Topografi Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai

ini mendominasi ekosistem rawa dan savana yang umumnya berada pada bentang wilayah datar sampai landai. Jenis tanah entisol mencakup 5 luasan yang tersebar di 2 lokasi, salah satunya kawasan yang berdekatan dengan laut. Kawasan ini berupa ekosistem mangrove yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Komposisi jenis tanah pengolahan Peta RePProt tercantum pada Tabel 5. Tabel 5 Jenis tanah di kawasan TNRAW menurut peta RePProt No Jenis Tanah Luas Kelas Tanah Ha Persen 1. Entisols 5 327 .77 5 .07 2. Inceptisols 61 121 .57 58 .10 3. Oxisols 20 714 .25 19 .69 4. Ultisols 18 030 .42 17 .14 Jumlah 105 194.00 100.00 Dalam sistem klasifikasi Pusat Penelitian Tanah, komposisi jenis tanah di TNRAW terdapat 5 tipe tanah, yaitu alluvial, kambisol, mediteran, organosol, dan podsolik. Jenis dominan adalah podsolik, merupakan jenis tanah yang mendominasi dataran tinggi Gunung Mendoke, Gunung Watumohai dan Gunung Makaleleo, serta bagian barat Rawa Aopa. Ekosistem savana yang didominasi oleh herba tersusun oleh tanah mediteran di bagian barat dan kambisol di bagian timur. Tanah aluvial banyak dijumpai pada wilayah bertopografi datar di sekitar Rawa Lere atau bagian selatan Rawa Aopa yang banyak ditumbuhi oleh pepohonan. Jenis tanah organosol yang kaya kandungan bahan organik banyak ditemukan di daerah-daerah berlumpur, tergenang air atau berawa. Jenis ini mendominasi ekosistem mangrove dan daerah tergenang Rawa Aopa. Luasan tanah organosol 11.23 merupakan terendah dibanding jenis tanah yang lain. Komposisi bahan induk pengolahan Peta RePProt sebagaimana ditampilkan pada Tabel 6 didominasi oleh batuan sedimen yang banyak dijumpai di daerah berbukit atau bergelombang. Bahan ini tersebar di dua lokasi yaitu di daerah sekitar enclave Horodopi dan yang terluas di bagian selatan kawasan, membentang mulai Kecamatan Lalembuu Kabupaten Konawe Selatan sampai dengan Kecamatan Mata Usu Kabupaten Bombana. Luas seluruhnya sekitar 39 125 ha atau 37.19 dari luasan TNRAW. Tabel 6 Jenis bahan induk di kawasan TNRAW No Jenis Bahan Induk Bentang Wilayah Luas Bentang Wilayah Ha Persen 1. Aluvium Datar 18 172.14 17.27 2. Aluvium dan Organik Datar 15 728.58 14.95 3. Metamorf Berbukit Bergelombang 11 453.07 10.89 4. Plutonik Berbukit Bergelombang 20 714.25 19.69 5. Sedimen Berbukit Bergelombang 39 125.96 37.19 Jumlah 105 194.00 100.00 Kawasan dengan kelas lereng datar dan landai yang berdekatan dengan mangrove dan rawa umumnya memiliki batuan induk aluvium dan sebagian bercampur bahan organik. Daerah berbukit di Gunung Mendoke dan Gunung Mokaleleo didominasi oleh batuan induk Plutonik. Batuan ini meliputi kawasan 19.69 dari luasan TNRAW.

2.1.7 Kondisi Vegetasi

Hasil interpretasi nilai indeks vegetasi NDVI citra landsat 2009 menunjukkan bahwa sebagian besar kawasan TNRAW masih diliputi oleh tajuk yang rapat. Luasan seluruhnya 56 229.48 ha atau 53.45 . Kawasan tersebut terdiri atas kawasan berhutan di sekitar Gunung Mendoke, hutan di sekitar badan air Rawa Aopa, Gunung Mokaleleo, Gunung Watumohai dan kawasan-kawasan yang difungsikan tidak sesuai dengan peruntukkannya, seperti kebun campuran, tanaman tahunan, dan perladangan. Vegetasi dengan tajuk sangat rapat terutama dijumpai di bagian atas Gunung Mendoke dan Gunung Makaleleo. Kawasan savana yang didominasi oleh alang-alang Imperata cylindrica diklasifikasikan ke dalam vegetasi bertajuk jarang dengan nilai kritis NDVI berkisar antara 0.11 sampai dengan 0.4067. Luasan seluruhnya sekitar 16,033.01 ha atau 15.24. Kawasan berhutan dengan karakteristik memanjang di kiri kanan sungai membelah ekosistem savana diklasifikasikan sebagai vegetasi bertajuk sedang. Tipe vegetasi ini juga ada di pinggir kawasan berhutan atau perkebunan yang mengalami kerusakan. Komposisi kelas kerapatan tajuk selengkapnya ditunjukkan pada Tabel 7. Tabel 7 Kelas kerapatan tajuk menurut kisaran nilai NDVI No Kisaran Nilai NDVI Kelas Kerapatan Tajuk Luas Kelas Kerapatan Tajuk Ha Persen 1. 0.11 Awan 10 554 .69 10 .03 2. 0.11 Badan air 354 .51 0 .34 3. 0.11 Lahan terbuka 118 .77 0 .11 4. 0.11-0.4067 Kerapatan tajuk jarang 16 033 .01 15 .24 5. 0.4067-0.7033 Kerapatan tajuk sedang 21 904 .98 20 .82 6. 0.7033-1 Kerapatan tajuk lebat 56 229 .48 53 .45 Jumlah 105 194.00 100.00 2.1.8 Penutupan Lahan Kelas penutupan lahan kawasan TNRAW hasil penafsiran citra landsat 2009 dan Bing 2011 terbagi menjadi 13 kelas, meliputi badan air, hutan mangrove primer, hutan pegunungan dataran rendah primer, hutan pegunungan dataran rendah sekunder, hutan rawa, jalan membelah savana, lahan terbuka, pemukiman, pertanian lahan kering, rawa, savana, semak, dan sawah. Berdasarkan hasil analisis penutupan lahan pada Tabel 8, kawasan TNRAW masih didominasi oleh hutan primer dengan proporsi sekitar 41 dari luas kawasan. Dari sisi luasan, kelas penutupan lahan berupa savana 17.42