Nilai pH Cat Uji Kuantitatif

27 penstabil, dan pembentuk gel Jones, 1977. Akibat adanya sifat kasein yang dapat mengentalkan, cat yang menggunakan kasein yang tinggi akan meningkatkan kekentalan cat, hal ini dikarenakan koloid cat tersebut akan mengembang. Pada perlakuan perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 3:1 dan konsenrasi larutan gambir 25, kekentalan cat yang didapatkan sangat tinggi dan ketika disimpan selama 24 jam cat menjadi berbentuk gel. Proses pembentukan gel dapat terjadi karena adanya ikatan antar rantai polimer sehingga membentuk struktur tiga dimensi yang mengandung pelarut did alam celahnya Glicksman, 1969. Gel merupakan fase cair yang terdispersi dalam suatu padatan. Penggunaan kasein yang semakin menurun akan menyebabkan kekentalan cat yang semakin menurun, hal tersebut dikarenakan dibarengi dengan peningkatan kapur tohor yang merupakan bahan yang tidak mengentalkan. Berdasarkan analisis keragaman Lampiran 9 didapatkan bahwa perlakuan perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor, konsentrasi larutan gambir, dan interkasi keduanya berpengaruh nyata terhadap kekentalan cat pada α = 0,05 dan α = 0,01. Hasil uji lanjut selang berganda Duncan menunjukan bahwa pada α = 0,05 dan α = 0,01 perlakuan perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 25:75 1:3 tidak berbeda nyata dengan perlakuan perbandingan kasein terhadap kapur tohor 50:50 1:1. Kemungkinan hal tersebut terjadi akibat penggunaan jumlah kapur tohor yang lebih banyak dibandingkan kasein menyebabkan perbedaan kekentalan yang tidak berbeda nyata. Hasil uji lanjut Duncan pada perlakuan konsentrasi larutan gambir berbeda nyata pada α = 0,05 dan α = 0,01. Hasil uji lanjut Duncan menyatakan bahwa pada α = 0,05 dan α = 0,01 sampel A3B1 perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 1 : 3 dengan konsentrasi larutan gambir 5 tidak berbeda nyata dengan sampel A2B1 perbandingan kasein terhadap kapur tohor 1:1 dengan konsentrasi larutan gambir 5, sampel A3B2 perbandingan kasein terhadap kapur tohor 1:3 dengan konsentrasi larutan gambir 15 tidak berbeda nyata dengan sampel A2B2 perbandingan kasein terhadap kapur tohor 1:1 dengan konsentrasi larutan gambir 15, dan sampel A2B3 perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 1:1 dengan konsentrasi larutan gambir 25 tidak berbeda nyata dengan sampel A3B3 perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 1:3 dengan konsentrasi larutan gambir 25. Hal tersebut terjadi karena pada penggunaan perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 1:1 tidak berbeda nyata dengan penggunaan perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 1:3 .

4.3.1.4 Nilai pH Cat

Cat yang akan diaplikasikan pada tembok harus memiliki sifat alkali atau basa, karena tembok dihasilkan dari lapisan semen atau mortar dan memiliki sifat dasar alkali atau basa. Jika cat yang akan diaplikasikan pada tembok tidak memiliki sifat yang basa tetapi bersifat asam, maka saat diaplikasikan dapat terjadi reaksi yang tidak diinginkan, seperti terjadinya 28 perubahan warna dan rusaknya polimer. Selain itu, kondisi basa adalah kondisi optimal yakni beberapa jenis aditif akan berfungsi dalam formulasi cat tembok Payne, 1961. Pada industri cat modern saat ini untuk mendapatkan nilai pH cat yang sesuai dengan standar yaitu berkisar 7-9,5, maka ditambahkan bahan lain pH buffer. Bahan yang sering ditambahkan adalah larutan amoniak dan larutan Amino Metil Propanol AMP Payne, 1961. Hubungan antara perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor dengan nilai pH cat pada konsentrasi larutan gambir 5, 15 dan 25 diperlihatkan pada Gambar 8. Dari Gambar 8 dapat dilihat bahwa nilai pH cat cenderung menurun dengan meningkatkan konsentrasi larutan gambir. Namun, nilai pH semakin meningkat dengan semakin meningkatnya penggunaan kapur tohor. Hal ini terjadi karena kapur tohor merupakan basa kuat, sehingga dengan semakin meningkatnya penggunaan kapur tohor maka nilai pH cat akan semakin meningkat. Pada Lampiran 10 diperlihatkan data hasil pengukuran nilai pH cat. Gambar 8. Hubungan antara perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor dengan nilai pH cat pada berbagai tingkat konsentrasi larutan gambir Nilai pH yang diperoleh dari hasil penelitian berkisar antara 9,843 – 9,38. Nilai tersebut sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia SNI yakni memiliki standar nilai pH berkisar 7 – 9,5. Nilai pH cat alami ini memiliki nilai pH yang tinggi diakibatkan adanya penggunaan kapur tohor yang merupakan basa kuat. Semakin tinggi konsentrasi larutan gambir, maka nilai pH formula cat akan semakin menurun hal ini disebabkan karena gambir mengandung katekin dan asam cathechu tannat yang mengandung sejumlah gugus hidroksil Swain 1965 diacu dalam Harborne dan Sumere 1975. Hal tersebut kemungkinan dapat menyababkan nilai pH gambir menjadi asam, namun pada analisis keragaman konsentrasi larutan gambir tidak berpengaruh nyata terhadap nilai pH cat. Hasil analisis keragaman Lampiran 11 menunjukan bahwa faktor konsentrasi gambir dan perbandingan kasein terhadap kapur tohor berbeda nyata pada α = 0,05 dan interaksi antara kedua faktor tersebut memberikan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap nilai pH formula cat pada α = 0,05 dan α = 0,01. Pada α = 0,01 faktor konsentrasi gambir tidak berbeda nyata tetapi faktor perbandingan kasein terhadap kapur tohor berbeda nyata. Hasil 8,8 9 9,2 9,4 9,6 9,8 10 5 15 25 Nila i pH Konsentrasi Larutan Gambir Kasein : Kapur Tohor 3 : 1 Kasein : Kapur Tohor 1 : 1 Kasein : Kapur Tohor 1 : 3 29 uji lanjut Duncan menunjukan bahwa taraf perlakuan perbandingan kasein terhadap kapur tohor berbeda nyata terhadap nilai pH formula cat pada α = 0, 05 dan α = 0,01. Pengaruh konsentrasi gambir pada perlakuan konsentrasi gambir 25 dan 15 tidak berbeda nyata pad a α = 0,05. Pengaruh interaksi antara konsentrasi gambir dan perbandingan kasein dan kapur tohor tidak perlu dilakukan uji lanjut Duncan karena hasil dari sidik ragam menyatakan tidak be rbeda nyata pada α = 0,05 dan α = 0,01.

4.3.1.5 Waktu Mengering Cat