3 industri penangkapan ikan sampai 5 tahun mendatang. Melalui hasil kajian
tersebut diharapkan akan diperoleh gambaran kebutuhan tenaga kerja berpendidikan menengah kejuruan perikanan disesuaikan dengan
perkembangan industri perikanan tangkap di Indonesia.
1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Salah satu pertimbangan dilaksanakannya penelitian ini adalah bahwa dengan banyaknya pendidikan menengah kejuruan yang diselenggarakan pada
saat ini dikuatirkan akan menyebabkan lulusan sekolah kejuruan perikanan baik SUPM maupun SMK perikanan tangkap mempunyai berbagai kendala dan
persaingan dalam mencari kerja. Besarnya peluang kerja bagi seorang siswa untuk mendapatkan suatu pekerjaan yang diperebutkan dipengaruhi oleh jumlah
lulusan di suatu wilayah yang bisa berbeda antar daerah yang disebabkan oleh banyak atau sedikitnya jumlah sekolah yang ada di daerah tersebut serta
peluang industri perikanan tangkap khususnya yang berada pada lingkungan daerahnya yang akan menyerapnya.
Mempertimbangkan hal tersebut maka perlu dilakukan suatu penelitian yang mendalam mengenai kebutuhan jumlah sekolah menengah kejuruan
perikanan bagi industri perikanan dan pengembangannya, yang tentunya juga sangat dipengaruhi aturan serta kebijakan pemerintah daerah. Penelitian ini juga
dilakukan untuk mengetahui jumlah lulusan yang dihasilkan oleh sekolah-sekolah apakah sudah mencukupi untuk memenuhi kompetensi dan kebutuhan industri
penangkapan ikan yang berkembang di Indonesia, termasuk penyebaran sekolah serta proyeksi kebutuhan tenaga kerja bagi pengembangan industri
penangkapan ikan sampai dengan 5 tahun mendatang.
1.3. Kerangka Pemikiran
Sekolah Pendidikan Menengah Perikanan baik SUPM dan SMK seyogianya meluluskan sejumlah siswa yang mampu disalurkan atau bekerja
sesuai dengan tingkatan kemampuan yang dimilikinya di pasar kerja. Banyaknya tenaga kerja perikanan tingkat menengah yang dibutuhkan pada industri
perikanan tangkap tentunya akan dipenuhi oleh sejumlah sekolah menengah kejuruan yang jumlah dan sistem pengelolaannya akan dipengaruhi oleh
aturanketetapan serta kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang selanjutnya akan diperoleh pula oleh strategi penyediaan tenaga kerja perikanan tangkap
4
Kondisi Tenaga Kerja Perikanan Tingkat
Menengah saat ini Proyeksi Kebut uhanTenaga
Kerja Perikanan Tingkat Menengah
Supply Demand Analisis
Industri Penangkapan Ikan
Peraturan Ketetapan Pusat dan Daerah
Sertifikasi Kompetensi Kepelautan Perikanan
Rekomendasi Strategi Pengembangan SDM Perikanan
Tingkat Menengah
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Masalah
tingkat menengah. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan seperti Gambar 1 :
Kondisi tenaga kerja perikanan tingkat menengah masa datang diharapkan dapat diprediksi berdasarkan keadaan tenaga kerja perikanan
tingkat menengah pada saat ini dengan berbagai pendekatan metode. Secara nyata kondisi yang paling berpengaruh adalah jumlah SDM yang dibutuhkan,
namun harus juga ditunjang elemen lain dalam sistem SDM seperti aturan atau kebijakan, dampak desentralisasi dalam pengambilan keputusan otonomi
daerah, tingkat kompetensi lulusan yang harus sesuai dengan perkembangan
industri, dan keberadaan investasi yang mendorong industri penangkapan ikan. Keempat hal inilah yang diasumsikan sebagai penunjang kunci keberhasilan
pengembangan SDM perikanan tangkap. Selanjutnya analisis keempat faktor tersebut sebagai dasar analisis TOWS yang akan dituangkan dalam strategi
pengembangan ataupun rekomendasi program strategis. Aturankebijakan yang dilaksanakan di lapangan dianalisis berdasarkan aturankebijakan normatif.
Aturankebijakan tersebut berupa aturan lokal maupun internasional yang mendukung SDM perikanan, termasuk mengenai diklat. Efek desentralisasi
menyangkut kebijakan pengembangan SDM di daerah baik yang tercermin
5 dalam UU 322004 tentang Pemerintah Daerah maupun aspek legal lain yang
dikeluarkan daerah diidentifikasi berkaitan dengan kebijakan nasional. Kompetensi lulusan diidentifikasi berdasarkan kemampuan lulusan dan
permintaan pengguna lulusan. Perkembangan investasi yang dicerminkan dengan industri penangkapan diidentifikasi perkembangannya berkaitan dengan
kebutuhan SDM. Keterkaitan aspek tritunggal antara diklat, SDM, dan investasi diidentifikasi ketergantungannya.
Terkait dengan perkembangan armada kapal ikan saat ini, terjadinya penangkapan yang berlebihan overfishing pada beberapa daerah
penangkapan tentunya sangat berpengaruh terhadap fishing capacity di suatu wilayah. Penambahan unit penangkapan secara signifikan merupakan fenomena
input yang berlebih pada kondisi daerah penangkapan yang sudah mulai berkurang. Sehingga penambahan unit penangkapan yang signifikan tidak akan
memberikan output yang memadai. Keadaan tersebut tentunya akan mempengaruhi hasil tangkap per upaya CPUE yang diduga telah cenderung
menurun dengan meningkatnya upayajumlah unit penangkapan, dan akhirnya pemanfaatan palka ikan terpasangnya juga turun.
Secara nyata bertambahnya unit penangkapan memerlukan penambahan SDM namun dengan beban individu SDM di kapal yang diduga semakin
berkurang dalam arti produktivitas.
1.4 Tujuan Penelitian