a. Elastisitas produksinya dianggap konstan.
b. Nilai dugaan elastisitas produksi yang dihasilkan berbias jika faktor produksinya
yang digunakan tetap. c.
Tidak dapat digunakan untuk menduga tingkat produksi pada taraf penggunaan faktor produksi sama dengan nol.
2.1.4 Model Pertumbuhan Solow
Model pertumbuhan Solow dirancang untuk menunjukkan bagaimana pertumbuhan persediaan modal, pertumbuhan angkatan kerja, dan kemajuan teknologi
berinteraksi dalam perekonomian, serta bagaimana pengaruhnya terhadap output barang dan jasa suatu negara secara keseluruhan. Asumsi model ini adalah hubungan yang
tidak berubah antara input modal dan tenaga kerja serta output barang dan jasa. Tetapi model ini dapat dimodifikasi, yang memungkinkan peningkatan kemampuan
masyarakat untuk berproduksi Mankiw, 2003. Fungsi produksi dengan asumsi tidak ada perubahan teknologi adalah :
2.11 Peningkatan kedua faktor produksi sebesar ΔK dan ΔL akan meningkatkan
output. Kenaikan ini dibagi menjadi dua sumber dengan menggunakan produk marjinal dari dua input:
2.12 Bagian pertama dalam tanda kurung adalah kenaikan output yang disebabkan oleh
kenaikan modal, dan bagian kedua dalam tanda kurung adalah kenaikan output yang disebabkan oleh kenaikan tenaga kerja. Persamaan ini menunjukkan bagaimana
mengaitkan pertumbuhan dengan setiap faktor produksi. Persamaan 2.11 ini dapat diubah bentuknya menjadi :
Bentuk persamaan ini mengaitkan tingkat pertumbuhan output, ⁄ , dengan tingkat
pertumbuhan modal, ⁄ , dan tigkat pertumbuhan tenaga kerja,
⁄ . adalah pengembalian modal total, dan
⁄ adalah bagian modal dari output. Demikian pula, produk marjinal tenaga kerja sama dengan upah riil. Karena itu,
adalah kompensasi total yang diterima tenaga kerja, dan ⁄ adalah
bagian tenaga kerja dari output. Dengan asumsi bahwa fungsi produksi memiliki skala pengembalian konstan yang menyatakan kedua bagian ini berjumlah satu maka
persamaan 2.12 dapat ditulis sebagai :
Dimana α adalah bagian modal dan 1 adalah bagian tenaga kerja. Kemajuan teknologi dalam praktek dapat meningkatkan fungsi produksi. Untuk
jumlah input tertentu, didapatkan lebih banyak output hari ini ketimbang yang didapatkan di masa lalu. Jika dampak dari perubahan teknologi dimasukkan, maka
persamaan 2.13 menjadi :
dimana A adalah ukuran dari tingkat teknologi terbaru yang disebut Total Factor Productivit TFP. Output meningkat tidak hanya karena kenaikan modal dan tenaga
kerja, tetapi juga karena kenaikan produktivitas faktor total. TFP diukur secara tidak langsung, karena tidak dapat diamati secara langsung.
Maka, dengan memasukkan perubahan teknologi ini, maka persamaan 2.14 menjadi :
⁄ adalah perubahan output yang tidak dapat dijelaskan oleh perubahan-perubahan input. Jadi, pertumbuhan TFP dihitung sebagai residu yaitu, sebagai jumlah
pertumbuhan output yang tersisa setelah kita menghitung determinan pertumbuhan yang bisa diukur. Dan
⁄ kadang-kadang disebut residu Solow. TFP bisa berubah karena berbagai alasan. Perubahan seringkali muncul karena
meningkatnya ilmu pengetahuan tentang metode produksi, dan residu Solow sering digunakan sebagai ukuran kemajuan teknologi. Tetapi faktor-faktor lain, seperti
pendidikan dan peraturan pemerintah juga bisa memengaruhi TFP.
2.1.5 Teori Produktivitas