Penghasilan Neto Dan Norma Penghasilan

PERPAJAKAN-IwanSidharta STIE Pasundan Bandung- 2015 21

BAB IV Penghasilan Neto Dan Norma Penghasilan

1. Bentuk Wajib Pajak

 WP Orang Pribadi Tarif berlapis sesuai Pasal 17 UU PPh Ada Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP  WP Badan Tarif Tunggal sesuai dengan Pasal 17 UU PPh Tidak ada PTKP

2. Penentuan Pajak Penghasilan

 Bentuk Wajib Pajak WP Orang Pribadi Tarif berlapis sesuai pasal 17 UU PPh Ada Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP WP Badan Tarif Tunggal sesuai pasal 17 UU PPh Tidak ada PTKP  Sifat Wajib Pajak WP Dalam Negeri pasal 26 UU No 36 Th 2008 Tarif dikali Penghasilan bruto WP Luar Negeri Tarif dikali Penghasilan neto  Pembukuan Laporan Laba Rugi  Pencatatan Norma Penghasilan Neto  Lainnya Penghasilan Bruto – Biaya yang diperkenankan biaya jabatan, iuran pensiun, dll

3. Pihak yang wajib melakukan pembukuan UU No. 36 Tahun 2008

 WP orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dengan peredaran bruto sebesar Rp 4.800.000.000 atau lebih dalam jangka waktu satu tahun  WP Badan.

4. Pengelompokan Penghasilan

 Penghasilan dari pekerjaan, jasa dan kegiatan.  Penghasilan dari usaha dan kegiatan.  Penghasilan dari modal, jasa dan sewa atau penggunaan harta.  Penghasilan lain-lain.

5. Tidak Termasuk Subjek Pajak Penghasilan

 Kantor perwakilan Negara asing.  Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat dan pihak yang diperbantukan.  Organisasi internasional yang ditetapkan Menteri Keuangan. PERPAJAKAN-IwanSidharta STIE Pasundan Bandung- 2015 22  Pejabat perwakilan organisasi internasional non WNI yang tidak memperoleh penghasilan lain selain di organisasi tersebut.

6. Penghasilan yang dikenai Pajak Penghasilan bersifat final

 Penghasilan bunga deposito dan tabungan lainnya serta bunga lainnya.  Penghasilan berupa hadiah undian.  Penghasilan dari saham, derivatif serta pengalihan penyertaan modal.  Penghasilan dari pengalihan harta berupa tanahbangunan, dan usaha jasa lainnya.  Penghasilan tertentu yang diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah.

7. Penghasilan yang tidak termasuk Objek Pajak Penghasilan

 Bantuan atau sumbangan.  Warisan .  Harta termasuk setor tunai ke badan usaha.  Pembayaran asuransi.  Devidenpembagian keuntungan saham.  Iuran yang diterima dari pensiun.  Penghasilan dari modal dana pensiun.  Bagian laba yang diperoleh anggota dari perseroaan komanditer.  Penghasilan dari modal ventura berupa laba dari badan usaha yang dijalankan.  Beasiswa.  Sisa lebih dari perusahaan nirlaba bidang pendidikan dan penelitian serta pengembangannya.  Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

8. Penghasilan Kena Pajak PKP cara menentukan Penghasilan Kena Pajak PKP

 Cara biasa, pembukuan yaitu mengurangi penghasilan bruto dengan biaya yang diperkenankan; ◦ Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan. ◦ Biaya penyusutan dan amortisasi. ◦ Iuran dana pensiun. ◦ Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta. ◦ Kerugian karena selisih kurs mata uang asing. ◦ Natura untuk daerah tertentu. ◦ Biaya lain seperti biaya perjalanan, administrasi, litbang, magang, pelatihan.  Dengan Norma Penghasilan Neto ◦ Besarnya persentase norma ditentukan berdasarkan keputusan Dirjen Pajak. ◦ Norma penghitungan neto boleh digunakan wajib pajak yang peredaran brutonya kurang dari Rp 4.800.000.000 dalam setahun dengan ketentuan memberitahukan kepada Dirjen Pajak dalan jangka waktu tiga bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan.

9. Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP

PERPAJAKAN-IwanSidharta STIE Pasundan Bandung- 2015 23  Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP merupakan pengurangan penghasilan neto yang hanya diberikan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi WPOP sebagai WPDN.  Dasar hukum UU No 36 Tahun 2008 yang disesuaikan atas konsultasi kepada DPR pada tanggal 30 Mei 2012 dan 15 Oktober 2012 yang menyepakati penyesuaian PTKP yang mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2013. No Jenis Penghasilan Tidak Kena Pajak Setahun Sebulan A Untuk Wajib Pajak Sendiri Rp 24.300.000 Rp 2.025.000 B Tambahan Untuk WP Kawin Rp 2.025.000 Rp 168.750 C Tambahan untuk istri yang penghasilannya digabung dengan suami Rp 24.300.000 Rp 2.025.000 D Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah, serta anak angkat yang jadi tanggungan sepenuhnya maksimal 3 orang Rp 2.025.000 Rp 168.750 Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP sebelumnya No Jenis Penghasilan Tidak Kena Pajak Setahun Sebulan A Untuk Wajib Pajak Sendiri Rp 15.840.000 Rp 1.320.000 B Tambahan Untuk WP Kawin Rp 1.320.000 Rp 110.000 C Tambahan untuk istri yang penghasilannya digabung dengan suami Rp 15.840.000 Rp 1.320.000 D Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah, serta anak angkat yang jadi tanggungan sepenuhnya maksimal 3 orang Rp 1.320.000 Rp 110.000  Karyawati kawin, PTKP nya dikurangkan untuk dirinya sendiri suami tidak mempunyai penghasilan.  WP tidak kawin, PTKP dikurangkan untuk dirinya sendiri ditambah PTKP yang menjadi tanggungan sepenuhnya maksimal 3 orang masing-masing sebesar Rp 2.025.000 setahun atau Rp 168.750 sebulan  Karyawati kawin yang menunjukkan keterangan tertulis dari pemda setempat min. kecamatan bahwa suaminya tidak memperoleh penghasilan, diberikan tambahan PTKP Rp 2.025.000 setahun atau Rp 168.750 sebulan.  Penghitungan PTKP ditentukan berdasarkan keadaan WP pada awal tahun pajak.

10. Tarif Pemungutan Pajak Penghasilan

Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi perorangan; PERPAJAKAN-IwanSidharta STIE Pasundan Bandung- 2015 24 Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Sampai Rp 50.000.000 5 Diatas Rp 50.000.000 sd Rp 250.000.000 15 Diatas Rp 250.000.000 sd Rp 500.000.000 25 Diatas Rp 500.000.000 30 Untuk Wajib Pajak Badan; Tarif umum untuk Badan adalah 25 sejak Tahun 2010 Contoh Penghitungan Pajak Penghasilan Sakha menikah dengan mempunyai 1 orang anak bekerja pada PT Becede dengan Gaji Rp 3jt per bulan. Perusahaan tersebut mengikuti program Jamsostek. Premi asuransi kecelakaan kerja dan asuransi kematian sudah termasuk gaji bruto. Sedangkan iuran pensiun sebesar 5 dan iuran JHT sebesar 3 ditanggung karyawan. Hitunglah PPh pasal 21 Sakha. Jawaban Gaji sebulan Rp 3.000.000 Premi ditanggung perusahaan Penghasilan bruto Rp 3.000.000 Pengurangan diperbolehkan Biaya jabatan = 5 x Rp 3.00.000 =Rp 150.000 Maks diperkenankan Rp 500.000 Biaya Jabatan dibolehkan =Rp 150.000 Iuran ditanggung karyawan Iuran pensiun = 5 x Rp 3.000.000 =Rp 150.000 Iuran JHT = 2 x Rp 3.000.000 =Rp 60.000 Penghasilan netobulan Rp 2.490.000 Penghasilan setahun X 12bln Rp 29.880.000 PTKP Diri WP =Rp 24.300.000 WP kawin =Rp 2.025.000 Tanggungan =Rp 2.025.000 Rp 28.350.000 PKP Rp 1.530.000 PPh pasal 21 =5 x Rp 1.530.000 =Rp 76.500 PPh Pasal 21bl=Rp 76.50012 bln =Rp 6.375

