemudian kontrol tidak terlalu berjalan
dengan Dinas yang bertanggung jawab.”wawancara diolah 2016
4. Kerjasama antara pemerintah desa dengan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan
Dengan lahirnya otonomi daerah, maka pemerintah daerah dituntut untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, serta melibatkan masyarakat
Universitas Sumatera Utara
dalam kegiatan pembangunan yang dilakukan di daerah, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memberikan partisipasinya
dalam pembangunan. Dengan melibatkan partisipasi masyarakat, maka masyarakat akan merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap pembangunan
kemajuan daerahnya. Namun, seharusnya masyarakat dilibatkan dalam semua proses pembangunan di desa, tidak hanya dalam perencanaan tetapi juga dalam
hal pelaksanaan sampai pemeliharaan pembangunan. Seperti yang dikemukakan oleh salah satu masyarakat desa yaitu Ibu Juli, beliau menjelaskan :
“Memang benar masyarakat dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan desa mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pemeliharaan
pembangunan yang telah dilakukan. Tapi, mengenai dana-dana untuk pembangunan kami sebagai masyarakat tidak tahu, yang kami ketahui
hanyalah mengenai pembangunannya saja, misalnya dalam pembangunan atau perbaikan jalan dan jembatan.” wawancara diolah 2016
Tidak hanya itu, koordinasi antara pemerintah desa dengan masyarakat
juga harus terjalin dengan baik, agar apa yang diinginkan oleh masyarakat dapat tersampaikan kepada pemerintah desa. Dari hasil penelitian yang dilakukan,
koordinasi antara pemerintah desa dengan masyarakat masih kurang. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh masyarakat desa Bapak jaswadi, yaitu :
“Kalau masalah koordinasi kadang ada dan kadang tidak. Itu yang menjadi permasalahan sekarang ini. Bahkan tidak jarang masalah yang
terjadi dalam pembangunan di desa ini adalah terjadinya konflik di masyarakat. Kalau boleh dikatakan masalah koordinasi inilah yang
kurang kami lihat.
” wawancara diolah 2016
Partisipasi masyarakat sangat penting dalam perencanaan pembangunan, karena masyarakatlah yang lebih tahu apa yang mereka butuhkan, sehingga
perencanaan pembangunan tersebut akan dapat berjalan lebih efektif dan efesien,
Universitas Sumatera Utara
dan dengan sendirinya masyarakat akan mempunyai rasa tanggung jawab. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat dilihat mulai dari perencanaan
pembangunan, penyusunan program-program pembangunan sampai pada tahap pengawasannya.
Dalam merencanakan suatu program perencanaan pembangunan, masyarakat haruslah menjadi prioritas utama dalam melakukan perencanaan
pembangunan desa yang dilakukan dimana masyarakat harus benar-benar terlibat di dalamnya. Jika kerjasama antara pemerintah desa dengan masyarakat di desa
masih kurang, maka program perencanaan pembangunan yang akan dilaksanakan tidak akan tercapai dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
97
BAB VI PENUTUP