Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan

26 b. Faktor eksternal Menurut Sunarti dalam jurnal Tata Loka, 2003:9, faktor-faktor eksternal ini dapat dikatakan petaruh stakeholder, yaitu semua pihak yang berkepentingan dan mempunyai pengaruh terhadap program ini. Petaruh kunci adalah siapa yang mempunyai pengaruh yang sangat signifikan, atau mempunyai posisi penting guna kesuksesan program.

1.5.4 Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan

Pentingnya keterlibatan masyarakat di dalam penyusunan perencanaan pembangunan sangat ditekankan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Pendekatan partisipatif masyarakat terdapat pada 4 empat pasal Undang-Undang ini yaitu pada Pasal 2, Pasal 5, Pasal 6, dan Pasal 7. Sistem perencanaan yang diatur dalam UU 252004 dan aturan pelaksanaannya menerapkan kombinasi pendekatan antara top-down atas-bawah dan bottom-up bawah-atas, yang lebih menekankan cara-cara aspiratif dan partisipatif. Menurut Siagian 2007: 142, bahwa “tugas pembangunan merupakan tanggung jawab seluruh komponen masyarakat dan bukan tugas pemerintah semata-mata ”. Lebih lanjut Siagian 2007:153-154 mengatakan bahwa pembangunan nasional membutuhkan tahapan. Pentahapan biasanya mengambil bentuk periodisasi. Artinya, pemerintah menentukan skala prioritas pembangunan. Masyarakat desa adalah merupakan tanggung jawab nasional, tanggung jawab pemerintah daerah, pemerintah kecamatan, dan pemerintah desa itu sendiri sebagai sub sistem pemerintahan di daerah. Berbagai permasalahan yang dialami Universitas Sumatera Utara 27 dan kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat desa, menuntut agar sasaran pembangunan itu harus lebih banyak diarahkan di daerah pedesaan. Menurut Utomo 1997:3 peran serta masyarakat dalam perencanaan adalah: a. Pemberian masukan dalam penentuan arah pengembangan b. Mengidentifikasi berbagai potensi dan masalah pembangunan c. Pemberian masukan dalam perumusan Rencana Tata Ruang d. Pemberian informasi, saran dan pertimbangan atau pendapat dalam penyusunan strategi dan arah kebijakan pembangunan e. Pengajuan keberatan terhadap rancangan perencanaan f. Kerjasama dalam penelitian dan pengembangan g. Bantuan tenaga ahli Tujuan pembangunan desa itu sendiri adalah suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik lahir maupun batin, sehingga memerlukan dukungan dan peran serta dari masyarakat, bukan saja sebagai objek pembangunan, akan tetapi justru yang dituntut adalah ikut sertanya secara aktif masyarakat sebagai subyek pembangunan. Menurut Tjokroa midjojo dalam Safi’i, 2007:104 partisipasi masyarakat dalam pembangunan dibagi atas tiga tahapan, yaitu: a. Partisipasi atau keterlibatan dalam proses penentuan arah, strategi dan kebijakan pembangunan yang dilakukan pemerintah. b. Keterlibatan dalam memikul beban dan tanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan. Universitas Sumatera Utara 28 c. Keterlibatan dalam memetik dan memanfaatkan pembangunan secara berkeadilan. Menurut Supriyanto 2009:344 bahwa partisipasi masyarakat yang dibutuhkan dalam pembangunan adalah partisipasi yang dilakukan secara sukarela atau tanpa paksaan dan didorong oleh prakarsa atau swadaya masyarakat. Tentunya hal ini sangat relevan dengan cita-cita otonomi daerah yakni untuk mendorong prakarsa dan swadaya masyarakat. Cara berpartisipasi ini dapat dikategorikan atas: 1. Partisipasi dalam pembuatan keputusan Artinya keputusan-keputusan untuk kepentingan umum yang dibuat pemerintah seyogyanya melibatkan masyarakat, sehingga keputusan- keputusan tersebut akan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Keputusan- keputusan yang selama ini dinilai tidak bermanfaat, karena dibuat secara top- down tanpa melibatkan masyarakat. 2. Partisipasi dalam melakukan perencanaan pembangunan Dalam merencanakan pembangunan, agar tidak menyimpang perlu melibatkan masyarakat yang diberi kesempatan untuk berpartisipasi, seperti perencanaan pembebasan tanah masyarakat untuk pelebaran jalan, atau untuk pembangunan gedung sekolah, sarana kesehatan rumah sakit ataupun puskesmas, gedung-gedung pemerintah, ataupun sarana dan prasarana publik lainnya. 3. Partisipasi dalam pelaksanaan pembangunan Universitas Sumatera Utara 29 Dalam hal ini masyarakat perlu dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan sehingga terjadi sinergi antara pemerintah dan masyarakat, misalnya dalam pembangunan terminal, pembangunan sarana dan prasarana kepariwisataan. 4. Partisipasi dalam evaluasi Untuk memastikan bahwa perencanaan sesuai dengan pelaksanaan, seluruh kegiatan harus dievalusi. Evaluasi ini perlu melibatkan partisipasi masyarakat. Menurut Efriadi 2010 yang menjadi indikator partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan adalah : a Wujud atau dimensi partisipasi yang diberikan oleh masyarakat b Keterlibatan masyarakat dalam penetapan kebijakan pembangunan c Kesesuaian pembangunan daerah yang akan dilakukan dengan kebutuhan masyarakat d Kerjasama antara pemerintah desa dengan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan 1.5.5 Desa 1.5.5.1 Pengertian Desa