Dari bodyplan pada gambar lines plan pada Gambar 9, dapat dilihat pada bagian haluan kasko memiliki bentuk V-bottom untuk membelah massa air
dengan maksimal sehingga kapal memiliki kecepatan tinggi untuk mengejar gerombolan ikan, pada bagian tengah memilliki bentuk U-bottom, sehingga
memiliki kapasitas muatan yang banyak, tetapi olah gerak kapal kurang optimal. Bentuk kasko antara midship dan ujung buritan berbentuk round bottom untuk
olah gerak saat melingkari gerombolan ikan dan terus mengarah kepada bentuk U bottom hingga bagian buritan kapal. Bentuk U-bottom pada bagian buritan
menyebabkan kapal memiliki stabilitas yang baik.
4.3 Posisi Titik G Kapal Purse seine “Semangat Baru”
Kondisi kapal purse seine Semangat Baru pada kondisi kosong ditunjukkan pada Tabel 11, sedangkan kondisi kapal pada saat muatan kosong,
pulang setengah penuh ke-1, setengah penuh ke-2, dan pada kondisi kapal pulang penuh dapat dilihat pada Tabel 12, 13, 14, dan 15.
Tabel 11 Kondisi kapal purse seine “Semangat Baru” pada kondisi kapal
kosong simulasi 1 No
Item Berat
Posisi x Momen x Posisi z Momen z
ton m
ton.m m
ton.m
1 Kapal kosong 45,0000 -0,2920
-13,1400 1,0950
49,2750 2 Mesin
0,1750 -1,6060 -0,2811
0,6570 0,1150
3 Mesin bantu 0,0450
1,9053 0,0857
1,6060 0,0723
4 Gardan 0,0550
1,3140 0,0723
1,8250 0,1004
Total 45,2750
-0,1230 49,5626
Kapal purse seine “Semangat Baru” pada kondisi kosong simulasi 1 memiliki nilai KG= 1,09 m, sehingga posisi titik G pusat seluruh gaya berat
kapal berada pada 1,09 m di atas lunas kapal z. Pada simulasi 1, kapal juga memiliki nilai LCG = - 0,003 m, sehingga posisi titik G berada pada 0,003 m di
belakang midship x ke arah buritan kapal. Nilai LCG yang sangat kecil dibandingkan panjang kapal 8,03 m dari midship ke ujung buritan kapal, dapat
dikatakan kapal tegak secara longitudinal atau tidak terjadi trim. Perhitungan nilai KG dan LCG dapat dilihat pada Lampiran 3.
Kapal pada kondisi kosong yaitu kapal diasumsikan belum akan digunakan untuk operasi penangkapan ikan, sehingga belum ada berbagai
kebutuhan melaut dan belum ada ABK, tetapi tetap ada mesin utama, mesin bantu, dan gardan. Berat kapal kosong, maksudnya berat muatan yang terdiri dari berat
kapal + berat muatan yang ada di dalam ruang kemudi + berat 2 tiang bos, seperti yang ada pada Gambar 7 dan 8.
