e-notifikasi Aksi Nasional PJAS di Sekolah

16 bagi tubuh seperti penggunaan methanyl yellow dan rhodamin B. Gejala sakit yang timbul setelah mengkonsumsi pangan bisa mengindikasikan bahwa pangan yang dimakan tidak aman karena mengandung bakteri patogen atau racun dari bakteri patogen tersebut sehingga menyebabkan sakit setelah mengkonsumsi pangan tersebut. Selain keamanan pangan yang siswa tersebut makan, siswa juga diharuskan untuk mengidentifikasi keamanan pangan yang dijual selain pangan yang mereka beli. Caranya adalah dengan melihat apakah terdapat pangan yang sudah basi ketika mereka jajan, atau apakah terdapat kemasan pangan yang rusak dalam hal ini bolong ketika mereka jajan. Penentuan pangan basi atau pangan yang sudah rusak dan tidak layak konsumsi dapat ditentukan dengan pengujian organoleptik. Menurut Siagian 2002, uji organoleptik dapat digunakan untuk uji kerusakan pangan dengan melihat tanda-tanda kerusakan seperti : • Perubahan kekenyalan atau tekstur pada daging dan ikan. • Perubahan kekentalan viskositas pada produk-produk cair seperti susu, santan sari , buah, sup, kaldu, dan lain-lain. • Perubahan warna pada semua produk pangan. • Perubahan bau pada semua produk pangan. • Pembentukkan lendir pada semua produk pangan berkadar air tinggi daging, ikan, sayuran, sup, kaldu, dan lain-lain. Alur dari e-notifikasi keamanan PJAS yang dijelaskan dalam tata cara e-notifikasi dimulai dengan membawa kuesioner e-notifikasi keamanan PJAS ketika siswa istirahat, dimana kuesioner tersebut dapat diunduh dari website klub POMPI. Kemudian siswa diharuskan untuk mengisi identitasnya. Siswa diharuskan memilih 1 jenis jajanan yang dibeli dan akan dicatat pada hari itu. Jajanan yang akan dicatat pada hari itu sebaiknya berbeda dengan yang hari kemarin telah dicatat. Siswa diharuskan memperhatikan makanan atau minuman yang dibeli serta cara penyajiannya untuk mengisi kuesioner bagian A. Setelah selesai mengisi bagian A, siswa diharuskan memperhatikan lingkungan tempat mereka jajan untuk mengisi kuesioner bagian B. Selesai mengisi bagian B, siswa diharuskan memperhatikan kondisi pedagang yang jajanannya mereka beli untuk mengisi kuesioner bagian C. Bagian D diisi oleh siswa setelah siswa memakan jajanan yang mereka beli. Setelah mengisi semua bagian dari kuesioner, siswa harus mengecek kembali kuesioner untuk memastikan semua bagian dari kuesioner telah terisi. Bila sudah siap, kuesioner telah siap untuk dilaporkan. Untuk melaporkan kuesioner tersebut, siswa harus masuk ke website pompi dengan alamat www.klubpompi.com. Setelah masuk ke website pompi klik edukasi, kemudian klik e-notifikasi maka akan muncul pilihan formulir e-notifikasi. Pilih formulir e-notifikasi keamanan PJAS, kemudian siswa mengisi formulir tersebut sesuai dengan apa yang mereka catat. Siswa dapat mengunggah foto kejadian penyimpangan yang terjadi ketika mereka jajan tadi. Setelah formulir diisi dan foto telah diunggah, klik SELESAI untuk mengirimkan apa yang siswa laporkan.

1.2. e-notifikasi Aksi Nasional PJAS di Sekolah

Seperti e- notifikasi Keamanan PJAS, e-notifikasi AN-PJAS juga terdiri dari 3 bagian, yaitu kuesioner, petunjuk pengisian dan tata cara e-notifikasi. Untuk kuesioner AN-PJAS ini dapat dilihat pada Lampiran 6. Sedangkan petunjuk pengisian dan tata cara e-notifikasi AN-PJAS dapat dilihat pada Lampiran 7 dan 8. Tata cara e-notifikasi Aksi Nasional berbeda dengan tata cara e-notifikasi Keamanan PJAS. Pada tata cara e-notifikasi Aksi Nasional PJAS ini, siswa cukup mengamati kegiatan apa yang pernah diadakan di sekolah yang berkaitan dengan keamanan pangan. Petunjuk pengisian kuesioner disusun dengan menyesuaikan kuesioner yang telah dibuat. 17 Isi dari kuesioner e-notifikasi Aksi Nasional PJAS ini seputar kegiatan yang berhubungan dengan keamanan pangan yang pernah diadakan di sekolah. Kuesioner e-notifikasi AN-PJAS ini hanya terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian identitas dan kumpulan pertanyaan. Seperti halnya e- notifikasi keamanan PJAS, bagian identitas pada kuesioner terdiri dari hari tanggal pengisian kuesioner, nama dan kelas siswa, sekolah serta alamat sekolah. Pertanyaan pada kuesioner ini seputar kantin sekolah dan kegiatan Aksi Keamanan Pangan. Untuk kantin sekolah, pertanyaan yang diajukan seputar keberadaan kantin di sekolah dan perlengkapan kebersihan kantin seperti tempat cuci tangan dan sabun cuci tangan, serta alat-alat kebersihan. Lokasi kantin juga menjadi perhatian. Selain pertanyaan seputar keberadaan kantin, pertanyaan yang terdapat pada kuesioner ini mengenai kegiatan aksi nasional PJAS yang pernah dilaksanakan di sekolah. Ada juga pertanyaan mengenai penerapan informasi yang mereka peroleh ketika ada pameran atau penyuluhan dari pusat atau daerah di kehidupan sehari-hari. Ini bermaksud untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kesadaran siswa mengenai keamanan pangan, khususnya PJAS.

