18
a. Validitas
Menurut Idrus 2009, valid bermakna kemampuan butir dalam mendukung konstruk dalam instrument. Konsep valid ini secara sederhana mencakup pengertian bahwa skala atau instrument
yang digunakan dapat mengukur atau mengungkapkan hal-hal yang seharusnya diukur atau diungkapkan Idrus 2009. Suatu instrumen dianggap valid bila mampu mengukur apa yang ingin
diukur atau dengan kata lain memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti Singarimbun dan Effendi, 2011. Pengujian validitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan rumus teknik
korelasi product moment pada selang kepercayaan 5 , sehingga kemungkinan terjadi kesalahan akan kecil sekali. Untuk mengukur korelasi product moment digunakan rumus Idrus 2009:
r
i
=
∑ �
�
��
−�
� �����
�
�
−�
�� �
�=1 �∑
�
�
��
−�
���
²
� �=1
−
∑ �
�
�
− �
��
²
� �=1
Keterangan: �
��
= Skor responden ke-j pada butir pertanyaan i �̅
�
= Rata-rata skor butir pertanyaan i �
�
= Total skor seluruh pertanyaan untuk responden ke-j �̅ = Rata-rata total skor
r
i
= Korelasi antara butir pertanyaan ke-i dengan total skor Secara statistika angka korelasi yang dihasilkan untuk tiap-tiap pertanyaan harus
dibandingkan dengan angka kritik tabel nilai korelasi r. Cara melihat angka kritik adalah dengan melihat baris N-2. Apabila r hitung lebih besar dari r tabel, maka pertanyaan tersebut dianggap valid.
Demikian sebaliknya, apabila r hitung lebih kecil daripada r tabel, maka pertanyaan tersebut kemungkinan mempunyai susunan kalimat yang kurang baik sehingga menimbulkan penafsiran
yang berbeda bagi responden Singarimbun dan Effendi, 2011.
b. Reliabilitas
Menurut Idrus 2009, reliabilitas instrument adalah tingkat keajekan instrument saat digunakan kapan dan oleh siapa saja sehingga cenderung menghasilkan data yang sama atau hampir
sama dengan sebelumnya. Reliabilitas merupakan ketepatan atau consistency atau dapat dipercaya. Artinya instrument yang akan digunakan dalam penelitian tersebut akan memberikan hasil yang
sama meskipun diulang-ulang dan dilakukan oleh siapa dan kapan saja Idrus 2009. Pada penelitian ini, pengujian reliabilitas yang dilakukan adalah dengan internal consistency.
Pengujian reliabilitas dengan internal consisency dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat
digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen Sugiyono 2011. Teknik internal consistency yang digunakan adalah Split-Half Method Belah Dua. Metode split half atau metode belah dua
adalah metode yang dilakukan dengan cara membagi pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner menjadi dua bag
ian dan membagi nilai α menjadi dua kelompok α yang terpisah sebagai sebagai indikator reliabilitas. Metode split half digunakan untuk pertanyaan pada kuesioner yang menghasilkan skor
dikotomi 1 dan 0. Pertanyaan dengan skor dikotomi biasanya hanya memiliki 2 pilihan jawaban, misalnya “ya” dan “tidak”.Rumus untuk reliabilitas Split-Half Method Belah Dua:
19
r
i
=
�
2 �� 1+��
�
dimana: r
i
= reliabilitas internal seluruh instrument r
b
= korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua Untuk mengukur reliabilitas pertanyaan yang memiliki data interval, maka digunakan teknik
α Cronbach. Penggunaan teknik α Cronbach tidak membagi pertanyaan-pertanyaan menjadi dua bagian, tetapi langsung mengkorelasikan semua pertanyaan secara langsung. Teknik
α Cronbach memiliki rumus Sugiyono 2011 :
r
i
=
� �−1
�1 −
∑ �
� 2
�
� 2
�
dimana : K = mean kuadrat antara subyek
∑ �
� 2
= mean kuadrat kesalahan �
� 2
= varians total
5. Wawancara
Wawancara dimaksudkan untuk mengetahui dimana letak kesulitan siswa dalam mengisi kuesioner e-notifikasi. Wawancara ini dilakukan kepada 10 orang siswa-siswi Sekolah Dasar kelas 4
dan kelas 5. Untuk tahap awal, siswa-siswi tersebut mengisi kuesioner yang sama dengan yang diisi oleh peserta Bimtek di tiap-tiap provinsi. Kemudian siswa-siswi tersebut diajak berdiskusi mengenai
pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Kuesioner kemudian dirubah sesuai dengan hasil diskusi, lalu diisi lagi oleh 10 siswa tersebut. Setelah mengisi kuesioner yang telah sedikit
dirubah, siswa-siswi tersebut diminta untuk mengomentari kuesioner tersebut.
6. Perbaikan konsep e-notifikasi
Penyempurnaan kuesioner dilakukan berdasarkan hasil diskusi dengan 10 siswa dan berdasarkan data dari kuesioner yang masuk pada Bimtek provinsi gelombang 1. Selain dilakukan
penyempurnaan kuesioner, dilakukan pula penyempurnaan tata cara e-notifikasi dan petunjuk pengisian yang disesuaikan dengan kuesioner yang telah diperbaiki.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN