6
2.7 DIREKTORAT SURVEILAN DAN PENYULUHAN KEAMANAN
PANGAN 2.7.1
Tugas
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan mempunyai tugas penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan
pengendalian, bimbingan teknis dan evaluasi di bidang surveilan dan penanggulangan keamanan pangan.
2.7.2 Fungsi
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan menyelenggarakan fungsi : 1. Penyiapan bahan rancangan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan
prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang surveilan dan penanggulangan keamanan pangan
2. Penyiapan bahan rancangan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan di
bidang promosi keamanan pangan 3. Penyiapan bahan rancangan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan
prosedur, serta pelaksanaan pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang penyuluhan makanan siap saji dan industri rumah tangga
4. Penyusunan rencana dan program surveilan dan penyuluhan keamanan pangan 5. Koordinasi kegiatan fungsional pelaksanaan kebijakan teknis di bidang surveilan dan
penyuluhan keamanan pangan 6. Evaluasi dan penyusunan laporan surveilan dan penyuluhan keamanan pangan
7. Pelaksanaan tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya.
2.7.3 Struktur Organisasi
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan terdiri dari: 1. Sub direktorat Surveilan dan Penanggulangan Keamanan Pangan
2. Sub direktorat Promosi Keamanan Pangan 3. Sub direktorat Penyuluhan Makanan Siap Saji dan Industri Rumah Tangga.
Struktur organisasi Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan dapat dilihat pada Lampiran 2.
2.8 SUB DIREKTORAT SURVEILAN DAN PENANGGULANGAN
KEAMANAN PANGAN
Khusus untuk menangani surveilan dan penanggulangan keamanan pangan, maka dibentuk Sub Direktorat Surveilan dan Penanggulangan Keamanan Pangan. Tugas pokoknya adalah melaksanakan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur,
7
evaluasi dan pelaksanaan surveilan dan penanggulangan keamanan pangan. Subdit ini mengkoordinasikan tiga seksi, yaitu Seksi Surveilan Keamanan Pangan, Seksi Penanggulangan
Keamanan Pangan, dan Seksi Tata Operasional. Seksi Surveilan Keamanan Pangan mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis penyusunan rencana dan program, penyusunan
pedoman, standar, kriteria dan prosedur, evaluasi dan penyusunan laporan, serta melakukan penanggulangan keamanan pangan. Seksi Penanggulangan Keamanan Pangan mempunyai tugas
menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan rencana dan program, penyusunan pedoman, standar, kriteria, dan prosedur, evaluasi dan penyusunan laporan, serta melakukan
penanggulangan keamanan pangan. Sedangkan Seksi Tata Operasional memiliki tugas pokok melakukan urusan tata operasional di lingkungan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan
Pangan. Fungsi Sub Direktorat Surveilan dan Penanggulangan Keamanan Pangan adalah :
• Penyusunan rencana dan program surveilan dan penanggulangan keamanan pangan. • Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria
dan prosedur, serta pelaksanaan surveilan keamanan pangan. • Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman standar, kriteria
dan prosedur, serta pelaksanaan penanggulangan keamanan pangan. • Evaluasi dan penyusunan laporan surveilan dan penanggulangan keamanan pangan.
• Pelaksanaan urusan tata operasional di lingkungan Direktorat.
III. TINJAUAN PUSTAKA
3.1 KEAMANAN PANGAN
Keamanan pangan diartikan sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologi, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia Anonim, 1996. Menurut World Health Organization WHO 2000, keamanan pangan adalah keadaan dimana pangan tidak akan
membahayakan konsumen bila disiapkan sesuai ketentuan. Keamanan pangan berarti bahwa pangan tidak mengandung kontaminan yang dapat membahayakan kesehatan pada saat dikonsumsi.
Pangan aman adalah pangan yang tidak mengandung bahaya yang terdiri atas bahaya biologis atau mikrobiologis, kimia, dan fisik. Bahaya keamanan pangan terdiri atas BPOM 2006:
1. Bahaya mikrobiologis, adalah bahaya mikroba yang dapat menyebabkan penyakit seperti, E. coli, virus, parasit, dan kapang penghasil mikotoksin.
2. Bahaya kimia, adalah bahan kimia yang tidak diperbolehkan digunakan untuk pangan, misalnya logam dan polutan lingkungan, bahan tambahan yang tidak digunakan semestinya, pestisida, bahan
kimia pembersih, racun atau toksin asal tumbuhan,dan sejenisnya. 3. Bahaya fisik, adalah bahaya benda-benda yang dapat tertelan dan dapat menyebabkan luka
misalnya pecahan gelas, kawat stapler, potongan tulang, potongan kayu, kerikil, rambut, kuku,sisik, dan sebagainya.
Keamanan pangan bukan hanya merupakan isu dunia tapi juga menyangkut kepedulian individu. Jaminan akan keamanan pangan adalah merupakan hak azasi konsumen. Pangan termasuk
kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia. Walaupun makanan itu menarik, nikmat, tinggi gizinya, jika tidak aman dikonsumsi, praktis tidak ada nilainya. Sudut
perhatian utama konsumen atas keamanan pangan meliputi penyakit yang terkandung dalam makanan, kontaminasi pestisida, kontaminasi lingkungan logam berat dan residu obat ternak dalam makanan,
termasuk keraguan pada keamanan pangan atau bahan tambahan pangan. Keamanan pangan selalu menjadi pertimbangan pokok dalam perdagangan, baik perdagangan nasional maupun perdagangan
internasional. Di seluruh dunia, kesadaran dalam hal keamanan pangan semakin meningkat. Pangan semakin penting dan vital peranannya dalam perdagangan dunia Winarno
b
2004. Keamanan pangan dapat diihat dari seberapa besar angka keracunan pangan di suatu negara.
WHO mendefinisikan Kejadian Luar Biasa KLB keracunan pangan atau dikenal dengan istilah “foodborne disease outbreak” sebagai suatu kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih yang
menderita sakit setelah mengkonsumsi pangan yang secara epidemiologi terbukti sebagai sumber penularan. Keracunan pangan banyak terjadi di Indonesia, namun masih sedikit yang terlaporkan.
Berdasarkan data dari Badan POM RI 2012, selama tahun 2011 telah terjadi KLB keracunan pangan sebanyak 128 kejadian di 25 propinsi dengan jumlah korban sakit sebanyak 6901 dan jumlah korban
meninggal sebanyak 11 orang. Keracunan pangan dapat disebabkan oleh mikroba patogen dan cemaran kimiawi. Dari 128 kejadian KLB keracunan pangan pada tahun 2011, diduga penyebab
keracunan pangan karena mikroba patogen 38 kejadian, karena kimia 19 kejadian. Namun, ternyata yang tidak diketahui jauh lebih banyak, yaitu 71 kejadian keracunan Badan POM 2012.
Berdasarkan data Badan POM 2012, pangan penyebab KLB keracunan pangan selama tahun 2011 yaitu masakan rumah tangga 58 kejadian, pangan olahan 16 kejadian, pangan jasa boga 30
kejadian, pangan jajanan 16 kejadian, dan lain-lain 8 kejadian. Dari 128 kejadian KLB keracunan