1.2 Rumusan Masalah
Perairan laut Pemangkat memiliki Sumberdaya Perikanan yang baru dimanfaatkan sebesar 35,94 dari total Sumberdaya yang ada, sehingga
pengelolaan Sumberdaya Perikanan di arahkan pada peningkatan pemanfaatan Sumberdaya Perikanan tersebut. Salah satu upaya peningkatan pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan adalah dengan Program PEMP. Namun pemanfaatan
peluang ini harus memperhatikan dan mempertimbangkan tingkat upaya penangkapan ikan yang ada sekarang, apakah sudah melewati effort optimum atau
belum. Program PEMP merupakan program yang dibuat secara nasional yang
diimplementasikan di beberapa daerah Indonesia secara serentak. Padahal permasalahan yang dihadapi masyarakat pesisir antara satu wilayah dengan
wilayah lain belum tentu sama. Masyarakat pesisir di Kabupaten Sambas memiliki kelebihan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berbeda dan tidak
bisa disamakan pada daerah-daerah penerima Program PEMP lain, sehingga mengakibatkan tidak optimalnya pencapaian tujuan program PEMP. Untuk itu
agar dapat mengelola dan memanfaatkan Sumberdaya perikanan dan kelautan secara optimal, setiap daerah membutuhkan pendekatan program yang berbeda
pula. Program PEMP disusun untuk mencapai sejumlah sasaran dan tujuan yang
akan dicapai melalui suatu alur proses yang direncanakan dengan input yang diharapkan mampu mendorong pencapaiannya sebagai sebuah perencanaan.
Permasalahannya apakah perencanaan yang dibuat sudah sesuai dengan kondisi Sumberdaya manusia dan Sumberdaya Perikanan di Kabupaten Sambas.
Program PEMP di Kabupaten Sambas telah berjalan sejak Tahun 2001 kemudian tahun 2003, 2004 dan tahun 2006 kembali mendapatkan Program
PEMP dalam bentuk dana bergulir. Dari perjalanan tersebut sudahkah evaluasi dilaksanakan terhadap kemajuan selama Program PEMP berlangsung.
Program PEMP di Kabupaten Sambas telah berjalan selama 6 tahun dan dalam kurun waktu tersebut mendapatkan program selama 4 tahun, melihat sudut
pandang Program PEMP dari sisi pengambil kebijakan dan stakeholder terkesan tidak dalam satu sudut pandang. Sehingga sering terjadi konflik baik itu antar
instansi maupun di antara lembaga PEMP lainnya. Disini persepsi penentu kebijakan baik kalangan legislatif maupun eksekutif, masyarakat maupun
stakholder terkait masih beragam. Dari keragaman sudut pandang tentang Program PEMP ini apakah menjadi faktor pendukung atau penghambat dalam
pelaksanaannya. Mempertimbangkan permasalahan diatas, maka perlu juga diketahui
bagaimana kinerja Kelembagaan PEMP yang mencakup Dinas Kelautan dan
Perikanan, LEPP-M3, Konsultan Manajemen KM, Tenaga Pendamping Desa TPD, Kelompok Masyarakat Pemanfaat KMP dan kemitraan serta persepsi
Stakholder. Dimensi atau elemen ini penting dan merupakan hal yang dapat menjawab dinamika bekerjanya aspek-aspek dalam Program PEMP, seperti input,
proses dan outputnya.
1.3 Tujuan Penelitian