Notifikasi Notifikasi Elektronik e-Notifikasi Klub Pompi

12

3.5 e-NOTIFIKASI

3.5.1 Notifikasi

Yang dimaksud dengan notifikasi adalah pemberitahuan. Bisa juga berarti informasi, publikasi, peringatan, catatan, pengumuman Anonim, 2010. Berdasarkan Peraturan Pemerintah no 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, dalam rangka penyempurnaan dan peningkatan keamanan, mutu dan gizi pangan, masyarakat dapat menyampaikan permasalahan, masukan danatau cara pemecahan mengenai hal-hal dibidang pangan. Penyampaian permasalahan, masukan danatau cara pemecahan dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung kepada Menteri yang bertanggung jawab di bidang pertanian, perikanan, kesehatan, perindustrian, Kepala Badan, Gubernur atau Bupati Walikota sesuai dengan bidang tugas dan kewenangan masing- masing. Selain itu, setiap orang yang mengetahui adanya keracunan pangan akibat pangan tercemar wajib melaporkan kepada unit pelayanan kesehatan terdekat. Hal-hal tersebut merupakan salah satu bentuk notifikasi keamanan pangan yang dapat dilakukan oleh masyarakat.

3.5.2 Notifikasi Elektronik e-Notifikasi

Notifikasi elektronik e-notifikasi adalah suatu sistem informasi antara komunitas sekolah dengan klub POMPI untuk menginformasikan secara cepat dan akurat berbagai hal terkait keamanan pangan jajanan anak sekolah baik yang sifatnya positif maupun negatif Badan POM 2012. Sebelumnya, di Badan POM telah dibuat suatu sistem notifikasi online untuk produk kosmetik. Notifikasi online kosmetik yang telah dibuat oleh Badan POM, dimaksudkan untuk mempermudah registrasi kosmetik oleh produsen sehingga registrasi bisa dilakukan dimana saja di seluruh Indonesia. Selain notifikasi kosmetik yang telah digalakan oleh Badan POM, ada juga notifikasi produk reject yang dikeluarkan oleh Uni Eropa. Notifikasi produk rejek ini menginformasikan memuat berbagai jenis produk yang masuk ke Eropa namun di rejek karena alasan-alasan tertentu.

3.5.3 Klub Pompi

Klub POMPI adalah sarana berbagi informasi dan ide tentang isu-isu makanan. Baik tentang gizi, mutu, pencemaran, makanan aman dan tidak aman, pengawet, pewarna, jajanan pinggir jalan, dll Anonim 2012. Pompi merupakan tokoh yang diinisiasi oleh Badan POM RI sebagai icon keamanan pangan di Indonesia. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan melaunching pada tangal 28 Agustus 2007. Pompi kepanjangan dari POM Pemberi Informasi. Pompi ini digambarkan sebagai seorang anak berperawakan sedang, berumur kira-kira 10 tahun, dengan rambut jambulnya yang rapi. POMPI memiliki watak yang kritis, cerdas, bijaksana, dan rajin belajar sehingga mampu menginformasikan segala sesuatu yang terkait dengan permasalahan keamanan pangan Anonim 2012.

IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1 WAKTU DAN TEMPAT MAGANG

Kegiatan magang di Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia BPOM RI berlangsung selama ± empat bulan 14 Februari – 14 Juni 2012. Kegiatan magang dilaksanakan di Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan. Kegiatan magang di Badan POM RI ini dilakukan selama 5 hari kerja dalam satu minggu yaitu pada hari Senin – Jumat dari pukul 08.00 - 16.30 untuk hari Senin – Kamis dan pukul 08.00 – 16.00 untuk hari Jumat.

4.2 BAHAN

Bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian praktek kerja magang ini berupa buku mengenai kunci keamanan pangan untuk anak sekolah yaitu buku “5 Kunci Keamanan Pangan Untuk Anak Sekolah”. Buku ini berisi cara-cara yang dapat dilakukan oleh siswa agar dapat memilih pangan jajanan yang sehat. Buku tersebut digunakan sebagai acuan untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan dibuat untuk kuesioner e-notifikasi.

