54 meskipun ada tanda-tanda bacaannya, tetapi tidak mengandung suatu buah pikiran
atau isi hati seseorang. Itu semuanya hanya sekedar merupakan barang atau benda untuk meyakinkan saja demonstrative evidence.
- Mahkamah Agung Republik Indonesi, dalam suratnya yang ditujukan kepada
Menteri Kehakiman Republik Indonesia, tanggal 14 Januari 1988, nomor 39TU88102Pid, berpendapat microfilm atau microfiche dapat dipergunakan
sebagai alat bukti yang sah dalam perkara pidana di pengadilan menggantikan alat bukti surat sebagaimana tersebut dalam Pasal 184 ayat 1 sub c KUHAP, dengan
catatan baik microfilm atau microfiche itu sebelumnya dijamin otentifikasinya yang dapat ditelusuri kembali dari registrasi maupun berita acara. Terhadapa
perkara perdata berlaku pula pendapat yang sama. -
Jika pendapat Mahkamah Agung Republik Indonesia tersebut diterima, maka sesuai dengan pendapat Paton alat bukti dapat bersifat:
Oral: Merupakan kata-kata yang di ucapkan dalam persidangan, keterangan saksi, keterangan ahli dan keterangan terdakwa.
Documentary: Surat. Domonstrative evidence: alat bukti yang bersifat material adalah barang fisik
lainnya, misalnya microfilm dan microfische tersebut.
B. MACAM-MACAM SURAT
1. Bunyi Pasal 187 KUHAP, secara lengkap adalah sebagai berikut:
Surat sebagaimana tersebut pada Pasal 187 ayat 1 huruf c, dibuat atas jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, adalah:
a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum
yang berwenang atau yang dibuat dihadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri, desertai
dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu. b.
Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undang atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi
tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan.
c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan
keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dari padanya.
d. Surat lain yang hanya dapat berlaku, jika ada hubungannya dengan isi dari alat
pembuktiaan yang lain. 2.
a. Seharusnya surat yang dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah yakni surat-surat resmi hanyalah yang diatur dalam:
- Pasal 187 huruf a KUHAP.
55 -
Pasal 187 huruf b KUHAP. -
Pasal 187 huruf c KUHAP. Sedangkan yang diatur dalam Pasal 187 huruf d KUHAP termasuk surat biasa,
yang setiap hari bisa dibuat oleh seseorang. b.
Surat – surat yang dimaksud dalam Pasal 187 huruf a, b dan c KUHAP, memang sejak semula diperuntukkan untuk membuktikan sesuatu.
3. a. Yang dimaksud dengan surat yang diatur didalam Pasal 187 huruf a KUHAP
adalah: -
Berita acara, misalnya berita acara yang dibuat oleh seorang penyidik. -
Surat yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat dihadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang
didengar, dilihat atau dialaminya sendiri, misalnya surat-surat yang dibuat oleh seorang notaris.
b Menurut SEMA nomor 1 Tahun 1985 tentang kekuatan Pembuktian Berita Acara
Pemeriksaan. Saksi dan Visum et Repertum Yang Dibuat di Luar Negeri Oleh Pejabat Asing disebutkan bahwa berita acara pemeriksaan sakti yang dibuat oleh
polisi dari negara asing diluar negeri, baru dapat digunakan sebagai alat bukti yang sah apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
٭ Dalam berita acara tersebut kehadiran penyidik POLRI atau penyidik lainnya harus dicantumkan dengan tegas.
٭ Apabila kehadiran penyidik POLRI atau penyidik lainnya tidak dicantumkan, maka berita acara tersebut harus disahkan oleh Kedutaan Besar RIPerwakilan
RI di negara yang bersangkutan. 4.
- Yang dimaksud dengan surat yang diatur dalam Pasal 187 huruf b KUHAP adalah: - Surat yang dibuat oleh pejabat di lingkungan pemerintahan eksekutif.
- Surat – surat yang dikeluarkan oleh suatu majelis misalnya hakim.
5. - Yang dimaksud dengan surat yang diatur oleh Pasal 187 huruf c KUHAP adalah
sama dengan yang dimaksud dalam penjelasan Pasal 186 KUHAP. -
Jika dikaitkan dengan penjelasan Pasal 186 KUHAP, maka alat bukti surat dapat berupa keterangan ahli yang dituangkan dalam bentuk laporan dan dibuat dengan
mengingat sumpah di waktu ia menerima jabatan atau pekerjaan. -
Laporan tersebut itu mencakup didalamnya visum et repertum, yang sebenarnya telah ditentukan sebagai alat bukti yang sah dalam Staatblad 1937-350.
- Menurut SEMA nomor 1 Tahun 1985 mengenai visum et repertum yang dibuat
oleh pejabat dari negara asing, baru mempunyai kekuatan sebagai alat bukti yang sah apabila visum et repertum tersebut disahkan oleh Kedutaan BesarPerwakilan
RI dinegara yang bersangkutan. -
Ada Yurisprudensi dari Mahkamah Agung nomor 10KKr1969 tanggal 5 November 1969 bahwa visum et repertum tidak ada, bisa diganti dengan
keterangan saksi ahli.
56 6.
Yang dimaksud dengan surat yang diatur oleh Pasal 187 huruf d KUHAP adalah surat- surat biasa yang berlaku jika ada hubungannya dengan isi alat bukti yang lain.
Misalnya: -
Surat ancaman dari terdakwa kepada korban dalam perkara pembunuhan. -
Surat cerita antara terdakwa dengan saksi dalam perkara membawa lari seorang gadis di bawah umur.
7. Dari macam-macam surat resmi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 187 huruf a, b
dan c KUHAP, maka dapat digolongkan: a.
Acte ambtelijk, yaitu akta otentik yang dibuat oleh pejabat umum. Pembuatan akta otentik tersebut sepenuhnya merupakan kehendak dari pejabat umum tersebut. Jadi
isinya adalah keterangan dari pejabat umum tentang yang ia lihat dan ia lakukan. Misalnya:
Berita Acara tentang keterangan saksi yang dibuat oleh penyidik. b.
Acte partij, yaitu akta otentik yang dibuat para pihak di hadapan pejabat umum. Pembuat akta otentik tersebut, sepenuhnya berdasarkan kehendak dari para pihak
dengan bantuan pejabat umum. Isi akta otentik tersebut merupakan keterangan- keterangan yang berisi kehendak para pihak.
Misalnya: -
Akta jual beli yang dibuat dihadapan notaris. 8.
Macam-macam surat adalah: Surat biasa.
Surat otentik. Surat dibawah tangan. Jika macam-macam surat tersebut dihubungkan dengan
ketentuan Pasal 187 KUHAP, maka: Pasal 187 huruf a, b dan c KUHAP termasuk surat otentik.
Pasal 187 huruf d termasuk surat biasa.
C. TATA CARA PEMERIKSAAN SURAT