Tabel 12 Kondisi kapal purse seine “Semangat Baru” pada kondisi muatan
kosong simulasi 2
No Item
Berat Posisi x
Momen x Posisi z
Momen z ton
m ton.m
m ton.m
1 Kapal kosong
45,0000 -0,2920
-13,1400 1,0950
49,2750 2
Mesin 0,1750
-1,6060 -0,2811
0,6570 0,1150
3 Mesin bantu
0,0450 1,9053
0,0857 1,6060
0,0723 4
Gardan 0,0550
1,3140 0,0723
1,8250 0,1004
5 BBM 1+2
1,6752 -3,4310
-5,7476 1,0147
1,6998 BBM 3+4
1,4664 -4,1610
-6,1017 1,0950
1,6057 6
Air tawar2 buah 1,9250
-6,6795 -12,8580
2,5696 4,9465
7 ABK 10 orang
0,6500 -1,8615
-1,2100 2,5185
1,6370 8
Palka cadangan 0,1400
-5,5845 -0,7818
1,4965 0,2095
9 Palka ikan1 +es
0,5147 0,7300
0,3757 0,8030
0,4133 10 Palka ikan2 +es
0,5252 1,9053
1,0006 0,8030
0,4217 11 Palka peralatan
0,5000 3,1390
1,5695 0,8030
0,4015 Total
52,6714 -23,8764
60,8976
Kapal purse seine “Semangat Baru” pada kondisi muatan kosong simulasi 2 memiliki nilai KG= 1,16 m, sehingga posisi titik G pusat seluruh gaya berat
kapal berada pada 1,16 m di atas lunas kapal z. Pada simulasi 2, kapal juga memiliki nilai LCG = - 0,453 m, sehingga posisi titik G berada pada 0,453 m di
belakang midship x ke arah buritan kapal. Nilai LCG kecil dibandingkan panjang kapal 8,03 m dari midship ke ujung buritan kapal, sehingga diasumsikan
kapal tegak secara longitudinal atau tidak terjadi trim. Perhitungan nilai KG dan LCG dapat dilihat pada Lampiran 3.
Pada simulasi 2 terjadi penambahan berat muatan antara lain pada tangki BBM, tangki air tawar, palka ikan, palka peralatan, palka cadangan dan ABK.
Pada palka ikan terisi es dan hasil tangkapan kosong, sedangkan jumlah BBM, air tawar, dan perbekalan terisi penuh 100. Pada simulasi 2, kapal diasumsikan
sedang mengisi berbagai kebutuhan melaut sebelum berangkat ke fishing ground. Dari hasil perhitungan berat muatan untuk kapal beroperasi selama 7 hari
pada Lampiran 2, didapatkan jumlah berat muatan pada Tabel 12. Tangki BBM ada 4 buah. Tangki BBM 1 dan tangki BBM 2 secara longitudinal dan secara
vertikal terletak pada jarak yang sama, serta memiliki kapasitas dan berat muatan yang sama, sehingga pada Tabel 12 tercantum tangki BBM 1+2 dan bila
dijumlahkan berat muatannya adalah 1,6752 ton. Tangki BBM 3 dan tangki BBM 4 secara longitudinal dan secara vertikal memiliki jarak yang sama, serta
memilliki kapasitas dan berat muatan yang sama, sehingga pada Tabel 12 tercantum tangki BBM 3+4 dan bila dijumlahkan berat muatannya adalah
1,4664 ton. Jumlah total BBM adalah 3,1416 ton. Jumlah BBM besar, karena dalam perhitungan berat muatan BBM, diasumsikan mesin beroperasi selama 24
jam hari untuk 7 hari kapal beroperasi di perairan. Tangki air tawar ada 2 buah, dimana pada tiap-tiap tangki memiliki kapasitas dan berat muatan yang sama,
serta terletak pada jarak yang sama secara longitudinal dan secara vertikal, sehingga pada Tabel 12 tercantum tangki air tawar 2 buah. Jika berat muatan
kedua tangki air tawar dijumlahkan maka beratnya adalah 1,9250 ton. Jumlah ABK adalah 10 orang, dimana masing-masing orang memiliki berat yang sama
yaitu 65 Kgorang. Selama 7 hari kapal beroperasi, berat badan untuk masing- masing orang adalah tetap. 10 ABK terletak di dalam ruang kemudi, dengan berat
total adalah 0,65 ton. Pada palka cadangan terisi berat muatan perbekalan yang diasumsikan jumlahnya 2 Kgoranghari, sehingga total berat perbekalan selama 7
hari untuk 10 orang adalah 0,14 ton. Berat kapal kosong adalah 45 ton, dimana diasumsikan sebagai hasil penjumlahan antara berat kapal 44 ton, berat muatan
yang ada di dalam ruang kemudi sebelum terisi ABK, dan berat tiang bos 2 buah. Berat mesin utama adalah 0,045 ton, berat mesin bantu adalah 0,055 ton, dan berat
alat tangkap adalah 0,5 ton.
