51 mempekerjakan tenaga kerja berpendidikan menengah perikanan, dapat dilihat
pada Tabel 18 Tabel 18 Posisi jabatan pada kapal penangkap ikan bagi tenaga kerja
lulusan pendidikan menengah perikanan
Namun tentunya posisi atau jabatan kapal yang dapat diisi oleh tenaga kerja lulusan pendidikan menengah kejuruan sangat tergantung kepada
pengalaman yang telah dimiliki oleh lulusan yang bersangkutan saat mulai bekerja pada kapal-kapal tersebut. Berdasarkan jabatan pada kapal penangkap
ikan sebagaimana yang dijelaskan dalam Tabel 13 dapat digambarkan bahwa Lulusan pendidikan menengah kejuruan baik yang berasal SMK dan SUPM yang
bekerja pada kapal penangkap ikan mempunyai posisi yang berbeda pada setiap ukuran kapal dan alat tangkap yang dipergunakan.
5.2.2.1 Tenaga kerja pada kapal penangkap ikan Indonesia
Kapal penangkapan ikan skala industri merupakan kapal penangkap ikan yang diawaki oleh tenaga kerja yang memiliki kompetensi sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan di kapal yang didasarkan pada sertifikasi yang dimiliki oleh tenaga kerja tersebut. Banyak kapal penangkap ikan yang berbendera Indonesia
namun masih banyak memperkerjakan tenaga kerja asing karena pemilik kapal menganggap bahwa tenaga kerja Indonesia belum memiliki kemampuan untuk
menduduki jabatan perwira pada kapal mereka yang dibuktikan dengan belum adanya sertikat yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang.
Peluang bekerja bagi tenaga lulusan pendidikan menengah kejuruan di kapal penangkap ikan selain bergantung kepada kapal- kapal yang beroperasi
diwilayah pengelolaan perairan WPP khususnya terhadap peluang pengembangan armada dari tahun ke tahun, tetapi diharapkan juga mampu
Deck Tanggungjawab 1. Nakhoda
Pimpinan umum
2. Mualim I
Administrasi 3. Mualim
II Pelayaran
4. Mualim III
Operasi penangkapan 5. Botswin
Alat tangkap dan alat bantu
6 Kelasi Operasional
dek Mesin
1. Kepala Kamar Mesin KKM
Pimpinan kamar mesin 2.
Masisinis II Mesin induk dan mesin bantu
3. Masinis III
Mesin dek
4 Oiler Operasional
mesin
52 masih memiliki peluang untuk mengisi posisi-posisi jabatan yang masih diduduki
oleh tenaga kerja asing yang dipekerjakan pada kapal penangkap ikan Indonesia. Data yang diperoleh dari Ditjen Perikanan Tangkap, DKP Tahun 2005
menunjukkan berdasarkan potensi dan tingkat pemanfataan sumber daya ikan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia,yaitu Laut Cina Selatan, Selat
Makassar dan Laut Flores, Laut Banda, Laut Seram dan Teluk Tomini, Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik, Laut Arafura dan Samudera Hindia,
dimungkinkan pengembangan usaha penangkapan sebanyak 3005 unit dan dibutuhkan tenaga kerja awak kapal sebanyak 29.947 orang.
5.2.2.2 Tenaga kerja pada kapal penangkap ikan di luar negeri
Negara-negara di Asia khususnya Jepang dan Korea Selatan merupakan negara maju di Asia yang memiliki kemampuan investasi, ilmu pengetahuan dan
teknologi maju serta sumber daya lainnya dalam membangun kesejahteraan negara dan bangsanya. Telah lami diketahui bahwa negara Jepang dan Korea
Selatan merupakan negara-negara di Asia yang memiliki banyak armada kapal penangkap ikan yang beroperasi pada daerah penangkapan ikan hampir di
seluruh dunia. Hal berakibat pada banyak diperlukannya tenaga kerja pelaut kapal penangkap ikan di negara tersebut. Kedua negara tersebut juga
merupakan negara pengimpor hasil laut dari berbagai negara termasuk Indonesia serta masyarakat mereka dikenal memiliki tingkat konsumsi ikan paling
tinggi di dunia. Para pelaut penangkap ikan Indonesia dapat diterima dengan baik oleh
pengusaha perikanan Jepang, karena para pelaut perikanan Indonesia dikenal rajin dan ulet bekerja. Data statistik yang diperoleh dari Asosiasi Perikanan Tuna
Jepang, menunjukkan bahwa sejak tahun 1990 telah terjadi kenaikan secara signifikan jumlah kapal penangkap ikan Indonesia di Jepang. Pelaut kapal ikan
Indonesia di Jepang pada tahun 1990 berjumlah 759 orang dan pada tahun 2002 sudah menjadi 4867. Hal tersebut menunjukkan telah terjadi peningkatan
sebesar hampir 900 sejak para pelaut perikanan Indonesia bekerja di Jepang. Banyaknya tenaga kerja pelaut kapal penangkap ikan Indonesia yang
diterima bekerja pada kapal-kapal Jepang , hal tersebut disebabkan kondisi di Jepang dalam 10 tahun belakangan ini, banyak pemuda di Jepang menunjukkan
minat yang sangat kurang untuk bekerja di laut. Sekalipun para pemuda tersebut
53 menduduki jabatan sebagai perwira pada kapal penangkap ikan Jepang.
Keadaan tersebut menyebabkan jumlah pelaut kapal penangkap ikan bangsa Jepang menurun drastis. Data statistik menunjukkan jumlah pelaut kapal
penangkap ikan Jepang tahun 1990 sebanyak 10.155 orang dan pada tahun 2002 hanya terdapat 2.943 orang. Dengan kondisi tersebut perusahaan
penangkapan ikan Jepang mulai kesulitan untuk memperoleh tenaga pelaut Jepang.
5.3 Proyeksi SDM Perikanan Tingkat Menengah 5.3.1 Lulusan pendidikan menengah perikanan