Karim Nasution membagi menjadi 2 dua golongan pengecualian saksi yaitu:

29  suami atau istri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersama-sama sebagai terdakwa. Alasan bagi keluarga untuk tidak dapat didengar sebagai saksi antara lain adalah: - pada umumnya mereka tidak obyektif bila didengar sebagai saksi; - agar hubungan kekeluargaan mereka tidak retak; - agar mereka tidak merasa tertekan waktu memberikan keterangan; - secara moral adalah kurang etis apabila seseorang menerangkan perbuatan yang kurang baik keluarganya. Golongan B Golongan saksi yang dapat meminta dibebaskan dari kewajiban untuk memberikan keterangan Pasal 170 KUHAP: - mereka yang karena pekerjaannya atau harkat martabatnya atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia yaitu tentang hal yang dipercayakan kepadanya dan hal tersebut haruslah diatur oleh peraturan perundang-undangan; - agar jika tidak ada ketentuan yang mengatur jabatan atau pekerjaannya, maka hakim yang menentukan sah atau tidaknya alasan yang dikemukakan untuk mendapatkan kebebasan tersebut. 1. Orang yang harus menyimpan rahasia jabatan, misalnya adalah dokter, apoteker, Notaries atau PPAT. 2. orang yang terkena harkat dan martabatnya, misalnya adalah pastor. 3. orang yang terkena jabatannya, misalnya adalah banker terhadap keuangan nasabahnya. Golongan C Golongan saksi yang boleh diperiksa tanpa sumpah Pasal 171 KUHAP: - anak yang umurnya belum 15 lima belas tahun atau belum pernah kawin - orang yang sakit ingatan atau sakit jiwa meskipun kadang-kadang ingatannya baik kembali. 1. Terhadap orang yang sakit ingatan atau sakit jiwa sangat berbahaya untuk diperiksa sebagai saksi. Karena menurut KUHP, orang-orang seperti itu tidak bisa dipertanggungjawabkan atas perbuatannya. Oleh karena itu sebaiknya jangan mengajukan saksi orang yang sakit ingatan atau sakit jiwa. 2. Keterangan anak adalah keterangan yang diberikan oleh seorang anak tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini Pasal 1 butir 29 KUHAP. 3.

A. Karim Nasution membagi menjadi 2 dua golongan pengecualian saksi yaitu:

30 a. absolute onbevoegd, yaitu mutlak tidak dapat didengar keterangannya sebagai saksi karena umurnya masih muda atau sakit ingatan. b. relatief onbevoegd, yaitu orang-orang yang bisa mengundurkan diri sebagai saksi. 4. Tata Cara Memeriksa Saksi a. mencegah jangan sampai saksi berhubungan dengan yang lain sebelum memberi keterangan dipersidangan Pasal 159 ayat 1 KUHAP. ketentuan ini bermaksud agar para saksi tidak mempengaruhi dan saling menyesuaikan didalam memberikan keterangan. b. - Saksi dipanggil ke dalam ruang sidang seorang demi seorang menurut urutan yang dipandang sebaik-baiknya oleh hakim ketua sidang, setelah mendengar pendapat penuntut umum, terdakwa atau penasihat hukum Pasal 160 ayat 1 huruf a KUHAP. - Yang didengar pertama-tama adalah saksi korban Pasal 160 ayat 1 huruf b KUHAP. c. Hakim ketua menanyakan identitas saksi yakni nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan Pasal 160 ayat 2 KUHAP. Maksud dan ketentuan ini adalah agar saksi tersebut tidak keliru dengan orang lain. d. Apakah saksi tersebut kenal dengan terdakwa sebelum atau sesudah melakukan perbuatan yang didakwakan serta apakah berkeluarga sedarah atau semenda dan sampai derajat keberapa dengan terdakwa Pasal 160 ayat 2 KUHAP. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas adalah untuk mengetahui, apakah saksi tersebut bisa didengar keterangannya sehubungan dengan ketentuan Pasal 168 dan Pasal 169 KUHAP. e. Sebelum memberi keterangan saksi wajib bersumpah atau berjanji menurut cara agamanya masing-masing Pasal 160 ayat 3 KUHAP. f. - Segala kejadian di sidang dicatat dalam berita acara. Berita Acara tersebut memuat hal-hal yang penting dari keterangan saksi, kecuali oleh hakim ketua cukup menunjuk kepada keterangan pemeriksaan penyidikan. - Atas permintaan penuntut umum, terdakwa atau penasihat hukum, hakim, ketua sidang wajib memerintahkan supaya dibuat catatan khusus tentang suatu keadaan atau keterangan. - Berita Acara tersebut ditanda tangani oleh hakim ketua sidang dan panitera Pasal 202 KUHAP. 31

