28 Departemen Pendidikan Nasional maupun Departemen Kelautan dan Perikanan,
namun melibatkan peran serta pemerintah daerah maupun lembaga masyarakat yayasanswasta.
Kebutuhan terhadap SDM kelautan dan perikanan di era otonomi daerah semakin tinggi mengingat banyaknya daerah yang merasa memiliki potensi
sumberdaya kelautan dan perikanan tetapi belum didukung oleh tersedianya SDM yang mampu memanfaatkan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan
secara optimal. Sehubungan dengan hal tersebut maka aspirasi masyarakat untuk
mendirikan sekolah baru maupun dalam rangka pembinaan terhadap sekolah yang sudah ada memerlukan kebijakan dalam bentuk ketentuan yang berperan
sebagai pengendali sedemikian rupa agar penyelenggaraan sekolah menghasilkan lulusan yang bermutu dan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Strategi terhadap ketentuan pengembangan pendidikan menengah perikanan hendaknya merupakan hasil sinergitas dari lembaga yang bertanggung jawab
atas pengembangan sektor teknis dan sektor pendidikan.
4.2 Jumlah dan Penyebaran Sekolah Pendidikan Menengah Kejuruan Kelautan dan Perikanan
Penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan bidang kelautan dan perikanan yang khusus menghasilkan tenaga kerja bidang penangkapan ikan
pada saat ini dikelola dan dibawah pembinaan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional Dikmenjur Dikdasmen sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap pendidikan nasional, juga dikembangkan dan dikelola oleh
Departemen Kelautan dan Perikanan DKP yang merupakan lembaga yang bertanggung jawab pada bidang kelautan dan perikanan. Selain lembaga
pemerintah pengembangan pendidikan sekolah menengah kejuruan ini juga didukung oleh pemerintah daerah maupun yayasan ataupun swasta. Tercatat
sekitar 161 Sekolah Menengah Kejuruan SMK bidang kelautan dan perikanan yang dibina oleh Dikmenjur Dikdasmen dan 8 Sekolah Usaha Perikanan
Menengah SUPM dibina DKP, dan lebih dari 90 sekolah diantara seluruhnya mengembangkan program studi penangkapan ikan dan mesin perikanan yang
berorientasi untuk bekerja pada industri penangkapan ikan.
29 Pengembangan SMK bidang kelautan dan perikanan yang dimulai pada
tahun 2000 sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Depdiknas merupakan bidang atau program keahlian pengalihan yang masih relevan dan prospektif
terserap di pasar kerja karena kelompok program bisnis dan manajemen diproyeksikan merupakan program yang akan mengalami kejenuhan di pasar
kerja. Namun demikian, keberadaan lembaga diklat dimaksud merupakan kekuatan yang perlu dioptimalkan dalam pencapaian tenaga perikanan yang
kompeten dan berpeluang untuk menggantikan tenaga kerja asing TKA di industri perikanan tangkap ataupun berpeluang untuk mengisi permintaan tenaga
kerja perikanan menengah di luar negeri. Hal ini memungkinkan karena beberapa negara seperti Jepang dan Korea Selatan telah mengakui terhadap
kompetensi yang dihasilkan oleh diklat perikanan menengah tersebut. Penyebaran pendidikan menengah kejuruan bidang kelautan dan perikanan pada
setiap propinsi di Indonesia pada tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Sebaran jumlah lembaga lendidikan menengah perikanan
SMKSUPM yang mengembangkan program studi Nautika Perikanan Laut NPL dan program studi Teknika Perikanan Laut
TPL per propinsi tahun 2005
No. Propinsi
SMK SUPM
NPL TPL
NPL TPL
1. Sumatera 19
9 3
3 2. Jawa
dan Bali
50 14
1 1
3. Kalimantan 5
1 1
1 4. Sulawesi
21 4
1 -
5. Maluku 9
3 1
1 6. NTB
4 1
- 1
7. NTT 7
1 1
1 8. Papua
4 1
1 1
Sumber : Direktorat Pendidikan dan Menengah Kejuruan Depdiknas,2005 Keterangan :
NPL : Nautika Perikanan Laut TPL
: Teknika Perikanan Laut
Berdasarkan lokasi dari tabel 7 di atas tergambar bahwa jumlah dan keberadaan SMK dan SUPM sebagian besar terdapat di Pulau Jawa. Hal ini
disebabkan telah tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang lebih
30 memadai dibandingkan di daerah lain di Indonesia. Hal ini dapat terjadi
diantaranya karena hal-hal berikut : 1 sebagian besar SMK yang berada di Jawa merupakan SMK pengalihan
bidang studi transformasi pada bidang kejuruan yang lain, sehingga memungkinkan penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan
prasarana yang tersedia dapat berjalan walaupun sarana pendidikan yang lebih mendukung bagi pelaksanaan praktek kelautan dan perikanan masih
jauh dari lengkap. 2 Banyaknya jumlah armada penangkapan ikan yang beroperasi di wilayah
utara Jawa 3 Pulau Jawa merupakan daerah yang lebih berkembang dibandingkan dengan
daerah-daerah yang berada di pulau-pulau lain di Indonesia, sehingga pengembangan pendidikan lebih cepat terjadi di pulau Jawa
Gambaran penyebaran SMK bidang kelautan dan perikanan dan SUPM program studi Nautika Perikanan Laut NPL dan Teknika Perikanan Laut TPL
di seluruh Indonesia sebagaimana terlihat pada Gambar 3 dan 4
.
Gambar 3 Lokasi penyebaran SMK bidang kelautan dan perikanan serta SUPM program studi NPL di seluruh Indonesia
CENTER NPL
31 Gambar 4 Lokasi penyebaran SMK bidang kelautan dan perikanan serta
SUPM program studi TPL di seluruh Indonesia
4.3 Standar Pengembangan Program Studi NPL dan NPL