PERPAJAKAN-IwanSidharta STIE Pasundan Bandung-
2015
4
Equality Asas Persamaan.
Pengenaan pajak bersifat adil dan merata, sesuai dengan kemampuannya. Certainty
Asas Kepastian. Pengenaan pajak tidak ditentukan sewenang-wenang, terdapat aturan yang jelas.
Convenience Asas Menyenangkan.
Pengenaan pajak dilakukan pada saat yang tepat, tidak menyulitkan wajib pajak. Economy
Asas Efisiensi Pengenaan pajak dilakukan secara seefisien mungkin.
2. Teori-Teori Pemungutan Pajak
Terdapat beberapa teori mengenai penerapan pajak dalam suatu Negara, teori-teori tersebut antara lain;
1. Teori Asuransi Teori ini mengibaratkan pajak sebagai suatu premi asuransi yang harus dibayar
oleh setiap orang karena mendapatkan perlindungan atas hak-haknya dari Negara. 2. Teori Kepentingan
Teori ini menyatakan bahwa Negara mengenakan pajak karena Negara telah melindungi kepentingan rakyat.
3. Teori Gaya Pikul Teori ini menyatakan bahwa biaya atas jasa yang diberikan Negara berupa
perlindungan dipikul oleh orang yang menikmati jasa tersebut. 4. Teori Kewajiban Mutlak
Teori ini menyatakan bahwa Negara sebagai suatu organ satu kesatuan yang didalamnya warga negara terikat dengan aturan yang dibuatnya.
5. Teori Daya Beli Teori ini menyatakan bahwa pajak ibarat pompa yang menyedot daya beli
masyarakat dan pada akhirnya dipompakan kembali kepada masyararakat. 6. Teori Pembenaran Pancasila
Teori ini menyatakan bahwa berdasarkan asas kekeluargaan dan gotong royong, pajak merupakan pengorbanan setiap anggota keluarga untuk kepentingan
bersama tanpa imbalan.
3. Asas-Asas Pengenaan Pajak
Terdapat beberapa asas dalam pemungutan pajak yaitu; 1. Asas Negara Tempat Tinggal Asas Domisili.
Negara dimana seseorang bertempat tinggal mempunyai hak yang tidak terbatas untuk mengenakan pajak.
2. Asas Negara Asal Negara Sumber. pengenaan pajak berdasarkan pada tempat mana sumber penghasilan tersebut berada.
3. Asas Kebangsaan pengenaan pajak berdasarkan pada kewarganegaraan wajib pajak.
4. Pemungutan Pajak Berdasarkan Stelsel
1. Stelsel Nyata Riil Stelsel. Penentuan pajak berdasarkan pada keadaan objek pajak yang sesungguhnya dengan
demikian pajak dapat dipungut setelah mengetahui keadaan riil. 2. Stelsel Anggapan Fictive Stelsel.
PERPAJAKAN-IwanSidharta STIE Pasundan Bandung-
2015
5
Pajak dipungut diawal tahun dengan menggunakan anggapan penghasilan yang akan diterima wajib pajak.
3. Stelsel Campuran. Penentuan pajak pada awal tahun dengan adanya anggapan kemudian dapat diangsur
selama tahun pajak dan pada akhir tahun dihitung kembali sesuai dengan kondisi sesungguhnya.
5. Sistem Pemungutan Pajak
1. Official Assesment System Merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada petugas pajak
atau pemerintah untuk menentukan besarnya pajak terutang. 2. Self Assesment System
Merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak terutang.
3. With Holding System Merupakan sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak
ketiga konsultan
6. Tarif Pajak
Suatu pedoman dasar penghitungan besarnya hutang pajak, yaitu; 1. Tarif Tetap.
Tarif yang berupa suatu jumlah tertentu yang sifatnya tetap dan tidak dipengaruhi oleh besarnya dasar perhitungan pajak.
2. Tarif Sebanding. Tarif dengan sebuah persentase tunggal yang dikenakan terhadap beberapapun
besarnya dasar perhitungan pajak. 3. Tarif Mengikat Progresif.
Tarif yang persentasenya akan semakin besar sejalan dengan meningkatnya dasar perhitungan pajak.
4. Tarif Menurun Degresif. Tarif yang dasar pengenaanya semakin menurun sejalan dengan meningkatnya dasar
perhitungan pajak.
7. Berakhirnya Utang Pajak
Dalam pelaksanaan perpajakan terdapat berakhirnya utang pajak, jika wajib pajak telah melakukan beberapa syarat perpajakan yaitu;
Pembayaran Kompensasi
Penghapusan Daluarsa
Pajak Pusat : 5 Tahun Pajak Daerah: 5 Tahun
Retribusi: 3 Tahun Tindak pidana: Tidak ada batas waktu
Pembebasan
1.3 PENGGOLONGAN, TARIF DAN SANKSI PAJAK