Tabel 13 Kondisi kapal purse seine “Semangat Baru” pada kondisi pulang
setengah penuh ke 1
No Item
Berat Posisi x
Momen x Posisi z
Momen z ton
m ton.m
m ton.m
1 Kapal kosong
45,0000 -0,2920
-13,1400 1,0950
49,2750 2
Mesin 0,1750
-1,6060 -0,2811
0,6570 0,1150
3 Mesin bantu
0,0450 1,9053
0,0857 1,6060
0,0723 4
Gardan 0,0550
1,3140 0,0723
1,8250 0,1004
5 BBM 1+2
0,1044 -3,4310
-0,3582 1,0147
0,1059 BBM 3+4
1,4664 -4,1610
-6,1017 1,0950
1,6057 6
Air tawar 2buah 0,9625
-6,6795 -6,4290
2,5696 2,4732
7 ABK 10 orang
0,6500 -1,8615
-1,2100 2,5185
1,6370 8
Palka cadangan 0,0700
-5,5845 -0,3909
1,4965 0,1048
9 Palka ikan1 +es
1,0293 0,7300
0,7514 0,8030
0,8265 10 Palka ikan2 +es
0,5252 1,9053
1,0006 0,8030
0,4217 11 Palka peralatan
0,5000 3,1390
1,5695 0,8030
0,4015 Total
50,5828 -24,4314
57,1390
Kapal purse seine “Semangat Baru” pada kondisi pulang setengah penuh ke-1 simulasi 3 memiliki nilai KG= 1,13 m, sehingga posisi titik G pusat
seluruh gaya berat kapal berada pada 1,13 m di atas lunas kapal z. Pada simulasi 3, kapal juga memiliki nilai LCG = - 0,483 m, sehingga posisi titik G
berada pada 0,483 m di belakang midship x ke arah buritan kapal. Nilai LCG kecil dibandingkan panjang kapal 8,03 m dari midship ke ujung buritan kapal,
sehingga diasumsikan kapal tegak secara longitudinal atau tidak terjadi trim. Perhitungan nilai KG dan LCG dapat dilihat pada Lampiran 3.
Pada simulasi 3 terjadi pengurangan berat muatan dari simulasi 2 antara lain pada tangki BBM, tangki air tawar, dan palka cadangan yaitu tersisa 50 dari
tangki-tangki dan palka cadangan pada simulasi 2, tetapi ada penambahan berat muatan pada palka ikan 1 yaitu hasil tangkapan. Sedangkan berat kapal kosong,
mesin utama, mesin bantu, gardan, ABK, palka ikan 2 dan palka peralatan adalah tetap. Pada simulasi 3, kapal diasumsikan sudah pulang dari fishing ground
dengan membawa hasil tangkapan 50 terisi 1 palka ikan. BBM, perbekalan, serta air tawar tersisa 50 dari simulasi 2. Penurunan BBM terjadi pada tangki
BBM 1+2, karena pemakaian BBM dimulai pada tangki 1 kemudian pada tangki 2. Pada tangki 2 masih tersisa BBM 0,1044 ton. BBM pada tangki 3 dan 4 belum
digunakan. Penurunan berat air tawar terjadi akibat pemakaian yang dimulai pada tangki air tawar 1 sebanyak 50 dan tangki air tawar 2 sebanyak 50 dari
simulasi 2. Muatan pada tangki air tawar 1dan 2 masing-masing tersisa 0,48125 ton. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi perbedaan berat muatan yang besar yang
menyebabkan kapal miring pada sisi kiri atau sisi kanan kapal dengan sudut kemiringan yang besar, sehingga ada peluang bagi kapal tenggelam.
