20
Tahapan akhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan dan pemilihan alternatif terbaik
dari alternatif yang ada.
1.5.3 Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat sangat erat kaitannya dengan kekuatan atau hak masyarakat, terutama dalam pengambilan keputusan dalam tahap identifikasi
masalah, mencari pemecahan masalah sampai dengan pelaksanaan berbagai kegiatan Panudju, 2002:71.
Partisipasi masyarakat adalah keterlibatan aktif dari seseorang atau sekelompok orang masyarakat secara sadar untuk berkontribusi secara sukarela
dalam program pembangunan dan terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring sampai pada tahap evaluasi.
Partisipasi masyarakat menurut Isbandi 2007:27 adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di
masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan
masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. Partisipasi melibatkan lebih banyak mental dan emosi daripada fisik
seseorang, sehingga pribadinya diharapkan lebih banyak terlibat daripada fisiknya sendiri. Partisipasi yang di dorong oleh mental dan emosi yang demikian itu,
disebut sebagai partisipasi “sukarela”. Sedangkan partisipasi dengan paksaan disebut mobilisasi. Partisipasi mendorong orang untuk ikut bertanggung jawab di
Universitas Sumatera Utara
21
dalam suatu kegiatan, karena apa yang disumbangkannya adalah atas dasar kesukarelaan sehingga timbul rasa bertanggung jawab kepada organisasi.
Menurut Siahaan 2002:4, partisipasi masyarakat memiliki keuntungan sosial, politik, planning dan keuntungan lainnya, yaitu :
1. Dari pandangan sosial, keuntungan utamanya adalah untuk mengaktifkan populasi perkotaan yang cenderung individualistic, tidak punya komitmen dan
dalam kasus yang ekstriteralienasi. Di dalam proses partisipasi ini, secara simultan mempromosikan semangat komunitas dan rasa kerjasama dan
keterlibatan. 2. Dari segi politik, partisipasi lebih mempromosikan participatory dibanding
demokrasi perwakilan representative democracy sebagai hak demokrasi dari setiap orang dan dengan demikian publik secara umum, untuk berpartisipasi
dalam proses pengambilan keputusan. Partisipasi publik juga akan membantu dewan counselors dan para pembuat keputusan lainnya untuk mendapatkan
gambaran lebih jelas mengenai permintaan-permintaan dan aspirasi konstituen mereka atau semua pihak yang akan terpengaruh, dan sensitivitas pembuatan
keputusan dapat dimaksimalkan jika ditangani secara tepat. 3. Dari segi planning, partisipasi menyediakan sebuah forum untuk saling tukar
gagasan dan prioritas, penilaian akan publik interest dalam dinamikanya serta diterimanya proposal-proposal perencanaan.
4. Keuntungan lain dari public participation adalah kemungkinan tercapainya hubungan yang lebih dekat antara warga dengan otoritas kota dan
menggantikan perilaku theywe menjadi perilaku us.
Universitas Sumatera Utara
22
Menurut Sanoff 2000:9, tujuan utama partisipasi masyarakat adalah : 1.
Untuk melibatkan masyarakat dalam proses pembuatan desain keputusan 2.
Untuk melengkapi masyarakat dengan suatu suara dalam membuat desain keputusan untuk memperbaiki rencana
3. Untuk mempromosikan masyarakat dengan membawanya bersama sebagai
bagian dari tujuan umum. Dengan partisipasi, masyarakat secara aktif bergabung dalam proses pembangunan, lingkungan fisik yang lebih baik,
semangat publik yang lebih besar, dan lebih puas hati.
1.5.3.1 Bentuk Partisipasi Masyarakat
Ada beberapa bentuk partisipasi yang dapat diberikan masyarakat dalam suatu program pembangunan, dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu bentuk
partisipasi yang diberikan dalam bentuk nyata memiliki wujud dan juga bentuk partisipasi yang diberikan dalam bentuk tidak nyata abstrak. Bentuk partisipasi
yang nyata misalnya uang, harta benda, tenaga. Sedangkan bentuk partisipasi yang tidak nyata adalah partisipasi buah pikiran, pengambilan keputusan dan partisipasi
representatif.
Menurut Holil dalam Isbandi, 2007:21 mengemukakan adanya beberapa bentuk partisipasi, antara lain :
a. Partisipasi dalam bentuk tenaga adalah partisipasi masyarakat yang
diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu program.
Universitas Sumatera Utara
23
b. Partisipasi dalam bentuk uang adalah bentuk partisipasi masyarakat yang
diberikan untuk memperlancar usaha-usaha bagi pencapaian suatu program pembangunan. Partisipasi ini dapat berupa sumbangan berupa uang tetapi
tidak dipaksakan yang diberikan oleh sebagian atau seluruh masyarakat untuk suatu kegiatan atau program pembangunan.
c. Partisipasi dalam bentuk harta benda adalah partisipasi masyarakat yang
diberikan dalam bentuk menyumbang harta benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas.
