Uraian Teoritis KAJIAN PUSTAKA

melalui pemahaman berbasis pada subjek, dengan menggunakan elaborasi kode yang mana, menghargai perasaan, kepentingan, dan sudut pandangan orang lain.

2.2 Uraian Teoritis

Teori adalah himpunan konstruk konsep. Definisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. Fungsi teori dalam penelitian adalah untuk membantu peneliti menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatian. Sebelum melakukan penelitian, peneliti memerlukan kejelasan berpikir mengenai teori sebagai landasan atau dasar dari penelitian. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian yang akan diteliti. Berdasarkan alasan itu, maka peneliti melaksanakan penelitian menggunakan teori–teori yang dianggap relevan adalah sebagai berikut: 2.2.1 Psikologi Komunikasi 2.2.1.1 Pengertian Psikologi Komunikasi Psikologi komunikasi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi. Perisitiwa mental adalah apa yang disebut Fisher “internal mediation of stimuli”, sebagai akibat berlangsungnya komunikasi. Peristiwa behavioral adalah apa yang nampak ketika orang berkomunikasi Rakhmat, 2005: 9. Psikologi meneliti kesadaran dan pengalaman manusia. Psikologi terutama mengarahkan perhatiannya pada perilaku manusia dan mencoba menyimpulkan proses kesadaran yang menyebabkan terjadinya perilaku itu. Menurut Fisher dalam Rakhmat, 2005: 8 menyebut empat ciri pendekatan psikologi pada komunikasi penerimaan stimuli secara indrawi sensory reception of stimuli, proses yang mengantarai stimuli dan respons internal mediation of stimuli, prediksi respons prediction of response, dan peneguhan response reinforcement of responses. Psikologi komunikasi juga melihat bagaimana respons yang terjadi pada masa lalu dapat meramalkan respons yang akan datang. Kita harus Universitas Sumatera Utara mengetahui sejarah respons sebelum meramalkan respons individu masa ini. Dari sinilah timbul perhatian pada gudang memori memory storage dan set penghubung masa lalu dan masa sekarang.

2.2.1.2 Hubungan Komunikasi dengan Psikologi

Dilihat dari perkembangannya, komunikasi memang dibesarkan oleh para peneliti psikologi. Tiga di antara empat orang bapak ilmu komunikasi yang disebut Wilbur Schramm adalah sarjana psikologi. Paul Lazarsfeld, pendiri ilmu komunikasi lainnya, adalah psikolog yang banyak dipengaruhi Sigmund Freud, Bapak Psikoanalisis. Hovland, Janis, dan Kelly semuanya psikolog, mendefinisikan komunikasi dalam kerangka psikologi behaviorisme sebagai usaha “menimbulkan respons melalui lambang-lambang verbal”, ketika lambang- lambang verbal tersebut bertindak sebagai stimuli. Kamus psikologi, dictionary of behavioral sciencedalam Fajar, 2009: 3-4, menyebutkan enam pengertian komunikasi: 1. Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat lain seperti dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara. 2. Penyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh organisme. 3. Pesan yang disampaikan. 4. Proses yang dilakukan satu sistem untuk mempengaruhi sistem yang lain melalui pengaturan signal-signal yang disampaikan. 5. Pengaruh satu wilayah persona pada wilayah persona yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah lain menimbulkan perubahan yang berkaitan pada wilayah lain. 6. Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi. Psikologi komunikasi mempunyai makna yang luas, meliputi segala penyampaian energi, gelombang suara, tanda di antara tempat, sistem atau organisme. Kata komunikasi sendiri dipergunakan sebagai proses, sebagai pesan, sebagai pengaruh atau secara khusus sebagai pesan pasien dalam psikoterapi. Jadi, psikologi menyebut komunikasi pada penyampaian energi dari alat-alat indera ke Universitas Sumatera Utara otak, pada peristiwa penerimaan dan pengelohan informasi, pada proses saling pengaruh di antara berbagai sistem dalam diri organisme dan di antara organisme. Psikologi mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam proses komunikasi. Pada diri komunikan, psikologi memberikan karakteristik manusia komunikan serta faktor-faktor internal yang mempengaruhi perilaku komunikasinya. Pada komunikator, psikologi melacak sifat-sifatnya dan bertanya: Apa yang menyebabkan satu sumber komunikasi berhasil dalam mempengaruhi orang lain, sementara sumber komunikasi yang lain tidak. Psikologi juga tertarik pada komunikasi di antara individu: bagaimana pesan dari seorang individu menjadi stimulus yang menimbulkan respons pada individu yang lain. Psikologi bahkan meneliti lambang-lambang yang disampaikan. Pada saat pesan sampai pada diri komunikator, psikologi melihat ke dalam proses penerimaan pesan, menganalisa faktor-faktor personal dan situasional yang mempengaruhinya dan menjelaskan berbagai corak komunikan ketika sendirian atau dalam kelompok Fajar, 2009: 4-5.

