Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

konsumtif terkini, berita seputar operasioanl TransJakarta, dan lain- lain. Untuk menjaring penumpang di berbagai tempat, disediakan beberapa bus feeder atau pengumpan. Bus ini menghubungkan berbagai daerah dengan salah satu halte TransJakarta seperti di dekta Ratu Plaza halte Bundaran Senayan walaupun tetap menggunakan halte bus biasa. Beberapa contoh bus feeder ini antara lain bus yang melayani daerah Bintaro dan BSD. Di jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, dibangun sebuah halte khusus dengan ukuran jauh lebih besar dari halte-halte yang lain. Halte tersebut diberi nama Harmoni Central Busway. Halte yang dibangun di atas Kali Ciliwung adalah titik transfer antar koridor I, II, dan III. Halte berdaya tampung 500 orang ini memiliki 6 pintu. Meskipun banyak pohon yang terpaksa ditebang dalam pembangunan jakur TransJakarta, sebuah pohon beringin tua di halte ini tidak ditebang saat pembangunan karena di anggap memiliki nilai sejarah yang tinggi. Namun pada bulan Oktober 2006, pohon ini dirusak oleh sekelompok orang dari Pemuda Persatuan Islam dengan alasan ingin membuktikan bahwa pohon tersebut tidak angker dan keramat seperti oelh sebagian orang. 4 5. Tarif dan Penumpang TransJakarta Berdasarkan pihak BLU TransJakarta, dari 1 Januari 2004 hingga akhir Maret 2005, TransJakarta dilaporkan telah mengangkut sebanyak 20.508.898 penumpang. Ada program khusus edukasi bagi anak-anak sekolah, yakni program TransJakarta goes to school dan penyediaan bus khusus bagi rombongan untuk anak sekolah TK, SD, SDLB. Mereka mendapatkan bus khusus yang tidak bergabung dengan penumpang umum. Targetnya para siswa ini diajari untuk tertib, belajar antre dan menyukai angkutan umum. 4 Ibid., h.70-72. Tarif tiket TransJakarta adalah Rp. 3500 Desember 2006 per perjalanan. Penumpang yang pindah jalur danatau transit antar koridor tidak perlu membayar tarif tambahan asalkan tidak keluar dari halte. Bagi penumpang yang membeli tiket antara jam 5-7 pagi, mereka dapat memperoleh tiket dengan harga yang lebih ekonomis yaitu Rp. 2000. Awal tahun 2007 direncanakan akan terjadi kenaikan tarif dari Rp.3500 Menjadi Rp.5000 pada saat dioperasikannya koridor-koridor baru. Tarif ini akan diberlakukan dengan alasan antara lain : a Jangkauan rute akan menjadi semakin luas b Tarif saat ini hanya meliputi aspek biaya perawatan dan operasional saja c Seiring dengan bertambahnya jumlah penumpang, jumlah subsidi yang dibutuhkan menjadi semakin besar d Tarif saat ini dinilai mematikan angkutan umum yang ada yang sampai saat ini masih dibutuhkan untuk menyokong operasional TransJakarta e Penumpang yang melakukan transit anatar koridor jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya oleh penyelenggara sehingga menjadi beban finansial Rencana kenaikan tarif ini mengundang reaksi negatif dari beberapa pihak yang merasa haknya untuk mendapatkan angkutan yang murah dan nyaman dikurangi, pelayanan yang diberikan belum memuaskan, menambahkan beratnya biaya hidup keseluruhan, serta ada juga yang keberatan karena angkutan alternatif yang ada telah ditiadakan rutenya. Pada saatnya beroperasinya TransJakarta sehingga mereka tidak memiliki pilihan lain. Namun, ada juga beberapa pihak yang mendukung dengan harapan dengan naiknya tarif jumlah penumpang akan berkurang dan armada bus dapat ditambah sehingga kenyamanan dan keamanan dapat ditingkatkan. Beberapa pengemudi angkutan umum juga berharap bahwa dengan kenaikan tarif ini, sebagian bekas pelanggan mereka akan kembali beralih menggunakan jasa mereka. 