Hubungan Kepadatan Pembangunan Skor

nyata dengan nilai signifikansi kelas 1, 2, dan 3 sebesar 0.000, 0.001 dan 0.000. Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Kolaka memiliki PDRB per kapita yang tertinggi dibandingkan Kabupaten Bombana, Konsel dan Konawe. PDRB per kapita di Kabupaten Kolaka Rp 9.11 jutaorang, sedangkan terendah Kabupaten Bombana dengan nilai Rp 2.96 jutaorang. Gambar 10 Pola hubungan kepadatan hotspot pada tiap kelas PDRB per kapita

5.4.3 Hubungan Kepadatan

Hotspot dan Skor Jarak Ibu Kota Kecamatan Pengaruh jarak ibu kota kecamatan terhadap kepadatan hotspot menggambarkan hubungan antara pusat pemukiman kawasan terbangun terhadap kerawanan kebakaran. Pada jarak di bawah 7 km dari ibu kota kecamatan umumnya berupa area pemukiman dan pertanian serta infrastruktur sosial ekonomi masyarakat. Aktivitas masyarakat di area ini juga sangat tinggi. Area pada jarak 7-14 umumnya berupa kawasan dengan infrastruktur sosial ekonomi yang lebih sedikit namun masih ada aktivitas manusia yang cukup tinggi yang berpotensi menyebabkan kebakaran. Pada jarak di luar 14 km berupa area-area yang memiliki infrastruktur sosial ekonomi yang sangat sedikit dan sebagian diantaranya sulit diakses manusia, berupa pegunungan atau perbukitan. Sesuai hasil analisis regresi melalui estimasi kurva antara skor kelas jarak terhadap ibu kota kecamatan terhadap kepadatan hotspot diperoleh koefisien determinasi regresi kubik dengan nilai signifikansi regresi 0.000 dan nilai R Square 1.4 . Pada Gambar 11, pola yang terbentuk pada hubungan antara jarak ibu kota kecamatan terhadap kepadatan hotspot ada 3 bagian, yaitu kepadatan hotspot tertinggi terdapat pada jarak kecamatan 7-14 km yakni sebesar 0.1770 hotspotkm², disusul jarak kecamatan 0-7 km dan 14-23 km sebesar 0.0575 hotspotkm². Hotspot sangat sedikit dijumpai pada jarak di atas 19 km dimana kepadatannya hampir mendekati nol atau dapat dikatakan tidak terjadi kebakaran. Tabel 19 menunjukkan bahwa pada jarak 14 km memiliki kerawanan kebakaran sangat rendah. Kerawanan ini meningkat dengan makin intensifnya aktivitas manusia sebagai penyebab kebakaran dan akan menurun ketika 0.3040 0.1392 0.0432 0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000 0.2500 0.3000 0.3500 0-3 3-6 6-10 K ep a d a ta n h o ts p o t H S k m ² Kelas PDRB per kapita jutaorang mendekati pusat atau area pemukiman. Dari analisis regresi logistik, terdapat perbedaan signifikan antara kerawanan pada kelas jarak 7-14 km dan 14 km dengan nilai signifikansi masing-masing kelas 0.002 dan 0.000. Gambar 11 Pola hubungan kepadatan hotspot pada tiap kelas jarak kecamatan Pola hubungan yang ditunjukkan pada Tabel 19 selaras dengan hasil penelitian Yamashita 2008 dan Braun et al. 2010, kerawanan kebakaran akan menurun pada area-area yang letaknya sangat jauh dari pemukiman. Kerawanan ini meningkat dengan semakin dekatnya jarak dari pemukiman lalu menurun kembali pada area-area di pemukiman. Tabel 19 Kepadatan hotspot pada kelas jarak ibu kota kecamatan No Kls Jarak dari Kecamatan km Luas Kelas Jarak Kecamatan km² Jumlah Hotspot Kepadatan Hotspot HSkm² 1 0-7 1 802.09 188 0.1043 2 7-14 1 643.98 291 0.1770 3 14-23 452.08 26 0.0575 Jumlah 3 898.15 505

5.4.4 Hubungan Kepadatan

Hotspot dan Skor Jarak terhadap Mangrove Variabel jarak terhadap mangrove menggambarkan pengaruh aktivitas perburuan dan penangkapan ikan terhadap kejadian kebakaran hutan dan lahan. Variabel ini dibagi menjadi 3 kelas berdasarkan pengaruh aktivitas manusia di sekitar mangrove. Kelas jarak 0 km menggambarkan area mangrove yang tidak rawan kebakaran karena terpengaruh pasang surut air laut sepanjang tahun, kelas 0-3 km merupakan area berdekatan mangrove yang terpengaruh dampak aktivitas perburuan dan penangkapan ikan serta kelas jarak 3 km umumnya berupa area area yang dipisahkan dari kelas jarak 0-3 km oleh jalan yang membelah savana. 0.1043 0.1770 0.0575 0.0000 0.0200 0.0400 0.0600 0.0800 0.1000 0.1200 0.1400 0.1600 0.1800 0.2000 0-7 7-14 14-23 K ep a d a ta n h o ts p o t H S k m ² Kelas jarak dari kota kecamatan km Kebakaran yang terjadi pada area 3 km ini diasumsikan bukan disebabkan aktivitas perburuan dan pengambilan ikan di sekitar mangrove. Kepadatan hotspot pada setiap kelas jarak terhadap mangrove dan laut selengkapnya ditunjukkan pada Tabel 20. Tabel 20 Kepadatan hotspot pada kelas jarak dari mangrove dan laut No Kls Jarak dari Mangrove km Luas Kelas Jarak dari Mangrove km² Jumlah Hotspot Kepadatan Hotspot HSkm² 1 139.91 16 0.1144 2 0-3 217.14 107 0.4928 3 3-26 3 550.51 382 0.1076 Jumlah 3 907.57 505 Menurut hasil analisis regresi estimasi kurva antara skor kelas jarak terhadap mangrove dan laut terhadap kepadatan hotspot diperoleh koefisien determinasi regresi kubik dengan nilai signifikansi regresi 0.000 dan nilai R Square 5.5 . Hasil monitoring lapang regu DALKARHUT selama tahun 2011 dan 2012 Lampiran 1 dan Lampiran 2 menguatkan keterkaitan kebakaran dengan aktivitas pengambilan ikan, sedangkan aktivitas pembakaran lahan untuk perburuan berhubungan dengan upaya memacu pertunasan biji pada alang-alang. Alang-alang muda dengan daun yang masih hijau ini disukai oleh rusa. Pemburu liar memanfaatkan kedatangan rusa dengan memasang jerat di sekitar rumput muda. Modus perburuan ini terjadi di kawasan TNRAW dan sekitarnya. Pembakaran lahan dilakukan di area-area yang biasa dikunjungi rusa, salah satu yang terpenting adalah area berdekatan dengan mangrove. Rusa mendatangi mangrove untuk mendapatkan mineral dari air laut. Gambar 12 Pola hubungan kepadatan hotspot pada tiap kelas jarak mangrove 0.1144 0.4928 0.1076 0.0000 0.1000 0.2000 0.3000 0.4000 0.5000 0.6000 0-3 3-26 K ep a d a ta n h o ts p o t H S k m ² Kelas jarak dari mangrove km