2.2.2 Pengungkapan Diri

Self Disclosure 2.2.2.1 Pengertian Pengungkapan Diri Self disclosure atau proses pengungkapan diri yang telah lama menjadi fokus penelitian dan teori komunikasi mengenai hubungan, merupakan proses mengungkapkan informasi pribadi kita kepada orang lain dan sebaliknya Sendjaja, 2005: 2.41. Self disclosure adalah salah satu tipe komunikasi di mana informasi mengenai diri self yang biasanya disembunyikan dari orang lain, kini dikomunikasikan kepada orang lain Devito, 1997: 215. Pembukaan diri atau self disclosure adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi, serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau yang berguna untuk memahami tanggapan kita di masa kini tersebut Supraktiknya, 1995: 4. Self disclosure mengacu pada mengkomunikasikan informasi tentang diri kita kepada orang lain Devito, 1997: 215. Membuka diri berarti membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap suatu yang telah Universitas Sumatera Utara dikatakandilakukannya, atau perasaan kita terhadap suatu kejadian yang baru saja kita saksikan. Mengungkapkan yang sebenarnya tentang dirinya, dipandang sebagai ukuran dari hubungan yang ideal. Teori self disclosure atau proses pengungkapan diri yang telah lama menjadi fokus penelitian dalam teori komunikasi. Pengertian pengungkapan diri adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau yang berguna untuk memahami tanggapan kita di masa kini Supratiknya, 1995: 8. Tanggapan terhadap orang lain atau kejadian tertentu berarti membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau dilaksanakan atau perasaan kita terhadap kejadian yang baru saja kita saksikan. Mengungkapkan hal yang sangat pribadi di masa lalu dapat menimbulkan perasaan intim untuk sesaat. Dalam suatu interaksi antara individu dengan orang lain, apakah yang lain akan menerima atau menolak kita, bagaimana kita ingin orang lain mengetahui tentang diri kita ditentukan oleh bagaimana individu mengungkapkan dirinya. Pengungkapan diri adalah proses menghadirkan diri yang diwujudkan dalam kegiatan membagi perasaan dan informasi pada orang lain Wrightsman dalam Dayaksini, 2003: 87. Menurut Morton, pengungkapan diri merupakan kegiatan membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain. Informasi di dalam pengungkapan diri ini bersifat deskriptif atau evaluatif. Deskriptif artinya individu melukiskan berbagai fakta mengenai diri sendiri yang mungkin belum diketahui oleh orang lain. Sedangkan, evaluatif artinya individu mengemukakan pendapat atau perasaannya terhadap sesuatu. Joseph Luft mengemukakan teori Self Disclosure berdasarkan pada model interaksi manusia yang disebut Johari Window, dimana terdapat empat bidang didalamnya, yakni: terbuka, buta, tersembunyi, dan tidak diketahui. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Johari Window Diketahui oleh Tidak diketahui diri sendiri oleh diri sendiri Diketahui oleh orang lain Tidak diketahui oleh orang lain 1 TERBUKA 2 BUTA 3 TERSEMBUNYI 4 TIDAK DIKETAHUI Jika komunikasi antara dua orang berlangsung dengan baik, maka akan terjadi disclosure yang mendorong informasi mengenai diri masing-masing ke dalam kuadran “terbuka”. Kuadran 4 sulit untuk diketahui, tetapi mungkin dapat dicapai melalui kegiatan seperti refleksi diri dan mimpi. Meskipun self disclosure mendorong adanya keterbukaan, namun keterbukaan itu sendiri ada batasnya. Artinya, perlu kita pertimbangkan kembali apakah menceritakan segala sesuatu tentang diri kita kepada orang lain akan menghasilkan efek positif bagi hubungan kita dengan orang tersebut. Beberapa manfaat dan dampak pembukaan diri terhadap hubungan antar pribadi menurut Devito adalah sebagai berikut: 1. Pembukaan diri merupakan dasar bagi hubungan yang sehat antara dua orang. 2. Semakin kita bersikap terbuka kepada orang lain, maka orang tersebut akan menyukai kita, sehingga ia akan semakin membuka diri terhadap kita. 3. Orang yang rela membuka diri kepada orang lain terbukti cenderung memiliki sifat-sifat, seperti: kompeten, terbuka, ekstrovert, fleksibel, adaptif, dan intelijen. 4. Membuka diri kepada orang lain merupakan dasar reaksi yang memungkinkan komunikasi intim yang baik dengan diri kita sendiri ataupun orang lain. 5. Membuka diri berarti bersikap realistis sehingga harus jujur, tulus, dan autentik. Universitas Sumatera Utara Pengungkapan diri ini dapat berupa berbagai topik seperti informasi perilaku, keinginan, motivasi, dan ide yang sesuai yang terdapat di dalam diri orang yang bersangkutan. Kedalaman dari pengungkapan diri seseorang tergantung pada situasi dan orang yang diajak berinteraksi. Jika orang yang berinteraksi dengan kita menyenangkan dan membuat kita merasa aman serta dapat membangkitkan semangat maka kemungkinan bagi kita untuk lebih membuka diri sangat besar. Sebaliknya pada beberapa orang tertentu kita dapat saja menutup diri karena kurang percaya. Dalam proses pengungkapan diri nampaknya individu-individu yang terlibat memiliki kecenderungan mengikuti norma resiprok timbal balik. Jika seseorang menceritakan sesuatu yang bersifat pribadi pada kita, kita akan cenderung memberikan reaksi yang sepadan. Pada umumnya kita mengharapkan orang lain memperlakukan kita sama seperti kita memperlakukan mereka Dayaksini, 2003: 88. Seseorang yang mengungkapkan informasi yang bersifat pribadi lebih akrab daripada yang kita lakukan akan membuat kita merasa terancam dan membuat kita lebih senang untuk mengakhirinya. Bila sebaliknya kita yang mengungkapkan diri terlalu akrab dibandingkan orang lain, maka kita akan merasa tidak aman. Luft, 1969 dalam Tubbs, 2005: 19 menggambarkan beberapa ciri pembukaan diri yang tepat. Lima ciri terpenting adalah sebagai berikut: 1. Merupakan fungsi dari suatu hubungan sedang berlangsung. 2. Dilakukan oleh kedua belah pihak. 3. Disesuaikan dengan keadaan yang berlangsung. 4. Berkaitan dengan apa yang terjadi saat ini pada dan antara orang-orang yang terlibat. 5. Ada peningkatan dalam penyikapan, sedikit demi sedikit. Selain konsep Johari Window, ada juga konsep diri yang diperkenalkan oleh Weaver 1978. Konsep ini terdiri atas empat macam yakni, self awareness, self acceptance, self actualization dan self disclose Cangara, 2005:85. Self awareness ialah proses menyadari diri tentang siapakah aku, dimana aku berada dan bagaimana orang lain memandang diriku. Jika orang sadar pada dirinya, maka Universitas Sumatera Utara apa yang terjadi akan diterimanya sebagai kenyataan self aceeptance. Dengan menerima kenyataan itu, orang baru dapat mengembangkan dirinya self actualization sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Jadi jika seseorang memiliki keinginan untuk maju self actualization, maka keinginan itu perlu diungkapkan atau dikomunikasikan, apakah itu secara terang-terangan atau terselubung, agar orang lain dapat mengetahuinya self disclose. Keinginan untuk Menampakkan self disclose merupakan jendela atau etalase yang dibuat untuk memperlihatkan diri.