Tabel 14 Kondisi kapal purse seine “Semangat Baru” pada kondisi pulang
setengah penuh ke 2 simulasi 4
No Item
Berat posisi x
Momen x posisi z
Momen z ton
m ton.m
m ton.m
1 Kapal kosong 45,0000
-0,2920 -13,1400
1,0950 49,2750
2 Mesin 0,1750
-1,6060 -0,2811
0,6570 0,1150
3 Mesin bantu 0,0450
1,9053 0,0857
1,6060 0,0723
4 Gardan 0,0550
1,3140 0,0723
1,8250 0,1004
5 BBM 1+2 0,0000
-3,4310 0,0000
1,0147 0,0000
BBM 3+4 0,7854
-4,1610 -3,2680
1,0950 0,8600
6 Air tawar2 buah 0,4813
-6,6795 -3,2145
2,5696 1,2366
7 ABK 10 orang 0,6500
-1,8615 -1,2100
2,5185 1,6370
8 Palka cadangan 0,0350
-5,5845 -0,1955
1,4965 0,0524
9 Palka ikan1 +es 1,0293
0,7300 0,7514
0,8030 0,8265
10 Palka ikan2 +es 0,5252
1,9053 1,0006
0,8030 0,4217
11 Palka peralatan 0,5000
3,1390 1,5695
0,8030 0,4015
Total 49,2811
-17,8296 54,9984
Kapal purse seine “Semangat Baru” pada kondisi pulang setengah penuh ke-2 simulasi 4 memiliki nilai KG = 1,12 m, sehingga posisi titik G pusat
seluruh gaya berat kapal berada pada 1,12 m di atas lunas kapal z. Pada simulasi 4, kapal juga memiliki nilai LCG = - 0,362 m, sehingga posisi titik G
berada pada 0,362 m di belakang midship x ke arah buritan kapal. Nilai LCG kecil dibandingkan panjang kapal 8,03 m dari midship ke ujung buritan kapal,
dapat dikatakan kapal tegak secara longitudinal atau tidak terjadi trim. Perhitungan nilai KG dan LCG dapat dilihat pada Lampiran 3.
Pada simulasi 4 terjadi pengurangan berat muatan dari simulasi 2 antara lain pada tangki BBM, tangki air tawar, dan palka cadangan yaitu tersisa 25 dari
tangki-tangki dan palka cadangan pada simulasi 2, tetapi ada penambahan berat muatan pada palka ikan 1 yaitu hasil tangkapan. Sedangkan berat kapal kosong,
mesin utama, mesin bantu, gardan, ABK, palka ikan 2 dan palka peralatan adalah tetap. Pada simulasi 4, kapal diasumsikan sudah pulang dari fishing ground
dengan membawa hasil tangkapan 50 terisi 1 palka ikan. BBM, perbekalan, serta air tawar tersisa 25 dari simulasi 2. Muatan BBM pada tangki BBM 1 dan
tangki BBM 2 adalah kosong akibat pemakaian. Penurunan BBM juga terjadi pada tangki BBM 3 sehingga tersisa 0,0522 ton. Muatan BBM pada tangki 4
tetap karena tidak digunakan, yaitu 0,7332 ton. Muatan kedua tangki air tawar berkurang akibat pemakaian, yaitu muatan pada tangki air tawar 1 tersisa 0,24065
ton dan muatan pada tangki air tawar 2 tersisa 0,24065 ton.
