3 METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan bulan April sampai dengan Oktober 2005 mencakup di 25 propinsi di seluruh Indonesia. Propinsi tersebut adalah DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Jawa Timur, Bali, NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, Bengkulu, Bangka
Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua. Pemilihan lokasi
didasarkan pertimbangan bahwa daerah-daerah tersebut merupakan sentra industri perikanan tangkap, banyak terdapat kapal penangkap ikan yang
memperkerjakan tenaga kerja perikanan dan merupakan wilayah yang memiliki sekolah menengah perikanan.
3.2 Peralatan Pendukung
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yang utama adalah dokumen dan lembar kuesioner. Dokumen berupa terbitan terkait dengan data dan
informasi tentang unit penangkapan ikan, jumlah sekolah kejuruan pendidikan menengah perikanan, jumlah lulusan, jumlah lulusan bersertifikat kepelautan
perikanan. Kuesioner terkait dengan data dan informasi industri perikanan tangkap, awak kapal perikanan, dan institusi terkait. Sedangkan alat yang
digunakan diantaranya adalah kamera dan peralatan tulis menulis.
3.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan format survei menggunakan
kuesioner langsung atau wawancara tatap muka dengan responden. Unit analisa adalah individu. Tahapan pelaksanaan survei ini adalah perumusan masalah,
penentuan sampel dan pembuatan kuesioner, kegiatan di lokasi penelitian, pengolahan dan analisis data. Informasi terkait diperoleh melalui studi dokumen
dari publikasi kebijakan, publikasi statistika perikanan tangkap baik nasional maupun tingkat propinsi, konsultasi publik dengan pemilik perusahaan, pimpinan
17 sekolah menengah pendidikan perikanan, awak kapal dan penentu kebijakan
pada tingkat pemerintah daerah, serta nara sumber yang berpengalaman dalam bidang pendidikan dan pelatihan kelautan dan perikanan. Dalam kegiatan ini
faktor yang berinteraksi dan memungkinkan mempengaruhi informasi yang diperoleh adalah pewawancara, responden, topik, dan situasi wawancara.
Responden harus mencerminkan populasi karena kesimpulan yang diangkat dari sampel merupakan kesimpulan populasi. Populasi disini adalah
unit observasi yang karakteristiknya akan diduga. Penentuan sampel agar efisien dalam pelaksanaan dan hasilnya efektif didasarkan pada informasi awal
tentang keadaan populasi berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan sebagaimana disebut diatas mengacu pada
purposive sampling yang termasuk dalam sampling non peluang. Penentuan ini terkait dengan tujuan studi dan
keputusan peneliti judgmental sampling. Disisi lain penarik sampel adalah
individu kompeten tentang obyek penelitian sebagaimana penarikan sampel otoritas Steel dan Torrie, 1993.
Jumlah sekolah yang menjadi responden sebanyak 91 Kepala Sekolah SUPM SMK, dengan tersebar di 25 propinsi di seluruh lokasi penelitian. Jumlah
perusahaan sebanyak 25 perusahaan yang tersebar pada sentra-sentra penangkapan ikan di Indonesia, seperti Jakarta, Belawan, Pekalongan, Bitung,
Maluku, Sorong Disamping itu responden dari awak kapal kapal pada industri perikanan tangkap sebanyak 250 orang yang bekerja pada perusahan perikanan
responden. Dalam konsultasi publik beberapa nara sumber ditemui yakni dari industri perikanan, unsur pimpinan sekolah perikanan menengah, institusi
pelaksana ujiankeahlian pelaut kapal penangkap ikan dan institusi terkait di lingkup Badan Pengembangan SDM-KP. Selanjutnya kegiatan
brain storming dilaksanakan berkaitan dengan penentuan terbobote dan bobot TOWS yang
dilaksanakan di institusi Badan SDM-KP dengan melibatkan personil dalam semua bidang terkait di institusi tersebut. Kegiatan ini dilakukan sebanyak dua
kali, kali pertama adalah sebagai pengantar dengan mendiskusikan uraian TOWS yang telah disiapkan dan pertemuan kedua melakukan penilaian terhadap
uraian TOWS yang telah disepakati. Data dan informasi dimaksud berupa jumlah sekolah dan status, jumlah
lulusan dan jumlah lulusan bersertifikat kompetensi, jumlah kapal penangkap ikan, jumlah awak kapal, produksi hasil tangkapan, kualifikasi awak kapal ikan,
18 dan sertifikasi. Jenis pertanyaan kuesioner adalah pertanyaan tertutup yakni
dengan jawaban tertentu dan responden tidak berkesempatan memberi jawaban lain. Pertanyaan dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian. Isi pertanyaan
mencakup jenis dan kedalaman informasi. Data pendukung diperoleh melalui instansilembaga terkait seperti Badan Pusat Statistik, Departemen Perindustrian,
Depnakertrans, Ditjen Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan, Pusat Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan dan Direktorat Jenderal
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pemasaran PK2P. Data tersebut antara lain perkembangan jumlah lulusan sekolah menengah perikanan,
keberadaan sekolah perikanan tingkat menengah, jumlah industri perikanan dan perkembangannya serta kemungkinan pendirian industri baru.