2.2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Diri

Pengungkapan diri terjadi lebih lancar dalam situasi-situasi tertentu, berikut beberapa faktor yang mempengaruhi pengungkapan diri:

a. Besar Kelompok

Dokumen yang terkait

Komunikasi Interpersonal Orang tua dan Anak tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi

3 92 103

Komunikasi Keluarga Dalam Hubungan Jarak Jauh (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Komunikasi Keluarga Terhadap Mahasiswa yang Tinggal Terpisah dengan Orangtua dalam Hubungan Harmonisasi di Kota Medan)

47 223 112

KOMUNIKASI KELUARGA DALAM HUBUNGAN JARAK JAUH (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Komunikasi Keluarga Terhadap Mahasiswa yang Tinggal Terpisah dengan Orangtua dalam Hubungan Harmonisasi di Kota Medan)

2 84 9

Komunikasi Antarpribadi Orangtua Anak Down Syndrome (Studi Kasus Komunikasi Antarpribadi Orangtua Anak Down Syndrome di Sekolah Luar Biasa Yayasan Pembinaan Anak Cacat Medan)

21 143 109

Komunikasi Antar Pribadi Ayah Dan Perkembangan Kecerdasan Emosional Anak Remaja (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Ayah terhadap Perkembangan Kecerdasan Emosional Anak Remaja di SMA Swasta Al- Ulum, Medan)

0 44 140

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

5 96 97

Komunikasi Interaksional Orang Tua Pada Anak Usia Sekolah Dasar di Kota Bandung dalam Menyampaikan Pendidikan Seks (Studi Deskriptif Tentang Komunikasi Interaksional Orang Tua pada Anak Usia Sekolah Dasar di Kota Bandung dalam Menyampaikan Pendidikan Seks

0 26 113

Komunikasi Interpersonal Orang tua dan Anak tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi

0 1 13

Komunikasi Keluarga Dalam Hubungan Jarak Jauh (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Komunikasi Keluarga Terhadap Mahasiswa yang Tinggal Terpisah dengan Orangtua dalam Hubungan Harmonisasi di Kota Medan)

0 1 19

KOMUNIKASI KELUARGA DALAM HUBUNGAN JARAK JAUH (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Komunikasi Keluarga Terhadap Mahasiswa yang Tinggal Terpisah dengan Orangtua dalam Hubungan Harmonisasi di Kota Medan) SKRIPSI

0 0 15