5. Sumpah Saksi

a. Bunyi sumpah saksi adalah bahwa ia sebagai saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya dan tidak lain daripada sebenarnya Pasal 160 ayat 3 KUHAP. b. Sumpah saksi bisa diberikan sebelum saksi memberikan keterangan Promissoris atau sesudah saksi memberikan keterangan baru dikuatkan dengan sumpah sumpah assertoris. Demikian bunyi Pasal 160 ayat 3, 4 KUHAP. c. Sumpah bagi seorang saksi sebenarnya untuk mendorong atau memotivasi seorang saksi untuk berkata benar. Oleh karena itu sebaiknya dilakukan penyumpahan sebelum seorang saksi memberikan keterangan. d. Bagi seorang yang agamanya tidak memperbolehkan bersumpah, sumpah tersebut diganti dengan berjanji Staatsblad 1920 Nomor 69 Pasal 5. e. Keterangan saksi yang diberikan dibawah sumpah atau janji merupakan alat bukti. Jika keterangan tersebut diberikan tanpa mengucapkan sumpah atau janji bukan merupakan alat bukti, tetapi hanya merupakan keterangan saja yang menguatkan keyakinan hakim. f. Pengucapan sumpah atau janji bisa dilakukan di luar sidang dan hakim dapat menunda pemeriksaan atas saksi tersebut. Pengucapan sumpah atau janji tersebut dihadiri panitera dengan pembuatan berita acara Pasal 223 KUHAP.

6. Saksi Tidak Mau Bersumpah

- Terhadap saksi yang tidak mau bersumpah atau berjanji tanpa alasan, pemeriksaan tetap dilakukan. - Terhadap saksi tersebut bisa dilakukan penyanderaan di dalam Rumah Tahanan Negara rutan yang paling lama 14 empat belas hari berdasarkan penetapan ketua majelis hakim. - Apabila waktu 14 empat belas hari tersebut telah lampau, maka keterangan yang diberikan merupakan keterangan saja, yang menguatkan keyakinan hakim Pasal 161 KUHAP dalam hal saksi atau ahli tampa alasan yang sah menolak untu disumpah atau berjanji sebagaimana dimaksud dalam pasal 160 ayat 3 dan ayat 4 maka pemeriksaan terhadapnya tetap dilakukan, sedang ia dengan surat penetapan hakim ketua sidang pengadilan dapat dikenakan sandera ditempat rumah tahanan negara paling lama 14 hari kurungan.

7. Urutan-Urutan Yang Mengajukan Pertanyaan

32 a. - Penuntut umum atau penasihat hukum boleh bertanya kepada para saksi dengan perantaraan hakim ketua sidang. - Hakim ketua sidang bisa menolak pertanyaan yang diajukan oleh penuntut umum atau penasihat hukum dengan memberikan alasannya. Pasal 164 KUHAP. - Dalam praktek baik penuntut umum atau penasihat hukum boleh bertanya kepada saksi secara langsung. Apabila pertanyaan tersebut tidak relevan, hakim ketua baru memperingatkan untuk tidak bertanya seperti itu. b. - Urutan-urutan yang memberikan pertanyaan adalah hakim ketua sidang dan anggota, penuntut umum baru penasihat hukum atau terdakwa. Pasal 165 KUHAP. Martiman Prodjohamidjojo menyatakan bahwa hakim tidak boleh mengambil oper tugas dan kewajiban penuntut umum untuk membuktikan kesalahan terdakwa. Karena dalam KUHAP menganut sistem yang membuat surat dakwaan adalah penuntut umum. Oleh karena itu yang harus membuktikan adalah penuntut umum. Karena itu urutan-urutan yang mengajukan pertanyaan adalah penuntut umum, terdakwa atau penasihat hukum, baru majelis hakim.