2. Sosialisasi konsep pada TOT Bimtek training of trainer bimbingan teknis.

Sosialisasi konsep pada TOT Bimtek training of trainer Bimbingan Teknis dilakukan setelah pembuatan konsep tata cara e-notifikasi, kuesioner, petunjuk pengisian selesai. Peserta TOT merupakan perwakilan dari Balai Besar POM tiap-tiap provinsi di seluruh Indonesia yang salah satu tuganya adalah memberikan training e-notifikasi PJAS ini kepada siswa sekolah.

3. Sosialisasi konsep e-notifikasi kepada siswa-siswa di daerah

Sosialisasi ini dilakukan oleh staf Balai Besar POM tiap-tiap provinsi yang telah mengikuti TOT Bimtek. Peserta Bimtek terdiri dari siswa-siswi Sekolah Dasar SD kelas 4 – 6. Peserta Bimtek tiap-tiap daerah berjumlah ± 50 orang untuk setiap provinsi. Dalam acara Bimtek ini, siswa diminta untuk mengisi kuesioner yang telah dibuat. Dengan diisinya kuesioner oleh peserta, diharapkan dapat diperoleh masukan untuk perbaikan kuesioner selanjutnya. Bimtek provinsi ini dibagi 2 gelombang. Bimtek gelombang 1 terdiri dari 16 provinsi yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo dan Papua. Bimtek gelombang 1 dilaksanakan sekitar minggu ketiga bulan Maret 19 – 20 Maret sampai awal bulan Mei 1 – 2 Mei. Bimtek gelombang 2 terdiri dari 17 provinsi yaitu Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Riau, Jawa Barat, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat. Bimtek gelombang 2 ini dilaksanakan sekitar minggu ketiga bulan Mei 22 – 23 Mei sampai bulan September.

4. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner

Untuk uji validitas dan reliabilitas kuesioner, data yang digunakan adalah data dari kuesioner yang telah diisi oleh siswa dalam acara Bimtek di provinsi gelombang 1. Dari semua kuesioner yang masuk, diambil 50 kuesioner untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner. 18

a. Validitas

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Pemanis Sintetis Siklamat Berlebih pada Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) di Sekolah Dasar Negeri Wilayah Kelurahan Pondok Benda, Pamulang Barat dan Pamulang Timur Tahun 2015

2 17 183

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Eritrosin dan Rhodamin B Pada Pangan Jajanan Anak Sekolah Yang Dijual Oleh Pedagang Di SDN Sekelurahan Pondok Benda Tahun 2015

0 21 168

EDUKASI GIZI BERBASIS EDUTAINMENT UNTUK PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK TENTANG PEMILIHAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (PJAS)

0 9 179

Penerapan Peraturan Dan Praktek Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah Di Sekolah Dasar Kota Dan Kabupaten Bogor

1 20 156

Perilaku Penjaja Pangan Jajanan Anak Sekolah Tentang Gizi Dan Keamanan Pangan Di Lingkungan Sekolah Dasar Kota Dan Kabupaten Bogor

4 18 151

Penggunaan data hasil pengujian untuk meningkatkan pengaturan keamanan pangan: studi kasus siklamat pada pangan jajanan anak sekolah

1 20 187

Penerapan kebijakan keamanan pangan dan hubungannya dengan perilaku pada pengelola kantin dan penjaja pangan jajanan anak sekolah di Jakarta dan Bogor

1 6 110

Model Upaya Mengatasi Masalah Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah Dasar Di Kota Bogor

1 6 154

Pengaruh program keamanan pangan di sekolah terhadap pengetahuan penjaja pangan jajanan dan siswa Sekolah Dasar

0 3 26

Hubungan Antara Kredibilitas Pembicara Konferensi Anak Indonesia dengan Sikap Peserta dalam Menghindari Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang Tercemar.

0 0 2