Masyarakat Pesisir Analisis pengelolaan sumberdaya perikanan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir di kecamatan Pemangkat kabupaten Sambas

5. Power terhadap sumberdaya, yaitu meningkatkan aksesibilitas dan kontrol terhadap aktivitas ekonomi. 6. Power terhadap kebebasan reproduksi, yaitu memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam menentukan proses reproduksi. Ketidakberdayaan masyarakat selain disebabkan oleh faktor ketidak-adaan daya powerless, juga disebabkan oleh faktor ketimpangan, antara lain: 1. Ketimpangan struktural antar kelompok primer, seperti: perbedaan kelas; antara orang kaya-orang miskin; the haves-the haves not; buruh-majikan; ketidaksetaraan gender; perbedaan ras, atau etnis antara masyarakat lokal-pendatang, antara kaum minoritas – mayoritas, dan sebagainya. 2. Ketimpangan kelompok lain, seperti: masalah perbedaan usia, tua- muda, ketidakmampuan fisik, mental, dan intelektual, masalah gay- lesbi, isolasi geografis dan sosial ketertinggalan dan keterbelakangan. 3. Ketimpangan personal, seperti: masalah dukacita, kehilangan orang- orang yang dicintai, persoalan pribadi dan keluarga. Dengan demikian untuk dapat merancang, melaksanakan dan mengevaluasi program pemberdayaan secara efektif, maka perlu memahami terlebih dahulu faktor apa sajakah yang menjadi akar permasalahan pengungsi, apakah terkait dengan faktor daya atau faktor ketimpangan, ataukah kombinasi keduanya.

2.4 Masyarakat Pesisir

Dalam kenyataan, perbedaan masyarakat pesisir atau pemukiman sukar dibedakan karena sifat masyarakat yang memiliki mata pencaharian yang saling bertumpang tindih. Menurut Muluk 1996 klasifikasi masyarakat dapat dibedakan berdasarkan sifat mereka bermukim. Dengan kombinasi kiteria itu, masyarakat wilayah pesisir dapat dibagi kedalam : a Masyarakat nelayan, b masyarakat petani dan nelayan , c masyarakat petani d masyarakat pengumpul atau penjarah collector , foreger, e masyarakat perkotaan dan perindustrian dan f masyarakat tidak menetap sementara atau migratory . Dalam konteks masyarakat menurut Satria 2002 yaitu masyarakat desa terisolisasi masyarakat pulau kecil. Komunitas kecil tersebut memiliki beberapa ciri : 1 mempunyai identitas yang khas; 2 terdiri dari jumlah penduduk dengan jumlah yang cukup terbatas sehingga saling mengenal sebagai individu yang berkepribadian; 3 bersifat beragam dengan diferensiasi terbatas; 4 kebutuhan hidup penduduknya sangat terbatas sehingga semua dapat dipenuhi sendiri tanpa bergantung pada pasar diluar. Selanjutnya dikatakan bahwa masyarakat pesisir yang berjenis desa pantai dan desa terisolasi dicirikan oleh sikap mereka terhadap alam dan manusia. Pada penelitian ini yang dimaksud masyarakat pesisir adalah masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir baik sebagai nelayan, pengolah maupun bakulpedagang ikan dalam kegiatan usaha perikanan . Menurut Undang-undang No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan, nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapanbudidaya binatangtanaman air. Nelayan dibedakan nelayan pemilik dan nelayan pekerja buruh. Nelayan pemilik adalah orang atau badan hukum yang dengan hak apapunberkuasa atas kapalperahu yang dipdalam usaha perlukan dalam usaha penagkapan ikan di laut. Nelayan pekerja buruh yaiu semua orang yang sebagai satu kesatuan menyediakan tenaga kerjanya turut serta dalam usaha penangkapan ikan di laut baik sebagai nakodapendega maupun sebagai pengoperasian alat tangkap.

2.5 Pendapatan Rumah Tangga