5 6. Jalur Bus TransJakarta Jalur pertama yang dibuka adalah Koridor I sepanjang 12,9 km yang melayani rute Blok M-Kota. Dua tahun kemudian, Koridor II 14,3 km dan III 18,7 km mulai dioperasikan. Awalnya untuk transfer jalur penumpang harus melakukannya di tiga halte yang telah ditetapkan, yaitu Sawah Besar, Monas, dan Pecenongan, tetapi sejak September 2006, penumpang telah dapat menggunakan Harmoni Central Busway sebagai satu-satunya titik transfer. Koridor atau jurusan yang digunakan TransJakarta dalam menjalankan operasinya antara lain sebagai berikut: a Koridor I Blok M-Kota Halte yang dilewati Halte Blok M, Halte Mesjid Agung, Halte Bundaran Senayan, Halte Gelora Bung Karno, Halte Polda, Halte Bendungan Hilir, Halte Karet, Halte Setiabudi, Halte Dukuh Atas, Halte Tosari, Halte Bundaran HI, Halte Sarinah, Halte Bank Indonesia, Halte Monumen Nasional, Halte Harmoni, Halte Sawah Besar, Halte Mangga Besar, Halte Olimo, Halte Glodok, Halte Kota. b Koridor II Pulogadung-Harmoni Halte yang dilewati, Halte Pulogadung, Halte Bermis, Halte Pulomas, Halte ASMI, Halte Pedongkelan, Halte Cempaka Timur, Halte RS Islam, Halte Cempaka Tengah, Halte Pasar Cempaka Putih, Halte Rawa Selatan, Halte Galur, Halte Senen, Halte Atrium, Halte RSPAD , Halte Deplu, Halte Gambir 1, Halte Istiqlal, Halte Juanda, Halte Pecenongan, Halte Balaikota, Halte Gambir 2, Halte Pasar Baru, Halte Kwitang. c Koridor III Kalideres-Harmoni 5 Ibid., h.72-74. Halte yang dilewati Halte Kalideres, Halte Pesakih, Halte Sumur Bor, Halte Rawa Buaya, Halte Jembatan Baru, Halte Dispenda, Halte Jembatan Gantung, Halte Taman Kota, Halte Indosiar, Halte Jelambar, Halte Grogol 1, Halte Sumber Waras. d Koridor IV Dukuh Atas-Pulogadung Halte yang dilewati Halte Pulogadung, Halte Pasar Pulogadung, Halte TU Gas, Halte Layur, Halte Pemuda Rawamangun, Halte Velodrome, Halte Sunan Giri, Halte UNJ, Halte Pramuka BPKP, Halte Pramuka LIA, Halte Utan Kayu, Halte Pasar Genjing, Halte Matraman II, Halte Manggarai, Halte Pasar Rumput, Halte Halimun, Halte Latuharhari, Halte Dukuh Atas. e Koridor V Kampung Melayu-Ancol Halte yang dilewati Halte Kampung Melayu, Halte Pasar Jatinegara, Halte Kebon Pala, Halte Slamet Riyadi, Halte Tegalan, Halte Matraman 1, Halte Salemba Carolus, Halte Salemba UI, Halte Kramat Sentiong, Hate Pal Putih, Halte Sentral Senen, Halte Budi Utomo, Halte Pasar Baru Timur, Halte Jembatan Merah, Halte Gunung Sahari Mangga Dua, Halte Pademangan, Halte Ancol. f Koridor VIRagunan-Dukuh Atas Halte yang dilewati Halte Ragunan, Halte Separtemen Pertanian, Halte SMK 57, Halte Jatip[adang, Halte Pejaten, Halte Buncit Indah, Halte Warugn Jati, Halte Imigrasi, Halte Duren Tiga, Halte Mampang Prapatan, Halte Kuningan Timur, Halte Patra Kuningan, Halte Depkes, Halte GOR Sumantri, Halte Karet Kuningan, Halte Kuningan Madya, Halte Setiabudi Utara Aini, Halte Latuharhari. g Koridor VII Kampung Rambutan-Kampung Melayu Halte yang dilewati Halte Kampung Rambutan, Halte Tanah Merdeka, Halte Makro Fly over Raya Bogor, Halte RS Harapan Bunda, Halte Pasar Induk Kramat Jati, Halte Cililitan PGC1, Halte BKN, Halte Cawang UKI, Halte BNN, Halte Cawang Otista, Halte Gelanggang Remaja, Halte Bidara Cina. h Koridor VIII Lebak Bulus-Harmoni Halte yang dilewati Halte Lebak Bulus, Halte Pondok Pinang, Halte Pondok Indah 1, Halte Pondok Indah 2, Halte Tanah Kusir Kodim, Halte Kebayoran Lama Bungur, Halte Pasar Kebayoran Lama, Halte Simprug, Halte Permata Hijau, Halte RS Medika, Halte Pos Pengumben, Halte Kelapa Dua Sasak, Halte Kebon Jeruk, Halte Duri Kepa, Halte Kedoya Assidiqiyah, Halte Kedoya Green Garden, Halte Grogol 2, Halte Central Park arah Semanggi, Halte Central Park arah Grogol, Halte Tomang Mandala, Halte RS Tarakan, Halte Petojo. i Koridor IX Pinang Ranti-Pluit Halte yang dilewati Halte Pinang Ranti, Halte Garuda Taman Mini, Halte Cawang Ciliwung, Halte Cikoko Stasiun Cawang, Halte Tebet BKPM, Halte Pancoran Tugu, Halte Pancoran Barat, Halte Tegal Parang, Halte Kuningan Barat, Halte Gatot Subroto Jamsostek, Halte Gatot