Tabel 15 Kondisi kapal purse seine “Semangat Baru” pada kondisi pulang
penuh simulasi 5
No Item
Berat Posisi x
Momen x Posisi z
Momen z ton
m ton.m
m ton.m
1 Kapal kosong
45,0000 -0,2920
-13,1400 1,0950
49,2750 2
Mesin 0,1750
-1,6060 -0,2811
0,6570 0,1150
3 Mesin bantu
0,0450 1,9053
0,0857 1,6060
0,0723 4
Gardan 0,0550
1,3140 0,0723
1,8250 0,1004
5 BBM 1+2
0,0000 -3,4310
0,0000 1,0147
0,0000 BBM 3+4
0,7854 -4,1610
-3,2680 1,0950
0,8600 6
Air tawar2 buah 0,4813
-6,6795 -3,2145
2,5696 1,2366
7 ABK 10 orang
0,6500 -1,8615
-1,2100 2,5185
1,6370 8
Palka cadangan 0,0350
-5,5845 -0,1955
1,4965 0,0524
9 Palka ikan1 +es
1,0293 0,7300
0,7514 0,8030
0,8265 10 Palka ikan2 +es
1,0503 1,9053
2,0011 0,8030
0,8434 11 Palka peralatan
0,5000 3,1390
1,5695 0,8030
0,4015 Total
49,8063 -16,8290
55,4201
Kapal purse seine “Semangat Baru” pada kondisi pulang penuh simulasi 5 memiliki nilai KG = 1,11 m, sehingga posisi titik G pusat seluruh gaya berat
kapal berada pada 1,11 m di atas lunas kapal z. Pada simulasi 4, kapal juga memiliki nilai LCG = - 0,338 m, sehingga posisi titik G berada pada 0,338 m di
belakang midship x ke arah buritan kapal. Nilai LCG kecil dibandingkan panjang kapal 8,03 m dari midship ke ujung buritan kapal, dapat dikatakan kapal
tegak secara longitudinal atau tidak terjadi trim. Perhitungan nilai KG dan LCG dapat dilihat pada Lampiran 3.
Pada simulasi 5 terjadi pengurangan berat muatan dari simulasi 2 antara lain pada tangki BBM, tangki air tawar, dan palka cadangan yaitu tersisa 25 dari
tangki-tangki dan palka cadangan pada simulasi 2, tetapi ada penambahan berat muatan pada palka ikan 1 dan palka ikan 2 yaitu hasil tangkapan. Sedangkan
berat kapal kosong, mesin utama, mesin bantu, gardan, ABK, dan palka peralatan adalah tetap. Pada simulasi 5, kapal diasumsikan sudah pulang dari fishing
ground dengan membawa hasil tangkapan 100 terisi 2 palka ikan. BBM,
perbekalan, serta air tawar tersisa 25 dari simulasi 2. Muatan BBM pada tangki BBM 1 dan tangki BBM 2 adalah kosong akibat pemakaian. Penurunan BBM
juga terjadi pada tangki BBM 3 sehingga tersisa 0,0522 ton. Muatan BBM pada tangki 4 tetap karena tidak digunakan, yaitu 0,7332 ton. Muatan kedua tangki air
tawar berkurang akibat pemakaian, yaitu muatan pada tangki air tawar 1 tersisa 0,24065 ton dan muatan pada tangki air tawar 2 tersisa 0,24065 ton.
Dari kelima simulasi di atas, terjadi pebedaan nilai KG pada tiap kondisi muatan kapal purse seine ”Semangat Baru”, seperti ditunjukkan pada Gambar 10.
Gambar 10 Variasi posisi titik G pada kelima kondisi muatan kapal
purse seine “Semangat Baru” pada draft desain 1,425 m.
Berdasarkan Gambar 10, kapal purse seine “Semangat Baru” pada simulasi kondisi kapal kosong, muatan kosong, pulang setengah penuh ke-1,
pulang setengah penuh ke-2, dan pulang penuh memiliki nilai KG masing-masing sebesar KG
1
= 1,09 m; KG
2
= 1,16 m; KG
3
= 1,13 m; KG
4
= 1,12 m; dan KG
5
= 1,11 m. Hal ini menunjukkan terjadinya perbedaan nilai KG pada kapal purse
seine “Semangat Baru” akibat jumlah muatan yang berbeda. Perhitungan nilai KG tertera pada Lampiran 3.