8. Pertanyaan-Pertanyaan Yang Dilarang Diajukan Kepada Saksi

- Dalam ketentuan Pasal 166 KUHAP, disebutkan bahwa pertanyaan yang bersifat menjerat tidak boleh diajukan kepada saksi. - Pertanyaan yang bersifat menjerat adalah pertanyaan mengenai suatu perbuatan atau tindak pidana yang tidak dinyatakan oleh saksi, tetapi dianggap seolah-olah dinyatakan oleh saksi. - Ketentuan ini mencerminkan bahwa keterangan saksi harus diberikan secara bebas dipersidangan di semua tingkat pemeriksaan Penjelasan Pasal 166 KUHAP. - Contoh pertanyaan yang menjerat kepada saksi:  Jadi terdakwa ini yang mengambil uang saudara? padahal saksi tidak menyatakan bahwa terdakwa yang mengambil uangnya, karena waktu itu ia sedang bepergian tidak berada ditempat.  - sebenarnya yang seharusnya dilarang tidak hanya pertanyaan yang bersifat menjerat saja, tetapi juga pertanyaan-pertanyaan:  bersifat mengarahkan  memberikan alternative  menyebut kualifikasi yang didakwakan. - . Contoh pertanyaan yang bersifat mengarahkan: 33  Yang dilakukan terdakwa kepada saksi B apakah memukul? Seharusnya bunyi pertanyaannya adalah, apa yang dilakukan terdakwa kepada saksi B? -. Contoh pertanyaan yang menyebut kualifikasi.  Siapakah yang membunuh A?  Siapakah yang mencuri uang saudara? Membunuh dan mencuri merupakan hal yang harus dibuktikan. Jadi pertanyaan kepada saksi harus mengenai perbuatan yang dilakukan terdakwa, sehingga jawabnya misalnya menikam atau mengambil.

9. Keterangan Yang Diberikan Oleh Saksi Harus Bersifat Bebas

- Dalam pemeriksaan perkara pidana R.SOESILO,. Saksi merupakan kawan penting bagi polisi, jaksa dan hakim. Karena itu sudah sewajarnya mereka mendapat perlakuan yang layak, kecuali bila ada alasan-alasan untuk tidak bersikap demikian. Tiap-tiap saksi mempunyai alasan-alasan sendiri untuk memberi keterangan atau tidak. Kepada mereka masing-masing pemeriksa harus mengambil sikap berlainan yang setimpal. - Saksi didalam memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan haruslah bebas Pasal 153 ayat 2 huruf b KUHAP. - Dalam pemeriksaan penyidik atau penuntut umum tidak boleh mengadakan tekanan bagaimanapun bentuknya, lebih-lebih didalam persidangan. Tekanan tersebut misalnya ancaman dan sebagainya menyebabkan saksi menerangkan hal yang berlainan dari pada hal yang dianggap sebagai pernyataan yang bebas penjelasan Pasal 166 KUHAP. - Pemeriksaan oleh penuntut umum sudah tidak dikenal lagi dalam sistem KUHAP, karena penuntut umum sudah tidak berwenang lagi melakukan penyidikan lanjutan. Dulu dalam RUU-HAP memang ada ketentuan yang menyatakan penuntut umum bisa melakukan penyidikan lanjutan. Rupanya ketika dibahas di DPR-RI, penjelasan Pasal 166 KUHAP lupa disesuaikan. - Apabila dirasa saksi memberi keterangan akan merasa tertekan dengan kehadiran saksi lainnya, maka saksi yang lain tersebut bisa dikeluarkan dari ruang sidang Pasal 172 KUHAP. - Demikian bila saksi merasa tertekan dengan kehadiran terdakwa, maka terdakwa tersebut dikeluarkan dari ruang sidang. Pemeriksaan tersebut baru boleh dilanjutkan, bila keterangan saksi tersebut diberitahukan kepada terdakwa Pasal 173 KUHAP. Maksud ketentuan tersebut, agar terdakwa bisa memberikan tanggapan.

10. Hak Terdakwa Dalam Pemeriksaan Saksi

34 - Setiap saksi selesai memberikan keterangan, hakim ketua sidang menanyakan kepada terdakwa bagaimana pendapatnya Pasal 164 ayat 1 KUHAP. - Tidak ada ketentuan yang mengharuskan terdakwa untuk membenarkan keterangan saksi, oleh karena itu terdakwa boleh membantah. - Bahkan untuk itu terdakwa barhak mengajukan saksi untuk menguji kebenaran keterangan mereka Pasal 165 ayat 4 KUHAP. - Dengan demikian baik saksi yang meringankan a decharge atau yang memberatkan a charge bagi terdakwa, yang mencantumkan dalam surat pelimpahan perkara dan yang diminta oleh terdakwa atau penasihat hukum atau penuntut umum bisa dihadirkan. Hakim berkewajiban untuk mendengarkan saksi tersebut. Pasal 160 ayat 1 huruf c KUHAP. Mengenai pengajuan saksi ada SEMA Nomor 2 Tahun 1985 yang menyatakan Mahkamah Agung berpendapat tanpa mengurangi kewenangan hakim dalam menentukan jumlah saksi-saksi mana yang dipanggil untuk hadir di sidang pengadilan, juga terdakwa atau penasihat hukum untuk kepentingan pembelaannya, hendaknya hakim menseleksi secara bijaksana terhadap saksi untuk hadir dipersidangan. Karena tidak ada keharusan hakim untuk memeriksa seluruh saksi yang ada dalam berkas perkara.

