Uji Beda Nyata Antar Kelas

berkurang. Dari analisis regresi logistik, ketiga kelas berbeda nyata dengan nilai signifikansi masing-masing kelas sebesar 0.000. Hal ini terjadi disebabkan kepadatan hotspot lebih tinggi terdapat pada area-area di luar wilayah pemukiman, seperti hutan, savana, dan semak. Desa-desa yang didominasi area-area rawan kebakaran memiliki kepadatan penduduknya rendah, misalnya Desa Tatangge, Lantari, Lampopala, Langkowala, Morengke, dll. Hubungan antara tingkat kepadatan penduduk dan kepadatan hotspot selengkapnya disajikan pada Tabel 17. Tabel 17 Kepadatan hotspot pada kelas kepadatan penduduk No Kls Kepadatan Penduduk orangkm² Luas Kelas Kepadatan Penduduk km² Jumlah Hotspot Kepadatan Hotspot HSkm² 1 0-25 1 817.42 356 0.1959 2 25-75 1 130.65 119 0.1052 3 75-600 949.70 30 0.0316 Jumlah 3 897.77 505 5.4.2 Hubungan Kepadatan Hotspot dan Skor PDRB Per Kapita Salah satu indikator tingkat perkembangan ekonomi suatu wilayah adalah PDRB per kapita. PDRB per kapita merupakan angka PDRB suatu wilayah dibagi jumlah penduduknya. Variabel tingkat PDRB per kapita dibagi menjadi 3, yaitu PDRB per kapita rendah, sedang dan tinggi. Nilai PDRB per kapita rendah diasumsikan berada di bawah 3 jutaorangtahun, tingkat sedang kisaran 3-6 jutaorangtahun dan tinggi di atas 6 jutaorangtahun. Nilai kepadatan hotspot selengkapnya disajikan pada Tabel 18. Dengan melihat hasil analisis regresi melalui estimasi kurva antara skor kelas PDRB per kapita terhadap kepadatan hotspot diperoleh koefisien determinasi regresi kubik dengan nilai signifikansi regresi 0.000 dan nilai R Square 6.8 . Penggunaan variabel PDRB per kapita dapat menjelaskan beberapa area dengan kepadatan hotspot tinggi di Kecamatan Mata Usu dan Lantari Jaya serta beberapa area tidak rawan di Kabupaten Kolaka. Tabel 18 Kepadatan hotspot pada kelas PDRB per kapita No Kls PDRB per Kapita jutaorang Luas Kelas PDRB km² Jumlah Hotspot Kepadatan Hotspot HSkm² 1 0-3 809.16 246 0.3040 2 3-6 1 307.26 182 0.1392 3 6-10 1 781.34 77 0.0432 Jumlah 3 897.76 505 Pada Gambar 10 terdapat pola penurunan kepadatan hotspot dengan makin tingginya PDRB per kapita. Dari analisis regresi logistik, ketiga kelas berbeda nyata dengan nilai signifikansi kelas 1, 2, dan 3 sebesar 0.000, 0.001 dan 0.000. Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Kolaka memiliki PDRB per kapita yang tertinggi dibandingkan Kabupaten Bombana, Konsel dan Konawe. PDRB per kapita di Kabupaten Kolaka Rp 9.11 jutaorang, sedangkan terendah Kabupaten Bombana dengan nilai Rp 2.96 jutaorang. Gambar 10 Pola hubungan kepadatan hotspot pada tiap kelas PDRB per kapita

5.4.3 Hubungan Kepadatan

Hotspot dan Skor Jarak Ibu Kota Kecamatan Pengaruh jarak ibu kota kecamatan terhadap kepadatan hotspot menggambarkan hubungan antara pusat pemukiman kawasan terbangun terhadap kerawanan kebakaran. Pada jarak di bawah 7 km dari ibu kota kecamatan umumnya berupa area pemukiman dan pertanian serta infrastruktur sosial ekonomi masyarakat. Aktivitas masyarakat di area ini juga sangat tinggi. Area pada jarak 7-14 umumnya berupa kawasan dengan infrastruktur sosial ekonomi yang lebih sedikit namun masih ada aktivitas manusia yang cukup tinggi yang berpotensi menyebabkan kebakaran. Pada jarak di luar 14 km berupa area-area yang memiliki infrastruktur sosial ekonomi yang sangat sedikit dan sebagian diantaranya sulit diakses manusia, berupa pegunungan atau perbukitan. Sesuai hasil analisis regresi melalui estimasi kurva antara skor kelas jarak terhadap ibu kota kecamatan terhadap kepadatan hotspot diperoleh koefisien determinasi regresi kubik dengan nilai signifikansi regresi 0.000 dan nilai R Square 1.4 . Pada Gambar 11, pola yang terbentuk pada hubungan antara jarak ibu kota kecamatan terhadap kepadatan hotspot ada 3 bagian, yaitu kepadatan hotspot tertinggi terdapat pada jarak kecamatan 7-14 km yakni sebesar 0.1770 hotspotkm², disusul jarak kecamatan 0-7 km dan 14-23 km sebesar 0.0575 hotspotkm². Hotspot sangat sedikit dijumpai pada jarak di atas 19 km dimana kepadatannya hampir mendekati nol atau dapat dikatakan tidak terjadi kebakaran. Tabel 19 menunjukkan bahwa pada jarak 14 km memiliki kerawanan kebakaran sangat rendah. Kerawanan ini meningkat dengan makin intensifnya aktivitas manusia sebagai penyebab kebakaran dan akan menurun ketika 0.3040 0.1392 0.0432 0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000 0.2500 0.3000 0.3500 0-3 3-6 6-10 K ep a d a ta n h o ts p o t H S k m ² Kelas PDRB per kapita jutaorang