18 a
b
c d
Gambar 5. Penampakan koloni bakteri dan pembentukan zona bening disekitar koloni bakteri a Koloni FLx3 b Koloni FLx5 c Zona Bening FLx3 d Zona Bening FLx5
B. Uji Aktivitas Enzim
Pengujian aktivitas enzim terhadap isolat bakteri FLx3 dan FLx5 bertujuan untuk mengetahui waktu  dan  kondisi  pertumbuhan  optimum  dari  isolat.  Uji  aktivitas  enzim  dapat  diketahui  dengan
melihat  pola  pertumbuhan  isolat  bakteri  dan  nilai  aktivitas  enzim  xilanase,  serta  nilai  kadar  protein dari isolat.
1. Pertumbuhan Isolat Bakteri dan Aktivitas Enzim Xilanase
Antara isolat bakteri FLx3 dan isolat bakteri FLx5 memiliki pola pertumbuhan yang berbeda, seperti  terlihat  pada  Gambar  6a.  Hal  ini  ditunjukkan  dengan  waktu  fase  eksponensial  yang  tercapai
untuk masing-masing isolat tidaklah sama. Waktu fase eksponensial isolat FLx3 tercapai pada jam ke- 12  hingga  jam  ke-48,  yaitu  nilai  OD  yang  terbaca  sebesar  0,195  hingga  0,286.  Sementara  itu,  isolat
FLx5  telah  mencapai  fase  eksponensial  pada  jam  ke-60  dan  mencapai  peningkatan  signifikan  pada pada jam ke-72 dengan nilai OD terbaca sebesar 0,702 hingga naik perlahan sampai jam ke-96 dengan
nilai  sebesar  0,895.  Fase  eksponensial  merupakan  fase  pembiakan  bakteri  yang  berlangsung  paling cepat.  Pada  fase  ini  terjadi  perbanyakan  jumlah  sel  yang  akan  meningkat  pada  batas  tertentu  dan
setelah itu bakteri akan memasuki fase statis. Nilai  aktivitas  enzim  kedua  isolat  bakteri  dapat  terlihat  pada  Gambar  6b.  Aktivitas  enzim
xilanase  isolat  FLx3  dari  jam  ke-0  hingga  jam  ke-84  relatif  masih  rendah  dan  mulai  mengalami peningkatan  signifikan  pada  jam  ke-96  sebesar  0,091  nKatml,  setelah  itu  kembali  mengalami
penurunan.  Nilai  aktivitas  enzim  xilanase  dari  isolat  FLx3  ini  tidak  dipengaruhi  oleh    pola pertumbuhan  bakteri.  Berbeda  halnya  dengan  aktivitas  enzim  isolat  FLx5  yang  cukup  menunjukkan
hubungan  positif  dengan  pola  pertumbuhan  bakteri,  dimana  aktivitas  enzim  mengalami  peningkatan pada jam ke-60 hingga jam ke-72 sebesar 0,042 nKatml hingga 0,294 nKatml dan setelah waktu itu
nilai  aktivitas  enzim  menurun.  Kondisi  yang  terjadi  terhadap  isolat  FLx5  ini  menunjukan  bahwa
19 0.2
0.4 0.6
0.8 1
12  24  36  48  60  72  84  96  108  120 OD
Te rb
ac a
Waktu Jam Ke
FLx3 FLx5
0.05 0.1
0.15 0.2
0.25 0.3
0.35
12  24  36  48  60  72  84  96  108  120
n K
at m
l
Waktu Jam Ke
FLx3 FLx5
peningkatan aktivitas enzim berhubungan dengan pola pertumbuhan sel, dimana laju pertumbuhan sel akan  maksimum  ketika  waktu  fase  eksponensial  telah  tercapai  dan  aktivitas  enzim  akan  berkurang
selama fase stasioner Amraini, 2008.
a
b Gambar 6. Kurva pertumbuhan bakteri a dan aktivitas enzim xilanase b
Substrat  yang  digunakan  dalam  proses  fermentasi  berpengaruh  terhadap  aktivitas  dan produktivitas  enzim.  Adanya  substrat  tertentu  didalam  medium  produksi  dapat  memacu
mikroorganisme  untuk  mensekresi  metabolit  selnya.  Zat  makanan  utama  bagi  pertumbuhan mikroorganisme  adalah  sumber  karbon,    nitrogen,    dan  komponen  mineral  terutama  fosfat.  Reaksi
hidrolisa xilan beberapa sumber karbon yang sering digunakan adalah molases, serealia, pati, glukosa, sukrosa  dan  laktosa.  Produksi  enzim  xilanase  sebagai  sumber  karbon  adalah  xilan.  Xilan  dengan
aktivitas  xilanase  yang  dihasilkan  oleh  mikroorganisme  akan  terhidrolisis  menjadi  xilosa. Hemiselulosa merupakan polimer  xilosa yang berikatan β-1,4 dengan jumlah  monomer 150-200  unit
Sunna    dan    Antraniklan,  1997.    Rantai  xilan  bercabang    dan  strukturnya  tidak  terbentuk  kristal
sehingga  lebih  mudah    dimasuki  pelarut  dibandingkan  dengan  selulosa  .  Dalam  hal  ini,  komposisi media  tumbuh  bakteri  Flx3  dan  Flx5  adalah  xylan  from  Birchwood,  ekstrak  khamir,  sukrosa,  agar-
agar,  dan  aquades.  Sesuai  dengan  kompisisi  ini,  xilan  akan  diubah  menjadi  xilosa  akibat  adanya aktivitas enzim xilanase karena xilosa juga digunakan sebagai sumber karbon mikroba tersebut.  Fase
eksponensial  pada  isolat  FLx5  terjadi  mulai  jam  ke-60  dan  mencapai  puncaknya  pada  jam  ke-72. Berbeda  dengan  Flx5,  isolat  FLx3  mengalami  fase  eksponensial  pada  jam  ke-96.  Perbedaan  ini
kemungkinan diakibatkan oleh perbedaan kemampuan bakteri dalam mengubah xilan menjadi xilosa dengan menggunakan enzim xilanase.
Pada  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Fontes  et  al.  2000,  pertumbuhan  mikrob  Cellvibrio mixtus  penghasil  xilanase  diuji  dengan  menggunakan  glukosa  dan  xilan  sebagai  sumber  karbon.
Kedua  sumber  karbon  tersebut  menghasilkan  biomassa  yang  tinggi,  dan  pada  medium  glukosa pertumbuhan  sel  lebih  cepat  36  jam  dibandingkan  dengan  xilan  84  jam.  Akan  tetapi,  dalam
medium  glukosa  aktivitas  xilanase  tidak  terdeteksi.  Hal  tersebut  terjadi  karena  pada  medium  xilan, mikrob  akan  berupaya  membentuk  xilanase  untuk  menghidrolisis  xilan  menjadi  xilosa,  yang
kemudian digunakan sebagai sumber karbon untuk pertumbuhannya. Sementara pada medium glukosa hal tersebut tidak terjadi, mikrob langsung menggunakan glukosa sebagai sumber karbon.
20 0.1
0.2 0.3
0  12  24  36  48  60  72  84  96  108 120
m g
m l
Waktu Jam Ke
FLx3 FLx5
2. Kadar Protein dan Aktivitas Spesifik Isolat