III. TINJAUAN PUSTAKA
3.1 KEAMANAN PANGAN
Keamanan pangan diartikan sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologi, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia Anonim, 1996. Menurut World Health Organization WHO 2000, keamanan pangan adalah keadaan dimana pangan tidak akan
membahayakan konsumen bila disiapkan sesuai ketentuan. Keamanan pangan berarti bahwa pangan tidak mengandung kontaminan yang dapat membahayakan kesehatan pada saat dikonsumsi.
Pangan aman adalah pangan yang tidak mengandung bahaya yang terdiri atas bahaya biologis atau mikrobiologis, kimia, dan fisik. Bahaya keamanan pangan terdiri atas BPOM 2006:
1. Bahaya mikrobiologis, adalah bahaya mikroba yang dapat menyebabkan penyakit seperti, E. coli, virus, parasit, dan kapang penghasil mikotoksin.
2. Bahaya kimia, adalah bahan kimia yang tidak diperbolehkan digunakan untuk pangan, misalnya logam dan polutan lingkungan, bahan tambahan yang tidak digunakan semestinya, pestisida, bahan
kimia pembersih, racun atau toksin asal tumbuhan,dan sejenisnya. 3. Bahaya fisik, adalah bahaya benda-benda yang dapat tertelan dan dapat menyebabkan luka
misalnya pecahan gelas, kawat stapler, potongan tulang, potongan kayu, kerikil, rambut, kuku,sisik, dan sebagainya.
Keamanan pangan bukan hanya merupakan isu dunia tapi juga menyangkut kepedulian individu. Jaminan akan keamanan pangan adalah merupakan hak azasi konsumen. Pangan termasuk
kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia. Walaupun makanan itu menarik, nikmat, tinggi gizinya, jika tidak aman dikonsumsi, praktis tidak ada nilainya. Sudut
perhatian utama konsumen atas keamanan pangan meliputi penyakit yang terkandung dalam makanan, kontaminasi pestisida, kontaminasi lingkungan logam berat dan residu obat ternak dalam makanan,
termasuk keraguan pada keamanan pangan atau bahan tambahan pangan. Keamanan pangan selalu menjadi pertimbangan pokok dalam perdagangan, baik perdagangan nasional maupun perdagangan
internasional. Di seluruh dunia, kesadaran dalam hal keamanan pangan semakin meningkat. Pangan semakin penting dan vital peranannya dalam perdagangan dunia Winarno
b
2004. Keamanan pangan dapat diihat dari seberapa besar angka keracunan pangan di suatu negara.
WHO mendefinisikan Kejadian Luar Biasa KLB keracunan pangan atau dikenal dengan istilah “foodborne disease outbreak” sebagai suatu kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih yang
menderita sakit setelah mengkonsumsi pangan yang secara epidemiologi terbukti sebagai sumber penularan. Keracunan pangan banyak terjadi di Indonesia, namun masih sedikit yang terlaporkan.
Berdasarkan data dari Badan POM RI 2012, selama tahun 2011 telah terjadi KLB keracunan pangan sebanyak 128 kejadian di 25 propinsi dengan jumlah korban sakit sebanyak 6901 dan jumlah korban
meninggal sebanyak 11 orang. Keracunan pangan dapat disebabkan oleh mikroba patogen dan cemaran kimiawi. Dari 128 kejadian KLB keracunan pangan pada tahun 2011, diduga penyebab
keracunan pangan karena mikroba patogen 38 kejadian, karena kimia 19 kejadian. Namun, ternyata yang tidak diketahui jauh lebih banyak, yaitu 71 kejadian keracunan Badan POM 2012.
Berdasarkan data Badan POM 2012, pangan penyebab KLB keracunan pangan selama tahun 2011 yaitu masakan rumah tangga 58 kejadian, pangan olahan 16 kejadian, pangan jasa boga 30
kejadian, pangan jajanan 16 kejadian, dan lain-lain 8 kejadian. Dari 128 kejadian KLB keracunan
9
pangan tersebut, 32 kejadian KLB keracunan pangan terjadi di sekolah atau kampus Badan POM 2012. Menurut Rahayu et al. 2005, terjadinya kasus keracunan atau gangguan kesehatan di
lingkungan sekolah akibat keamanan pangan dikarenakan oleh: 1 ditemukannya produk pangan olahan di lingkungan sekolah yang tercemar bahan berbahaya mikrobiologis dan kimia; 2 kantin
sekolah dan pangan siap saji sekolah yang belum memenuhi syarat higienitas; 3 donasi pangan yang bermasalah.
3.2 MASALAH KEAMANAN PANGAN