Subroto LIPI, Halte Semanggi, Halte JCC Senayan, Halte Slipi Petamburan, Halte Slipi Kemanggisan, Halte RS Harapan Kita, Halte Stasiun Latumenten, Halte Jembatan Besi, Halte Jembatan Dua, Halte Jembatan Tiga, Halte Penjaringan, Halte Pluit. j Koridor X Tanjung Priuk-Cililitan Halte yang dilewati Halte PGC 2, Halte Cawang Sutoyo, Halte Panjaitan Penas, Halte Kebon Nanas Cipinang, Halte Prumpung Pedati, Halte Stasiun Jatinegara 1, Halte A. Yani Bea Cukai, Halte Utan Kayu Rawamangun, Halte Pramuka BPKP 2, Halte Kayu Putih Rawasari, Halte Pulomas Pacuan Kuda, Halte Cempaka Putih, Halte Yos Sudarso Cempaka Mas, Halte Yos Sudarso Kodamar, Halte Sunter Kelapa Gading, Halte Plumpang Pertamina, Halte Walikota Jakarta Utara, Halte Permai Koja, Halte Enggano, Halte Tj.Priok. k Koridor XII Kampung Melayu-Pulo Gebang l Koridor XIII Pluit-Tanjung Priuk Halte yang dilewati Pluit dan Landmark Auto Plaza.

B. Hasil Penelitian

1. Uji Validitas Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini, penulis menyebarkan kuesioner kepada konsumen yang menggunakan TransJakarta Koridor 2 dengan menyebarkan 50 kuesioner yang berisi 25 pertanyaan dengan menggunakan skala ordinal. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel, r hitung terlihat pada output Croncbach Alfa kolom Correlated Item-Total Correlated Tabel, sedangkan untuk melihat r tabel dengan degree of freedom df = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Uji coba penelitian ini menggunakan jumlah sampel n = 50 dan besarnya df dapat dihitung 50-2=48 dan Alfa= 0,05 didapat r tabel= 0,284. Jika r hitung lebih besar daripada r tabel, maka butir pertanyaan dinyatakan valid. Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas No Soal Hasil Hitungan Valid 1 0,656 Valid 2 0,398 Valid 3 0,408 Valid 4 0,377 Valid 5 0,286 Valid 6 0,438 Valid 7 0,505 Valid 8 0,533 Valid 9 0,310 Valid 10 0,484 Valid 11 0,488 Valid 12 0,483 Valid 13 0,341 Valid 14 0,511 Valid 15 0,537 Valid 16 0,556 Valid 17 0,642 Valid 18 0,684 Valid 19 0,299 Valid 20 0,615 Valid 21 0,631 Valid 22 0,337 Valid 23 0,414 Valid 24 0,666 Valid 25 0,465 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014 Dari tabel rekapitulasi data uji validitas dapat dianalisis hasil uji validitas data tabel productmoment menunjukkan semua nomor soal pertanyaan valid, karena nilai r hitung r tabel r 0,05, n-2 = 0,284. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten. 6 Dimana, suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban reponden terhadap pertanyaan adalah konsistenatau stabil dari waktu ke waktu. Hipotesis yang akan diuji adalah: Ho: Tidak ada hubungan antara pengukuran belahan awal dengan pengukuran belahan akhir tidak reliabel Ha: Ada hubungan antara pengukuran belahan awal dengan pengukuran belahan akhir reliabel 7 Analisis pengujian: Jika, r 25 ≤ r tabelα, n-2, maka Ho diterima Jika, r 25 r tabelα, n-2, maka Ho ditolak Taraf signifikan pada pengujian ini: α = 0,05 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 2014 Dari tabel di atas dapat diketahui nilai reliabel r25 = 0,858 dan nilai r tabel 0,05, 25-2 pada tabel product moment = 0,413. Ternyata dari hasil pengujian r25 = 0,858 rtabel = 0,413, maka Ho ditolak. Karena nilai r25 rtabel maka keputusannya ada hubungan antara pengukuran belahan awal dengan pengukuran belahan akhir, sehingga instrumen penelitian dinyatakan reliabel. 6 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17., Jakarta: Bumi Aksara, 2013 h. 87. 7 Ibid., h.107. Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items ,858 25 Tabel 4.2 Hasil uji reliabilitas 3. Hasil observasi Selama penelitian peneliti melalukan observasi dengan aspek yang sesuai dengan instrumen yang telah divaliditasi. Berikut adalah hasil rangkuman observasi yang dilakukan dengan mengamati kondisi keseluruhan aspek dari sarana dan prasarana bus TransJakarta di Koridor 2. Saat mengamati bus TransJakarta Koridor 2 yaitu dengan bus Daewoo berwarna biru - putih, dan warna abu-abu. Di mulai dari Terminal Pulo Gadung 1 dan berakhir di Harmoni Central Busway HCB. Rutenya antik, terpisah di Senen, berpencar dan bereksplorasi dengan anteng sepanjang halte satu arahnya. Jumlahnya 24 halte, namun terdapat 11 halte satu arah, 4 arah Pulo Gadung, dan 7 arah HCB. Dan ini termasuk rute dengan jalanan paling komplikatif di mana khusus arah HCB dari Atrium Senen jalannya dibuat seperti zig- zag. Hati-hati penumpang dalam menentukan halte tujuan, terutama jika ingin turun di DEPLU, karena jika terlewat, imbasnya harus jalan kaki dari halte Gambir 1. Untuk sarana dan prasarana Transjakarta dari lajur khususnya yang banyak di pakai untuk mengurangi kemacetan mobil-mobil pribadi membuat bus TransJakarta ikut mengalami kemacetan yang seharusnya tidak terjadi, halte yang sudah cukup mewakili untuk daerah-daerah atau titik temu untuk transit ke halte selanjutnya, fasilitas penyebrangan yang agak terlalu panjang dan melelahkan membuat terkadang ketinggalan bus yang sudah datang terlebih dahulu, armada yang masih kurang mencukupi dan kualitas dari bus itu sendiri yang sering terjadi permasalahan salah satunya kebakaran, kebersihan yang baik di dalam bus TransJakarta yang tidak memperbolehkan penumpangnya untuk makan dan pengoperasian bus yang cukup baik namun masih banyak evaluasi yang harus di tambahkan. 4. Analisis faktor Tujuan utama dari analisis faktor adalah untuk meringkas informasi yang ada dalam tabel asli menjadi satu set dimensi baru atau faktor. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 11 variabel. Dari 11 variabel ini akan direduksi menjadi beberapa faktor melalui analisis faktor dengan tahapan berikut : 1 Menentukan variabel yang akan dianalisis Hal pertama yang harus dilakukan dalam analisis faktor adalah menilai variabel mana saja yang layak untuk dimasukkan analisis selanjutnya. Analisis faktor menghendaki bahwa matrik data harus memiliki hubungan yang cukup agar dapat dilakukan analisis faktor, untuk itu dilakukan pengujian sebagai berikut : a. Barlett’s Test of Spericity dipakai untuk menguji bahwa variabel-variabel dalam sampel berkorelasi. b. Uji Kaiser – Meyer – Olkin KMO Untuk mengetahui kecukupan sampel atau pengukuran kelayakan sampel. Analisis faktor di anggap layak jika besaran KMO0,5. Adapun hasil dari pengujian Barlett’s test of Sphericity dan Kaiser- Meyer-Olkin KMO dengan bantuan software SPSS 17 terlihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.3 Analisis Faktor KMO and Bartletts Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,577 Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square 940,499 Df 300 Sig. ,000 Tabel diatas menunjukkan nilai yang diperoleh dari uji Bartlett’s test of sphericity adalah sebesar 940,499 dengan signifikan 0,000. Hal ini berarti bahwa antar variabel terjadi korelasi signifikan 0,05. Hasil uji KMO diperoleh nilai 0,577 dimana angka tersebut sudah diatas 0,5. Dengan demikian variabel-variabel dalam penelitian ini dapat diproses lebih lanjut. 2 Penentuan jumlah faktor Dalam penelitian ini penulis menentukan jumlah faktor dengan menggunkan nilai eigen value dengan kriteria nilai eigen value 1. Susunan eigen value selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil. Untuk mengetahui jumlah faktor yang terbentuk dari hasil ekstraksi dapat dilihat pada tabel total variance explained. Diketahui bahwa dari ke 11 variabel yang dimasukkan untuk analisis faktor, hanya terdapat 7 faktor yang terbentuk karena dari komponen 1 sampai 7 menunjukkan eigen value 1. Maka proses faktoring hanya sampai pada 7 faktor, jika diteruskan sampai faktor berikutnya, eigen value sudah kurang dari 1. Jadi