4.3 METODOLOGI

Fokus kegiatan magang yang dilaksanakan di Badan POM ini mengenai pengembangan e- notifikasi PJAS untuk anak sekolah. Target pengguna e-notifikasi ini adalah siswa SD antara kelas 4 hingga kelas 6. Dipilihnya siswa kelas 4 hingga kelas 6 ini dengan pertimbangan bahwa siswa kelas 4 hingga kelas 6 sudah bisa memilih sendiri pangan jajanan yang lebih sehat dibandingkan kelas 1 hingga kelas 3 SD yang mungkin hanya ikut-ikutan teman. Selain itu, siswa kelas 4 hingga kelas 6 SD ini lebih mampu untuk melakukan pengawasan pangan di sekolah secara sederhana. Selain itu, dengan pemilihan siswa SD sebagai target pengguna e-notifikasi ini diharapkan siswa lebih peduli terhadap keamanan pangan yang mereka makan, serta diharapkan sedikitnya dapat mengurangi penggunaan bahan-bahan berbahaya di kalangan pedagang yang berada di lingkungan SD tersebut. Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan e-notifikasi PJAS ini dapat dilihat pada Gambar 1.

1. Pembuatan konsep tata cara e-notifikasi, kuesioner, petunjuk pengisian

e-notifikasi yang dikembangkan ada 2, yaitu yaitu e-Notifikasi Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah e-Notifikasi Keamanan PJAS dan e-notifikasi Aksi Nasional Pangan Jajanan Anak Sekolah e-Notifikasi AN PJAS. Kedua e-notifikasi yang dikembangkan terdiri dari tata cara e- notifikasi, kuesioner, serta petunjuk pengisian kuesioner. Tata cara e-notifikasi merupakan alur dari e- notifikasi yang akan dilakukan oleh siswa. Tata cara e-notifikasi ini berisi dari mana siswa harus memulai, apa yang harus diperhatikan dan dicatat kemudian bagaimana melaporkannya. Kuesioner merupakan hal terpenting dari e-notifikasi itu sendiri. Kuesioner ini adalah alat pengumpul data dimana pada kuesioner ini telah ditentukan apa yang harus dicatat dan dilaporkan oleh siswa. Pertanyaan dalam kuisioner ini disusun sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pertanyaan-

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Pemanis Sintetis Siklamat Berlebih pada Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) di Sekolah Dasar Negeri Wilayah Kelurahan Pondok Benda, Pamulang Barat dan Pamulang Timur Tahun 2015

2 17 183

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Eritrosin dan Rhodamin B Pada Pangan Jajanan Anak Sekolah Yang Dijual Oleh Pedagang Di SDN Sekelurahan Pondok Benda Tahun 2015

0 21 168

EDUKASI GIZI BERBASIS EDUTAINMENT UNTUK PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK TENTANG PEMILIHAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (PJAS)

0 9 179

Penerapan Peraturan Dan Praktek Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah Di Sekolah Dasar Kota Dan Kabupaten Bogor

1 20 156

Perilaku Penjaja Pangan Jajanan Anak Sekolah Tentang Gizi Dan Keamanan Pangan Di Lingkungan Sekolah Dasar Kota Dan Kabupaten Bogor

4 18 151

Penggunaan data hasil pengujian untuk meningkatkan pengaturan keamanan pangan: studi kasus siklamat pada pangan jajanan anak sekolah

1 20 187

Penerapan kebijakan keamanan pangan dan hubungannya dengan perilaku pada pengelola kantin dan penjaja pangan jajanan anak sekolah di Jakarta dan Bogor

1 6 110

Model Upaya Mengatasi Masalah Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah Dasar Di Kota Bogor

1 6 154

Pengaruh program keamanan pangan di sekolah terhadap pengetahuan penjaja pangan jajanan dan siswa Sekolah Dasar

0 3 26

Hubungan Antara Kredibilitas Pembicara Konferensi Anak Indonesia dengan Sikap Peserta dalam Menghindari Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang Tercemar.

0 0 2