Analisis data dilaksanakan antara lain untuk menyederhanakan data dan informasi dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Data dan
informasi diatas digunakan untuk mengidentifikasi jumlah tenaga kerja menengah perikanan, dan memproyeksikan kebutuhan tenaga tersebut dalam 5 tahun
kedepan. Pendekatan untuk proyeksi SDM digunakan pendekatan berdasarkan jumlah kapal, pendekatan estimasi potensi, dan pendekatan berdasarkan kajian
aspek SDM yang telah dilakukan sebelumnya oleh Pusat Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan Pusbang SDMKP. Data dan informasi konsultasi
publik dianalisis guna memperoleh rumusan strategis berdasarkan analisis TOWS Rangkuti, 1999. Alur penelitian yang dilakukan sebagaimana dapat
dilihat pada Gambar 2.
Rekomendasi Strategi Pengembangan
SDM Menengah Perikanan PROYEKSI
Analisis EKSISTING
•
publikasi kebijakan
•
publikasi statistik perikanan tangkap
nasional dan prov.
•
Sekretariat PUKP KAPIN
•
Perumusan masalah
•
Penentuan sampel
•
Penyusunan kuesioner Jumlah sekolah, status,
jumlah kapal, prod. hsl, kualif.awak kpl,
sertifikasi
•
Keg.di lokasi penelitian
•
Pengolahan dan analisis data
Wawancara
•
Pemilik Perusahaan
•
Awak Kapal
•
Pimpinan Sekolah
•
Pemerintah Daerah
•
Nara Sumber Diknas dan DKP
STUDI DOKUMEN SURVEI
KONSULTASI PUBLIK
Gambar 2 Alur penelitian
19 Data dan informasi ini selanjutnya dipakai untuk merumuskan strategik
manajemen guna memperoleh rekomendasi kebijakan melalui tahapan input,
matching dan decision Umar, 2005. Strategi adalah suatu proses penentuan rencana yang berfokus pada tujuan jangka panjang, disertai penyusunan suatu
cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Strategi ditentukan melalui tiga tahapan, tahap 1 disebut
input stage, tahap 2 disebut matching stage dan tahap 3 disebut decision stage. Tahap 1 menyimpulkan
informasi dasar untuk merumuskan strategi melalui external factor evaluation dan
internal factor evaluation. Tahap 2 merupakan pembangkitan strategi alternatif melalui penggabungan
external factors dan internal factors. Tahapan ini dapat dilaksanakan dengan
TOWS Matrix. Tahap 3 menggunakan informasi input tahap 1 dan strategi alternatif tahap 2 untuk membuat
quantitative strategic planning matrix.
Visualisasi data disajikan dengan tabel dan diagram. Hubungan variabel mengacu pada beberapa pendekatan dan kecenderungan hubungan, dan
korelasi logis seperti linier, polinom dan dugaan persamaan yang dihitung menggunakan perangkat SPSS. Pendekatan kecenderungan hubungan
memakai acuan nilai cakupan determinasi yang lebih baik.
3.4 Analisis Data