11. Keterangan Saksi Berbeda Dengan Berita Acara Penyidikan

- Keterangan saksi yang diberikan di depan penyidik sebagaimana terdapat dalam berita acara penyidikan berkas perkara merupakan pedoman dalam pemeriksaan sidang. - Jika terangan saksi di dalam sidang ternyata berbeda dengan yang ada dalam berkas perkara, hakim ketua sidang mengingatkan saksi tentang hal itu serta meinta keterangan mengenai perbedaan yang ada dan dicatat dalam berita acara persidangan Pasal 163 KUHAP. - Namun harus diingat bahwa perbedaan keterangan saksi tersebut harus disertai alasan yang bisa diterima. Apabila bisa diterima baru bisa dicatat dalam berita acara persidangan. Namun apabila tidak bisa diterima akal, tentu saja pencabutan keterangan saksi tersebut harus ditolak.

12. Saksi Tidak Hadir Dalam Sidang Dengan Alasan Yang sah

a. Saksi yang tidak bisa hadir di dalam sidang dengan alasan: - meninggal dunia - karena berhalangan yang sah - tidak dipanggil karena jauh tempat kediamannya 35 - karena tugas negara maka keterangan yang telah diberikan di dalam pemeriksaan penyidikan dibacakan Pasal 162 ayat 1 KUHAP. b. keterangan saksi yang dibacakan tersebut sama nilainya dengan keterangan saksi yang tidak dibawah sumpah atau janji. c. Jika keterangan saksi tersebut diberikan di muka penyidik dengan mengucapkan sumpah atau janji maka nilainya sama dengan keterangan saksi dibawah sumpah yang diberikan dalam sidang Pasal 162 ayat 2 KUHAP.

13. Keterangan Saksi Palsu

a. Menurut Pasal 174 KUHAP - Apabila keterangan saksi yang diberikan dipersidangan disangka palsu, ketua majelis hakim memperingatkan pada saksi bahwa saksi bisa diancam dengan Pasal 242 ayat 1 KUHP: barang siapa dalm keadaan dimana Undang-undang menentukan supaya memberikan keterangan di atas sumpah atau mengadakan akibat hukum kepada keterangan yang demikian, dengansengaja memberikan keteranagan palsu diatas sumpah, baik dengan lisan atau tertulis, secara pribadi maupun oleh kuasanya yang khusus ditunjuk untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. - Apabila saksi tetap dalam keterangannya, hakim ketua sidang karena jabatannya atau atas permintaan penuntut umum atau terdakwa dapat memberi perintah supaya saksi tersebut ditahan untuk selanjutnya dituntut dengan dakwaan saksi palsu. - panitera segera membuat berita acara pemeriksaan sidang yang memuat keterangan saksi dengan menyebutkan alasan persangkaan, bahwa keterangan saksi itu adalah palsu dan berita acara tersebut ditanda tangani oleh hakim ketua sidang serta panitera dan segera diserahkan kepada penuntut umum untuk diselesaikan menurut ketentuan undang-undang. - jika perlu hakim ketua sidang bisa menangguhkan persidangan perkara semula sampai pemeriksaan perkara pidana terhadap saksi itu selesai. b. Bahwa keterangan saksi yang diberikan tersebut tidak hanya sekedar berbohong, akan tetapi keterangan saksi tersebut haruslah justru bertentangan dengan yang diterangkan mengenai fakta-fakta yang terjadi. c. Penundaan sidang bisa terjadi apabila saksi yang memberikan kesaksian palsu adalah saksi kunci. Tentu saja harus diperhatikan masa penahanan terhadap terdakwa. 36 d. Sehubungan dengan hal tersebut di atas timbul dua permasalahan yakni: - siapakah yang diserahi tugas melakukan pemeriksaan terhadap saksi yang disangka telah memberikan keterangan palsu, mengingat perkara tersebut adalah perkara baru - siapakah yang berwenang untuk melakukan penahanan atas perintah hakim tersebut. e. Menurut Pedoman Pelaksanaan KUHAP dikemukakan jalan keluar sebagai berikut: - saksi yang telah disangka memberikan keterangan palsu sebelumnya sudah diperiksa oleh penyidik. Jika penuntut umum menganggap perlu dilakukan pemeriksaan dapat dilakukan melalui penyidik, akan tetapi jika penuntut umum berpendapat tidak perlu dilakukan pemeriksaan, maka langsung perkara tersebut diajukan ke sidang pengadilan atas dasar berita acara sidang yang ditandatangani hakim ketua sidang dan panitera. Perkara tersebut bila diajukan dengan acara singkat atau acara biasa. - sebaiknya yang melakukan penahanan terhadap saksi yang memberikan keterangan palsu adalah hakim ketua sidang dengan mengeluarkan penetapan penahanan.

A. KEKUATAN ALAT BUKTI KETERANGAN SAKSI