11. Norma Penghitungan Penghasilan Bagi Orang Pribadi yang Menggunakan Pencatatan

Ketentuan Penggunaan Norma  WP orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas;  Peredaraan brutonya dalam satu tahun kurang dari Rp 4.800.000.000, boleh menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Perhitungan Penghasilan; PERPAJAKAN-IwanSidharta STIE Pasundan Bandung- 2015 25  WP yang menghitung penghasilan netonya dengan menggunakan Norma, wajib menyelenggarakan pencatatan;  Memberitahukan kepada Dirjen Pajak dalam jangka waktu 3 bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan;  WP yang tidak memberitahukan kepada Dirjen Pajak dianggap memilih menyelenggarakan pembukuan. Besarnya Norma  Tergantung dari jeniskegiatan usaha yang diatur oleh keputusan Dirjen Pajak KEP 536PJ2000.  Norma Penghitungan Penghasilan Neto dikelompokkan menurut wilayah; 10 ibu kota provinsi; Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar, Manado, Makasar, dan Pontianak. ibukota provinsi lannya. Daerah lainnya. Contoh  dr. Imas merupakan spesialis penyakit dalam yang praktek di RS Hidup Sehat dengan perjanjian bahwa setiap jasa dokter yang dibayarkan dipotong 15 oleh RS sebagai penghasilan RS dan sisanya 85 dari jasa tersebut dibayarkan kepada dr. Dimas.  Berikut adalah jasa dokter yang diterima; ◦ Januari Rp 30.000.000 ◦ Februari Rp 30.000.000 ◦ Maret Rp 25.000.000 ◦ April Rp 40.000.000 Tentukan PPh dr. Imas yang akan dipotong? Tarif PPh Pasal 21 atas Penghasilan Tenaga Ahli [50 x Penghasilan Bruto x Tarif Pasal 17] Jawaban Bln Penghasilan Bruto Rp Dasar Pemotongan PPh Pasal 21 Dasar Pemotongan PPh kumulatif Rp Tarif Pasal 17 PPh terutang Rp 1 2 3=50x2 4 5 6=3x5 Jan 30.000.000 15.000.000 15.000.000 5 750.000 Feb 30.000.000 15.000.000 30.000.000 5 750.000 Mar 25.000.000 12.500.000 42.500.000 5 625.000 Apr 15.000.000 25.000.000 7.500.000 12.500.000 50.000.000 62.500.000 5 15 375.000 1.875.000 Jml 125.000.000 62.500.000 4.375.000 PERPAJAKAN-IwanSidharta STIE Pasundan Bandung- 2015 26 Soal Tn. Sakha menikah dengan mempunyai 1 orang anak bekerja pada PT Becede dengan Gaji Rp 3jt per bulan. Perusahaan tersebut mengikuti program Jamsostek, Premi asuransi kecelakaan kerja 0,24 dan asuransi kematian 1 dari gaji. Sedangkan iuran pensiun sebesar 5 dan iuran JHT sebesar 3 ditanggung karyawan. Hitunglah PPh pasal 21 Sakha. Iuran Jamsostek di tanggung perusahaan, sehingga menambah penghasilan bagi Tn. Sakha. PERPAJAKAN-IwanSidharta STIE Pasundan Bandung- 2015 27

BAB V PAJAK PENGHASILAN PASAL 24