Tahap-tahap dalam Melakukan Simulasi

3.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah mencari nilai KG, nilai GZ, dan analisis stabilitas statis pada simulasi lima kondisi muatan pada kapal purse seine “Semangat Baru” Farhum, 2006; dan Manulang, 2008, yaitu : 1 Kondisi kapal kosong; pada kondisi ini bahan bakar, air tawar, perbekalan dan hasil tangkapan diasumsikan kosong 0; 2 Kondisi muatan kosong; pada kondisi ini bahan bakar, air tawar, perbekalan diasumsikan 100, dan hasil tangkapan kosong 0; 3 Kondisi kapal pulang setengah penuh ke-1; pada kondisi ini bahan bakar, air tawar, perbekalan diasumsikan setengah penuh 50, dan hasil tangkapan diasumsikan setengah penuh 50; 4 Kondisi kapal pulang setengah penuh ke-2; pada kondisi ini bahan bakar, air tawar, perbekalan, diasumsikan seperempat penuh 25, dan hasil tangkapan setengah penuh 50; 5 Kondisi kapal pulang penuh; pada kondisi ini bahan bakar, air tawar, dan perbekalan seperempat penuh 25, dan hasil tangkapan penuh 100.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah berupa data sekunder didapat dari Skripsi “Desain dan Konstruksi Kapal Purse Seine ‘Semangat Baru’ di Galangan Kapal Pulau Tidung” Umam, M. 2007 dan beberapa penelitian lainnya serta literatur, seperti yang tercantum dalam daftar pustaka.

3.5 Tahap-tahap dalam Melakukan Simulasi

1 Simulasi 1, kondisi kapal kosong Pada simulasi 1, yaitu kondisi kapal kosong. Pada kondisi ini, kapal purse seine “Semangat Baru” diasumsikan belum akan digunakan untuk beroperasi, sehingga di dalam kapal diasumsikan hanya ada mesin utama, mesin bantu, dan gardan. Sedangkan jumlah perbekalan, BBM, air tawar, dan hasil tangkapan kosong. Kemudian dilakukan perhitungan berat masing-masing jenis muatan dan nilai momennya. Perhitungan dilakukan pada tiap-tiap jenis muatan, yaitu kapal kosong diasumsikan berat kapal+muatan dalam ruang kemudi sebelum terisi ABK+2tiang bos. Selai itu, ada mesin utama, mesin bantu, dan gardan. Selanjutnya dihitung nilai momennya kemudian dicari nilai KG dan LCG. 2 Simulasi 2, kondisi muatan kosong Pada simulasi 2, yaitu kondisi muatan kosong. Pada kondisi ini, yang dimaksud dengan muatan kosong adalah muatan hasil tangkapan kosong. Pada kondisi ini, kapal purse seine “Semangat Baru” diasumsikan sedang persiapan akan ke fishing ground, dimana perbekalan pada palka cadangan, BBM pada tangki BBM, dan air tawar pada tangki air tawar terisi penuh. Sedangkan jumlah hasil tangkapan kosong, karena belum menangkap ikan. Akan tetapi muatan es tetap diperhitungkan untuk tujuan menjaga mutu hasil tangkapan, dimana perbandingan antara jumlah es dan hasil tangkapan adalah 1:1 untuk wilayah tropis. Sehingga pada palka ikan terdapat es dan tidak ada hasil tangkapan. Kemudian perhitungan berat muatan dan momen pada masing-masing jenis muatan kapal pada kondisi muatan kosong antara lain : berat kapal kosong diasumsikan berat kapal+muatan dalam ruang kemudi sebelum terisi ABK+2 tiang bos adalah tetap. ABK, palka ikan hanya ada es, palka cadangan, palka peralatan, tangki air tawar, dan tangki BBM. ABK berjumlah 10 orang berada di dalam ruang kemudi. Berat mesin utama, mesin bantu, dan gardan adalah tetap. Selanjutnya dihitung nilai momennya dan dihitung nilai KG dan LCG. 3 Simulasi 3, kondisi pulang setengah penuh ke-1 Pada simulasi 3, kapal diasumsikan sudah pulang dari fishing ground dengan membawa hasil tangkapan yang terisi 1 palka ikan. Sedangkan palka ikan yang ke-2 tidak ada hasil tangkapan tetapi ada es. Jumlah muatan perbekalan, air tawar, dan BBM masing-masing tersisa 50 dari jumlah pada simulasi 2 kondisi muatan kosong. Pengurangan BBM dimulai dari tangki 1. Jika pada tangki 1 sudah habis muatannya, maka pengurangan BBM terjadi pada tangki 2, begitu selanjutnya hingga pada tangki ke-4. Pengurangan air tawar terjadi pada kedua tangki. Jumlah muatan pada tiap-tiap jenis muatan, antara lain: kapal kosong berat kapal+muatan dalam ruang kemudi+2 tiang bos, mesin utama, mesin bantu, gardan, ABK, dan muatan palka peralatan adalah tetap. Selanjutnya dihitung nilai momennya dan kemudian dihitung nilai KG dan LCG. 4 Simulasi 4, kondisi pulang setengah penuh ke-2 Pada simulasi 4, kapal diasumsikan sudah pulang dari fishing ground dengan membawa hasil tangkapan yang terisi 1 palka ikan. Sedangkan palka ikan yang ke-2 tidak ada hasil tangkapan tetapi ada es. Jumlah muatan perbekalan, air tawar, dan BBM masing-masing tersisa 25 dari jumlah pada simulasi 2 kondisi muatan kosong. Pengurangan BBM dimulai dari tangki 1. Jika pada tangki 1 sudah habis muatannya, maka pengurangan BBM terjadi pada tangki 2, begitu selanjutnya hingga pada tangki ke-4. Pengurangan air tawar terjadi pada kedua tangki air tawar. Jumlah muatan pada tiap-tiap jenis muatan, antara lain: kapal kosong berat kapal+muatan dalam ruang kemudi+2 tiang bos, mesin utama, mesin bantu, gardan, ABK, dan muatan palka peralatan adalah tetap. Selanjutnya dihitung nilai momennya dan kemudian dihitung nilai KG dan LCG. 5 Simulasi 5, kondisi pulang penuh Pada simulasi 5, kapal diasumsikan sudah pulang dari fishing ground dengan membawa hasil tangkapan yang terisi 2 palka ikan. Jumlah muatan perbekalan, air tawar, dan BBM masing-masing tersisa 25 dari jumlah pada simulasi 2 kondisi muatan kosong. Pengurangan BBM dimulai dari tangki 1. Jika pada tangki 1 sudah habis muatannya, maka pengurangan BBM terjadi pada tangki 2, begitu selanjutnya hingga pada tangki ke-4. Pengurangan air tawar terjadi pada kedua tangki air tawar. Jumlah muatan pada tiap-tiap jenis muatan, antara lain: kapal kosong berat kapal+muatan dalam ruang kemudi+2 tiang bos, mesin utama, mesin bantu, gardan, ABK, dan muatan palka peralatan adalah tetap. Selanjutnya dihitung nilai momennya dan kemudian dihitung nilai KG dan LCG. 3.6 Metode Pengolahan Data 3.6.1 GT dan Kapasitas Internal Kapal