Perbedaan berat muatan pada tiap simuasi kondisi muatan kapal purse seine “Semangat Baru” menyebabkan nilai KG berbeda. Pada Gambar 10
menunjukkan bahwa pada simulasi kondisi muatan kosong, pulang setengah penuh ke-1, pulang setengah penuh ke-2, dan pulang penuh, bertambahnya
muatan menyebabkan nilai KG berbeda Nilai KG terbesar terjadi pada simulasi kondisi muatan kosong sebesar 1,16 m. Hal ini karena masuknya perbekalan,
BBM, dan air tawar sebanyak 100. Sedangkan nilai KG terkecil terjadi pada
1.04 1.06
1.08 1.10
1.12 1.14
1.16 1.18
Kapal kosong
Muatan kosong
Pulang setengah
penuh ke- 1
Pulang setengah
penuh ke- 2
Pulang penuh
K G
m e
te r
Kondisi muatan
KG m
simulasi kondisi ka perbekalan, BBM, ai
kondisi muatan koso muatan lainnya. Se
memiliki nilai terbesa Baru” disajikan pada
Gambar 11 Peruba seine “s
Gambar 11 me draft desain 1,425 m
sebesar 0,07 m. Sed setengah penuh ke-2
sebesar 0,04 m, 0,03 m akan bergerak ke atas
gaya berat G semaki maka nilai GM jarak
akan berkurang, seper
1.00 1.05
1.10 1.15
1.20 1.25
K G
m
kapal kosong sebesar 1,09 m, karena be air tawar, dan hasil tangkapan. Berat muata
song paling besar dibandingkan keempat s Sehingga, nilai KG pada simulasi kondisi
esar. Perubahan nilai KG pada kapal purse s a Gambar 11.
bahan nilai KG pada kelima kondisi muat “semangat Baru” pada
draft desain 1,425 m
menunjukkan bahwa kapal purse seine “Seman m pada simulasi kondisi muatan kosong, terjad
edangkan pada kondisi pulang setengah penu 2, dan pulang penuh, perubahan nilai KG
3 m, dan 0,02 m. Dengan bertambahnya berat as dari arah lunas kapal, sehingga jarak dari lun
kin besar. Oleh karena itu, dengan bertamba rak antara titik pusat seluruh gaya berat kapal
erti ditunjukkan pada Gambar 12.
1.09 1.16
1.13 1.12
1.11 0.07
0.04 0.03
0.02
Kapal kosong
Muatan kosong
Pulang setengah
penuh ke-1
Pulang setengah
penuh ke-2
Pulang penuh
Kondisi muatan
Peruba KG m
belum masuknya tan pada simulasi
simulasi kondisi i muatan kosong
seine “Semangat
atan kapal purse
m.
angat Baru” pada adi perubahan KG
enuh ke-1, pulang G masing-masing
rat muatan, titik G lunas ke titik pusat
bahnya nilai KG, dan metacentre
bahan KG m
Gambar 12 Nilai KM, KG, GM pada kelima kondisi muatan kapal purse
seine “Semangat Baru” pada draft desain 1,425 m.
