Uji Ekonometrika Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Output Industri Pengolahan dan

pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu Ordinary Least Square OLS. Hasil estimasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3. Hasil Estimasi Fungsi Produksi dengan Memasukkan Variabel Pertumbuhan Total Factor Productivity TFP Dependent Variable: LNQ Variable Coefficient Std. Error t-Statistic C 2,568 0,068 37,876 Biaya Sewa Modal 0,141 0,012 11,440 Tenaga Kerja 0,701 0,013 53,320 Bahan Baku 0,265 0,014 19,039 Energi 0,276 0,013 19,860 TFP 0,009 0,001 7,451 R-squared 0,943 Adjusted R-squared 0,938 F-statistic 182,430 Prob F-statistic 0,000 Sumber: Lampiran 6 Keterangan: signifikan pada taraf nyata 5 persen

5.3.1. Uji Ekonometrika

Berdasarkan hasil regresi di atas dimana sudah memasukkan variabel TFP kemudian perlu dilakukan pengujian terhadap permasalahan-permasalahan yang biasa dihadapi dengan menggunakan OLS. Berdasarkan kriteria ekonometrika, suatu model yang baik harus bebas dari gejala heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikolineritas. a. Uji Heteroskedastisitas Model ini bebas dari gejala heterokedastisitas. Hal ini terlihat dari uji White Heteroskedasticity, dari uji ini bahwa dari hasil regresi terhadap nilai mutlak residual, tidak ada satupun yang berpengaruh nyata terhadap abresid, dapat dilihat dari nilai p- value lebih besar dari taraf nyata α 5 persen maka terima H . Dapat disimpulkan bahwa model homoskedastisitas terpenuhi Lampiran 6. b. Uji Autokorelasi Gejala autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji Durbin Watson DW. Pada Lampiran 6 dapat dilihat bahwa nilai dari uji DW sebesar 2,116 atau nilai ini mendekati 2. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model ini tidak terdapat gejala autokorelasi. c. Uji Multikolinearitas Gejala multikolinearitas merupakan salah satu pelanggaran asumsi OLS. Pada Lampiran 6 dapat dilihat bahwa terdapat hanya satu koefisien regresi yang signifikan pada taraf nyata α 5 persen, R 2 tinggi yaitu 99,5 persen, dan nilai VIF yang tinggi lebih dari sepuluh untuk dua koefisien, dari hasil tersebut dapat mengindikasikan bahwa terdapat gejala multikolinearitas antar peubah bebas. Gejala multikolinearitas dalam model ini diatasi dengan menggunakan regresi komponen utama. Regresi komponen utama mentransformasikan peubah-peubah bebas yang berkorelasi menjadi peubah-peubah baru yang orthogonal dan tidak berkorelasi sehingga peubah-peubah menjadi sederhana dan multikolinearitas teratasi. Pada Tabel 5.3 dapat dilihat hasil dari regresi komponen utama bahwa semua koefisien regresi signifikan pada taraf nyata α 5 persen, artinya gejala multikolinearitas telah teratasi. Peubah bebas yang ditransformasi ke nilai Z, maka regresi komponen utama PCA pada nilai Z dilakukan agar diketahui komponen mana yang akan diregresikan, sehingga masalah multikolinearitas hilang Lampiran 6. Nilai eigen analysis pada Lampiran 6 yang lebih besar dari satu adalah komponen W1 dan W2. Sehingga langkah selanjutnya adalah meregresikan komponen tersebut agar diperoleh persamaan hasil regresi baru yang sudah valid. Setelah dicoba ternyata hasil regresi antara LnY dan W1 lebih baik bila dibandingkan regresi antara LnY dan W1, W2. Berikut adalah hasil regresi antara variabel respon LnY dan komponen utama W1. Hasil regresi pada Lampiran menunjukkan bahwa komponen W1 signifikan pada taraf 5 persen. Artinya model sudah baik. Langkah selanjutnya adalah menransformasikan persamaan model yang didapat ke Z, kemudian ke peubah endogen X. Hasil transformasi adalah berikut. Transformasi ke Z LnY = 18,800 + 0,725 W1 LnY = 18,800 + 0,725 0,493 Z1 + 0,521 Z2 + 0,520 Z3 + 0,461 Z4 + 0,045 Z5 LnY = 18,800 + 0,357 Z1 + 0,378 Z2 + 0,377 Z3 + 0,334 Z4 + 0,033 Z5 Transformasi ke X LnY = 18,800 + 0,357      1 1 1 S X X + 0,378      2 2 2 S X X + 0,377      3 3 3 S X X + 0,334      4 4 4 S X X + 0,033      5 5 5 S X X LnY = 18,800 + 0,357        0,510 7,940 1 X + 0,378        1,427 18,225 2 X + 0,377        1,368 14,912 3 X + 0,334        2,375 12,302 4 X + 0,033        3,647 0,180 5 X LnY = 2,568 + 0,141 LnX1 + 0,701LnX2 + 0,265 LnX3 + 0,276 LnX4 + 0,009 LnX5 ............................................................................................5.2 Persamaan 5.2 adalah hasil regresi akhir, dimana biaya sewa modal, tenaga kerja, bahan baku, energi dan TFP memiliki koefisien positif. Artinya kelima variabel diatas berpengaruh positif terhadap output industri pengolahan dan pengawetan daging di Indonesia. d. Uji Kenormalan Uji kenormalan dapat dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov. Pada Lampiran 6 dapat dilihat bahwa nilai p-value sebesar 0,150 dimana nilai ini lebih besar dari tafar nyata α 5 persen maka terima H . Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada model ini galat menyebar normal terpenuhi.

5.3.2. Uji Statistik