Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

9. Faktor sikap konsumen merupakan persepsi masyarakat terhadap tiga komponen yaitu kognitif, efektif, dan konatif. 10. Faktor proses informasi merupakan persepsi masyarakat terhadap pemaparan, perhatian, pemahaman, penerimaan dan retensi. 11. Faktor pembelajaran merupakan persepsi masyarakat terhadap perubahan dalam pengetahuan, sikap dan perilaku. 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah TransJakarta Busway Bus TransJakarta memulai operasinya pada 15 Januari 2004 dengan tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman, namun terjangkau bagi warga Jakarta. Untuk mencapai hal tersebut, bus TransJakarta diberikan lajur khusus di jalan-jalan yang menjadi bagian dari rutenya dan lajur tersebut tidak boleh dilewati kendaraan lainnya termasuk bus umum selain TransJakarta. Agar terjangkau oleh masyarakat, maka harga tiket disubsidi oleh pemerintah daerah. Pada awal beroperasi, TransJakarta mengalami banyak masalah salah satunya adalah ketika atap salah satu busnya menghantam terowongan rel kereta api. Selain itu, banyak bus-bus tersebut yang mengalami kerusakan, baik pintu, tombol pemberitahuan lokasi halte, hingga lampu yang lepas. Selama dua minggu pertama, dari 15 Januari 2004 hingga 30 Januari 2004, bus TransJakarta memberikan pelayaanan secara gratis. Kesempatan itu digunakan untuk sosialisasi, dimana warga Jakarta untuk pertamakalinya mengenal sistem transportasi yang baru. Lalu, mulai 1 Februari 2005, bus TransJakarta mulai beroperasi secara komersil. Sejak Hari Kartini 21 April 2005, Transjakarta memiliki supir perempuan sebagai wujud emansipasi wanita. Pengelola menargetkan bahwa nanti jumlah pengemudi wanita mencapai 30 dari keseluruhan jumlah pengemudi. Sampai dengan bulan Mei 2006, sudah lebih dari 50 orang pengemudi wanita. 1 2. Arti Logo TransJakarta Elang Bondol Cengkraman Salak Condet Gambar 4.1 Logo TransJakarta G a Sumber : Google Gambar burung yang jadi maskot dari Badan Pengelola TransJakarta adalah Elang Bondol. Inilah burung maskot Pemprov Jakarta. Nama ilmiahnya, haliastur indus Bo. Jenis elang ini berukuran sedang, dengan panjang sekitar 45 cm. Kepala dan dadanya memiliki bulu berwarna coklat kemerahan. Biasanya, pada elang muda, seluruh bulu badan berwarna kecoklatan dengan dada yang bercoret, lalu berubah jadi putih keabu-abuan. Mata bulat dan berwarna coklat gelap. Paruh kuat dan tajam, dengan ujung yang runcing dan melengkung berwarna kekuningan. Kakinya berbulu dan kuat dilengkapi dengan cakar berunjung runcing. Sekali bertelur, sebanyak dua atau tiga butir. Lalu, musim bertelur akan datang di bulan Maret-Agustus. Karena terhitung mulai punah, elang ini dilindungi oleh SK Mentan Tanggal 1 Astri, ”Analisis Pengaruh Segmentasi Demografis, Psokografis dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Penggunaan TransJakarta Busway Sebagai Sarana Transportasinya, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2009, h.66-67, tidak dipublikasikan. 26 Agustus 1970, No. 421KptsUm81970 dan UU No. 5 Tahun 1990. Burung ini masih sering tampak di beberapa pulau tak berpenghuni di Kepulauan Seribu. Lalu bagaimana dengan Salak Condet? Buah ini, juga maskot Pemprov Jakarta. Nama latinnya, Salacca edulis cainato. Demi menyelamatkan buah ini, dibangunlah kawasan Cagar Buah Condet. Kawasan ini berada di sekitaran Pasar Rebo, mencakup areal seluas 625 Ha, kawasan ini 60 persen merupakan kawasan pemukiman relatif padat, diman pepohonan buah- buahan inti adalah salak condet, duku Lansium domesticum. 2 3. Bus TransJakarta Warna bus TransJakarta adalah merah dan kuning disertai dengan gambar elang bondol dan salak di bagian eksterior. Bahan bakar yang digunakan adalah bio solar. Untuk koridor II warna bus biru dan putih dan III warna bus kuning dan merah, bus-bus yang digunakan adalah bus berbahan bakar gas yang didatangkan dari Korea Selatan. Bus-bus ini dibangun dengan menggunakan bahan-bahan pilihan. Untuk interior langit-langit bus, menggunakan bahan yang tahan api sehingga jika terjadi percikan api tidak akan menjalar. Untuk kerangkanya, menggunakan Galnavil, suatu jenis logam campuran seng dan besi yang kokoh dan tahan karat. Bus TransJakarta memiliki pintu yang terletak lebih tinggi dibanding bus lain sehingga hanya dapat di naiki dari halte khusus busway juga dikenal dengan sebutan shelter. Pintu tersebut terletak di bagian tengah kanan dan kiri. Pintu bus menggunakan sistem lipat otomatis yang dapat dikendalikan dari konsol yang ada di panel pengemudi. Untuk bus koridor II dan III, mekanisme pembukaan pintu telah diubah menjadi sistem geser untuk lebih mengakomodasi padatnya penumpang pada jam-jam tertentu, di dekat kursi-kursi penumpang yang bagian belankangnya merupakan jalur pergeseran pintu, dipasang pengaman 2 Ibid., h.67-68.