Gambar 12 menunjukkan bahwa kapal purse seine “Semangat Baru” pada draft desain 1,425 meter nilai KG dan GM kapal purse seine “Semangat Baru”
pada kondisi kapal kosong, muatan kosong, pulang setengah penuh ke-1, pulang setengah penuh ke-2, dan kondisi pulang penuh, masing-masing memiliki nilai
KG
1
= 1,09 m dan GM
1
= 0,94 m, KG
2
= 1,16 m dan GM
2
= 0,90 m, KG
3
= 1,13 m dan GM
3
= 0,92 m, KG
4
= 1,12 m dan GM
4
= 0,94 m, KG
5
= 1,11 m dan GM
5
= 0,94 m. Sedangkan nilai KM pada kondisi kapal kosong, muatan kosong, pulang setengah penuh ke-1, pulang setengah penuh ke-2, dan pada simulasi
kondisi pulang penuh, masing-masing sebesar KM
1
= 2,03 m, KM
2
= 2,06 m, KM
3
= 2,05 m, KM
4
= 2,06 m, dan KM
5
= 2,05 m. Pada keempat simulasi kondisi muatan, kapal purse seine “Semangat
Baru” memiliki nilai KM, KG, dan GM yang berbeda dengan kondisi awal simulasi kapal kosong, karena jarak antara titik K, G, dan M kapal pada kelima
simulasi kondisi muatan dipengaruhi oleh ton displacement masing-masing kondisi kapal. Titik K, G, dan M tiap-tiap kondisi muatan berada dalam satu garis
lurus secara vertikal. Titik G merupakan titik pusat seluruh gaya berat pada kapal yang bekerja secara vertikal, sedangkan titik M adalah titik potong dari garis
khayal yang melewati titik G dan B titik pusat gaya apung saat kapal berada pada posisi miring akibat bekerjanya gaya-gaya pada kapal. Sehingga nilai KM
diperoleh dari penjumlahan nilai GM dan KG. Gambar 12 menunjukkan terjadinya perbedaan nilai KG, GM, dan KM. Perubahan KG dan GM yang
terjadi pada kondisi kapal kosong dan kondisi muatan kosong adalah dengan
1.09 1.16
1.13 1.12
1.11 0.94
0.90 0.92
0.94 0.94
2.03 2.06
2.05 2.06
2.05
0.5 1
1.5 2
2.5
Kapal kosong
Muatan kosong
Pulang setengah
penuh ke-1 Pulang
setengah penuh ke-2
Pulang penuh
N il
a i
m e
te r
Kondisi muatan
KG m GM m
KM m
bertambanya nilai KG sebesar 0,07 m menyebabkan berkurangnya nilai GM sebesar 0,04 m. Perubahan nilai KG dan GM pada simulasi kondisi pulang
setengah penuh ke-1, yaitu KG bertambah 0,04 m dan GM berkurang 0,02 m. Pada kondisi pulang setengah penuh ke-2 nilai KG bertambah 0,03 m dan GM
tetap. Begitupula pada simulasi kondisi pulang penuh nilai KG bertambah 0,02 m sedangkan nilai GM cenderung tetap.
Bertambahnya nilai KG dan berkurangnya nilai GM pada simulasi kondisi muatan kosong dan pulang setengah penuh ke-1 terjadi kerena titik G bergerak ke
atas dari arah lunas kapal akibat bertambahnya berat muatan pada kapal. Sedangkan pada simulasi kondisi pulang setengah penuh ke-2 dan pulang penuh,
bertambahnya nilai KG tidak mempengaruhi nilai GM pada kapal purse seine “Semangat Baru”. Hal ini karena perubahan nilai KG sebesar 0,03 m terlalu kecil
sehingga perubahan nilai GM hampir tidak terjadi, akibatnya nilai GM cenderung tetap pada kedua simulasi kondisi muatan tersebut. Dengan demikian cara untuk
meningkatkan titik G adalah dengan menambah muatan di atas posisi titik gaya berat kapal atau mengurangi muatan di bawah posisi titik berat kapal. Sebaliknya,
cara untuk menurunkan titik G adalah dengan menambah muatan di bawah posisi titik pusat gaya berat kapal atau mengurangi muatan di atas posisi titik pusat gaya
berat kapal. Jika kapal mengalami kemiringan, kapal akan membentuk sudut oleng
yang menghasilkan jarak antara titik G saat kapal tegak Z dengan titik G saat kapal miring yang dinamakan lengan pengembali GZ. Nilai GZ nol berarti kapal
belum oleng, sedangkan nilai GZ nol pada sudut akhir pada selang stabilitas vanishing angle berarti kapal tersebut langsar. Nilai GZ inilah yang akan
menentukan kualitas stabilitas statis kapal purse seine “Semangat Baru”.
4.4 Stabilitas Statis Kapal Purse Seine “Semangat Baru”