Menurut Ericson dalam Slamet, 1994:89 bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan terbagi atas 3 tahap, yaitu:
1. Partisipasi di dalam tahap perencanaan idea planing stage. Partisipasi pada
tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap penyusunan rencana dan strategi dalam penyusunan kepanitian dan anggaran pada suatu
kegiatanproyek. Masyarakat berpartisipasi dengan memberikan usulan, saran dan kritik melalui pertemuan-pertemuan yang diadakan.
2. Partisipasi di dalam tahap pelaksanaan implementation stage. Partisipasi
pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap pelaksanaan pekerjaan suatu proyek. Masyarakat disini dapat memberikan
tenaga, uang ataupun materialbarang serta ide-ide sebagai salah satu wujud partisipasinya pada pekerjaan tersebut.
3. Partisipasi di dalam pemanfaatan utilitazion stage. Partisipasi pada tahap
ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap pemanfaatan suatu proyek setelah proyek tersebut selesai dikerjakan. Partisipasi masyarakat
Universitas Sumatera Utara
24
pada tahap ini berupa tenaga dan uang untuk mengoperasikan dan memelihara proyek yang telah dibangun.
1.5.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat
Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat terdiri dari faktor dari dalam masyarakat internal, yaitu kemampuan dan kesediaan masyarakat
untuk berpartisipasi, maupun faktor dari luar masyarakat eksternal yaitu peran aparat dan lembaga formal yang ada. Kemampuan masyarakat akan berkaitan
dengan stratifikasi sosial dalam masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut: a.
Faktor internal Untuk faktor-faktor internal adalah berasal dari dalam kelompok masyarakat
sendiri, yaitu individu-individu dan kesatuan kelompok didalamnya. Tingkah laku individu berhubungan erat atau ditentukan oleh ciri-ciri sosiologis seperti
umur, jenis kelamin, pengetahuan, pekerjaan dan penghasilan Slamet, 1994:97. Secara teoritis, terdapat hubungan antara ciri-ciri individu dengan
tingkat partisipasi, seperti usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, lamanya menjadi anggota masyarakat, besarnya pendapatan, keterlibatan dalam
kegiatan pembangunan akan sangat berpengaruh pada partisipasi Slamet, 1994:137-143.
Menurut Plumer dalam Suryawan, 2004:27, beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk mengikuti proses partisipasi adalah:
Universitas Sumatera Utara
25
Pengetahuan dan keahlian. Dasar pengetahuan yang dimiliki akan mempengaruhi seluruh lingkungan dari masyarakat tersebut. Hal ini
membuat masyarakat memahami ataupun tidak terhadap tahap-tahap dan bentuk dari partisipasi yang ada.
Pekerjaan masyarakat. Biasanya orang dengan tingkat pekerjaan tertentu akan dapat lebih meluangkan ataupun bahkan tidak meluangkan
sedikitpun waktunya untuk berpartisipasi pada suatu proyek tertentu. Seringkali alasan yang mendasar pada masyarakat adalah adanya
pertentangan antara komitmen terhadap pekerjaan dengan keinginan untuk berpartisipasi.
Tingkat pendidikan dan buta huruf. Faktor ini sangat berpengaruh bagi keinginan dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi serta untuk
memahami dan melaksanakan tingkatan dan bentuk partisipasi yang ada. Jenis kelamin. Sudah sangat diketahui bahwa sebagian masyarakat masih
menganggap faktor inilah yang dapat mempengaruhi keinginan dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi beranggapan bahwa laki-
laki dan perempuan akan mempunyai persepsi dan pandangan berbeda terhadap suatu pokok permasalahan.
Kepercayaan terhadap budaya tertentu. Masyarakat dengan tingkat heterogenitas yang tinggi, terutama dari segi agama dan budaya akan
menentukan strategi partisipasi yang digunakan serta metodologi yang digunakan. Seringkali kepercayaan yang dianut dapat bertentangan
dengan konsep-konsep yang ada.
Universitas Sumatera Utara
26
b. Faktor eksternal
Menurut Sunarti dalam jurnal Tata Loka, 2003:9, faktor-faktor eksternal ini dapat dikatakan petaruh stakeholder, yaitu semua pihak yang
berkepentingan dan mempunyai pengaruh terhadap program ini. Petaruh kunci adalah siapa yang mempunyai pengaruh yang sangat signifikan, atau
mempunyai posisi penting guna kesuksesan program.
1.5.4 Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan